Anda di halaman 1dari 25

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN :
REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN FASILITAS KESEHATAN
LAINNYA

PEKERJAAN :
REHAB POSYANDU

LOKASI :
TERSEBAR DI KOTA PAREPARE

TAHUN ANGGARAN
2021

1
SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 1
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan “Rehab Posyandu Kota Parepare” dalam Rencana Kerja dan Syarat –
Syarat ini meliputi ruang lingkup pekerjaan antara lain :

REHAB POSYANDU SUMBER SINAR KEL. LOMPO'E


NO URAIAN PEKERJAAN
1 2
I. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SITE WORK
1. Pek. Mobilisasi dan Demobilisasi
2. Papan Proyek
3. Pengadaan Kesehatan & Keselamatan Kerja ( K.3 )
- Pengadaan Helm Safety
- Pengadaan Boot Safety
- Pengadaan Sarung Tangan Safety
- Pengadaan Body Harness
- Pengadaan Masker

II. PEKERJAAN LANTAI DAN PLAFOND


1. Pek. Tegel 40x40 Kasar
2. Rangka Plafond Besi Hollow
3. Plafond Gypsumboard
4. Daun Pintu Panil Kls I

III. PEKERJAAN PENGECATAN


1 Pengecatan Tembok Dalam dan Plafond
2. Pengecatan Tembok Luar
3. Pengecatan Kayu

2
REHAB POSYANDU MELATI II KEL. WATANG SOREANG
NO URAIAN PEKERJAAN SAT.
1 2 4
I. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SITE WORK
1. Pek. Mobilisasi dan Demobilisasi Ls
2. Papan Proyek bh
3. Pengadaan Kesehatan & Keselamatan Kerja ( K.3 )
- Pengadaan Helm Safety bh
- Pengadaan Boot Safety bh
- Pengadaan Sarung Tangan Safety bh
- Pengadaan Body Harness bh
- Pengadaan Masker bh

II. PEKERJAAN GAPURA, KANOPI DAN LANTAI


1. Pondasi Umpak K.175 m3
2. Pek. Rangka Atap Hollow 40.20 m2
3. Pek. Atap Genteng Metal m2
4. Nok Atap Genteng Metal m'
5. Litplank Superplank m'
6. Pek. Keramik 20x20 Kasar Selasar dan Tangga m2

III. PEKERJAAN PENGECATAN


1. Pengecatan Tembok m2

3
REHAB POSYANDU RAJAWALI I DAN II KEL. KAMP. BARU
NO URAIAN PEKERJAAN SAT.
1 2 4
I. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SITE WORK
1. Pek. Mobilisasi dan Demobilisasi Ls
2. Papan Proyek bh
3. Pengadaan Kesehatan & Keselamatan Kerja ( K.3 )
- Pengadaan Helm Safety bh
- Pengadaan Boot Safety bh
- Pengadaan Sarung Tangan Safety bh
- Pengadaan Body Harness bh
- Pengadaan Masker bh

II. PEKERJAAN REMBOK DAN LANTAI


1 Galian Tanah Biasa m3
1 Rabat Beton K.100 m3
2. Lantai Keramik 40x40 Kasar m2
2. Urugan Pasir m3
2. Pondasi Rolag 1 Batu, 1:4 m2
2. Pas. Tembok 1 Batu, 1:4 m2
2. Plesteran 1:4 m2

III. PEKERJAAN PENGECATAN


1. Pengecatan Tembok m2
2. Pengecatan Besi m2

4
REHAB POSYANDU MERPATI IV KEL. LUMPU'E
NO URAIAN PEKERJAAN SAT.
1 2 4
I. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SITE WORK
1. Pek. Mobilisasi dan Demobilisasi Ls
2. Papan Proyek bh
3. Pengadaan Kesehatan & Keselamatan Kerja ( K.3 )
- Pengadaan Helm Safety bh
- Pengadaan Boot Safety bh
- Pengadaan Sarung Tangan Safety bh
- Pengadaan Body Harness bh
- Pengadaan Masker bh

