Anda di halaman 1dari 16

MAHKOTA DEWA

Penyusun : Raden Andi Permana

NIM : 41204720119045

Mata Kuliah : Tanaman Rempah dan Obat

Dosen Pengampu :Hj. Karmanah, Sp., M.Si

UNIVERSITAS NUSA BANGSA

JL. KH Sholeh Iskandar KM. 4 Tanah Sareal

Bogor

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ditengah masa pandemic Covid-19 ini kesehatan sangatlah berharga, virus


Covid-19 ini dapat menjangkit penyakit ringan maupun berat. Berbagai pengobatan
medis dilakukan jika terserang oleh virus ini, tetapi tidak semua dapat menjangkau
pengobatan medis ini. Dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia ,
tidak sedikt orang orang yang tidak mampu menjangkau pengobatan medis.

Melihat kejadian tersebut , mengingatkan sebenarnya pengobatan tidak hanya


dapat dilakukan denga medis tapi dapat juga dilakukan dengan pengobatan
traditional. Tetapi pada kenyataannya pengobatan traditional ini belum dikenal
masyarakat luas, dikarenakan kurangnya pemahaman tentang pengolahan dan khasiat
dari pengobatan traditional sendiri. Padahal banyak sekali tanaman obat yang dapat
digunakan untuk pengobatan traditional salah satunya yaitu tanaman Mahkota Dewa

Tanaman Mahkota Dewa atau dalam bahasa melayu dikenal dengan buah
simalakama banyak dibudidayakan di Indonesia. Tetapi sayang, tanaman ini masih
asing di telinga masyarakat. Padahal tanman ini memiliki banyak khasiat dalam
menyembuhkan berbagai macam penyakit

Mahkota dewa dapat ditemukan di pekarangan sebagai tanaman hias. Menilik


dari nama botaninya Phaleria papuana , diperkirakan tanaman ini berasal dari Papua,
di sana memang mudah menemui tanaman ini.

Mahkota dewa hidup di tanah yang gembur dan subur, tanaman ini tumbuh
tegak dengan tinggi 1-2,5 m dengan batang yang bulat, permukaan yang kasar,
percabangan simpodial, berkayu dan bergetah. Daunnya tunggal , bertangkai pendek,
pertulangan menyirip, warna hijau tua dengan panjang 7 – 10 cm dan lebar 2-5 cm.
Bunganya tersebar di batang atau ketiak daun dengan ukurannya yang kecil, berwarna
putih dan harum. Buah dari mahkota dewa sendiri berbentuk bulat dengan diameter 3-
5 cm , ketika muda berwarna hijau dan memerah setelah matang. Daging buah
berwarna putih, berserat dan berair. Bijinya bulat dan keras. Perkembang biakan
biasanya dengan cangkok dan biji.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Taksonomi Tanaman Mahkota Dewa


2. Bagaimana Habitat dan Morfologi Tanaman Mahkota Dewa
3. Apa Saja Kandungan Kimia yang terdapat pada Mahkota Dewa
4. Bagaimana Cara pengolahan dan Apa saja Khasiat Mahkota Dewa

1.3 Tujuan

Tujuan dari Makalah ini utmtuk mensosialisasikan tanaman Mahkota Dewa kepada
masyarakat luas mengenai morfologi dan habitat, khasiat dan cara pengolahan
maupun budidaya nya.
BAB II

ISI

Pohon Mahkota Dewa yang dalam bahasa latin disebut Phaleria macrocapa
dikenal dalam bahasa melayu sebagai pohon simalakama , buahnya pun dikenal buah
simalakama. Dinamakan simalakama sendiri karena, selain buah ini memiliki khasiat
untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit tetapi, buah ini juga beracun bagi
para konsumen yang tidak dapat mengolahnya dengan benar. Tanaman mahkota dewa
ini berasal dari Papua / Irian jaya sehingga memiliki nama latin lain yaitu Phaleria
Papuana.

Kita patut bangga,awalnya tanaman ini digunakan hanya sebagai tanaman hias
dan pohon peneduh, tetapi saat ini digunakan untuk pengobatan traditional
dikarenakan obat asli Indonesia yang memiliki banyak khasiat dalam menyembuhkan
berbagai macam penyakit.

Hingga saat ini banyak penyakit yang berhasil disembuhkan oleh tanaman ini
, tergantung pada pengolahan bagian tanaman itu sendiri. Bagian yang sering
digunakan antara lain adalah daun. Daun mahkota dewa sendiri direbus dan diminum
untuk menyembuhkan penyakit disentri, alergi dan tumor. Sedangkan kulit dan
dagingnya dapat digunakan untuk penyembuhan dlu, rematik dan kanker Rahim.

