KEGIATAN :
REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN FASILITAS KESEHATAN
LAINNYA
PEKERJAAN :
REHAB POSYANDU
LOKASI :
TERSEBAR DI KOTA PAREPARE
TAHUN ANGGARAN
2021
1
SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 1
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan “Rehab Posyandu Kota Parepare” dalam Rencana Kerja dan Syarat –
Syarat ini meliputi ruang lingkup pekerjaan antara lain :
2
REHAB POSYANDU MELATI II KEL. WATANG SOREANG
NO URAIAN PEKERJAAN SAT.
1 2 4
I. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SITE WORK
1. Pek. Mobilisasi dan Demobilisasi Ls
2. Papan Proyek bh
3. Pengadaan Kesehatan & Keselamatan Kerja ( K.3 )
- Pengadaan Helm Safety bh
- Pengadaan Boot Safety bh
- Pengadaan Sarung Tangan Safety bh
- Pengadaan Body Harness bh
- Pengadaan Masker bh
3
REHAB POSYANDU RAJAWALI I DAN II KEL. KAMP. BARU
NO URAIAN PEKERJAAN SAT.
1 2 4
I. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SITE WORK
1. Pek. Mobilisasi dan Demobilisasi Ls
2. Papan Proyek bh
3. Pengadaan Kesehatan & Keselamatan Kerja ( K.3 )
- Pengadaan Helm Safety bh
- Pengadaan Boot Safety bh
- Pengadaan Sarung Tangan Safety bh
- Pengadaan Body Harness bh
- Pengadaan Masker bh
4
REHAB POSYANDU MERPATI IV KEL. LUMPU'E
NO URAIAN PEKERJAAN SAT.
1 2 4
I. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SITE WORK
1. Pek. Mobilisasi dan Demobilisasi Ls
2. Papan Proyek bh
3. Pengadaan Kesehatan & Keselamatan Kerja ( K.3 )
- Pengadaan Helm Safety bh
- Pengadaan Boot Safety bh
- Pengadaan Sarung Tangan Safety bh
- Pengadaan Body Harness bh
- Pengadaan Masker bh
5
REHAB POSYANDU MELATI 21 KEL. BUKIT HARAPAN
NO URAIAN PEKERJAAN SAT.
1 2 4
I. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SITE WORK
1. Pek. Mobilisasi dan Demobilisasi Ls
2. Papan Proyek bh
3. Pengadaan Kesehatan & Keselamatan Kerja ( K.3 )
- Pengadaan Helm Safety bh
- Pengadaan Boot Safety bh
- Pengadaan Sarung Tangan Safety bh
- Pengadaan Body Harness bh
- Pengadaan Masker bh
6
REHAB POSYANDU MAWAR VII KEL. UJUNG BARU
NO URAIAN PEKERJAAN
1 2
I. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SITE WORK
1. Pek. Mobilisasi dan Demobilisasi
2. Papan Proyek
3. Pengadaan Kesehatan & Keselamatan Kerja ( K.3 )
- Pengadaan Helm Safety
- Pengadaan Boot Safety
- Pengadaan Sarung Tangan Safety
- Pengadaan Body Harness
- Pengadaan Masker
7
Rehab Posyandu Melati 21 Kel. Bukit Harapan Kec. Soreang
Rehab Posyandu Mawar VII Kel. Ujung Baru Kec. Soreang
Jenis Peralatan dalam pekerjaan ini terbagi jadi 2 (dua) kategori yaitu Peralatan
Utama dan Peralatan Pendukung, adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
8
Penerapan secara umum RKK pada tahap pelaksanaan konstruksi, antara lain:
1. RKK dipresentasikan pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi/ PreConstruction Meeting (PCM) oleh Penyedia Jasa, untuk disahkan
dan ditanda tangani oleh PPK.
2. RKK yang telah disahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen
kontrak dan pekerjaan konstruksi dan menjadi acuan penerapan RKK pada
pelaksanaan konstruksi.
3. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat ketidaksesuain dalam
penerapan RKK dan/atau peruabhan dan/atau pekerjaan tambah/kurang, maka
RKK harus ditinjau ulang dan disetujui oleh PPK.
