Anda di halaman 1dari 20

Ruang Lingkup, Kriteria, dan Jenis

Pemeriksaan
Cetak
A A A 

I. DASAR HUKUM
1. UU Nomor 6 TAHUN 1983 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
1984) stdtd UU Nomor 16 TAHUN 2009 (mulai berlaku pada tanggal 25
Maret 2009) tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
2. PMK-184/PMK.03/2015 (berlaku sejak 30 September 2015) tentang
perubahan PMK-17/PMK.03/2013 (mulai berlaku pada tanggal 1 Februari
2013) tentang Tata Cara Pemeriksaan
 PMK-184/PMK.03/2015 mengubah ketentuan Pasal 1, 4, 5, 11, 13, 15,
17, 22, 23, 41, 42,  43, 44, 47, 49, 70 atas PMK-17/PMK.03/2013
 PMK-17/PMK.03/2013 mencabut:
1. PMK-191/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Atas
Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Terhadap Wajib Pajak Yang Sedang Dilakukan Pemeriksaan
Bukti Permulaan Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan;
2. PMK-198/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Tata Cara Penyegelan Dalam Rangka
Pemeriksaan di Bidang Perpajakan;
3. PMK-199/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak;
4. PMK-82/PMK.03/2011 (mulai berlaku pada tanggal 3 Mei
2011) tentang Perubahan Atas PMK-
199/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak

II. SURAT EDARAN TERKAIT


A. SE-06/PJ/2016 tentang kebijakan pemeriksaan
B. SE-25/PJ/2013 (mulai berlaku pada tanggal 30 Mei 2013) tentang Pedoman
e-Audit
C. SE-28/PJ/2013 (mulai berlaku pada tanggal 11 Juni 2013) tentang Kebijakan
Pemeriksaan

III. RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN


o Ruang lingkup Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dapat meliputi: (Pasal 3 PMK-17/PMK.03/2013)
1. satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak,
2. baik untuk satu atau beberapa Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak,
3. dalam tahun-tahun lalu maupun tahun berjalan.
 

IV. KRITERIA DAN JENIS PEMERIKSAAN


o Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dilakukan dalam hal memenuhi kriteria sebagai berikut:

No. KRITERIA PEMERIKSAAN (Pasal 4 JENIS PEMERIKSAAN


PMK-184/PMK.03/2015)
1. Wajib Pajak yang mengajukan Pemeriksaannya dilakukan dengan Pemeriksaan Kantor,
permohonan pengembalian kelebihan dalam hal permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pembayaran tersebut diajukan oleh WP yang memenuhi
dalam Pasal 17B Undang-Undang KUP; persyaratan: (Pasal 5 ayat (2) PMK-184/PMK.03/2015)

1. laporan keuangan Wajib Pajak


untuk Tahun Pajak yang diperiksa diaudit oleh
akuntan publik atau laporan keuangan salah satu
Tahun Pajak dari 2 (dua) Tahun Pajak sebelum
Tahun Pajak yang diperiksa telah diaudit oleh
akuntan publik, dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian; dan
2. Wajib Pajak tidak sedang dilakukan
Pemeriksaan Bukti Permulaan, Penyidikan, atau
Penuntutan Tindak Pidana Perpajakan, dan/atau
Wajib Pajak dalam 5 (lima) tahun terakhir tidak
pernah dipidana karena melakukan tindak pidana
di bidang perpajakan.

Dalam hal Pemeriksaan Kantor ditemukan indikasi


transaksi yang terkait dengan transfer pricing dan/atau
transaksi khusus lain yang berindikasi adanya rekayasa
transaksi keuangan, pelaksanaan Pemeriksaan Kantor
diubah menjadi Pemeriksaan Lapangan.  (Pasal 5 ayat (6)
PMK-184/PMK.03/2015)
2. terdapat keterangan lain berupa data Pemeriksaannya dilakukan dengan: (Pasal 5 ayat (3)
konkret sebagaimana dimaksud dalam PMK-184/PMK.03/2015)
Pasal 13 ayat (1) huruf a Undang-Undang
KUP; 3. Pemeriksaan Kantor dalam hal
ruang lingkup pemeriksaan hanya dilakukan
terhadap keterangan lain berupa data konkret; atau
4. Pemeriksaan Lapangan dalam hal
ruang lingkup pemeriksaan dilakukan tidak
terbatas hanya terhadap keterangan lain berupa
data konkret.

