Ferowati Raharjo
Abstract
To promote economic growth, namely the development of the local economy. In encouraging
the development of local economy by encouraging the growth of one cluster. Cluster is a syste-
matic approach in developing SMEs. This study aims to classify and identify potential clusters
of SMEs and SME cluster development strategy to assess the industry in the city of Sema-
rang. Data analysis method used in this research is descriptive statistics to classify SMEs by
type and location, Geographical Information System to identify potential clusters. The results
showed that by grouping industries according to the type and location of the resulting four
districts namely Genuk, Mijen, Semarang Semarang West and Central have similar types of
industries and are at the same location. From the results of clustering are then identified po-
tential cluster found four clusters that can be recommended that the furniture cluster in District
Genuk, Mijen District and Western District of Semarang and food processing cluster in Se-
marang District Central this is supported by similar industry and inter-related and location
potentially be contiguous clusters. Industrial cluster development strategy that is appropriate
to the award of facility development, human resource development, equipment and marketing
assistance through the promotion and exhibition at provincial level.
Alamat korespondensi: © 2012 Universitas Negeri Semarang
Gedung C6 lantai 1, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229
E-mail: edaj_unnes@yahoo.com
ISSN 2252-6560
Ferowati Raharjo/ Economics Development Analysis Journal 1 (2) (2012)
Pada gambar 1.1 dapat dilihat bahwa per- 2009 sebesar 4,39 %. Untuk melihat pertumbu-
tumbuhan ekonomi di Jawa Tengah mengalami han ekonomi Kota Semarang lebih jelas dapat
fluktuasi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ditunjukan dalam Gambar 1.2 dibawah ini.
dan penurunan paling besar terjadi pada tahun
Melihat pertumbuhan ekonomi Kota Se- ran maupun industri pengolahan. Pertumbuhan
marang yang cenderung fluktuatif selama 5 ta- sektoral tersebut dapat dilihat pada tabel Produk
hun terakhir dan penurunan yang paling tinggi Domestik Regional Bruto menurut lapangan
pada tahun 2009 sebesar 5,34 %. Namun pada usaha atas dasar harga konstan 2000 berikut ini.
tahun 2010 kemudian mengalami peningkatan
pertumbuhan dengan nilai pertumbuhan ekono-
mi sebesar 5,87%. Pertumbuhan ekonomi yang
terjadi di kota Semarang merupakan kontribusi
dari beberapa sektor, diantaranya yaitu pertum-
buhan pada sektor perdagangan, hotel dan resto-
2
Ferowati Raharjo/ Economics Development Analysis Journal 1 (2) (2012)
Sumber: PDRB Kota Semarang 2010 adalah membangun potensi ekonomi yang
Tabel distribusi persentase Produk ada di suatu daerah tertentu untuk mening-
Domestik Regional Bruto atas dasar harga katkan keadaan ekonomi dan kualitas hidup
konstan 2000 di kota Semarang menunju- untuk semua di masa depan. Dalam proses
kan bahwa sektor industri pengolahan sela- ini masyarakat, dan mitra dari sektor swas-
ma lima tahun terakhir cenderung menurun ta bekerja secara kolektif dalam mencip-
walaupun sektor ini memberikan kontri- takan suatu kondisi yang lebih baik untuk
busi tinggi pada PDRB maka dari itu untuk pertumbuhan ekonomi daerah dan pencip-
meningkatkan kembali pertumbuhan sektor taan kesempatan lapangan kerja. Pengem-
industri pengolahan perlu dilakukan suatu bangan ekonomi lokal menyediakan cukup
upaya yaitu dengan pengembangan eko- banyak alternatif program atau kegiatan
nomi lokal. yang dapat dipilih sebagai prioritas dalam
mendorong pengembangan ekonomi lokal
Pengembangan ekonomi lokal
di daerah salah satunya mendorong per-
adalah suatu usaha dalam mengoptimalkan
tumbuhan klaster (Pratomo, 2008:1).
sumberdaya lokal yang melibatkan pemer-
intah, dunia usaha, masyarakat lokal, dan Pendekatan klaster diharapkan
organisasi masyarakat untuk mengembang- mampu memberikan solusi untuk me-
kan ekonomi pada suatu wilayah tertentu. ningkatkan daya saing industri di daerah.
