Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

“HARGA DIRI RENDAH”

DI SUSUN OLEH :

AISYAH MUSTIKA AMRUL ( Tidak Aktif )

NUR ANISYA HAMID ( 105111101019)

LILIS WULANDARI ( 105111101819)

PRODI D- III KEPERWATAN

FAKUTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVESITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kesehatan dan

kesempatan serta kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami

tidak akan menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa Shalawat serta

salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-

nantikan syafaatnya didunia dan diakhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

sehat-Nya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini

dengan judul “HARGA DIRI RENDAH”. Kami menyadari bahwa makalah ini

masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta

kekurangan. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk

makalah ini, agar makalah ini nantinya bisa menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,

khususnya kepada pembaca.

Wassalamu Alaikum wr.Wb

Makassar, 27 Mei 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam hidup di masyarakat manusia harus dapat mengembangkan dan

melaksanakan hubungan yang harmonis baik dengan individu lain maupun

lingkungan sosialnya. Tapi dalam kenyataannya individu sering mengalami

hambatan bahkan kegagalan yang menyebabkan individu tersebut sulit

mempertahankan kestabilan dan identitas diri, sehingga konsep diri menjadi

negatif.Jika individu sering mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang

sering muncul adalah gangguan konsep diri misal harga diri rendah.

Faktor psikososial merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam kehidupan

seseorang (anak, remaja, dan dewasa). Yang mana akan menyebabkan perubahan

dalam kehidupan sehingga memaksakan untuk mengikuti dan mengadakan

adaptasi untuk menanggulangi stressor yang timbul. Ketidakmampuan

menanggulangi stressor itulah yang akan memunculkan gangguan kejiwaan.

Salah satu gangguan jiwa yang ditemukan adalah gangguan konsep harga diri

rendah, yang mana harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif

terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal

mencapai keinginan (Keliat, 1999). Perawat akan mengetahui jika perilaku seperti

ini tidak segera ditanggulangi, sudah tentu berdampak pada gangguan jiwa yang
lebih berat. Beberapa tanda-tanda harga diri rendah adalah rasa bersalah terhadap

diri sendiri, merendahkan martabat sendiri, merasa tidak mampu, gangguan

hubungan sosial seperti menarik diri, percaya diri kurang, kadang sampai

mencederai diri (Townsend, 1998).

Peristiwa traumatic, seperti kehilangan pekerjaan, harta benda, dan orang yang

dicintai dapat meninggalkan dampak yang serius. Dampak kehilangan tersebut

sangat mempengaruhi persepsi individu akan kemampuan dirinya sehingga

mengganggu harga diri seseorang.

Banyak dari individu-individu yang setelah mengalami suatu kejadian yang buruk

dalam hidupnya, lalu akan berlanjut mengalami kehilangan kepercayaan dirinya.

Dia merasa bahwa dirinya tidak dapat melakukan apa-apa lagi, semua yang telah

dikerjakannya salah, merasa dirinya tidak berguna, dan masih banyak prasangka-

prasangka negative seorang individu kepada dirinya sendiri.Untuk itu, dibutuhkan

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak agar rasa percaya diri dalam individu

itu dapat muncul kembali.Termasuk bantuan dari seorang perawat.Perawat harus

dapat menangani pasien yang mengalami diagnosis keperawatan harga diri

rendah, baik menggunakan pendekatan secara individual maupun kelompok.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, kami dapat mengambil rumusan masalah

sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan harga diri rendah?

2. Apa saja etiologi dari harga diri rendah?

3. Apa manifestasi klinis klien dengan harga diri rendah?

4. Bagaimana proses terjadinya masalah?

5. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri rendah?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, kami dapat mengambil tujuan sebagai

berikut :

1. Menjelaskan definisi dari harga diri rendah.

2. Menjelaskan etiologi dari harga diri rendah

3. Menjelaskan manifestasi klinis klien dengan harga diri rendah

4. Menjelaskan proses terjadinya masalah

5. Menjelaskan asuhan keperawatan klien dengan harga dirir rendah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau

kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung

diekspresikan ( Townsend, 1998 ).

Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah penilaian

negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara

langsung maupun tidak langsung

Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah adalah

suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan gagal

mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung,

penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.

B. Etiologi

1. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah penolakan

orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai

tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak

realistis.
2. Faktor presipitasi

Factor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian anggota

tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta

menurunnya produktivitas. Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis ini

dapat terjadi secara situasional maupun kronik.