4. Dokumentasi hasil pelaksanaan RKK dibuat oleh Penyedia Jasa dan dilaporkan
kepada PPK secara berkala (harian, mingguan, bulanan), yang menjadi bagian
dari pelaporan pelaksanaan pekerjaan.
5. Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan
kecelakaan kerja kepada PPK, paling lambat 2x24 jam.
6. Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai
hasil evaluasi RKK, dalam rangka menjamin kesesuaian dan efektifitas
penerapan RKK.
7. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja, apabila tidak menyelenggarakan K3 sesuai dengan K3.
8. Pada saat pelaksanaan uji coba dan laik fungsi sistem (testing and
commissioning) untuk penyerahan hasil akhir pekerjaan, Ahli K3.
9. Konstruksi/Petugas K3 konstruksi harus memastikan bahwa prosedur RKK
telah dilaksanakan.
10. Laporan penyerahan hasil akhir pekerjaan wajib memuat hasil kinerja RKK,
statistik kejadian, serta ususlan perbaikan untuk pekerjaan sejenis yang akan
datang.
b. Identifikasi resiko dalam pelaksanaan pekerjaan.
Jenis kegiatan yang diidentifikasi memiliki resiko kecelakaan pada
pekerjaan ini di uraikan sebagai berikut :
9
3. Pek. Pemadatan tanah Tubuh tertimpa, terjepit material 2
Cedera akibat penggunaan peralatan
10. Pekerjaan Pengecatan Mata pekerja terkena percikan cat atau pelarut 2
cat
Iritasi kulit terkena percikan cat atau pelarut cat
c. Pengendalian Resiko
10
Penyedia Jasa dan Konsultan Pengawas berkewajiban melakukan pengendalian
risiko K3 Konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi:
Tempat kerja;
Peralatan kerja;
Metode/cara kerja;
Alat pelindung kerja;
Alat pelindung diri;
Rambu-rambu;
Sistem peringatan dini banjir; dan
Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan K3 yang disetujui dan disahkan oleh
PPK/ Direksi Teknis.
11
PASAL 2
PERATURAN TEKNIS UMUM.
PASAL 3
PENJELASAN RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
A. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini beserta gambar kerjanya digunakan sebagai
pedoman dasar ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Gambar – gambar detail
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
B. Jika terdapat perbedaan – perbedaan antara Gambar kerja dengan Rencana Kerja dan
Syarat ini, maka Penyedia Jasa berkewajibkan menanyakan secara tertulis kepada
Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis dan
Penyedia Jasa diwajibkan mentaati keputusan Perencana / Pemberi Kerja, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis yang bersangkutan.
C. Jika ada perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka gambar detail
yang menjadi pedoman.
D. Apabila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan yang dipakai dalam
RKS tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang menjadi Pedoman.
E. Apabila terdapat skala gambar dan ukuran gambar yang tidak sesuai, maka ukuran
dengan angka yang dipergunakan.
F. Sebelum melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa diharuskan meneliti kembali semua
dokumen yang ada ( Gambar Kerja dan Syarat-syarat ) untuk disesuaikan dengan
Dokumen yang ada.
G. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus meneliti kembali semua
dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan
(Aanwijzing).
H. Kekeliruan pelaksanaan akibat kelalaian hal-hal diatas menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa
I. Penyedia Jasa wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rincian pekerjaan yang
diterimanya dan gambar detail yang telah disahkan Pemberi Kerja, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis, melaksanakan secara keseluruhan
atau dalam bagian-bagian menurut semua persyaratan teknis untuk mendapatkan
12
pekerjaan yang baik. Penyedia Jasa selanjutnya wajib pula tanpa tambahan biaya
mengerjakan segala sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan yang
tepat, walaupun satu dan lain hal tidak dicantuKonsultan Pengawasan Pengawasan
dengan jelas dalam gambar dan bestek.
J. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan
tertulis dari Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
Selanjutnya perhitungan penambahan pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar
harga yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga
upah dan satuan pekerjaan.
K. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Pemberi Kerja,
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis adalah tidak sah dan
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa sepenuhnya.
L. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan, Penyedia Jasa wajib menyusun Dokumen
Terlaksana yang terdiri dari Gambar-gambar terlaksana (as build drawings) dan
Spesifikasi Teknis Terlaksana dari pekerjaan sebagaimana yang telah dilaksanakannya.