Tujuan dari pembangunan ekonomi lokal Klaster industri adalah sejumlah perusa-
3
Ferowati Raharjo/ Economics Development Analysis Journal 1 (2) (2012)
haan dan lembaga yang terkonsentrasi pada mungkin tanpa ada perlakuan terhadap
suatu wilayah, serta saling berhubungan obyek yang diteliti. Lokasi penelitian di-
dalam bidang yang khusus dan mendukung lakukan di Kota Semarang. Metode pen-
persaingan. Klaster tidak hanya dibangun gumpulan data menggunakan dokumen-
dari hadirnya industri, tetapi industri harus tasi dan wawancara. Metode analisis data
saling terhubung berdasarkan rantai nilai yang digunakan pada penelitian ini adalah
(Lestari, 2010:151). deskriptif statistik untuk mengelompokan
industri kecil dan menengah berdasarkan
METODE PENELITIAN
jenis dan lokasi, Sistem Informasi Geo-
Penelitian menggunakan pene- grafi (SIG) untuk mengidentifikasi potensi
litian deskriptif untuk memberikan gamba- klaster.
ran atau uraian atas suatu keadaan sejelas
HASIL DAN PEMBAHASAN
tri sejenis dan berlokasi pada daerah yang Kecamatan Semarang Barat meru-
sama yaitu pada Kecamatan Genuk, Keca- pakan wilayah yang memiliki jumlah in-
matan Mijen, Kecamatan Semarang Barat dustri kecil dan menengah sebesar 187 unit
dan Kecamatan Semarang Utara. dimana industri yang mendominasi di keca-
matan ini adalah industri semen dan barang
Dari hasil penelitian mengenai pen-
lain bukan logam (ISIC 36) namun dalam
gelompokan industri berdasarkan jenis dan
analisis dengan pendekatan klaster ternyata
lokasi menunjukan bahwa terdapat indus-
industri bahan kayu dan hasil hutan lainnya
tri yang sejenis dengan jumlah yang cukup
yang bisa dijadikan sebagai potensi klaster
banyak dan berada pada lokasi yang sama.
karena industri hulu dan industri hilirnya
Berdasarkan hasil analisis dari pengelom-
saling melengkapi dan berkaitan.
pokan industri menurut jenis dan lokasi
maka dihasilkan industri-industri apa saja Kecamatan Semarang Tengah
yang lebih mendominasi di wilayah terse- merupakan wilayah yang memiliki jumlah
but. Daerah-daerah yang cenderung memi- industri kecil dan menengah sebesar 139
liki industri yang sejenis yaitu kecamatan unit dimana industri yang mendominasi
Genuk, Kecamatan Mijen, Kecamatan di kecamatan ini adalah industri makanan,
Semarang Barat dan Kecamatan Semarang minuman dan tembakau (ISIC 31) dengan
Tengah. jumlah 79 unit.
Pengelompokan industri berdasar- lain bukan logam (ISIC 36) namun dalam
kan jenis dan lokasi menunjukan bahwa analisis dengan pendekatan klaster ternyata
terdapat industri yang sejenis dengan jum- industri bahan kayu dan hasil hutan lainnya
lah yang cukup banyak dan berada pada yang bisa dijadikan sebagai potensi klaster
lokasi yang sama. Berdasarkan hasil anali- karena industri hulu dan industri hilirnya
sis dari pengelompokan industri menurut saling melengkapi dan berkaitan.
jenis dan lokasi maka dihasilkan industri-
Kecamatan Semarang Tengah
industri apa saja yang lebih mendominasi
merupakan wilayah yang memiliki jumlah
di wilayah tersebut. Daerah-daerah yang
industri kecil dan menengah sebesar 139
cenderung memiliki industri yang sejenis
unit dimana industri yang mendominasi
yaitu kecamatan Genuk, Kecamatan Mi-
di kecamatan ini adalah industri makanan,
jen, Kecamatan Semarang Barat dan Keca-
minuman dan tembakau (ISIC 31) dengan
matan Semarang Tengah.
jumlah 79 unit.
