PRAKTIKUM V
1. TUJUAN
3. TEORI DASAR
Turbin Angin
Turbin ini pertama kali dirancang oleh Fausto Veranzio dari Kroasia
pada tahun 1595. Turbin angin sumbu vertikal memiliki sumbu tegak lurus
terhadap arah angin. Keuntungan utama turbin ini tidak bergantung pada arah
angin pada saat pengoperasian. Kelebihan ini sangat berguna di tempat yang
memiliki kecepatan angin yang relatif rendah. Dengan sumbu yang vertikal ini,
memungkinkan generator serta gearbox dapat ditempatkan pada bagian bawah
turbin. Turbin ini umumnya berbentuk lebih kecil dari turbin horizontal. Biaya
perawatan meliputi pemeliharaan dan perbaikan lebih murah jika dibandingkan
dengan turbin horizontal. Turbin angin sumbu vertikal pada umumnya memiliki 2
jenis yang banyak ditemui dan digunakan yaitu Savonius dan Darrieus.
Turbin savonius ditemukan oleh insinyur S.J. Savonius pada tahun 1920-
an. Desain paling mudah menunjukan turbin savonius adalah sudu berupa
lembaran berbentuk setengah silinder kosong yang dibuat berhadapan dan
menyerupai huruf S serta pada umumnya terdiri dari 2 sudu. Tujuan awal dari
pembuatan turbin jenis ini adalah mencari solusi alternatif untuk mencari jenis
energi yang terbarukan dengan biaya minimal dan dampak terhadap lingkungan
yang minim. Untuk meningkatkan performa dari turbin ini dapat dilakukan
dengan cara menambah jumlah sudu atau mengubah bentuk sudu.
Turbin darrieus dibuat pertama kali oleh Georges Jean Marie Darrieus
pada tahun 1931 dan mematenkan hasil karya turbinnya yang bersumbu vertikal.
Ide dari turbin ini sebenarnya adalah membuat suatu turbin yang desainnya
sederhana dan mudah untuk dibuat.
Turbin angin dengan sumbu horizontal atau horizontal axis wind turbine
mempunyai sudu yang berputar dalam bidang vertikal seperti halnya propeler
pesawat terbang. Turbin angin biasanya mempunyai sudu dengan bentuk irisan
melintang khusus di mana aliran udara pada salah satu sisinya dapat
bergerak lebih cepat dari aliran udara di sisi yang lain ketika angin
melewatinya. Fenomena ini menimbulkan daerah tekanan rendah pada belakang
sudu dan daerah tekanan tinggi di depan sudu. Perbedaan tekanan ini
membentuk gaya yang menyebabkan sudu berputar.
1. Akses angin yang lebih kuat bisa dijangkau karena dasar menara yang
tinggi pada penempatan turbin angin. Hal tersebut karena di lokasi
terjadi beda diantara arah dan laju angin (pergeseran angin) pada kedua
titik jarak akan lebih dekat dari atmosfer bumi. Kecepatan angin akan
meningkat 20% untuk setiap 10 m ke atas di beberapa wilayah geseran
angin.
2. Biaya yang besar untuk pemasangan menara yang tinggi serta bilah
yang panjang, biaya untuk komponen-komponen turbin angin dapat
menjangkau nilai 20% dari biaya keseluruhan.
1. Menara yang tinggi serta bilah yang panjang sulit diangkut dan juga
memerlukan biaya besar untuk pemasangannya, bisa mencapai 20%
dari seluruh biaya peralatan turbin angin.
Generator
adalah sebuah mesin konversi energi yang dapat mengubah energi gerak
atau energi mekanik menjadi energi listrik dengan memanfaatkan prinsip
induksi elektromagnetik. Sumber energi mekanik yang menggerakkan generator
tersebut bermacam-macam. Generator pada pembangkit listrik tenaga bayu
dihubungkan dengan turbin angin.
Pout
η= x 100 %
P¿
Dimana :
η = Efisiensi
Daya input merupakan hasil dari data torsi atau putaran dari rotor yang berputar.