Dalam hal Pemeriksaan Kantor ditemukan indikasi


transaksi yang terkait dengan transfer pricing dan/atau
transaksi khusus lain yang berindikasi adanya rekayasa
transaksi keuangan, pelaksanaan Pemeriksaan Kantor
diubah menjadi Pemeriksaan Lapangan.  (Pasal 5 ayat (6)
PMK-184/PMK.03/2015)
3. Wajib Pajak menyampaikan Surat
Pemberitahuan yang menyatakan lebih
bayar, selain yang mengajukan
permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak sebagaimana dimaksud
pada huruf a;
4. Wajib Pajak yang telah diberikan
pengembalian pendahuluan kelebihan
pembayaran pajak; Pemeriksaan dengan kriteria ini  penentuan jenis
5. Wajib Pajak menyampaikan Surat pemeriksaannya diatur oleh Direktur Jenderal Pajak.
Pemberitahuan yang menyatakan rugi; (Pasal 5 ayat (4) PMK-184/PMK.03/2015)
6. Wajib Pajak melakukan penggabungan,
peleburan, pemekaran, likuidasi,
pembubaran, atau akan meninggalkan
Indonesia untuk selama-Iamanya;
7. Wajib Pajak melakukan perubahan tahun
buku atau metode pembukuan atau karena
dilakukannya penilaian kembali aktiva
tetap;
8. Wajib Pajak tidak menyampaikan atau
menyampaikan Surat Pemberitahuan
tetapi melampaui jangka waktu yang telah
ditetapkan dalam surat teguran yang
terpilih untuk dilakukan Pemeriksaan Pemeriksaan dengan kriteria ini dilakukan dengan jenis
berdasarkan Analisis Risiko; atau Pemeriksaan Lapangan. (Pasal 5 ayat (5) PMK-
184/PMK.03/2015)
9. Wajib Pajak menyampaikan Surat
Pemberitahuan yang terpilih untuk
dilakukan pemeriksaan berdasarkan
Analisis Risiko.

© DJP Tax Knowledge Base |  ‹ Dibaca 4547 kali ›  ‹ Update Terakhir : 25/05/2016 09:33:12
Kewajiban dan Kewenangan Pemeriksa
Pajak
Cetak
A A A 

I. DASAR HUKUM
A. UU Nomor 6 TAHUN 1983 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1984) stdtd
UU Nomor 16 TAHUN 2009 (mulai berlaku pada tanggal 25 Maret 2009)
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
B. Pasal 11, 12 PMK-184/PMK.03/2015 (berlaku sejak 30 September 2015)
tentang perubahan PMK-17/PMK.03/2013 (mulai berlaku pada tanggal 1
Februari 2013) tentang Tata Cara Pemeriksaan
 PMK-184/PMK.03/2015 mengubah ketentuan Pasal 1, 4, 5, 11, 13, 15,
17, 22, 23, 41, 42,  43, 44, 47, 49, 70 atas PMK-17/PMK.03/2013
 PMK-17/PMK.03/2013 mencabut:
1. PMK-191/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Atas
Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Terhadap Wajib Pajak Yang Sedang Dilakukan Pemeriksaan
Bukti Permulaan Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan;
2. PMK-198/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Tata Cara Penyegelan Dalam Rangka
Pemeriksaan di Bidang Perpajakan;
3. PMK-199/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak;
4. PMK-82/PMK.03/2011 (mulai berlaku pada tanggal 3 Mei
2011) tentang Perubahan Atas PMK-
199/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak
C. PER-23/PJ/2013 (mulai berlaku pada tanggal 11 Juni 2011) tentang Standar
Pemeriksaan

II. SURAT EDARAN TERKAIT


A. SE-06/PJ/2016 tentang kebijakan pemeriksaan
B. SE-25/PJ/2013 (mulai berlaku pada tanggal 30 Mei 2013) tentang Pedoman
e-Audit
C. SE-28/PJ/2013 (mulai berlaku pada tanggal 11 Juni 2013) tentang Kebijakan
Pemeriksaan

III. KEWAJIBAN PEMERIKSA PAJAK (Pasal 11 PMK-184/PMK.03/2015)


o Dalam melakukan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan, Pemeriksa Pajak wajib:
1. menyampaikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan kepada
Wajib Pajak dalam hal Pemeriksaan dilakukan dengan jenis
Pemeriksaan Lapangan atau Surat Panggilan Dalam Rangka
Pemeriksaan Kantor dalam hal Pemeriksaan dilakukan dengan jenis
Pemeriksaan Kantor;
2. memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan SP2 kepada
Wajib Pajak pada waktu melakukan Pemeriksaan;
 tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dibuat sesuai format di
Lampiran I PMK-17/PMK.03/2013. (Pasal 93 ayat (1) PMK-
17/PMK.03/2013)
3. memperlihatkan surat yang berisi perubahan tim Pemeriksa Pajak
kepada Wajib Pajak apabila susunan keanggotaan tim Pemeriksa Pajak
mengalami perubahan;
4. melakukan pertemuan dengan Wajib Pajak dalam rangka memberikan
penjelasan mengenai:

 alasan dan tujuan Pemeriksaan;