M. Penyusunan Dokumen Terlaksana dikecualikan untuk pekerjaan tersebut dibawah ini:
a. Ornamental.
b. Pertamanan.
c. Finishing Arsitektur.
d. Pekerjaan Persiapan.
e. Supply bahan, Perlengkapan dan Peralatan kerja.
N. Dokumen Terlaksana dapat disusun berdasarkan :
Dokumen Pelaksanaan.
Gambar Perubahan Pelaksanaan.
Perubahan Spesifikasi Teknis.
Brosur Teknis yang telah diberi tanda pengenal khusus sesuai petunjuk
Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
O. Dokumen Terlaksana harus diperiksa dan disetujui oleh Pemberi Kerja, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
Khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan dengan sistem jaringan bersaluran
banyak yang secara operasional membutuhkan identifikasi yang bersifat
lokatif, Dokumen ini harus dilengkapi dengan Daftar Instalasi / Peralatan /
Perlengkapan yang mengidentifikasikan lokasi dari masing-masing barang
tersebut.
Kecuali dengan izin khusus dari Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis, Penyedia Jasa harus membuat
Dokumen Terlaksana hanya untuk diserahkan kepada Pemberi Kerja,
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis. Penyedia Jasa
tidak dibenarkan membuat / menyimpan salinan ataupun copy dari Dokumen
Terlaksana tanpa izin dari Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis.
PASAL 4
PEKERJAAN PERSIAPAN
13
4.1.1. Keterangan Umum
Bagian ini mencakup sarana-sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan
4.1.2. Keadaan Lokasi
Penyedia Jasa yang memenangkan lelang tidak berhak mengadakan keberatan
apapun atas keadaan lokasi proyek, sebelum menghitung anggaran / biaya
4.1.3. Air kerja dan Listrik kerja
Yang dimaksud dengan air kerja adalah air untuk pencapuran dalam pelaksanaan
pekerjaan. Air untuk adukan beton memakai air bersih dan sebelumnya harus
dimintakan persetujuan konsultan pengawas. Penyedia Jasa harus menyediakan
instalasi listrik dan air kerja atas biaya Penyedia Jasa sendiri.
4.1.5. Kantor Penyedia Jasa, gudang dan Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis keet
Penyedia Jasa menyiapkan Kantor, gudang dan Direksi Keet (sewa) dalam tapak
seperti yang ditentukan guna pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak.
Penyedia Jasa harus menjamin sedemikian rupa sehingga seluruh fasilitas / bahan
yang diperlukan dapat terhindar dari kerusakan.
4.1.6. Papan Pemberitahuan
Penyedia Jasa atas biaya sendiri harus mendirikan sebuah papan pemberitahuan di
tempat yang akan ditentukan oleh Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis/ Managemen konstruksi.
Tulisan dan gambar pada papan harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
oleh Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
4.1.7. Obat P.P.P.K ( P3K )
Penyedia Jasa wajib menyiapkan obat-obatan dan keperluan lain yang berhubungan
dengan pertolongan pertama kepada kecelakaan (P3K) yang selalu siap
dipergunakan.
4.1.8. Keamanan dan Tata Tertib Lapangan.
Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan pengamanan lokasi pekerjaan antara
lain
mengadakan penjagaan siang-malam, penerangan malam sesuai ketentuan,
penyediaan pemadam kebakaran, pagar pengaman untuk pekerjaan yang
mengandung resiko seperti galian yang dalamnya lebih dari 1 m, dan jaring-jaring
pengamanan sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa agar menjaga tata tertib lapangan dan hanya orang-orang
berkepentingan dengan proyek saja yang diperbolehkan masuk lokasi pekerjaan.
Semua hal kejadian yang tidak diinginkan agar dilaporkan kepada pihak keamanan.
4.1.9. Pembersihan
Penyedia Jasa wajib membersihkan lokasi proyek dari kotoran-kotoran yang
disebabkan oleh kegiatan pekerjaan dan semua kotoran harus dibuang keluar lokasi
proyek sesuai tempat yang ditunjuk oleh Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis dengan biaya Penyedia Jasa sendiri.