Kecamatan Genuk merupakan
Dari hasil pengelompokan industri
wilayah yang memiliki jumlah industri
menurut jenis dan lokasi maka kemudian
kecil dan menengah sebanyak 224 unit di-
industri-industri yang telah ditemukan di-
mana industri yang mendominasi di keca-
identifikasi menggunakan sistem informasi
matan ini adalah industri bahan kayu dan
geografi (SIG) agar diketahui di manakah
hasil hutan lainnya (ISIC 33) dengan jum-
lokasi suatu industri. Dari hasil identifika-
lah 57 unit.
si lokasi industri maka dihasilkan potensi
Kecamatan Mijen merupakan klaster industri kecil dan menengah (IKM)
wilayah yang memiliki jumlah industri di empat kecamatan yaitu Kecamatan Ge-
kecil dan menengah sebanyak 140 unit di- nuk yaitu klaster furniture, Kecamatan
mana industri yang mendominasi di keca- Mijen yaitu klaster furniture, Kecamatan
matan ini adalah industri makanan, minu- Semarang Barat yaitu klaster furniture dan
man dan tembakau (ISIC 31) namun dalam Kecamatan Semarang Tengah yaitu klaster
analisis dengan pendekatan klaster ternyata pengolahan pangan.
industri bahan kayu dan hasil hutan lainnya
Kecamatan Genuk memiliki jumlah
yang bisa dijadikan sebagai potensi klaster
industri jenis bahan kayu sebanyak 57 unit
karena industri hulu dan industri hilirnya
dimana dari semua jenis merupakan indus-
saling melengkapi dan berkaitan.
tri hulu dan hilir yang mengarah untuk di-
Kecamatan Semarang Barat meru- jadikan suatu klaster furniture. IKM yang
pakan wilayah yang memiliki jumlah in- berpotensi menjadi klaster di Kecamatan
dustri kecil dan menengah sebesar 187 unit Genuk terdiri atas beberapa industri sep-
dimana industri yang mendominasi di keca- erti industri penggergajian kayu, industri
matan ini adalah industri semen dan barang mebel, industri mebel eksport, industri fur-
6
Ferowati Raharjo/ Economics Development Analysis Journal 1 (2) (2012)
niture, industri furniture rotan, wood furni- Barat memang berpotensi untuk dijadikan
ture, indstri kayu, industri penjualan kayu, suatu klaster industri furniture karena telah
distribusi kayu dan perkayuan. Berdasar- sesuai dengan ciri-ciri dari suatu klaster.
kan Peraturan Menteri Perindustrian Re-
Potensi klaster yang keempat yaitu
publik Indonesia, industri furniture terdiri
di Kecamatan Semarang Tengah yang ter-
dari industri furniture dari kayu dan indus-
masuk dalam klaster olahan pangan yang
tri dari rotan dan bahan baku alami lainnya.
terdiri dari 26 IKM kulit lumpia dan 2 IKM
Berdasarkan Peraturan Menteri lumpia. Klaster ini mampu untuk dikem-
mengenai industri furniture memperkuat bangkan karena memiliki industri hulu dan
suatu IKM yang berpotensi menjadi klaster hilirnya. Oleh karena itu sangatlah layak
untuk dikembangkan karena adanya indus- apabila kedepannya IKM tersebut dikem-
tri pendukung yang cukup banyak untuk bangkan dengan pendekatan klaster indus-
mendukung industri furniture itu sendiri. tri.