 hak dan kewajiban Wajib Pajak selama dan setelah pelaksanaan
Pemeriksaan;
 hak Wajib Pajak mengajukan permohonan untuk dilakukan
pembahasan dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan
dalam hal terdapat hasil Pemeriksaan yang terbatas pada dasar
hukum koreksi yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak
dengan Wajib Pajak pada saat Pernbahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan, kecuali untuk Pemeriksaan atas keterangan lain
berupa data konkret yang dilakukan dengan jenis Pemeriksaan
Kantor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf
a;dan
 kewajiban dari Wajib Pajak untuk memenuhi permintaan buku,
catatan, dan/atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan, dan dokumen lainnya, yang dipinjam dari Wajib
Pajak;
2. menuangkan hasil pertemuan sebagaimana dimaksud pada huruf d
dalam berita acara pertemuan dengan Wajib Pajak;
3. menyampaikan SPHP kepada Wajib Pajak;
4. memberikan hak untuk hadir kepada Wajib Pajak dalam rangka
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan pada waktu yang telah
ditentukan;
5. menyampaikan Kuesioner Pemeriksaan kepada Wajib Pajak;
6. melakukan pembinaan kepada Wajib Pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan dengan menyampaikan saran secara
tertulis;
7. mengembalikan buku, catatan, dan/atau dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan, dan dokurnen lainnya yang dipinjam dari
Wajib Pajak; dan
8. merahasiakan kepada pihak lain yang tidak berhak atas segala sesuatu
yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam
rangka Pemeriksaan.
 

IV. KEWENANGAN PEMERIKSA PAJAK

Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Kantor


Pemeriksa Pajak berwenang: (Pasal 12 ayat (1) PMK- Pemeriksa Pajak berwenang: (Pasal 12 ayat
17/PMK.03/2013) (2) PMK-17/PMK.03/2013)

a. melihat dan/atau meminjam buku, h. memanggil WP untuk datang ke


catatan, dan/atau dokumen yang menjadi dasar kantor DJP dengan menggunakan Surat
pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan
yang berhubungan dengan penghasilan yang Kantor;
diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP, i. melihat dan/atau meminjam buku,
atau objek yang terutang pajak; catatan, dan/atau dokumen yang menjadi
b. mengakses dan/atau mengunduh data dasar pembukuan atau pencatatan, dan
yang dikelola secara elektronik; dokumen lain termasuk data yang
c. memasuki dan memeriksa tempat atau dikelola secara elektronik, yang
ruang, barang bergerak dan/atau tidak bergerak berhubungan dengan penghasilan yang
yang diduga atau patut diduga digunakan untuk diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan
menyimpan buku atau catatan, dokumen yang bebas WP, atau objek yang terutang
menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, pajak;
dokumen lain, uang dan/atau barang yang dapat j. meminta kepada WP untuk
memberi petunjuk tentang penghasilan yang memberi bantuan guna kelancaran
diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP, Pemeriksaan;
atau objek yang terutang pajak; k. meminta keterangan lisan
d. meminta kepada WP untuk memberi dan/atau tertulis dari WP;
bantuan guna kelancaran Pemeriksaan, antara l. meminjam KKP yang dibuat oleh
lain berupa: akuntan publik melalui WP; dan
1. menyediakan tenaga dan/atau m. meminta keterangan dan/atau
peralatan atas biaya WP apabila dalam bukti yang diperlukan dari pihak ketiga
mengakses data yang dikelola secara yang mempunyai hubungan dengan
elektronik memerlukan peralatan WP yang diperiksa melalui kepala unit
dan/atau keahlian khusus; pelaksana Pemeriksaan.
2. memberikan bantuan kepada
Pemeriksa Pajak untuk membuka barang  
bergerak dan/atau tidak bergerak;
dan/atau
3. menyediakan ruangan khusus
tempat dilakukannya Pemeriksaan
Lapangan dalam hal Pemeriksaan
dilakukan di tempat WP;
e. melakukan Penyegelan tempat atau
ruang tertentu serta barang bergerak dan/atau
tidak bergerak;
f. meminta keterangan lisan dan/atau
tertulis dari WP; dan
g. meminta keterangan dan/atau bukti yang
diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai
hubungan dengan WP yang diperiksa melalui
kepala unit pelaksana Pemeriksaan.

© DJP Tax Knowledge Base |  ‹ Dibaca 1757 kali ›  ‹ Update Terakhir : 26/05/2016 15:09:39

Jangka Waktu Pemeriksaan


Cetak
A A A 

I. DASAR HUKUM
A. UU Nomor 6 TAHUN 1983 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1984) stdtd
UU Nomor 16 TAHUN 2009 (mulai berlaku pada tanggal 25 Maret 2009)
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
B. Pasal 15, 16, 17, 18, 19 PMK-184/PMK.03/2015 (berlaku sejak 30 September
2015) tentang perubahan PMK-17/PMK.03/2013 (mulai berlaku pada tanggal
1 Februari 2013) tentang Tata Cara Pemeriksaan
 PMK-184/PMK.03/2015 mengubah ketentuan Pasal 1, 4, 5, 11, 13, 15,
17, 22, 23, 41, 42,  43, 44, 47, 49, 70 atas PMK-17/PMK.03/2013
 PMK-17/PMK.03/2013 mencabut:
1. PMK-191/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Atas
Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Terhadap Wajib Pajak Yang Sedang Dilakukan Pemeriksaan
Bukti Permulaan Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan;
2. PMK-198/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Tata Cara Penyegelan Dalam Rangka
Pemeriksaan di Bidang Perpajakan;
3. PMK-199/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak;
4. PMK-82/PMK.03/2011 (mulai berlaku pada tanggal 3 Mei
2011) tentang Perubahan Atas PMK-
199/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak
C. PER-23/PJ/2013 (mulai berlaku pada tanggal 11 Juni 2011) tentang Standar
Pemeriksaan