2.1 Klasifikasi ( Taksonomi ) Tanaman Mahkota Dewa

Tanaman ini tergolong dalam suku atau famili Thymelaeacea dan marga
Phaleria. Dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut :
• Kingdom : Plantae

• Subkingdom : Tracheobionta

• Super Divisi : Spermatophyta

• Divisi : Magnoliophyta

• Kelas : Magnoliopsida

• Subkelas : Rosidae

• Ordo : Myrtales

• Famili : Thymelaeaceae

• Genus : Phalero

• Spesies : Phaleria macrocarpa

Beradasarkan klasifikasi tersebut diketahui bahwa tanaman ini terasuk


kedalam tumbuhan berbunga, berbiji, berpembuluh dan berbiji belah.

2.2 Morfologi dan Habitat Mahkota Dewa

Mahkota dewa telah dikenal puluhan tahun yang lalu di Negara China. Di
China mahkota dewa disebut dengan nama Shuan Tao. Selain di China, di Indonesia
pada awalnya mahkota dewa tumbuh di Papua. Tetapi di masyarakat lokal mahkota
dewa tidak di anggap sebagai tanaman berkhasiat, sehingga mahkota dewa banyak
dibiarkan dan berkembang sebagai tanaman liar.
Tanaman ini merupakan tanaman tropis karena dapat tumbuh pada tempat
curah hujan 1000-2500 mm per tahun. Suhu yang diperlukan tumbuhan ini yaitu 20 ͦ-
30 ͦ C dengan kelembapan udara 70-90%. Tanaman ini tumbuh didaerah tropis karena
sangat membutuhakan sinar matahari untuk menunjang pertumbuhannya. Tanaman
ini tumbuh dengan baik di lahan subur dan gembur , pH yang dibutuhkan tanaman ini
antara lain 5,5-7,2

Tanaman mahkota dewa bukan sekedar pohon penghijauan yang sekaligus


berfungsi untuk peneduh. Hampir semua bagian dari tanaman ini mengandung
khasiat yang besar pengaruhnya bagi dunia pengobatan alternatif. Bagian- bagian
tanaman ini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Berikut ini bagian-
bagian dari tanaman mahkota dewa

• Batang

Batangnya terdiri dari kulit dan kayu. Kulit batang berwarna cokelat
kehijauan, sementara kayunya berwarna putih. Batang mahkota dewa bergetah.
Diameternya dapat mencapai 15cm dan percabangan batang cukup banyak. Serat
batangnya dapat digunakan untuk mengobati penyakit diabetes dan mecegah
resiko terjangkitnya penyakit jantung coroner.
• Daun

Daun mahkota dewa merupakan daun tunggal. Bentuknya lonjong,


langsing, memanjang, dan berujung lancip. Daun tua berwarna lebih gelap
daripada daun muda. Permukaannya licin dan tidak berbulu. Permukaan
bagian atas berwarna lebih tua daripada permukaan bagian bawah. Panjang
daun bisa mencapai 7- 10cm dengan lebar 3-5cm.
• Bunga

Bunga mahkota dewa merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam


kelompok 2-4 bunga. Warnanya putih, bentuknya seperti terompet kecil, dan
baunya harum. Ukurannya kira-kira sebesar bunga pohon cengkeh. Bunga ini
keluar sepanjang tahun atau tak kenal musim.
• Buah

Buah mahkota dewa merupakan ciri khas tanaman mahkota dewa.


Bentuknya bulat, permukaan licin dan beralur. Pada malam hari, jika terkena
sinar lampu tampak seperti berkilau. Buahnya mampu tumbuh dengan lebar.
Buah mahkota dewa terdiri dari kulit, daging, cangkang dan biji. Buah
mahkota dewa saat muda berwarna hijau, sedangkan saat tua, warnanya
menjadi merah marun. Ketebalan kulit sekitar 0,5-1mm. Daging buah
berwarna putih.
• Cangkang

Cangkang buah adalah lapisan terluar pada buah. Jadi, cangkang


merupakan bagian buah yang paling dekat dengan biji. Cangkang buah
berwarna putih dan ketebalannya bisa mencapai 2mm. Rasa cangkang buah
sepat-sepat pahit, tetapi setelah matang rasanya sepat-sepat manis.
• Biji

Biji mahkota dewa merupakan bagian yang paling beracun, biji buah
berbentuk bulat, dan berwarna putih. Diameternya mencapai 2cm.

