Pada tahun 1913, metode komponen simetris telah dikembangkan oleh
Charles L. Fortescue dari Westinghouse saat menyelidikan pengoperasian motor induksi pada kondisi suplai tidak seimbang. Kemudian pada konvensi tahunan ke – 34 AIEE tanggal 28 juni 1918 di antlantic City, Ia menyajikan makalah yang berjudul “Method of Symmetrical Co-ordinates Applied to the Solution of Polyphase Networks.” Yang kemudian dipublikasikan oleh AIEE Transactions, Volume 37, Part II, halaman 1027 – 1140. Metode komponen simetris digunakan untuk memahami dan menganalisis operasi sistem tenaga listrik pada kondisi tidak seimbang. Berbagai jenis ketidak seimbangan pada sistem tenaga listrik disebabkan oleh gangguan antara phasa dan atau ke bumi (fasa ke fasa, dua fasa ke tanah, satu fasa ke tanah), fasa terbuka, impedansi tidak seimbang dan kombinasinya. Metode komponen simetris digunakan untuk menguraikan suatu sistem tidak seimbang yang terdiriatas n buah fasor yang berhubungan menjadi n buah sistem fasor yang seimbang. Pada sistem tiga fasa, tiga fasor tidak seimbang dapat diuraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang. Ketiga komponen seimbang pada komponen simetris adalah : 1. Komponen urutan positif. 2. Komponen urutan negatif. 3. Komponen urutan nol.
Ketiga himpunan komponen semetris dinyatakan dengan subskrip
tambahan 1 untuk komponen urutan positif, 2 untuk komponen urutan negatif, dan 0 untuk komponen urutan nol. Komponen urutan positif dari V a, Vb, danVc adalah Va1, Vb1, dan Vc1. Demikian pula untuk komponen urutan negative adalah Va2, Vb2, dan Vc2. Sedangkan komponen urutan nol adalah Va0, Vb0, dan Vc0. 2. Komponen Urutan Positif [2] Komponen urutan ini terdiri dari tiga fasor yang sama besar, terpisah 1200 satu sama lain dan mempunyai urutan fasa yang sama dengan fasor aslinya. Gambar dibawah menunjukkan fasor komponen urutan positif dengan urutan fasa sistem tenaga listrika bc. Arah putaran fasor berlawanan dengan arah jarum jam. Pada pergeseran sudut, akan lebih mudah menggunakan unit fasor dengan pergeseran sudut 1200 dalam arah yang berlawanan dengan arah jarum jam. Hal ini dinamakan sebagai operator fortescue Untuk menggambarkan pergeseran fasa sebesar 1200 lebih mudah apabila digunakan operator a, dimana :
a = 1 1200 = - 0,5 + j0,866
a2 = 1 2400 = - 0,5 - j0,866
a3 = 1 3600 = 1 00 = 1,0 + j0,0
Jadi ketiga besaran urutan positif dapat dinyatakan dengan: Ia1= I1 Va1 =V1
Komponen urutan ini terdiri dari tiga fasor yang sama besar, terpisah 1200 satu sama lain dan mempunyai urutan fasa yang berlawanan dengan fasor aslinya. Gambar dibawah menunjukkan fasor komponen urutan negative dengan urutan fasa sistem tenaga listrik abc, maka urutan fasa komponen urutan negatif adalah acb. Arah putaran fasor berlawanan dengan arah jarum jam. Komponen urutan negative dapat dinyatakan sebagai berikut : Ia2= I2 Va2 =V2
Ib2= aIa2 = aI2= I21200 Vb2= aVa2= aV2=V212
Ic2 = a2Ia2 = a2I2 = I22400+ Vc2=a2Va2=a2V2=V22400 Komponen urutan ini terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya dan dengan pergeseran fasanol antara fasor yang satu dengan yang lain. Arus dan tegangan pada komponen urutan nol memiliki fasa yang sama. Sehingga arus urtan nol untuk dapat mengalir pada sistem memerlukan jalan balik perputaran (return connection) yang dapat melalui sistem pentanahan netral. Impedansi urutan nol umumnya tidak sama dengan impe dan si urutan positif, pada umumnya ini bergantung pada beberapa faktor seperti halnya jenis peralatan pada sistem tenaga, cara menghubungkan lilitan (∆ atau Y), dan cara pentanahan titik netral. Gambar di bawah ini menunjukkan fasor komponen urutan nol dengan urutan fasa sistem tenaga listrik abc. Komponen urutan nol dapat dinyatakan sebagai berikut: Ia0 =Ib0= Ic0 Va0 = Vb0 =Vc0 Setiap arus maupun tegangan tidak seimbang dapat ditentukan dari komponen-komponen berdasarkan persamaan umum berikut: Ia= I1+ I2+I0 Va= V1+ V2+V0 Ib= a2I1 + aI2+I0 Vb= a2V1 + aV2+V0 Ic= aI1+ a2I2+I0 Vc= aV1+ a2V2 +V0
