Projek PKM Kat Kel 1
Projek PKM Kat Kel 1
Dosen Pengampu :
Di Sususn Oleh :
Kelompok 1
Cindy Agnesia (4193510018)
Nadia Givani Sihotang (4193210009)
Nurul Arista (4193210008)
Nurul Ramadhaniyah (4192510005)
Kelas : PSKM19A
JURUSAN KIMIA
2021
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Kegiatan ...................................................................................................... 4
1.4 Manfaat Kegiatan .................................................................................................... 4
1.5 Luaran .................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................. 5
TINJAUAN TEORITIS ........................................................................................................ 5
BAB 3 ................................................................................................................................... 8
METODE PENELITIAN ...................................................................................................... 8
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 8
3.2. Diagram Alir ........................................................................................................... 9
3.3. Prosedur .................................................................................................................. 9
3.4. Variabel Penelitian ................................................................................................ 10
3.5. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
Zeolit adalah salah satu komoditas mineral non logam atau mineral industri multi
guna karena memiliki sifat-sifat fisika dan kimia sebagai penyerap, penukar ion, penyaring
molekul dan sebagai katalisator, sehingga memiliki kemungkinan dapat berfungsi sebagai
katalis dalam reaksi perengkahan (cracking). Perengkahan berkatalis (catalytic cracking)
adalah suatu cara yang digunakan untuk memecah hidrokarbon kompleks menjadi molekul
hidrokarbon yang lebih sederhana (Lestari dkk,2019).
Proses aktivasi zeolit dapat dilakukan dengan metode secara fisika dan kimia.
Aktivasi secara fisika dapat dilakukan dengan cara memperkecil ukuran untuk memperluas
permukaan dan pemanasan pada suhu tinggi. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan
penambahan asam yang mengakibatkan terjadinya pertukaran kation dengan H +. Proses
pertukaran ion sering digunakan karena metode ini sangat sederhana, tidak menghasilkan
limbah buangan padat dan dapat dilakukan proses regenerasi dengan cara aktivasi (Aida,
2013).
Eka (2011) melakukan perengkahan sampah plastik jenis polipropilena (PP) dengan
mengimpregnasikan logam Ni pada zeolit alam PT. Brataco Chemika dengan variasi
konsentrasi 4%, 6%, dan 8%. Perengkahan dilakukan dengan reaktor sederhana sistem fixed
bed menggunakan gas nitrogen yang berfungsi sebagai gas pembawa uap polimer. Hasil
konversi terbesar pada temperatur reaksi perengkahan 400°C sebesar 14,84% dengan katalis
Ni 6% (4,76%) dan pada temperatur 450°C sebesar 11% dengan katalis Ni 4% (3,33%). Hasil
konversi pada fraksi bensin masih cukup kecil dan produk perengkahan yang berupa cairan
pada temperatur ruangan akan cenderung memadat. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas
katalis masih rendah dan cepat terdeaktivasi sehingga produk yang diinginkan jumlahnya
masih relatif rendah.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka pada penelitian ini pun akan dilakukan
reaksi perengkahan katalitik dengan menggunakan logam transisi Ni dan Cr yang akan
diimpregnasi secara bersamaan (koimpregnasi) pada zeolit alam. Pengembanan dilakukan
dengan mengimpregnasikan logam Ni yang konsentrasinya dibuat tetap, yaitu 4%, sedangkan
logam Cr konsentrasinya divariasikan, yaitu 4%, 6%, dan 8%. Kondisi reaksi perengkahan
katalitik yang digunakan adalah pada temperatur 400 dan 450°C dengan menggunakan aliran
gas N2 sebagai gas pembawa. Uji aktifitas katalis dilakukan terhadap sampah plastik.
1.5 Luaran
Luaran yang diharapkan dari Program Kreativitas Mahasiswa ini adalah :
1. Produk Fraksi Bensin
2. Laporan kemajuan
3. Laporan akhir
4. Artikel ilmiah berbasis nasional mengenai ”Preparasi Katalis Ni-Cr/Zeolit
Alam Pada Proses Perengkahan Limbah Plastik Menjadi Fraksi Bensin”
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia padasuhu tertentu,
tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri . Suatu katalis berperan
dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi
berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan
yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi
aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya reaksi. (Purnami dkk, 2015).
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis
heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi
dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama.
Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu
permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerap. Ikatan dalam
substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru.
katan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas. (Purnami dkk, 2015).
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk
membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi,
dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. (Purnami dkk, 2015).