C. Tanda dan Gejala

1. Mengkritik diri sendiri dan orang lain

2. Penurunan produktivitas

3. Destruktif yang diarahkan pada orang lain

4. Gangguan dalam berhubungan

5. Rasa diri penting yang berlebihan

6. Perasaan tidak mampu dan rasa bersalah

7. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan

8. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri

9. Ketegangan peran yang dirasakan

10. Pandangan hidup yang pesimis dan bertentangan

11. Keluhan fisik dan khawatir


12. Penolakan terhadap kemampuan personal

13. Destruktif terhadap diri sendiri dan pengurangan diri

14. Menarik diri secara sosial dan dari realitas

15. Penyalahgunaan zat

D. Proses Terjadinya Masalah

Individu yang kurang mengerti akan arti dan tujuan hidup akan gagal

menerima tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain. Ia akan tergantung

pada orang tua dan gagal mengembangkan kemampuan sendiri ia mengingkari

kebebasan mengekspresikan sesuatu termasuk kemungkinan berbuat kesalahan

dan menjadi tidak sabar, kasar dan banyak menuntut diri sendiri, sehingga ideal

diri yang ditetapkan tidak tercapai.

Sedangkan stressor yang mempengaruhi harga diri rendah dan ideal diri adalah

penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti,

pola asuh yang tidak tepat, misalnya terlalu dilarang, dituntut, dituruti, persaingan

dengan saudara.Kesalahan dan kegagalan yang terulang, cita-cita yang tidak

tercapai, gagal bertanggung jawab terhadap diri sendiri.

Harga diri rendah dapat terjadi karena adanya kegagalan atau berduka

disfungsional dan individu yang mengalami gangguan ini mempunyai koping

yang tidak konstruktif atau kopingnya maladaptive.


Resiko yang dapat terjadi pada individu dengan gangguan harga diri rendah

adalah isolasi sosial: menarik diri karena adanya perasaan malu kalau

kekurangannya diketahui oleh orang lain. ( Stuart dan Sundeen, 1991 )

E. Rentang Respon

Harga diri rendah merupakan komponen Episode Depresi Mayor, dimana

aktifitas merupakan bentuk hukuman atau punishment (Stuart & Laraia, 2005).

Depresi adalah emosi normal manusia, tapi secara klinis dapat bermakna

patologik apabila mengganggu perilaku sehari-hari, menjadi pervasive dan mucul

bersama penyakit lain.

Menurut NANDA (2005) tanda dan gejala yang dimunculkan sebagai perilaku

telah dipertahankan dalam waktu yang lama atau kronik yang meliputi

mengatakan hal yang negative tentang diri sendiri dalam waktu lama dan terus

menerus, mengekspresikan sikap malu /minder/rasa bersalah, kontak mata

kurang/tidak ada, selalu mengatakan ketidakmampuan/kesulitan untuk mencoba

sesuatu, bergantung pada orang lain, tidak asertif, pasif dan hipoaktif, bimbang

dan ragu-ragu serta menolak umpan balik positif dan membesarkan umpan balik

negative mengenai dirinya.

Mekanisme koping jangka pendek yang biasa dilakukan klien harga diri rendah

adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis, misalnya

pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus menerus.Kegiatan

mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok social, keagamaan dan

politik.Kegiatan yang memberi dukungan sementara, seperti mengikuti suatu


kompetisi atau kontes popularitas.Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas

sementara, seperti penyalahgunaan obat-obatan.

Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil yang diharapkan

individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka panjang, antara lain

adalah menutup identitas, dimana klien terlalu cepat mengadopsi identitas yang

disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau

potensi diri sendiri. identitas negative, dimana asumsi yang bertentangan dengan

nilai dan harapan masyarakat. disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah

berbalik pada diri sendiri dan orang lain. terjadinya gangguan konsep diri harga

diri rendah juga dipengaruhi beberapa factor predisposisi seperti factor biologis,

psikologis, social dan cultural.

Factor biologis biasanya karena ada kondisi sakit fisik secara yang dapat

mempengaruhi kerja hormone secara umum, yang dapat pula berdampak pada

keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun

dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi

kecenderungan harga diri rendah semakin besar karena klien lebih dikuasai oleh

pikiran-pikiran negative dan tidak berdaya.

Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga diri rendah

adalah :

1. System Limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi pada klien dengan

harga diri rendah yang kadang berubah seperti sedih, dan terus merasa

tidak berguna atau gagal terus menerus.


2. Hipothalamus yang juga mengatur mood dan motivasi, karena melihat

kondisi klien dengan harga diri rendah yang membutuhkan lebih banyak

motivasi dan dukungan dari perawat dalam melaksanakan tindakan yang

sudah dijadwalkan bersama-sama dengan perawat padahal klien

mengatakan bahwa membutuhkan latihan yang telah dijadwalkan tersebut.

3. Thalamus, system pintu gerbang atau menyaring fungsi untuk mengatur

arus informasi sensori yang berhubungan dengan perasaan untuk

mencegah berlebihan di korteks. Kemungkinan pada klien dengan harga

diri rendah apabila ada kerusakan pada thalamus ini maka arus informasi

sensori yang masuk tidak dapat dicegah atau dipilah sehingga menjadi

berlebihan yang mengakibatkan perasaan negative yang ada selalu

mendominasi pikiran dari klien.

4. Amigdala yang berfungsi untuk emosi.

F. Masalah Keperawatan yang mungkin muncul

1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

2. Koping individu tidak efektif

3. Isolasi social : menarik diri

4. Perubahan persepsi sensori : halusinasi


5. Resiko tinggi perilaku kekerasan

6. Berduka disfungsional

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Menurut Stuard and Sudeen ( 1998 ) pengkajian pada pasien harga diri rendah

meliputi tingkah laku :

a. Menyalahkan diri atau orang lain.

b. Produktivitas menurun.

c. Gangguan berhubungan

d. Rasa bersalah.

e. Mudah marah

f. Pesimis terhadap kehidupan

g. Keluhan fisik

h. Menarik diri dari realita

i. Cemas dan takut


j. Mengurung diri

k. Penyalahgunaaan zat

2. Sedangkan menurut Towsend ( 1998 ) pada pasien dengan gangguan harga diri

rendah akan ditemukan batasan karakteristik :

a. Kurang kontak mata

b. Ungkapan yang mengaktifkan diri

c. Ekspresi rasa malu

d. Mengevaluasi diri sebagai individu yang tidak mampu untuk

menghadapi berbagai peristiwa.

e. Menolak umpan balik yang positif dan melebih-lebihkan

umpan balik yang negatif tentang dirinya.

f. Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal yang baru.

g. Hipersensitif terhadap kritik, mudah tersinggung dengan

pembicaraan orang lain.

Data yang perlu dikaji

NO Masalah keperawatan Data subjektif Data objektif

1. Masalah utama : Gangguan · Mengungkapkan · Merusak diri

konsep diri : harga diri ingin diakui jati


rendah dirinya sendiri

· Mengungkapkan · Merusak orang

tidak ada lagi yang lain

peduli
· Menarik diri

· Mengungkapkan dari hubungan

tidak bisa apa-apa sosial

· Mengungkapkan · Tampak

dirinya tidak berguna mudah

tersinggung
· Mengkritik diri

sendiri · Tidak mau

makan dan tidak

tidur

2. Masalah Keperawatan : · Mengkritik diri · Tampak sedih

Penyebab gangguan citra sendiri dan tidak

tubuh melakukan
· Mengungkapkan
aktivitas yang
perasaan main
seharusnya dapat
terhadap diri sendiri
dilakukan

· Mengungkapkan
· Wajah tarnpak
malu dan tidak bisa murung

bila diajak melakukan


· Klien terlihat
sesuatu
lebih suka sendiri

· Perasaan tidak
· Bingung bila
mampu
disuruh memilih

· Perasaan negatif alternatif tindakan

mengenai dirinya

sendiri

3. Masalah Keperawatan: · Mengungkapkan · Ekspresi wajah

Akibat Isolasi sosial : tidak berdaya dan kosong

menarik diri tidak ingin hidup lagi


· Tidak ada

· Mengungkapkan kontak mata

enggan berbicara ketika diajak

dengan orang lain bicara

· Klien malu · Suara pelan

bertemu dan dan tidak jelas

berhadapan dengan

orang lain
B. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan gangguan

citra tubuh

2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

C. Intervensi keperawatan

· Diagnosa 1 : Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan

gangguan citra tubuh

1. Tujuan Umum (TUM)

Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.