4. Impedansi Urutan [4]
a. Positif impedansi urutan Impedansi yang ditawarkan oleh sistem untuk aliran arus urutan positif disebut impedansi urutan positif. b. Negatif impedansi urutan Impedansi yang ditawarkan oleh sistem untuk aliran arus urutan negative disebut impedansi urutan negatif. c. nol impedansi urutan Impedansi yang ditawarkan oleh sistem untuk aliran arus nol urutan dikenal sebagai nol impedansi urutan. Dalam perhitungan kesalahan sebelumnya 𝑍 1, 𝑍 2 dan 𝑍 0positif, negatif dan nol impedansi urutan masing-masing. Urutan impedansi bervariasi dengan jenis komponen sistem tenaga dipertimbangkan: 1) Pada komponen sistem tenaga statis dan seimbang seperti trafo dan garis, impedansi urutan yang ditawarkan oleh sistem yang sama untuk arus urutan positif dan negatif. Dengan kata lain, impedansi urutan positif dan impedansi urutan negatif sama untuk transformer dan kabel listrik. 2) Tapi dalam kasus mesin memutar positif dan negative impedansi urutan berbeda. 3) Penetapan nilai nol impedansi urutan yang lebih kompleks. Hal ini karena tiga urutan nol saat pada setiap titik dalam sistem tenaga listrik, berada dalam fase, tidak berjumlah nol tetapi harus kembali melalui netral dan atau bumi. Dalam tiga fase transformator dan fluks mesin karena nol komponen urut anti dak berjumlah nol dalam sistem yoke atau lapangan. Impedansi sangat banyak tergantung pada pengaturan fisik dari sirkuit magnetic dan gulungan. a) Reaktan si jalur transmisi nol arus urutan dapat sekitar 3 sampai 5 kali urutan positif saat ini, nilai yang ligher untuk saluran tanpa kabel bumi. Hal ini karena jarak antara pergi dan pulang (yaitu netral dan atau bumi) jauh lebih besar dari pada untuk arus urutan positif dan negatif yang kembali (keseimbangan) dalam tiga kelompok konduktor fase. b) Nol urutan reaktansi mesin ini diperparah kebocoran dan ber liku reaktansi, dan komponen kecil karena keseimbangan berliku (tergantung pada berliku tritch) c) Nol urutan reaktansi transformator tergantung baik pada hubungan belitan dan setelah konstruksi inti.
5. Analisa Gangguan Hubung Singkat [5]
1. Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah
Diperoleh persamaan berikut :
2. Hubung Singkat 3 fasa
Pada hubung singkat 3 fasa, gangguan termasuk gangguan simetris
sehingga tidak perlu menggunakan komponen simetris. Persamaan hubung singkat diperoleh sebagai berikut: Va = Vf – Ia1Za1 = 0
3. Hubung Singkat 2 fasa
Dengan menggunakan komponen simetris, diperoleh persamaan berikut:
Sehingga diperoleh persamaan berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Tim Laboratorium Distribusi dan Sistem Tenaga Listrik. 2021. Modul
Praktikum Distribusi dan Sistem Tenaga Listrik. Indralaya: Laboratorium Distribusi dan Sistem Tenaga Listrik. Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sriwijaya.
[1] Archie, W.Culp. Komponen Simetris Sistem Tenaga Listrik. Jakarta:
Erlangga.
[2] Suhadi, dkk. 2008. Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid I. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Mengeah Kejuruan.
[3] Wijaya, Mochtar.2001. Sistem Tenaga Listrik. Jakarta.
[4] iwan hermawan, “BAB III LANDASAN TEORI,” in Power Distribution Automation, https://docplayer.info/47644950-Bab-iii- landasan-teori.html, 2016, pp. 49–68.
[5] A. Gaffar, A. Agussalim, and D. Arisandi, “ANALISA GANGGUAN
HUBUNG SINGKAT,” J. Teknol. Elekterika, 2017, doi: 10.31963/elekterika.v14i2.1221.
57 LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN SISTEM TENAGA LISTRIK