1
Pm = . ρ . A . v 3 . C p
2
Dimana :
Pm : daya maksimum yang dihasilkan angin ( Watt )
ρ : massa jenis udara dengan ketetapan 1,225 kg / m3
A : Luas penampang (m2 )
Cp : Koefisien daya dengan ketetapan 0,593
V : Kecepatan angin (m/s )
Pout =V . I . cos ϴ
Dimana :
V : tegangan (volt)
I : arus (A)
Energi Angin
Lab. Mesin-mesin Listrik
Praktikum Mesin-Mesin Listrik
Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan tinggi menuju ke tekanan
rendah atau sebaliknya yaitu dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang
lebih tinggi. Penyebab dari pergerakan ini adalah pemanasan bumi oleh radiasi
matahari. Udara di atas permukaan bumi selain di panaskan oleh matahari secara
langsung, juga mendapat pemanasan dari radiasi matahari. Kondisi bumi yang
tidak homogen, sehingga terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara antara
daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih
sedikit menerima energi panas, Mengakibatkan terjadinya aliran udara pada
wilayah tersebut. Pada Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), energi angin
biasanya dimanfaatkan untuk memutar bagian yang bergerak, dimana energi
angin dikonversikan menjadi energi mekanik dan diubah kembali menjadi energi
listrik. Energi listrik yang dihasilkan maka dapat ditransmisikan dan
didistribusikan untuk kebutuhan pelanggan – pelanggan listrik [26].
Turbin Angin
Turbin angin merupakan turbin yang digerakkan oleh angin, melalui
udara yang bergerak di atas permukaan bumi. Turbin angin pada awalnya dibuat
untuk mengakomodasi kebutuhan petani dalam melakukan penggilingan padi,
keperluan irigasi, menggiling jagung dan memompa air. Penggunaan turbin
angin terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan guna
memanfaatkan energi angin secara efektif, terutama wilayah dengan aliran angin
yang relatif tinggi. Turbin angin banyak dibangun di Belanda, Denmark, dan
negara-negara Eropa lainnya yang sering disebut dengan Windmill. Salah
satunya adalah sebagai pembangkit listrik tenaga angin yang telah digunakan di
Denmark sejak tahun 1980. Tabel II memperlihatkan tipetipe turbin serta
kegunaannya. Kincir angin dapat digolongkan menjadi dua tipe yaitu horizontal
dan vertikal, namun yang paling banyak digunakan adalah kincir angin jenis
horizontal. Kincir jenis ini mempunyai rotasi horizontal secara sederhana sejajar
dengan arah tiupan angin. Prisip dasar kincir angin adalah mengkonversikan
energi mekanik dari putaran menjadi energi listrik dengan induksi elektro
magnetik. Putaran kincir dapat terjadi dengan efektif dengan mengaplikasikan
dasar teori aerodinamika pada desain batang kincir (blade). Ketersediaan angin
dengan kecepatan yang sangat memadai menjadi faktor utama dalam
mengimplementasi teknologi kincir angin. Perencanaan kincir angin harus
disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan Tabel II maka dalam perancangan
ini, kincir angin dapat digunakan sebagai pembangkit listrik dalam skala kecil.
Kita dapat menentukan beberapa jumlah blade yang harus digunakan untuk
berbagai penggunaan kincir angin. Demikian juga dengan perancangan jumlah
blade yang digunakan yaitu 4 (empat) blade. Kincir angin yang menggunakan 4
(empat) Blade akan menghasilkan kecepatan tinggi dengan torsi yang rendah
dan mempunyai solidarity yang rendah. ini khusus digunakan untuk
menghasilkan tegangan listrik [28].