 
II. SURAT EDARAN TERKAIT
A. SE-06/PJ/2016 tentang kebijakan pemeriksaan
B. SE-25/PJ/2013 (mulai berlaku pada tanggal 30 Mei 2013) tentang Pedoman
e-Audit
C. SE-28/PJ/2013 (mulai berlaku pada tanggal 11 Juni 2013) tentang Kebijakan
Pemeriksaan

III. JANGKA WAKTU  PEMERIKSAAN (Pasal 15 ayat (1) PMK-


184/PMK.03/2015)
o Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dilakukan dalam jangka waktu Pemeriksaan yang meliputi:

o jangka waktu pengujian; dan


o jangka waktu Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dan pelaporan.

A. Jangka Waktu Pengujian

Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Kantor


Jangka waktu pengujiannya paling lama 6 1. Jangka waktu
(enam) bulan, yang dihitung sejak Surat pengujiannya paling lama 4 (empat)
Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan bulan, yang dihitung sejak tanggal
disampaikan kepada WP, wakil, kuasa, WP, wakil, kuasa dari WP pegawai,
pegawai, atau anggota keluarga yang telah atau anggota keluarga yang telah
dewasa dari WP, sampai dengan tanggal SPHP dewasa dari WP datang memenuhi
disampaikan kepada WP, wakil, kuasa, Surat Panggilan Dalam Rangka
pegawai, atau anggota keluarga yang telah Pemeriksaan Kantor sampai
dewasa dari WP.  dengan tanggal SPHP disampaikan
kepada WP, wakil, kuasa, pegawai,
(Pasal 15 ayat (2) PMK-184/PMK.03/2015) atau anggota keluarga yang telah
dewasa dari WP. (Pasal 15 ayat (3)
PMK-184/PMK.03/2015)
2. Apabila Pemeriksaan atas
keterangan lain berupa data konkret
dilakukan dengan Pemeriksaan
Kantor sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (3) huruf a, jangka waktu
pengujiannya paling lama 1 (satu)
bulan, yang dihitung sejak tanggal
Wajib Pajak, wakil, atau kuasa Wajib
Pajak datang memenuhi Surat
Panggilan Dalam Rangka
Pemeriksaan Kantor sampai dengan
tanggal SPHP disampaikan kepada
Wajib Pajak, wakil, kuasa, pegawai,
atau anggota keluarga yang telah
dewasa dari Wajib Pajak. (Pasal 15
ayat (4) PMK-184/PMK.03/2015)

Perpanjangan Jangka Waktu Perpanjangan Jangka Waktu

Jangka waktu pengujiannya dapat diperpanjang Jangka waktu pengujiannya dapat


untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) diperpanjang untuk jangka waktu paling
bulan. (Pasal 16 ayat (1) PMK- lama 2 (dua) bulan,  kecuali untuk
17/PMK.03/2013) Pemeriksaan atas keterangan lain berupa data
konkret yang dilakukan dengan Pemeriksaan
  Kantor tidak dapat diperpanjang. (Pasal
17 ayat (1) PMK-184/PMK.03/2015)
Perpanjangan jangka waktu pengujian
Pemeriksaan Lapangan dilakukan dalam hal:  

3. Pemeriksaan Lapangan Perpanjangan jangka waktu pengujian


diperluas ke Masa Pajak, Bagian Tahun Pemeriksaan Kantor dilakukan dalam hal:
Pajak, atau Tahun Pajak lainnya; (Pasal 17 ayat (2) PMK-184/PMK.03/2015)
4. terdapat konfirmasi atau
permintaan data dan/atau keterangan 10. Pemeriksaan Kantor diperluas
kepada pihak ketiga; ke Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak,
5. ruang lingkup Pemeriksaan atau Tahun Pajak lainnya;
Lapangan meliputi seluruh jenis 11. terdapat konfirmasi atau
pajak; dan/atau permintaan data dan/atau keterangan
6. berdasarkan pertimbangan kepada pihak ketiga;
kepala unit pelaksana Pemeriksaan. 12. ruang lingkup Pemeriksaan
Kantor meliputi seluruh jenis
(Pasal 16 ayat (3) PMK-17/PMK.03/2013) pajak; dan/atau
13. berdasarkan pertimbangan
  kepala unit pelaksana Pemeriksaan.

