PHANEROGAMAE A
DISUSUN OLEH :
Camel G. Mundaeng
(19 507 011)
Semester 5
JURUSAN BIOLOGI
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, yang telah
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah
ini. Karena cinta dan kasih-Nyalah Ia telah mengaruniakan saya berbagai hikmat
pengetahuan serta talenta yang luar biasa sehingga Makalah ini dapat selesai dengan
baik.
Semoga dengan membaca dan memahami isi dari Makalah ini pembaca dapat
memberikan wawasan yang lebih luas lagi kepada orang-orang yang ada disekitar
kita, mengenai karakter dan sumber data taksonomi.
Dalam pembuatan Makalah ini mungkin masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu saya berharap pembaca dapat memberikan kritikan dan
saran yang membangun dalam melengkapi kekurangan dalam penulisan Makalah
ini. Disampaikan terimakasih juga kepada semua pihak yang ikut ambil bagian
dalam pembuatan Makalah ini.
Camel G. Mundaeng,
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari Pembuatan Makalah Phanerogamae ini adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi Persyaratan tugas dalam Mata Kuliah Phanerogamae A
2. Mengetahui maksud dari Karakter Taksonomi
3. Mengetahi Sumber Data Taksonomi
1
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang diangkat dalam Makalah Phanerogamae ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah maksud Karakter Taksonomi?
2. Bagaimanakah sumber data Taksonomi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sifat taksonomi kuantitatif adalah sifat yang cirinya yang dapat dinilai secara
langsung dengan cara menghitung atau mengukur, dan dinyatakan dalam angka.
Contohnya: lebar daun, panjang perbungaan yang dinyatakan dalam cm atau jumlah
benang sari, jumlah lembar mahkota bunga yang dinyatakan dalam angka.
3
Sifat kualitatif digambarkan dengan bentuk dan dideskripsikan bukan dalam
angka. Contohnya: duduk daun berhadapan, berseling, buah buni atau buah
kotak.Sifat kualitatif mempunyai nilai yang lebih penting daripada sifat kuantitatif,
sebab sifat kuantitatif kadang-kadang mempunyai kisaran yang luas terutama pada
sifat yang berasal dari bagian vegetatif yang seringkali dipengaruhi faktor-faktor
lingkungan.
Sifat taksonomi juga dapat digolongkan atas sifat yang baik dan sifat yang
jelek. Sifat yang baik untuk keperluan botani sistematik adalah tidak mudah
terpengaruh faktor lingkungan, variasinya konsisten atau relatif stabil dalam
populasi taksa itu.
4
Ciri-ciri Vegetatif
Ciri yang memiliki nilai taksonomi, yaitu :
1) Perawakan (Habitus)
Perawakan berhubungan dengan ciri, seperti ukuran , percabangan,
penyebaran, kerapatan, bentuk, ukuran serta tekstur daun, sistem perakaran, cara
perkembangbiakkan, serta kehidupan dan periodisitas. Dalam taksonomi , dapat
diartikan :
- Digunakan untuk menguraikan dan membandingkan bermacam-macam
sifat perawakan tumbuhan yang berbeda
- Untuk memperkirakan tingkat adaptasi dan penyesuaian ekologis terhadap
habitat.
- Contoh bentuk pohon tergantung bentuk tajuknya (bulat dan rimbun, bulat
memanjang, dan bentuk panjang ).
2) Organ – organ dalam tanah
Organ dalam tanah memberikan ciri yang berharga untuk pemisahan
taksonomi, misal taksonomi marga Raninculus. Dalam marga Aristolochia bentuk
akar (bulat, bulat telur, silindris, bentuk tombak, bentuk napiformis) merupakan
sifat yang konstan dan penting untuk menentukan jenis.
3) Daun
Bentuk daun menunjukan variasi yang sangat luas mulai dari pangkal sampai
ujung daun, terutama tunas dari berbagai jenis pohon. Ptiksis adalah cara
penggulungan atau pelipatan organ yang berdiri sendiri seperti daun atau petela
pada waktu kuncup. Sifat ini sebagai sumber bukti Taksonomi pada takson tertentu
misal marga primula suku Rosaceae.
Bentuk pangkal daun , morfologi stipila , pertulangan daun dan sifat tertentu
seperti epidermis daun dan jumlah stomata penting sebagai bukti taksonomi untuk
takson tertentu.