PASAL 5
PEKERJAAN GALIAN DAN PENGURUGAN
14
5.1.1 Lingkup Pekerjaan.
1. Penggalian Pondasi
2. Pengurugan
3. Pemadatan pada setiap lapisan timbunan
b. Pekerjaan Pengurugan
Bahan yang dipakai untuk pekerjaan pengurugan terdiri dari tanah yang
baik dan memenuhi syarat teknis serta bebas dari akar-akar, bahan-
bahan organis, barang-barang bekas/sampah yang terlebih dahulu
mendapat persetujuan Direksi Lapangan. Jika dijinkan oleh Direksi
Lapangan, pengurugan dapat mengunakan tanah bekas galian.
Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum + 20 cm
dan dipadatkan dengan alat sederhana (stamper), disiram sampai jenuh
hingga mencapai kepadatan maksimum, baru boleh dilanjutkan dengan
lapisan berikutnya sampai mencapai ketinggian sesuai dengan gambar
rencana.
Pada penimbunan berikutnya harus diperlakukan sama dengan cara
pada point (3.2) pasal ini. Direksi dapat memerintahkan pengurugan
melebihi ukuran, diperhitungkan penyusutan tanah akibat konsolidasi.
Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar
atau sampai tanah keras. Apabila diperlukan untuk menda-patkan daya
dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menim-bun
kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat
langsung ketempat yang direncanakan yang disetujui direksi.
Sedangkan hasil galian yang tidak dapat dipakai untuk penimbunan
harus disingkirkan ketempat yang disetujui direksi.
Pasir laut tidak boleh digunakan untuk urugan dibawah pondasi, bawah
lantai dan urugan pasir lainnya.
Pasir pasang dari jenis yang kasar dapat dipakai sebagai pasir urug.
15
PEKERJAAN URUGAN PONDASI
Pengurugan untuk bekas galian pondasi, atau yang lainnya yang akan
ditimbun tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa / disetujui Direksi
pekerjaan.
Semua pekerjaan urugan yang tidak memakai pasir urug, harus diapaki
tanah yang bersih, bebas dari segala kotoran yang akan merugikan
konstruksi
PASAL 6
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
16
pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan
bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
10) Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5
%. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
11) Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
PASAL 7
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
17
3. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat
dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar).
4. Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan
belum mengering.
e. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut
dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk
adukan kedap air.
f. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari
sisa-sisa bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan
semua lubang-lubang bekas pengikar bekisting atau form tie harus
tertutup aduk plesteran.
g. ntuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang
akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas
permukaan plesterannya).
PASAL 8
PEKERJAAN PEKERJAAN LANTAI DAN BETON
3) Pek. Beton
a. Bagian ini mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan beton sesuai dengan spesifikasi teknis.
b. Pekerjaan yang tercakup dalam bagian ini adalah :
o Bahan, alat bantu, memasang, cetakan, pembesian, dan
pemeliharaan.
18
o Perencanaan, Pelaksanaan dan Pembongkaran cetakan-cetakan
beton.
o Penyelesaian dan pemeliharaan beton.
o Semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton termasuk
pengangkutan, penyimpanan bahan-bahan.
o Penyediaan alat bantu, seperti : Alat pengaduk semen (Beton Molen)
4) Pekerjaan Bekesting
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, biaya,
peralatan, dan alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
5) Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, biaya,
peralatan, dan alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
19
k. Pekerjaan terakhir yaitu pencucian permukaan lantai keramik dari
kotoran.
3) Pekerjaan Beton
a. Pengerjaan Beton bertulang disesuaikan ukuran dan perletakannya
dengan gambar. Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti
SKSNI T15-1991-03. Pembesian kolom beton harus dilaksanakan
sesuai gambar dengan penulangan yang ada dan apabila digambar
kurang jelas harap dikonsultasikan terlebih dahulu pada pengawas.
b. Pekerjaan beton bertulang terdiri dari pembuatan campuran adukan
beton sesuai dengan mutu beton yang diinginkan, mengangkut
adukan, membuat cetakan/ begesting/acuan, mengecor merawat
beton, membongkar cetakan setelah waktu yang ditentukan dan
memelihara beton sampai dengan proses pengerasan sehingga beton
mencapai spesifikasi yang ditentukan.
c. Sebelum adukan beton dituangkan/dicor, kayu-kayu begisting harus
bersih dari kotoran-kotoran, minyak, benda-benda terlebih dahulu
secepatnya.