Jangka waktu pengujian Pemeriksaan  


Lapangan  dapat diperpanjang untuk jangka
waktu paling lama 6 (enam) bulan dan dapat
dilakukan paling banyak 3 (tiga) kali sesuai
dengan kebutuhan waktu untuk melakukan
pengujian apabila terkait dengan:

7. WP Kontraktor Kontrak Kerja


Sama Minyak dan Gas Bumi;
8. WP dalam satu grup; atau
9. WP yang terindikasi melakukan
transaksi transfer pricing dan/atau
transaksi khusus lain yang berindikasi
adanya rekayasa transaksi keuangan.

(Pasal 16 ayat (3) PMK-17/PMK.03/2013)


 
Pemberitahuan Tertulis kepada Wajib Pajak
Dalam hal dilakukan perpanjangan jangka waktu pengujian, baik  Pemeriksaan Lapangan
ataupun Pemeriksaan Kantor, kepala unit pelaksana Pemeriksaan harus menyampaikan
pemberitahuan perpanjangan jangka waktu pengujian secara tertulis kepada WP. (Pasal
18 PMK-17/PMK.03/2013)
 
Penyampaian SPHP kepada Wajib Pajak

Apabila jangka waktu perpanjangan pengujian, baik Pemeriksaan Lapangan


ataupun Pemeriksaan Kantor, telah berakhir, SPHP harus disampaikan kepada WP. (Pasal 19
ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013)
 

 Dalam hal Pemeriksaan dilakukan karena WP mengajukan permohonan


pengembalian kelebihan pembayaran pajak, jangka waktu pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan harus memperhatikan
jangka waktu penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B UU KUP. (Pasal 19 ayat
(2) PMK-17/PMK.03/2013)

o Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan atas permohonan


pengembalian kelebihan pembayaran pajak, selain permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak dari WP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C
dan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17D, harus menerbitkan
surat ketetapan pajak paling lama 12 (dua belas) bulan sejak surat permohonan
diterima secara lengkap. (Pasal 17B ayat (1) UU KUP)

B. Jangka Waktu Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dan Pelaporan


o Jangka waktu Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dan pelaporannya paling
lama 2 (dua) bulan, yang dihitung sejak tanggal SPHP disampaikan kepada WP,
wakil, kuasa, pegawai, atau anggota yang telah dewasa dari WP sampai
dengan tanggal LHP. (Pasal 15 ayat (5) PMK-184/PMK.03/2015)
o Apabila Pemeriksaan atas keterangan lain berupa data konkret dilakukan
dengan Pemeriksaan Kantor, jangka waktu Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan dan pelaporannya paling lama 10 (sepuluh) hari kerja, yang
dihitung sejak tanggal SPHP disampaikan kepada Wajib Pajak, wakil, kuasa,
pegawai, atau anggota yang telah dewasa dari Wajib Pajak sampai dengan
tanggal LHP. (Pasal 15 ayat (6) PMK-184/PMK.03/2015)
Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
Cetak
A A A 

I. DASAR HUKUM
A. UU Nomor 6 TAHUN 1983 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1984) stdtd
UU Nomor 16 TAHUN 2009 (mulai berlaku pada tanggal 25 Maret 2009)
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
B. Pasal 13, 14 PMK-184/PMK.03/2015 (berlaku sejak 30 September 2015)
tentang perubahan PMK-17/PMK.03/2013 (mulai berlaku pada tanggal 1
Februari 2013) tentang Tata Cara Pemeriksaan
 PMK-184/PMK.03/2015 mengubah ketentuan Pasal 1, 4, 5, 11, 13, 15,
17, 22, 23, 41, 42,  43, 44, 47, 49, 70 atas PMK-17/PMK.03/2013
 PMK-17/PMK.03/2013 mencabut:
1. PMK-191/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Atas
Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Terhadap Wajib Pajak Yang Sedang Dilakukan Pemeriksaan
Bukti Permulaan Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan;
2. PMK-198/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Tata Cara Penyegelan Dalam Rangka
Pemeriksaan di Bidang Perpajakan;
3. PMK-199/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak;
4. PMK-82/PMK.03/2011 (mulai berlaku pada tanggal 3 Mei
2011) tentang Perubahan Atas PMK-
199/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak
C. PER-23/PJ/2013 (mulai berlaku pada tanggal 11 Juni 2011) tentang Standar
Pemeriksaan

II. SURAT EDARAN TERKAIT


A. SE-06/PJ/2016 tentang kebijakan pemeriksaan
B. SE-25/PJ/2013 (mulai berlaku pada tanggal 30 Mei 2013) tentang Pedoman
e-Audit
C. SE-28/PJ/2013 (mulai berlaku pada tanggal 11 Juni 2013) tentang Kebijakan
Pemeriksaan