2.2 Zeolit
Zeolit merupakan suatu mineral yang terdiri atas kristal alumina silikat terhidrasi yang
mengandung kation alkali atau alkali tanah Dallam kerangka tiga dimensi. Ion-ion alkali
tersebut dapat diganti oleh kation lain tanpa merusak struktur zeolit. Pemanfaatan zeolit
umumnya berdasar pada porositas tinggi, muatan di permukaan, keberadaan kation-kation
tukar, serta jumlahnya yang melimpah di alam (Sugiarti dkk, 2017).
Zeolit terbagi atas dua jenis berdasar asalnya yaitu zeolit alam dan zeolit sintetik.
Zeolit sintetis lebih sering digunakan untuk kepentingan komersial dibandingkan dengan
zeolit alam, hal ini dikarenakan keseragaman ukuran partikel dan tingkat kemurnian yang
tinggi pada zeolit sintetis. Keuntungan lainnya struktur zeolit sintetis dapat dibuat sesuai
dengan yang diinginkan. Permasalahan yangterjadi pada penelitian tentang zeolit sintetis saat
ini terletak pada ketersediaan sumber silika dan alumina, serta biaya yang diperlukan untuk
mencari bahan dasar yang bernilai ekonomis dan mudah didapatkan (Sugiarti dkk, 2017).
2.3 Nikel dan Krom
Logam nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol
Ni dengan nomor atom 28 dan memiliki konfigurasi elektron [Ar] 3d84s2. Nikel memiliki
Kromium adalah unsur kimialambang Cr dengan nomor atom 24 dan memiliki konfigurasi
elektron [Ar] 3d54s1. Dalam keadaan sebagai logam murni maupun bentuk teroksidasi,
logam Ni dan Cr dapat memiliki aktivitas katalitik. (Ningrum dkk, 2009).
Kemampuan katalitik logam nikel dan kromium ini dipengaruhi keberadaan elektron
pada orbital d yang berbaur dengan keadaan elektronik orbital s dan p terdekat yang
terdegenerasi. Akibatnya akan timbul keadaan elektronik berenergi rendah dalam jumlah
besar dan adanya orbital kosong yang dapat dimanfaatkan sebagai situs katalitik logam.
(Nigrum dkk, 2009).
Dalam reaksi katalitik, permukaan logam Ni dan Cr (dalam bentuk logam murni
maupun oksidanya) dapat membentuk dan memutuskan ikatan rangkap atau mengatomkan
molekul diatomik seperti H2. Dalam mekanisme reaksi perengkahan hidrokarbon, logam
cenderung berperan dalam proses dehidrogenasi dan dapat membantu meningkatkan hasil
perengkahan karena mekanisme dehidrogenasi memungkinkan terjadinya pemutusan pada
ikatan C-C (Nigrum dkk, 2009).
2.4 Polipropilena
Polipropilena (PP) adalah polimer yang terbentuk dari struktur satuan (monomer)
propilena, dan digolongkan dalam polimer termoplastik atau disebutplastik saja. Plastik
merupakan bahan yang mudah diubah bentuk dengan perlakuan panas. Sifat dari plastik
adalah massa jenis atau densitasnya rendah, tembus cahaya, tidak korosif, dapat didaur ulang,
harganya relatif murah, kurang dapat menghantarkan listrik dan penghantar panasnya kurang
baik (sudirman dkk, 2002).
Monomer propilena diperoleh dari proses fraksinasi minyak mentah (crude oil) yang
merupakan salah satu hasil aktifitas barang tambang dalam negeri, sehingga harganya relatif
murah. Polipropilena mempunyai sifat mekanik kuat, keras, tahan terhadap bahan kimia dan
dapat diberi zat pewarna serta harganya bersaing, sehingga polipropilena dapat dijadikan
pilihan bahan dasar pembuatan komposit berbasis polimer (Sudirman dkk, 2002).
2.5 Perengkahan pp
Perengkahan PP merupakan salah satu cara untuk menangani limbah plastik PP. Perengkahan
merupakan reaksi pemutusan ikatan karbon – karbon (C-C) dari hidrokarbon rantai panjang
dengan berat molekul besar menjadi hidrokarbon rantai pendek dengan berat molekul yang
kecil. Perengkahan ada dua macam yaitu proses perengkahan menggunakan suhu tinggi
(thermal cracking) dan proses perengkahan menggunakan katalis (catalytic cracking)
(Juwono dkk, 2019).