d. Pengadukan beton baru dilakukan dengan mesin pengaduk beton
(beton molen) selama sekurang-kurangnya 5 menit setelah semua
agregat dimasukkan dalam drum pengaduk.
e. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan
tanpa berhenti atau tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan dari
Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis.
f. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian
utama dari pekerjaan, Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada
Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis secara tertulis untuk mendapatkan persetujuannya, sehingga
setiap pekerjaan pengecoran beton harus dapat ijin tertulis dan
mendapat pengawasan dari Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
4) Pekerjaan Bekesting
a. Begisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk nyata dan cukup dapat menampung beban
sementara sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan.
b. Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan
batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar
rencana dan uraian pekerjaan. Bahan begisting dapat berupa papan
kayu klas III dengan permuakan halus dan rata atau dengan
menggunakan Multiplek tebal 12 mm.
c. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis Lapangan. Pembongkaran Begisting harus hati-hati
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada
20
permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak
pecah.
d. Bekas cetakan yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan
dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurukan tanah kembali.
e. Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Pelaksana
sepenuhnya. Cetakan harus sesuai dengan betuk, ukuran dan batas-
batas bidang dari hasil beton yang direncanakan, serta tidak bocor
dan harus kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat atau
kelongsoran dari penyangga.
f. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada
lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada
cetakan diusahakan lurus dan rata dalam arah horizontal maupun
vertikal, terutama untuk permukaan beton yang tidak difinishing
(exposse).
g. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar
dapat memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya
“overstress” atau perpindahan tempat pada beberapa bagian
konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup
kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban
diatasnya selama masa pelaksanaan.
h. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
Pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai
berikut:
a. Bagian sisi samping kolom, balok dan dinding 3 hari.
b. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari.
c. Balok dengan beban konstruksi 21 hari.
d. Plat lantai, atap dan tangga 21 hari.
i. Permukaan beton harus bersih dari sisa kayu cetakan dan pada
bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus
dicabut dan dibersihkan sebelum pengurugan dilakukan. Cacat dan
perubahan bentuk yang tidak sesuai rencana, Pelaksana wajib
memperbaiki sesegera mungkin.
5) Pekerjaan Pembesian
a. Besi beton yang digunakan adalah besi beton polos dengan mutu U-
24 (tegangan leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2), ukuran dan
jumlah besi yang dipakai disesuaikan dengan gambar detail struktur.
b. Penyedia Jasa harus dapat memberikan sertifikat dari pabrik besi
beton yang menyatakan bahwa kekuatan besi beton tersebut sesuai
dengan spesifikasi.
c. Besi beton dengan mutu meragukan harus diperiksa di lembaga
pemeriksaan bahan-bahan yang diakui. Seluruh biaya untuk itu
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
d. Daya lekat besi beton harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat
lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak
menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka dalam
jangka waktu panjang.
21
e. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam
keadaan batang dingin. Besi beton harus dipotong dan dibengkokkan
sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Pemberi Kerja,
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis terlebih
dahulu. Jika Penyedia Jasa tidak berhasil memperoleh diameter besi
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan:
o Harus ada persetujuan Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis
o Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
yang dimaksud adalah jumlah luas penampang). Biaya tambahan
yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.
PASAL 9
LANGIT-LANGIT PLAFOND
22
Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurna alat-alat penggantung,
sehingga langit-langit menjadi bergelombang karenanya.
Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada
langit-langit di luar bangunan
PASAL 10
PEKERJAAN ATAP
23
PASAL 11
PEKERJAAN PINTU
PASAL 12
PEKERJAAN PENGECATAN
24
Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis/Pengawas dan warna
ditentukan kemudian.
c. Warna semua jenis cat dan bahan huruf akan ditentukan kemudian oleh
Pihak Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis.
PASAL 13
PEKERJAAN AKHIR
13.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya.
PASAL 14
PENUTUP
1. Segala sesuatu pekerjaan apabila terdapat perbedaan antara Gambar dan RKS maka
RKS sebagai pedoman atau dikonsultasikan kepada Pemberi Kerja, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
2. Bila dalam RKS ini tidak disebutkan suatu perkataan atau kalimat dan merupakan
bagian yang harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa maka Penyedia Jasa wajib untuk
mengerjakan.
3. Hal – hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
Pemimpin Proyek, bila mana perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini
25