2.3 Kandungan Kimia Yang Terdapat Pada Mahkota Dewa

Ditemukan beberapa zat aktif pada beberapa bagian tanaman seperti buah,
batang, dan daun dimana zat tersebut terkandung dalam jumlah banyak, ternyata bisa
memberikan manfaat yang cukup besar terhadap tubuh manusia. Zata aktif yang
terkandung dalam mahkota dewa antara lain,

• Alkaloid

Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan


heterosiklik dan terdapat pada tumbuhan. Zat ini memilik sifat detoksifikasi
untuk menetralkan sejumlah racun dalam tubuh manusia.
• Saponin

Saponin adalah jenis senyawa kimia yang berlimpah dalam berbagai spesies
tumbuhan. Senyawa ini dapat mengeluarkan busa jiak dikocok kencang dalam
larutan , busa ini pun bersifat stabil dan tidak mudah hilang.Zat ini bermanfaat
untuk membantu meningkatkan vitalitas tubuh, menurunkan kadar gula darah,
meningkatkan system kekebalan tubuh dan bersihat sebagai anti-bacteri atau
anti-virus.
• Flavonoid

Zat ini merupakan senyawa bioaktif yang memiliki banyak manfaat, antara
lain menurunkan resiko penyakit jantung, bersifat anti oksidan , anti-radang,
mengurangi rasa sakit saat pembengkakan dan mencegah terjadinya
penyumbatan pada pembuluh darah.
• Polifenol
Polifenol merupakan kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat
ini memiliki tanda khusu yakni memiliki banyak gugus fenol dalam
molekulnya.
Berperan sebagai antihistamin atau antialergi. Dalam menjadikan bagian dari
tanaman seperti buah dan daun sebagai obat, tanaman ini tidak bisa secara
langsung dikonsumsu, tapi bagian-bagian tersebut harus diolah terlebih
dahulu. Hal ini dikarenakan mahkot dewa termasuk dalam tanaman yang
keras dan mengandung racun. Cara pengolahan secara umum yaitu dengan
cara mengeringkan baik buah,batang,ataupun daunnya.

2.4 Metode Pengolahan dan Khasiat Tanaman Mahkota Dewa

• Bagian Buah

Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah buah. Buah mahkota


dewa atau yang bernama latin Simplisia Phaleriae Fructus terdiri dari kulit buah,
daging buah, cangkang biji buah dan biji buah. Dari bagian ini yang paling
dihindari adalah biji buah sebab cukup beracun.

Cara mengolah mahkota dewa pada bagian buah cukup mudah. Biasanya
daging buah yang segar dipotong menjadi bagian yang lebih kecil kemudian
dikeringkan. Setelah kering, daging buah mahkota dewa tersebut direbus (untuk
penyakit tertentu biasanya dicampur dengan bahan obat lainnya) dan air hasil
rebusan tersebutlah yang kemudian dikonsumsi.
Bagian buah mahkota dewa ini bisa digunakan untuk menyembuhkan
berbagai penyakit antara lain diabetes, rematik, kangker payudara juga kangker
rahim, asam urat, hepatitis, disentri dan masih banyak lagi lainnya.

• Bagian Batang

Bagian lain dari tanaman mahkota dewa yang biasa dimanfaatkan sebagai
bahan obat herbal adalah bagian batang. Bagian batang ini bergetah dan dipercaya
bisa menyembuhkan penyakit serius seperti kangker tulang.Cara mengolah
mahkota dewa bagian batang cukup sederhana. Batang terlebih dahulu dikuliti
dan dikeringkan kemudian direbus. Air rebusan tersebutlah yang digunakan
sebagai obat.

• Bagian Daun

Selain bagian buah dan juga batang, bagian lain dari tanaman mahkota
dewa yang banyak digunakan sebagai bahan obat adalah daun. Daun ini dikenal
berkhasiat mengobati penyakit seperti eksim, lemah syahwat, disentri, alergi,
tumor dan masih banyak lainnya. Cara mengolah mahkota dewa pada bagian
daun cukup sederhana tergantung pada jenis penyakit yang hendak Anda obati.
Misalnya eksim, langkahnya cukup sederhana, cukup lumatkan daun mahkota
dewa kemudian balurkan pada kulit yang terkena eksim sebanyak dua kali sehari.
Sedangkan pada penyakit semisal lemah syahwat, disentri, alergi dan tumor, cara
mengolahnya dengan direbus dan diminum.