Prinsip kerja PLTB adalah dengan memanfaatkan energi kinetik angin yang
masuk ke dalam area efektif turbin untuk memutar baling-baling atau kincir angin,
kemudian energi putar ini diteruskan ke generator untuk membangkitkan energi
listrik. Proses pembangkitan tenaga listrik yang biasanya dilakukan adalah dengan
cara memutar generator sinkron sehingga didapatkan tenaga listrik arus bolak-balik
tiga fasa. Tenaga mekanik yang dipakai memutar generator listrik didapat dari turbin
angin atau biasa disebut penggerak mula (primover). Mesin penggerak generator
melakukan konversi tenaga angin yang dihasilkan dari putaran turbin menjadi tenaga
mekanik sebagai penggerak generator listrik dan selanjutnya generator listrik
menghasilkan tenaga listrik.[30]
Secara umum pembangkit tenaga listrik dikelompokan menjadi dua bagian
besar, yaitu pembangkit listrik termis dan pembangkit listrik non termis. Pembangkit
termis mengubah energi panas menjadi energi listrik. Panas dapat dihasilkan oleh
panas bumi, minyak, uap, gas dan lainnya. Sedangkan pada pembangkit non termis
sumber energi penggerak mulanya bukan berupa panas, seperti pada pembangkit
tenaga angin atau yang disebut dengan PLTB.[31]
RANGKAIAN PENGUKURAN
Kecepatan
A (m2) ρ (kg/m3) Cp Pin (Watt)
Angin (m/s)
3,5 1,13 1,225 0,593 17,597
4 1,13 1,225 0,593 26,267
4,5 1,13 1,225 0,593 37,400
5 1,13 1,225 0,593 51,304
b. Menggunakan Beban
Kecepatan Pout
A (m2) ρ (kg/m3) Cp Pin (Watt)
Angin (m/s) (Watt)
3,5 1,13 1,225 0,593 17,597 0,639
4 1,13 1,225 0,593 26,267 0,635
4,5 1,13 1,225 0,593 37,400 0,933
5 1,13 1,225 0,593 51,304 1,074
1
P¿ = ρ A C p v 3
2
3,5 17,597
4 26,267
4,5 37,400
5 51,304
1
P¿ = ρ A C p v 3
2
1 kg
P¿ = (1,225 3 )(1,13 m 2 )( 0,593)( 3,53)
2 m
P¿ =17,597 Watt
Kecepatan Angin
Pin (Watt) Pout (Watt) Efisiensi (%)
(m/s)
Pout
n generator= × 100 %
P¿
1. Carilah data angin per bulan atau per tahun minimal lima data beserta
sumbernya yaitu jurnal/buka dalam satu kelompok cukup 1 jurnal (Jurnal
dimasukkan dalam lampiran). Nilai Daya Output yaitu daya input dikurang
1,0XX (XX= dua angka terakhir NIM kalian) dan Gunakan table seperti DATA
HASIL PENELITIAN.
Pout = Pin – 1,0XX
2. Hitung nilai efisiensi berdasarkan data tersebut ! (Proses Perhitungan masukkan
dalam lampiran)
3. Review Materi (Minimal 1 lembar)
Jawaban :
Kecepatan A Pout
ρ
Bulan Angin (m2 Cp Pin (Watt) (Pin-1,025)
(kg/m3)
(m/s) ) (Watt)
Januari 5,2 1,13 1,225 0,593 57,709 56,684
Februari 7 1,13 1,225 0,593 140,777 139,725
Maret 5,6 1,13 1,225 0,593 72,078 71,053
April 5 1,13 1,225 0,593 51,303 50,278
Mei 6 1,13 1,225 0,593 88,652 87,627
Kecepatan Pout
Bulan Pin (Watt) Efisiensi (%)
Angin (m/s) (Watt)
Januari 5,2 57,709 56,684 98,223
Februari 7 140,777 139,725 99,252
Maret 5,6 72,078 71,053 98,577
April 5 51,303 50,278 98,002
Mei 6 88,625 87,627 98,873
[27] R. Yunginger and N. S. Nawir, “Analisis Energi Angin Sebagai Energi Alternatif
Pembangkit Listrik Di Kota Di Gorontalo,” Univ. Negeri Gorontalo, vol. 15, pp.
1–15, 2015.
[31] A. N. Afandi, Sistem Tenaga Listrik Operasi Sistem & Pengendalian, 11th ed.
ELTEK, 2013.
P¿ =¿140,777 Watt
Link : http://jurnal.utu.ac.id/jmekanova/article/download/1659/1330
Multimeter