Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG CORONA VIRUS (COVID 19)

OLEH:

FEBRINI EVNITA.SITOMPUL

NIM 18060021P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS AUFA ROYHAN DI KOTA
PADANGSIDIMPUAN T. A 2019-2020
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease
(COVID-19) adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan
MERS dari unta ke manusia.
Beberapa coronavirus yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti
menginfeksi manusia. Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari
setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas.
Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal
ginjal, dan bahkan kematian. Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office
melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak
diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus disease, COVID-
19).
Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Public Health Emergency
of International Concern (PHEIC). Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup
cepat dan sudah terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Sampai dengan
16 Februari 2020, secara global dilaporkan 51.857 kasus konfimasi di 25 negara dengan
1.669 kematian (CFR 3,2%). Rincian negara dan jumlah kasus sebagai berikut: China 51.174
kasus konfirmasi dengan 1.666 kematian, Jepang (53 kasus, 1 Kematian dan 355 kasus di
cruise ship Pelabuhan Jepang), Thailand (34 kasus), Korea Selatan (29 kasus), Vietnam (16
kasus), Singapura (72 kasus), Amerika Serikat (15 kasus), Kamboja (1 kasus), Nepal (1
kasus), Perancis (12 kasus), Australia (15 kasus), Malaysia (22 kasus), Filipina (3 kasus, 1
kematian), Sri Lanka (1 kasus), Kanada (7 kasus), Jerman (16 kasus), Perancis (12 kasus),
Italia (3 kasus), Rusia (2 kasus), United Kingdom (9 kasus), Belgia (1 kasus), Finlandia (1
kasus), Spanyol (2 kasus), Swedia (1 kasus), UEA (8 kasus), dan Mesir (1 Kasus). Diantara
kasus tersebut, sudah ada beberapa petugas kesehatan yang dilaporkan terinfeksi.
Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar adalah demam, dengan
beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat
pneumonia luas di kedua paru. Menurut hasil penyelidikan epidemiologi awal, sebagian
besar
PEMBAHASAN COVID 19

Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina,
pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain
di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus
ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru
(pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).

Gejala Virus Corona


infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa berupa gejala flu, seperti demam, pilek, batuk
kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala bisa memberat. Pasien bisa
mengalam demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-
gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.

Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi
virus Corona, yaitu:

  Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)


 Batuk
 Sesak napas

Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
terpapar virus Corona.
Kapan harus ke dokter

Segera ke dokter bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang
disebutkan di atas, terutama jika gejala muncul 2 minggu setelah kembali dari daerah yang
memiliki kasus COVID-19 atau berinteraksi dengan penderita infeksi virus Corona.

Bila Anda mungkin terpapar virus Corona namun tidak mengalami gejala apa pun, Anda
tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan
membatasi kontak dengan orang lain.

Penyebab Virus Corona


Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus
yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga
bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun,
kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.

Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

 Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh
benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19
 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat
tangan

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan
fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit, atau orang yang daya
tahan tubuhnya lemah.

Diagnosis Virus Corona


Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan
gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien bepergian atau tinggal di
daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul.

Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berikut:

 Uji sampel darah


 Tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)
 Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru

Pengobatan Virus Corona

Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah yang
dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus, yaitu:

 Merujuk penderita COVID-19 untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit


yang ditunjuk
 Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang
cukup
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar
cairan tubuh

Komplikasi Virus Corona

Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi serius
berikut ini:

 Pneumonia
 Infeksi sekunder pada organ lain
 Gagal ginjal
 Acute cardiac injury
 Acute respiratory distress syndrome
 Kematian
Pencegahan Virus Corona

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19.
Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa
menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

 Hindari bepergian ke tempat-tempat umum yang ramai pengunjung (social distancing).


 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung
alkohol minimal 60% setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
 Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Hindari kontak dengan hewan, terutama hewan liar. Bila terjadi kontak dengan hewan,
cuci tangan setelahnya.
 Masak daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke
tempat sampah.
 Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam
pemantauan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke
orang lain, yaitu:

 Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.


 Periksakan diri ke dokter hanya bila Anda mengalami gejala gangguan pernapasan yang
disertai demam atau memenuhi kriteria PDP (pasien dalam pengawasan).
 Usahakan untuk tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak
memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang
digunakan orang lain.
 Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda
benar-benar sembuh.
 Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
 Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur
dengan orang lain.
 Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama
orang lain.
 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang
tisu ke tempat sampah.

KESIMPULAN

Setiap individu harus sadar, bahwa, cuci tangan dan jaga jarak adalah paling penting
untuk menghindari tertular Covid-19. Juru bicara pemerintah terkait penanganan COVID-19
meminta masyarakat menjaga kebersihan. Mencuci tangan sebelum melakukan kegiatan apa pun.
Sebab penularan virus Corona paling banyak terjadi melalui tangan, yang paling penting yang
harus kita lakukan di samping menjaga jarak dalam kaitan interaksi sosial, adalah mencuci
tangan dengan menggunakan sabun sebelum makan, sebelum minum, sebelum menyentuh
mulut, sebelum menyentuh hidung, sebelum menyentuh mata.“Karena data menunjukkan
penularan yang paling banyak justru karena perantara tangan,” mencuci tangan dengan sabun
pada air mengalir efektif dalam mencegah penularan virus Corona.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan


menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Tentang
Pedoman PPI. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Pedoman
Kesiapsiagaan Menghadapi MERSCoV di Indonesia.
3. World Health Organization (WHO). 2020. https://www.who.int/health-

topics/coronavirus. Diakses 18 Januari 2020.


4. World Health Organization (WHO).2020.Global surveillance for
human infection with novel-coronavirus(2019-
ncov).https://www.who.int/publications-detail/global-surveillance- for-
human-infection-with-novel-coronavirus-(2019-ncov). Diakses 20 Januari
2020.
5. World Health Organization (WHO).2020.Global surveillance for
human infection with novel-coronavirus(2019-
ncov).https://www.who.int/publications-detail/global-surveillance- for-
human-infection-with-novel-coronavirus-(2019-ncov) Interim 31 Januari
2020. Diakses 31 Januari 2020.
6. World Health Organization (WHO).2020. Laboratory testing for 2019
novel coronavirus (2019-nCoV) in suspected human cases.
https://www.who.int/publications- detail/laboratory-testing-for-2019-
novel-coronavirus-in-suspected-human-cases. Diakses 17Januari 2020

Anda mungkin juga menyukai