yang harapannya nanti bisa untuk mengu- membantu meringankan biaya transaksi
rangi pengangguran, meminimalkan biaya (transaction costs). Sumber daya produk-
dalam melakukan kegiatan ekonomi karena tif yang dimaksud dapat berupa teknologi,
bahan baku berada di lokasi yang berdeka- informasi, sumber daya manusia, kapital,
tan. Hal ini akan lebih efisien dan efektif atau sumber daya lainnya. Selain itu, kon-
untuk perkembangan IKM dalam melaku- sentrasi dan interaksi yang tinggi antar
kan produksinya. sesama UKM dalam klaster akan memper-
lancar proses penyebaran dan pertukaran
Keuntungan yang didapat dari
informasi, pertukaran pengalaman dan se-
pendekatan klaster yaitu efisiensi, kedeka-
bagainya (2006: 53-84).
tan geografis akan berdampak terhadap
pengurangan biaya dalam operasionalisasi
(transportasi dan komunikasi) dan biaya Strategi Pengembangan Klaster Industri
produksi, yang kedua produktif, sebagai Di Kota Semarang
dampak adanya spesialisasi (specialized
Strategi pengembangan klaster in-
labor pool, specialized input supplier, and
dustri di Kota Semarang yang tepat yaitu
technological supplier) maka para pelaku/
dengan pemberiaan fasilitas pembinaan,
aktor dapat memfokuskan pada kompetensi
pengembangan SDM, bantuan peralatan
mereka masing-masing. Dalam banyak hal,
dan pemasaran melalui promosi serta pa-
kenyataan ini juga dapat meningkatkan
meran ditingkat provinsi. Walaupun klaster
produktivitas. Yang ketiga, inovatif meru-
yang terbentuk di kota Semarang sudah
pakan output dari interaksi sinergis oleh
berkembang baik namun masih mengalami
para aktor, termasuk di dalamnya keterli-
kendala di dalam pengembangan klaster
batan perguruan tinggi dan lembaga peneli-
yaitu masih kurangnya kerjasama diantara
tian, akan meningkatkan kemampuan kole-
anggota klaster itu sendiri.
ktif (Saputra, 2006:19-20).
Salah satu faktor penting untuk
Lokasi industri yang ada di Kota
mencapai kesuksesan di dalam pengem-
Semarang pada umumnya mengelompok di
bangan klaster industri adalah adanya
suatu wilayah. Hal ini sangat mendukung
hubungan kerjasama antara anggota klaster.
terbentuknya suatu potensi klaster industri,
Oleh karena itu strategi yang dapat dilaku-
dimana banyak sekali manfaat yang diper-
kan yaitu dengan meningkatkan hubungan
oleh dari pendekatan klaster ini. Menurut
kerjasama diantara para anggota klaster su-
Djamhari bahwa manfaat dari keberadaan
paya dalam pembuatan produk dapat sesuai
klaster industri akan meningkatkan produk-
target pesanan sehingga keuntungan yang
tivitas karena kebutuhan UKM dalam
didapat semakin banyak karena produk-
mengakses atau memperoleh sumber daya
tifitas tinggi. Hal itu bisa terjadi karena
dapat terkonsentrasi di satu tempat. Hal ini
luasnya area klaster industri yang ada di
8
Ferowati Raharjo/ Economics Development Analysis Journal 1 (2) (2012)
kota Semarang menyebabkan banyaknya Kota Semarang yang tepat yaitu dengan pembe-
riaan fasilitas pembinaan, pengembangan SDM,
keinginan-keinginan dari para anggota bantuan peralatan dan pemasaran melalui pro-
klaster yang sulit untuk di wujudkan secara mosi serta pameran ditingkat provinsi.