2. Embriologi
Banyak macam data embriologi yang digunakan untuk memecahkan masalah
taksonomi. Data tersebut berasal dari beberapa sumber baik yang berkaitan dengan
struktur maupun proses, seperti: kepala sari, gametofit jantan, gametofit betina,
bakal biji, pembuahan, endosperma, kulit biji, apomiksis dan poliembrio.
Pembagian utama Dikotil dan Monokotil didasarkan pada satu sifat embrio
(lembaga), tapi untuk taksa rendah masih jarang digunakan.
5
Ada beberapa macam tipe bakal biji, yaitu orthotropous bila mikropil terletak
di bagian atas, sedangkan hilumnya di bagian bawah; amphitropous, yaitu bakal biji
yang tangkai bijinya membengkok sehingga ujung bakal biji dan tangkai dasarnya
berdekatan satu sama lain. Anatropous, yaitu bakal biji yang mempunyai mikropil
membengkok sekitar 180o, dan campylotropous, yaitu bakal biji yang membengkok
90o sehingga tali pusar tampak melekat pada bagian samping bakal biji.
3. Anatomi
Data anatomi antara lain dapat dipergunakan untuk tujuan praktis, misalnya
identifikasi, penggolongan atau mempelajari arah filogenetik dan tingkat
kekerabatan. Peranan anatomi perbandingan batang dalam taksonomi antara lain:
- Mempunyai nilai untuk pengenalan dan untuk menentukan kekerabatan dan
arah evolusi spesialisasi
- Sebagai ciri-ciri identifikasi, sifat-sifat anatomis mungkin dapat
dipergunakan pada semua tingkat taksonomi, tetapi pada tingkat jenis dan
di atas tingkat suku dalam Angiospermae cenderung kurang dapat
dipercaya.
- Di atas tingkat suku pada Angiospermae, heterogenitas struktur anatomis
mengingatkan asal “polyphyletic”
- Kriteria endomorfik tidak mempunyai nilai yang sama pada seluruh taksa
- Faktor-faktor lingkungan dapat menyebabkan variasi pada sifat-sifat
anatomis.
- Sistematik anatomi dalam pendekatan taksonomi melengkapi
eksomorfologi
Persamaan ciri-ciri anatomi dapat timbul melalui evolusi searah dan evolusi
menyebar
Dalam mendeterminasi, menunjukkan kecondongan evolusi atau kekerabatan
secara filogeni. Data anatomi ini banyak digunakan untuk mendeterminasi kayu-
kayu ekonomis. Beberapa contoh pemakaian data anatomi dalam taksonomi:
1) Orang menyimpulkan keprimitifan suku-suku Ranales diperkuat dengan
tidak adanya pembuluh tapis; sifat ini juga dimiliki Gymnospermae dan
Pteridophyta.
2) Susunan sel pelindung stomata berbeda-beda dan mantap untuk marga atau
di atasnya.
6
3) Kerapatan stomata bisa membantu sampai jenis
4) Anatomi bunga; adanya bekas-bekas ikatan pembuluh meski bunga
tereduksi, sehingga orang dapat membuktikan adanya bekas-bekas mahkota
pada Fagaceae, sehingga memperkuat dugaan bahwa suku tersebut dan
sebangsanya mempunyai bunga yang tidak primitif.
4. Palinologi
Palinologi adalah studi tentang serbuk sari dan spora. Serbuk sari menjadi
sumber taksonomi yang penting. Variasi yang diperlihatkan serbuk sari antara lain
adalah jumlah dan letak alur dan lubang di permukaannya, bentuk ukiran eksin
(lapisan luar serbuk sari) serta bentuk umum dan ukurannya. Serbuk sari bisa khas
untuk jenis, marga atau suku. Ciri-ciri utama butir polen yang mempunyai nilai
taksonomi adalah jumlah dan posisi alur, jumlah, posisi dan kekompleksan apertura
serta bentuk pahatan eksin. Tipe butir polen pada Angiospermae ada 2 tipe poko
yaitu :
1) Monocolpate : butir polen yang dilengkapi suatu alur tunggal yang terdapat
pada satu sisi butir polen yang jauh dari titik hubungan setrad.