III. HAK WAJIB PAJAK DALAM PEMERIKSAAN (Pasal 13 PMK-


184/PMK.03/2015)
o Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan, Wajib Pajak berhak:
1. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda
Pengenal Pemeriksa Pajak dan SP2;
2. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan dalam hal Pemeriksaan
dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Lapangan;
3. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan surat yang
berisi perubahan tim Pemeriksa Pajak apabila susunan keanggotaan tim
Pemeriksa Pajak mengalami perubahan;
4. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan
tentang alasan dan tujuan Pemeriksaan;
5. menerima SPHP;
6. menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan pada waktu yang
telah ditentukan;
7. mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan Tim
Quality Assurance Pemeriksaan, dalam hal masih terdapat hasil
Pemeriksaan yang terbatas pada dasar hukum koreksi yang belum
disepakati antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak pada saat
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, kecuali untuk Pemeriksaan atas
keterangan lain berupa data konkret yang dilakukan dengan jenis
Pemeriksaan Kantor; dan
8. memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan
oleh Pemeriksa Pajak melalui pengisian Kuesioner Pemeriksaan.

IV. KEWAJIBAN WAJIB PAJAK DALAM PEMERIKSAAN (Pasal 14 PMK-


17/PMK.03/2013)

Pemeriksaan Lapangan (Pasal 14 ayat (1) PMK- Pemeriksaan Kantor (Pasal 14


17/PMK.03/2013) ayat (2) PMK-17/PMK.03/2013)
Wajib Pajak wajib: Wajib Pajak wajib:

a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku, g. memenuhi


catatan, dan/atau dokumen yang menjadi dasar panggilan untuk datang
pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain yang menghadiri Pemeriksaan
berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, sesuai dengan waktu yang
kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP, atau objek yang ditentukan;
terutang pajak; h. memperlihatkan
b. memberikan kesempatan untuk mengakses dan/atau meminjamkan
dan/atau mengunduh data yang dikelola secara buku, catatan, dan/atau
elektronik; dokumen yang menjadi
c. memberikan kesempatan untuk memasuki dan dasar pembukuan atau
memeriksa tempat atau ruang, barang bergerak dan/atau pencatatan, dan dokumen
tidak bergerak yang diduga atau patut diduga digunakan lain termasuk data yang
untuk menyimpan buku atau catatan, dokumen yang dikelola secara elektronik,
menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dokumen lain, yang berhubungan dengan
uang, dan/atau barang yang dapat memberi petunjuk penghasilan yang diperoleh,
tentang penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, kegiatan usaha, pekerjaan
pekerjaan bebas WP, atau objek yang terutang pajak serta bebas WP, atau objek yang
meminjamkannya kepada Pemeriksa Pajak; terutang pajak;
d. memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan, i. memberi bantuan
yang dapat berupa: guna kelancaran
1. menyediakan tenaga dan/atau peralatan Pemeriksaan;
atas biaya WP apabila dalam mengakses data j. menyampaikan
yang dikelola secara elektronik memerlukan tanggapan secara tertulis
peralatan dan/atau keahlian khusus; atas SPHP;
2. memberikan bantuan kepada Pemeriksa k. meminjamkan KKP
Pajak untuk membuka barang bergerak dan/atau yang dibuat oleh akuntan
tidak bergerak; dan/atau publik; dan
3. menyediakan ruangan khusus tempat l. memberikan
dilakukannya Pemeriksaan Lapangan dalam hal keterangan lisan dan/atau
Pemeriksaan dilakukan di tempat WP; tertulis yang diperlukan
e. menyampaikan tanggapan secara tertulis atas
SPHP; dan
f. memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis
yang diperlukan.
Ruang Lingkup, Kriteria, dan Jenis
Pemeriksaan
Cetak
A A A 

I. DASAR HUKUM
1. UU Nomor 6 TAHUN 1983 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
1984) stdtd UU Nomor 16 TAHUN 2009 (mulai berlaku pada tanggal 25
Maret 2009) tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
2. PMK-184/PMK.03/2015 (berlaku sejak 30 September 2015) tentang
perubahan PMK-17/PMK.03/2013 (mulai berlaku pada tanggal 1 Februari
2013) tentang Tata Cara Pemeriksaan
 PMK-184/PMK.03/2015 mengubah ketentuan Pasal 1, 4, 5, 11, 13, 15,
17, 22, 23, 41, 42,  43, 44, 47, 49, 70 atas PMK-17/PMK.03/2013
 PMK-17/PMK.03/2013 mencabut:
1. PMK-191/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Atas
Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Terhadap Wajib Pajak Yang Sedang Dilakukan Pemeriksaan
Bukti Permulaan Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan;
2. PMK-198/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Tata Cara Penyegelan Dalam Rangka
Pemeriksaan di Bidang Perpajakan;
3. PMK-199/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak;
4. PMK-82/PMK.03/2011 (mulai berlaku pada tanggal 3 Mei
2011) tentang Perubahan Atas PMK-
199/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak

II. SURAT EDARAN TERKAIT


A. SE-06/PJ/2016 tentang kebijakan pemeriksaan
B. SE-25/PJ/2013 (mulai berlaku pada tanggal 30 Mei 2013) tentang Pedoman
e-Audit
C. SE-28/PJ/2013 (mulai berlaku pada tanggal 11 Juni 2013) tentang Kebijakan
Pemeriksaan
 

III. RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN UNTUK TUJUAN LAIN (Pasal 69 PMK-


17/PMK.03/2013)

Ruang lingkup Pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan


ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dapat meliputi
penentuan, pencocokan, atau pengumpulan materi yang berkaitan dengan
tujuan Pemeriksaan.