2. Tujuan Khusus (TUK)

a. TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya

1. Kriteria evaluasi :

1) Ekspresi wajah bersahabat

2) Menunjukkan rasa senang dan ada kontak mata

3) Mau berjabat tangan dan mau menyebutkan nama


4) Mau menjawab salam dan duduk berdampingan dengan perawat

5) Mau mengutarakan masalah yang dihadapi

2. Intervensi :

Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi

terapeutik :

a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

b) Perkenalkan diri dengan sopan

c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukainya

d) Jelaskan tujuan pertemuan

e) Jujur dan menepati janji

f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

g) Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

b. TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki.

1) Kriteria evaluasi :

Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimiliki :


1. Kemampuan yang dimiliki klien

2. Aspek positif keluarga

3. Aspek positif keluarga yang dimiliki klien

2) Intervensi :

1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

Rasional :

Mendiskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri atau

integritas ego diperlukan sebagai dasar asuhan keperawatan.

2. Setiap bertemu dengan klien hindarkan dari memberi penilaian negatif

Rasional :

Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien.

3. Usahakan memberi pujian yang realistik

Rasional :

Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya

mendapatkan pujian.
c. TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan selama

sakit.

1) Kriteria evaluasi :

Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.

2) Intervensi :

a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama

sakit.

Rasional :

Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasarat

untuk berubah.

b) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat dilanjutkan

penggunaannya.

Rasional :

Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki klien memotifasi untuk tetap

mempertahankan kegunaannya.

· Diagnosa 2 : Isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri

rendah.
1. Tujuan Umum :

Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.

2. Tujuan Khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

1. Kriteria evaluasi :

1) Ekspresi wajah bersahabat

2) Ada kontak mata

3) Mau berjabat tanganMau menyebutkan nama

4) Mau duduk berdampingan dengan perawat

5) Mau mengutarakan masalah yang dihadapi

2. Intervensi

Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi terapeutik:

a. Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal

b. Perkenalkan diri dengan sopan

c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

d. Jelaskan tujuan pertemuan


e. Jujur dan menepati janji

f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

h. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

1. Kriteria evaluasi :

1) Kemampuan yang dimiliki klien

2) Aspek positif keluarga

3) Aspek positif lingkungan yang dimiliki klien

2. Intervensi :

a. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat

b. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

c. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan

memberi pujian yang realistis

d. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

e. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

1. Kriteria evaluasi :

kemampuan yang dapat digunakan


2. Intervensi :

a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke

rumah

c. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki

1. Kriteria evaluasi

Klien dapat membuat rencana kegiatan harian

2. Intervensi :

a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari

sesuai kemampuan

b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

d. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

1. Kriteria evaluasi :

Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuannya

2. intervensi :
a. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan

b. Beri pujian atas keberhasilan klien

c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

d. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

1. Kriteria evaluasi :

Kilen memanfaatkan sistem pendukung yang ada

2. Intervensi :

a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.

b. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.

c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

d. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri

yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan

kemampuan diri. Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :

a. Mengkritik diri sendiri

b. Perasaan tidak mampu

c. Pandangan hidup yang pesimis

d. Penurunan produktivitas

e. Penolakan terhadap kemampuan diri

Selain tanda dan gejala tersebut, kita dapat juga mengamati penampilan seseorang

dengan harga diri rendah yang tampak kurang memerhatikan perawatan diri,

berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara,

lebih banyak menunduk, dan bicara lambat dengan nada suara lemah.

B. Saran
Bermutu atau tidaknya pelayanan Keperawatan di suatu Rumah Sakit sangat

bergantung pada kerjasama antar Perawat itu sendiri. Apabila tidak adanya suatu

hubungan yang baik antara sesama anggota dan klien maka akan sulit membangun

kepercayaan masyarakat dalam Asuhan Keperawatan yang diberikan. Agar kinerja

dalam keperawatan berjalan dengan efektif maka seorang perawat juga perlu

memahami setiap karakter yang berbeda dari setiap klien.Selain dapat

memberikan hasil kerja yang terbaik, dalam memberikan Asuhan Keperawatan

juga dapat dilakukan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
http://independent-nutrse.blogspot.com.id

http://www.kapukonline.com/2011/09/askepasuhankeperawatanjiwahargadirirend.

html

http://sichesse.blogspot.com/2012/04/rencana-keperawatan-harga-diri-

rendah.html

Anda mungkin juga menyukai