Reaksi perengkahan katalitik adalah suatu reaksi dimana terjadi pemutusan suatu molekul
hidrokarbon yang besar menjadi molekul hidrokarbon yang lebih kecil dengan menggunakan
katalis. Perengkahan ini dilakukan pada temperatur yang realtif lebih rendah jika
dibandingkan dengan reaksi thermal cracking (Setiadi dan Benny, 2006).
2.6 Karakterisasi Katalik
2.6.1 Spektrometri Serapan Atom (SSA)
Spektrometri Serapan Atom (SSA) adalah suatu alat yang digunakan pada metode
analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metalloid yang pengukurannya berdasarkan
penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan
bebas. Metode ini sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah. Teknik ini
mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode spektroskopi emisi
konvensional (Sari, 2016).
2.6.2 X-Ray Diffraction (XRD)
X-Ray Diffraction (XRD) merupakan analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi
material kristalit, sebagai contoh identifikasi struktur kristalit (kualitatif) dan fasa (kuantitatif)
dalam suatu bahan dengan memanfaatkan radiasi gelombang elektromagnetik sinar-X. Selain
itu, juga dimanfaatkan untuk mengetahui rincian lain seperti susunan berbagai jenis atom
dalam kristal, kehadiran cacat, orientasi, dan cacat kristal ( Hakim dkk, 2019).
2.6.3 Metode BET
Luas permukaan ditentukan berdasarkan adsorpsi gas pada permukaan padatan.
Teori yang digunakan adalah berdasarkan teori BET dengan persamaan isotermis sebagai
berikut :
P = tekanan adsorbat
P0 = tekanan uap jenuh adsorbat
V = volume gas yang teradsorbsi
Vm = volume gas yang teradsorsi membentuk monolayer
Pada P/P0 = 0, akan diperoleh Vm = 1/ I + S, dimana I adalah intersep dan S adalah slope
(kemiringan).
Teori BET menyatakan bahwa permukaan padatan tidak akan tertutup secara
sempurna selama tekanan uap jenuh belum tercapai. Tetapan C berhubungan dengan panas
adsorpsi. Harga Vm dan C dapat dihitung dari slope kurva yang dibuat dengan menggunakan
persamaan berikut :
𝑃/𝑃0
𝑣𝑠. 𝑃/𝑃0
𝑃
[𝑉 (1 − 𝑃0)]
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.3. Prosedur
3.3.1 Aktivasi Zeolit
3.3.1.1 Aktivasi Zeolit Secara Fisika
Zeolit alam (ZA) digerus dengan menggunakan alu-mortar, lalu disaring dengan
mesin ayak hingga diperoleh ukuran 100 mesh. Selanjutnya, ZA yang telah memiliki ukuran
seragam tersebut (100 mesh) dicuci dengan akuades, lalu disaring dengan menggunakan
corong Buchner. Jika air cucian sudah terlihat cukup jernih, maka ZA tersebut dikeringkan
dengan oven pada suhu 120°C selama 24 jam.
ZA yang telah kering selanjutnya direndam dengan NH4Cl 1M dalam labu bulat dan
direfluks pada suhu kisaran 70°C selama 2 jam. Refluks dilakukan hingga 7 kali. Hasil
refluks didingginkan dan dicuci dengan akuades hingga pH berkisar 5-6. Selanjutnya, ZA
dikeringkan dalam oven selama 3 jam pada suhu 120°C, dikalsinasi pada suhu 500°C selama
5 jam, dihidrotermal pada suhu kalsinasi selama 5 jam, dan dioksidasi pada suhu 400°C
selama 2 jam. Sampai tahap ini ZA telah aktif dan diberi label ZAA.
Eka, Fransisca. (2011). Pembuatan katalis Ni/zeolit untuk reaksi perengkahan katalitik
limbah plastik menggunakan fixes bed reactor. Semarang : Universitas Diponegoro
Purnami. Wardana, I. Veronika, K. (2015). Pengaruh Pengunaan Katalis Terhadap Laju Dan
Efisiensi Pembentukan Hidrogen. Jurnal Rekayasa Mesin. 6(1) : 51 – 59.
Sari, R, K. (2016). Potensi Mineral Batuan Tambang Bukit 12 Dengan Metode XRD, XRF
Dan AAS. Jurnal Eksakta. 2(17) : 13 – 23.
Setiadi. Benny, A, W. (2006). Kinerja Katalis Zeolit Sintetik ZSM-5 – Al2 O3 dalam Reaksi
Perengkahan Minyak Sawit Menjadi Hidrokarbon Fraksi Gasoline. Jurnal Zeolit
Indonesia. 5(2) : 89 – 95.