IV. KRITERIA PEMERIKSAAN UNTUK TUJUAN LAIN (Pasal 70 PMK-


184/PMK.03/2015)
o Pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan dilakukan dengan kriteria antara
lain sebagai berikut:
1. pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan;
2. penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak;
3. pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan;
4. pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
5. Wajib Pajak mengajukan keberatan;
6. pengumpulan bahan guna penyusunan norma penghitungan
penghasilan neto;
7. pencocokan data dan/atau alat keterangan;
8. penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil;
9. penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai;
10. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;
11. penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu
kompensasi kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas
perpajakan; dan/atau
12. memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda

V. JENIS PEMERIKSAAN UNTUK TUJUAN LAIN (Pasal 71 PMK-


17/PMK.03/2013)

Pemeriksaan untuk tujuan lain dapat dilakukan dengan jenis:

a. Pemeriksaan Lapangan, atau


b. Pemeriksaan Kantor.

 
Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
Cetak
A A A 

I. DASAR HUKUM
1. UU Nomor 6 TAHUN 1983 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
1984) stdtd UU Nomor 16 TAHUN 2009 (mulai berlaku pada tanggal 25
Maret 2009) tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
2. PMK-184/PMK.03/2015 (berlaku sejak 30 September 2015) tentang
perubahan PMK-17/PMK.03/2013 (mulai berlaku pada tanggal 1 Februari
2013) tentang Tata Cara Pemeriksaan
 PMK-184/PMK.03/2015 mengubah ketentuan Pasal 1, 4, 5, 11, 13, 15,
17, 22, 23, 41, 42,  43, 44, 47, 49, 70 atas PMK-17/PMK.03/2013
 PMK-17/PMK.03/2013 mencabut:
1. PMK-191/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Atas
Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Terhadap Wajib Pajak Yang Sedang Dilakukan Pemeriksaan
Bukti Permulaan Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan;
2. PMK-198/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Tata Cara Penyegelan Dalam Rangka
Pemeriksaan di Bidang Perpajakan;
3. PMK-199/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak;
4. PMK-82/PMK.03/2011 (mulai berlaku pada tanggal 3 Mei
2011) tentang Perubahan Atas PMK-
199/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak

II. SURAT EDARAN TERKAIT


A. SE-06/PJ/2016 tentang kebijakan pemeriksaan
B. SE-25/PJ/2013 (mulai berlaku pada tanggal 30 Mei 2013) tentang Pedoman
e-Audit
C. SE-28/PJ/2013 (mulai berlaku pada tanggal 11 Juni 2013) tentang Kebijakan
Pemeriksaan

III. HAK DAN KEWAJIBAN WAJIB PAJAK

A. Hak Wajib Pajak (Pasal 79 PMK-17/PMK.03/2013)

1. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda


Pengenal Pemeriksa Pajak dan SP2 kepada WP pada waktu
Pemeriksaan;
2. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan, dalam hal Pemeriksaan
dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Lapangan;
3. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang
alasan dan tujuan Pemeriksaan;
4. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan surat yang
berisi perubahan tim Pemeriksa Pajak apabila terdapat perubahan
susunan Tim Pemeriksa Pajak; dan/atau
5. memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan
oleh Pemeriksa Pajak melalui pengisian Kuesioner Pemeriksaan.

B. Kewajiban Wajib Pajak

Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Kantor


Wajib Pajak wajib: Wajib Pajak wajib:

1. memperlihatkan dan 5. memperlihatkan dan


meminjamkan buku, catatan, dan/atau meminjamkan buku,
dokumen yang menjadi dasar catatan, dan/atau dokumen
pembukuan atau pencatatan, dan yang menjadi dasar
dokumen lain, yang berhubungan pembukuan atau
dengan tujuan Pemeriksaan; pencatatan, dan dokumen
2. memberi kesempatan untuk lain, yang berhubungan
mengakses dan/atau mengunduh data dengan tujuan
yang dikelola secara elektronik; Pemeriksaan; dan/atau
3. memberi kesempatan untuk 6. memberikan
memasuki tempat atau ruang keterangan lisan dan/atau
penyimpanan buku, catatan, dan/atau tertulis serta memberikan
dokumen yang menjadi dasar data dan/atau keterangan
pembukuan atau pencatatan, dokumen lain yang diperlukan.
lain, dan/atau barang, yang berkaitan
dengan tujuan Pemeriksaan serta (Pasal 80 ayat (2) PMK-
meminjamkannya kepada Pemeriksa 17/PMK.03/2013)
Pajak; dan/atau
4. memberikan keterangan lisan
dan/atau tertulis serta memberikan data
dan/atau keterangan lain yang
diperlukan.