2.5 Budidaya Tanaman Mahkota Dewa

Menilik dari kajian di atas , tanaman Mahkota Dewa sangat perlu untuk
dibudidayakan dengan khasiat nya yang melimpah. Di nusantara membudidayakan
tanaman ini tidak sulit karena tanaman ini dapat hidup dengan baik di daerah tropis.
Tanaman ini dapat hidup di tanah subur dan gembur pada ketinggian 10-1200Mdpl.
Tanaman ini juga dapat ditanam dekat teras , tujuannya untuk penguat tera dan
menghindari longsor. Yang perlu diperhatikan dalam budidaya Mahkota Dewa itu
sendiri antara lain,

1. Pengolahan Tanah
Tanah lebih dulu digemburkan serta diberi pupuk dasar yang berupa pupuk
kandang. Tanah galian ditumpuk terpisah antara tanah lapisan atas dan tanah
lapisan bawah. Lubang tanam dibiarkan terbuka selama minimal seminggu
agar terkena udara luar, sinar matahari, dan hujan
2. Pengadaan Bibit
Salah satu aspek penting dalam budidaya mahkota dewa adalah penyiapan
bibit. Bibit yang baik akan memberikan hasil yang baik pula selain didukung
oleh faktor lain. Dalam budidaya mahkota dewa, ada dua jenis bibit yang
dapat digunakan, yaitu bibit dari fase generatif (biji) dan bibit dari fase
vegetative (stek batang atau cangkok).
3. Pemupukan
Pada prinsipnya pupuk yang diberikan pada tanaman obat dianjurkan berasal
dari bahan alami atau pupuk organik seperti pupuk bokasi. Penggunaan pupuk
kimia atau anorganik tidak dianjurkan karena menimbulkan residu kimia yang
dapat muncul pada buah. Padahal buah mahkota dewa dimanfaatkan sebagai
bahan obat. Tentu saja hal ini akan sangat berpengaruh pada kesehatan
penggunaannya.
4. Penyiraman
Penyiraman perlu dilakukan pada saat tanam dan sesudah tanam saat tanaman
masih kecil. Hanya saja bila hari hujan, penyiraman tidak perlu dilakukan.
Setelah tanaman berumur 6 bulan sesudah tanam, penyiraman relatif tidak
diperlukan karena jangkauan perakarannya sudah dalam.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa / Phaleria Papuana) termasuk


dalam famili Thymelaece. Tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman simalakama
dikarenakan selain memiliki banyak khasiat untuk menyembuhkan penyakit tetapi
juga beracun bagi konsumennya jika tidak dapat mengolahnya dengan benar.
Tanaman ini bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau di
kebun- kebun sebagai tanaman peneduh. Tanaman ini biasa di tanam dekat dengan
teras dengan tujuan menguatkan teras untuk mengurasngi resiko longsor. Awal
berasal tanman ini yaitu dari China lalu ke Papua atau Irian Jaya. Mahkota dewa
tumbuh subur ditanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1200 mdpl dan
daerah tropis.

Tanaman mahkota dewa berupa perdu menahun yang tumbuh tegak


dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya cokelat,
berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daunnya tunggal, letaknya
berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal
runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, warnya hijau tua, panjang
7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang
atau ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih dan harum.

Buah mahkota dewa bentuknya bulat dengan diameter 3-5 cm.


Permukaan buah licin, dan beralur. Ketika muda, warna buah hijau dan setelah
masak, warnanaya berubah menjadi merah. Daging buah berwarna putih, berserat dan
berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning
kecoklatan. Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya.
Bagian tanaman mahkota dewa yang dimanfaatkan sebagai obat adalah
daun, daging, dan kulit buahnya. Daun dan kulit buah bisa digunakan segar atau yang
telah dikeringkan, sedangkan daging buah digunakan setelah dikeringkan.

Daun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkoloid, saponin dan


polifenol (lignan). Kulit buah mengandung alkaloid, saponin dan flavonoid. Dan buah
mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti:

1.Alkaloid untuk mentralisir racun

2.Saponin, yang bermanfaat sebagai: sumber anti bakteri dan anti virus,
meningkatkan system kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar
gula dalam darah, serta mengurangi penggumpalan darah.

3.Flavonoid yang bermanfaat dalam melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh


dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengurangi kandungan
kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding pembuluh darah,
mengurangi kadar risiko penyakit jantung coroner.

4.Polifenol yang berfungsi sebagai antihistamin (antialergi)


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Mahkota Dewa. . Diakses tanggal 5 Desember 2009.

Erlan. 2005. Pengaruh berbagai media terhadap pertumbuhan bibit mahkota dewa
(Phaleria macrocarpha (Scheff.) Boerl.) di polibag. Jurnal Akta Agrosia 7:
72-75.

Harmanto, N. 2001. Mahkota Dewa Obat Pusaka Para Dewa. Agromedia Pustaka,
Jakarta.

Lakitan, B. 1995. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja


Grafindo Persada, Jakarta.

Sutedjo, M.M., A.G. Kartasapoetra, dan R.D.S. Sastroatmodjo. 1991. Mikrobiologi


Tanah. PT. Rieneka Cipta, Jakarta.

Thomas. 1995. Pengaruh Mulsa terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi Penggunaan Air
pada Bibit Karet Klon GT 1. Sembawa, Sumatera Selatan.

Anda mungkin juga menyukai