bersama-sama. Upaya yang bisa dilakukan
yaitu dengan mengadakan pertemuan rutin Ucapan Terima Kasih
Pertama-tama saya mengucapkan puji
antara anggota klaster supaya komunikasi syukur kepada Allah SWT atas berkat-Nya saya
dapat terjalin secara baik dan meningkat- dapat menyelesaikan jurnal ini, saya juga meny-
ampaikan rasa terima kasih atas bantuannya ke-
kan rasa kegotongroyongan agar bisa men- pada :
gatasi setiap masalah yang dihadapi dan 1. Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP. M.Si,
bisa memenuhi target order sehingga pelu- Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
ang untuk berproduksi semakin besar dan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
keuntunganpun semakin meningkat. Semarang yang telah memberikan ijin
kepada penulis untuk menyusun skrip-
si.
SIMPULAN
2. Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si. Se-
Dari hasil analisis dengan dekriptif statis-
tik mengenai pengelompokan industri berdasar- laku Dosen Pembimbing I yang telah
kan jenis dan lokasi dihasilkan industri kecil dan memberikan bimbingan, arahan, dan
menengah (IKM) di kecamatan Banyumanik ada
96 jenis usaha, kecamatan Candisari ada 149 je- saran kepada penulis selama penyusu-
nis usaha, kecamatan gajahmungkur ada 56 jenis nan jurnal.
usaha, kecamatan Gayamsari ada 68 jenis usaha,
kecamatan Genuk ada 224 jenis usaha, kecama-
3. Fafurida, SE, M.Sc. Selaku Dosen Pem-
tan Gunungpati ada 85 jenis usaha, kecamatan
Mijen ada 141 jenis usaha, kecamatan Ngaliyan bimbing II yang bersedia membimbing
ada 77 jenis usaha, kecamatan Pedurungan ada
dan memberikan masukan-masukan
298 jenis usaha, kecamatan Semarang Barat 186
jenis usaha, kecamatan Semarang Tengah ada yang sangat bermanfaat pada jurnal ini.
139 jenis usaha, kecamatan Semarang Timur ada
40 jenis usaha, kecamatan Semarang Selatan ada DAFTAR PUSTAKA
37 jenis usaha, kecamatan Semarang Utara 119
jenis usaha, kecamatan Tembalang ada 182 jenis BPS. 2010. Produk Domestik Regional Bruto Kota Sema-
usaha dan kecamatan Tugu ada 100 jenis usaha rang 2010. Semarang: BPS
Berdasarkan hasil analisis dari Sistem In- BPS. 2010. Produk Domestik Regional Bruto Jawa Tengah
formasi Geografis (SIG) untuk melihat lokasi 2010. Semarang: BPS
BPS. 2011. Statistik Daerah Kota Semarang 2011. Sema-
suatu klaster maka ditemukan empat klaster in-
rang: BPS
dustri kecil dan menengah (IKM) yang berpoten-
Lestari, Etty P. 2010. “Penguatan Ekonomi Industri
si menjadi klaster di Kota Semarang yaitu klaster Kecil Dan Menengah Melalui Platform Klaster
pengolahan pangan yang berlokasi di Kecamatan Industri”. Dalam Jurnal Organisasi dan Manaje-
Semarang Tengah, klaster furniture yang berloka- men, Volume 6, Nomor 2, 146-157 Universitas
si di Kecamatan Semarang Barat, klaster furnitu- Terbuka
re yang berlokasi di Kecamatan Mijen dan klaster Pratomo, Hendri. 2008. “Dinamika Perkembangan
furniture yang berlokasi di Kecamatan Genuk Klaster Industri Mebel Kayu Desa Bulakan,
yang layak untuk dikembangkan sebagai upaya Sukoharjo”.Tugas Akhir. Semarang: Fakultas
Teknik UNDIP
pengembangan ekonomi lokal karena lokasi yang
Saputra, et all. 2006. Studi Klaster Industri Pengolahan
saling berdekatan antara industri inti dan industri
Kakao. Jakarta: Pappiptek Lipi
pendukungya.
Strategi pengembangan klaster industri di