(Pasal 80 ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013)

 
© DJP Tax Knowledge Base |  ‹ Dibaca 1664 kali ›  ‹ Update Terakhir : 06/06/2016 09:17:

Jangka Waktu Pemeriksaan


Cetak
A A A 

I. DASAR HUKUM
1. UU Nomor 6 TAHUN 1983 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
1984) stdtd UU Nomor 16 TAHUN 2009 (mulai berlaku pada tanggal 25
Maret 2009) tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
2. PMK-184/PMK.03/2015 (berlaku sejak 30 September 2015) tentang
perubahan PMK-17/PMK.03/2013 (mulai berlaku pada tanggal 1 Februari
2013) tentang Tata Cara Pemeriksaan
 PMK-184/PMK.03/2015 mengubah ketentuan Pasal 1, 4, 5, 11, 13, 15,
17, 22, 23, 41, 42,  43, 44, 47, 49, 70 atas PMK-17/PMK.03/2013
 PMK-17/PMK.03/2013 mencabut:
1. PMK-191/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Atas
Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Terhadap Wajib Pajak Yang Sedang Dilakukan Pemeriksaan
Bukti Permulaan Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan;
2. PMK-198/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Tata Cara Penyegelan Dalam Rangka
Pemeriksaan di Bidang Perpajakan;
3. PMK-199/PMK.03/2007 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2008) tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak;
4. PMK-82/PMK.03/2011 (mulai berlaku pada tanggal 3 Mei
2011) tentang Perubahan Atas PMK-
199/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak

II. SURAT EDARAN TERKAIT


A. SE-06/PJ/2016 tentang kebijakan pemeriksaan
B. SE-25/PJ/2013 (mulai berlaku pada tanggal 30 Mei 2013) tentang Pedoman
e-Audit
C. SE-28/PJ/2013 (mulai berlaku pada tanggal 11 Juni 2013) tentang Kebijakan
Pemeriksaan

 
III. JANGKA WAKTU PEMERIKSAAN UNTUK TUJUAN LAIN

Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Kantor


Pemeriksaan untuk tujuan lain dengan jenis Pemeriksaan untuk tujuan lain
Pemeriksaan Lapangan dilakukan dalam jangka dengan jenis Pemeriksaan Kantor
waktu paling lama 4 (empat) bulan sejak tanggal dilakukan dalam jangka waktu paling
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan lama 14 (empat belas) hari yang
disampaikan kepada WP, wakil, kuasa, pegawai, dihitung sejak tanggal WP, wakil,
atau anggota keluarga yang telah dewasa dari kuasa, pegawai, atau anggota
WP s.d. tanggal LHP.  (Pasal 81 ayat (1) PMK- keluarga yang telah dewasa dari
17/PMK.03/2013) WP, datang memenuhi Surat
Panggilan Dalam Rangka
Pemeriksaan Kantor s.d. tanggal
dalam LHP. (Pasal 81 ayat (2) PMK-
17/PMK.03/2013)
Jangka Waktu Pemeriksaan Berakhir

Dalam hal jangka waktu Pemeriksaan Lapangan maupun Kantor berakhir,


Pemeriksaan harus diselesaikan. (Pasal 81 ayat (3) PMK-17/PMK.03/2013)
Pemeriksaan Dalam Rangka Penghapusan NPWP Selain Yang Dilakukan
Berdasarkan Verifikasi

Dalam hal Pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka permohonan penghapusan
NPWP selain yang dilakukan berdasarkan Verifikasi, jangka waktu Pemeriksaan
Lapangan maupun Kantor harus memperhatikan jangka waktu penyelesaian
permohonan penghapusan NPWP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (7) UU
KUP. (Pasal 81 ayat (4) PMK-17/PMK.03/2013)

o Pasal 2 ayat (7) UU KUP: Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan


pemeriksaan harus memberikan keputusan atas permohonan penghapusan NPWP dalam
jangka waktu 6 (enam) bulan untuk WP OP atau 12 (dua belas) bulan untuk WP Badan,
sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.

Pemeriksaan Dalam Rangka Pencabutan Pengukuhan PKP Selain Yang


Dilakukan Berdasarkan Verifikasi

Dalam hal Pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka pencabutan pengukuhan PKP
selain yang dilakukan berdasarkan Verifikasi, jangka waktu Pemeriksaan Lapangan maupun
Kantor harus memperhatikan jangka waktu penyelesaian permohonan pencabutan
pengukuhan PKP sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (9) UU KUP. (Pasal 81 ayat (5)
PMK-17/PMK.03/2013)

o Pasal 2 ayat (9) UU KUP: Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan


pemeriksaan harus memberikan keputusan atas permohonan pencabutan pengukuhan
PKP dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan diterima secara
lengkap.

Anda mungkin juga menyukai