2) Trocolpate : butir polen dengan tiga alur meridional. Rangkaian spesialisasi
diawali dari monocolpate maupun tricolpate kemudian mencapai
puncaknya pada acolpate (tanpa alur) dan pancolpate (beralur banyak).
6. Sitologi
Data sitologis umumnya berasal dari nukleus, jumlah dan morfologi
kromosom, dan kelakuan kromosom pada waktu meiosis. Sitotaksonomi adalah
disiplin ilmu yang mempelajari variasi dan menerangkan ketidaksinambungan
variasional dan kekerabatan dalam batas-batas sitologi. Sitologi adalah ilmu tentang
seluk beluk sel. Meskipun istilah sitologi menyangkut semua aspek sel, namun bila
dikaitkan dengan taksonomi, pembahasan difokuskan pada kromosom dan berbagai
atributnya. Berbagai data kromosom yang digunakan untuk tujuan taksonomi,
yaitu: jumlah, ukuran dan bentuk, perilaku pada waktu meiosis: diambil kariotipe
(keadaan kromosom pada tingkat metaphase dalam proses mitosis), meliputi ukuran
panjang kromosom, letak sentromer, ada tidaknya satelit.
1) Ukuran kromosom mantap untuk jenis
2) Jumlah kromosom semua individu yang tergolong satu jenis itu umumnya
sama, kecuali dalam beberapa jenis tertentu.
7
6. Fisiologi
Data-data fisiologi tidak dipakai secara langsung untuk keperluan bukti-bukti
taksonomi. Musim berbunga, keperluan cahaya, pola perkawinan, penyebaran
geografis penting untuk mempertegas perbedaan jenis-jenis tumbuhan.
7. Fitokimia
Cari kimiawi dapat mempunyai nilai taksonomi yang tinggi jika dapat
menunjukkan konstan, tidak menyebar pada seluruh takson secara sama, tidak
mudah terpengaruh satu dengan yang lainnya. Ciri kimiawi dapat digolongkan
menjadi 3 kelompok, yaitu :
1) Secara langsung dapat dilihat seperti butiran pati dan rafid
2) Berupa hasil tumbuhan seperti alkaloid, flavonoid dan terpenoid
3) Serologi dan elektroforesis protein
8
8. Penyebaran geografis
Memegang peranan penting dalam menentukan apakah suatu kelompok
populasi perlu diperlakukan sebagai jenis tersendiri atau cukup sebagai sub spesies,
varietas atau forma. Erat hubungannya dengan factor ekologi yang menentukan
beberapa sifat biologi Mempelajari asal usul, sejarah perkembangan dan evolusi
takson Dengan peta penyebaran, setiap jenis dapat diselidiki daerah paling banyak
jumlah jenis dan paling besar variasi ciri-cirinya yang dianggap sebagai pusat
keanekaragaman dan sering dianggap tempat asal evolusi takson itu.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
- Karakter taksonomi mencakup beberapa karakter. Karakter taksonomi meliputi
Karakter morfologi, Karakter fisiologi, Karakter tingkah laku, Karakter
molekuler, Karakter ekologi, Karakter geografi. Karakter inilah yang nantinya
akan menjadi dasar pengklasifikasian suatu spesies
- Sumber bukti taksonomi dapat berasal dari cabang-cabang biologi antara lain:
Morfologi, Embriologi, Anatomi, Palinologi, Sitologi, Fisiologi, dan
Fitokimia.
- Sifat dan ciri taksonomi sangat penting sebagai sumber bukti taksonomi untuk
memecahkan berbagai permasalahan taksonomi. Sifat-sifat yang dipakai
sebagai bukti taksonomidalam mendeterminasi, mencirikan dan
menggolongkan jenis-jenis tumbuhan dapat berasal dari seluruh bagian dan
dari semua fase serta proses pertumbuhan tumbuhan itu.
3.2 SARAN
Saya menyadari bahwa dalam Pembuatan Makalah ini masih terdapat
kekurangan didalamnya, baik dalam bentuk kata – kata yang kurang berkenan
maupun data yang kurang jelas untuk itu saya mohon maaf yang sebesar – besarnya.
Kiranya para pembaca dapat berkenan untuk memberikan saran dan kritikan
yang membangun bagi saya, agar dapat menjadi pelajaran dan modal bagi saya
dalam membuat Makalah yang lebih baik lagi.
10
DAFTAR PUSTAKA
11