II. PEKERJAAN LANTAI


1 Rabat Beton K.100 m3
2. Lantai Keramik 40x40 Polos m2
2. Dinding Tegel 20x25 m2
3. Beton K.175 Selasar m3
4. Bekesting Kansteen m2

III. PEKERJAAN PENGECATAN


1. Pengecatan Tembok m2
2. Pengecatan Kayu m2
3. Pengecatan Besi m2

5
REHAB POSYANDU MELATI 21 KEL. BUKIT HARAPAN
NO URAIAN PEKERJAAN SAT.
1 2 4
I. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SITE WORK
1. Pek. Mobilisasi dan Demobilisasi Ls
2. Papan Proyek bh
3. Pengadaan Kesehatan & Keselamatan Kerja ( K.3 )
- Pengadaan Helm Safety bh
- Pengadaan Boot Safety bh
- Pengadaan Sarung Tangan Safety bh
- Pengadaan Body Harness bh
- Pengadaan Masker bh

II. PEKERJAAN LANTAI DAN JENDELA


1. Pek. Kaca Polos 5mm m2
2. Litplank Superplank m'
3. Urugan Pasir = 5cm m3
3. Beton K.100 m3
3. Lantai Tegel 40x40 Kasar m3

III. PEKERJAAN PENGECATAN


1. Pengecatan Tembok m2
2. PengecatanPlafond m2
2. Pengecatan Kayu m2

6
REHAB POSYANDU MAWAR VII KEL. UJUNG BARU
NO URAIAN PEKERJAAN
1 2
I. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SITE WORK
1. Pek. Mobilisasi dan Demobilisasi
2. Papan Proyek
3. Pengadaan Kesehatan & Keselamatan Kerja ( K.3 )
- Pengadaan Helm Safety
- Pengadaan Boot Safety
- Pengadaan Sarung Tangan Safety
- Pengadaan Body Harness
- Pengadaan Masker

II. PEKERJAAN BATU DAN BETON


1. Galain Tanah Biasa
2. Pekerjaan Poer Plat
- Beton K.200
- Bekesting
- Pembesian
3. Pekerjaan Kolom 30.30
- Beton K.200
- Bekesting 2x pakai
- Pembesian
4. Pekerjaan Balok 20.25
- Beton K.200
- Bekesting 2x pakai
- Pembesian
5. Pekerjaan Plat
- Beton K.200
- Bekesting 2x pakai
- Pembesian
6. Kolom Praktis 11x11
7. Pas. Tembok 1:4
8. Plesteran 1:4
9. Pekerjaan Tegel 40.40 Polos

III. PEKERJAAN PENGECATAN


1. Pengecatan Tembok

1.1. Lokasi Pekerjaan


 Rehab Posyandu Sumber Sinar Kel. Lompo'E Kec. Bacukiki
 Rehab Posyandu Melati II Kel. Watang Soreang Kec. Soreang
 Rehab Posyandu Rajawali I Dan II Kel. Kamp. Baru Kec. Bacukiki Barat
 Rehab Posyandu Merpati IV Kel. Lumpu'E Kec. Bacukiki Barat

7
 Rehab Posyandu Melati 21 Kel. Bukit Harapan Kec. Soreang
 Rehab Posyandu Mawar VII Kel. Ujung Baru Kec. Soreang

1.2. Jangka Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan untuk pekerjaan ini adalah 30 (Enam Puluh) hari kalender.

1.3. Klasifikasi Perusahaan yang dipersyaratkan


- Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Kesehatan – BG008

1.4. Personil Manajerial dan Pendukung


Personil Majanerial dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :

No. Jabatan Jumlah Sertifikat Pengalaman


(orang) Keahlian Kerja
1. Pelaksana Lapangan 1 TA.015 - tahun
2. Petugas K3 1 SKT K3 - tahun

Kelengkapan Persyaratan yang harus disertakan untuk masing masing tenaga


sebagai berikut :
 Surat Pernyataan Kesiapan Penugasan Personil.
 Ijazah yang telah dilegalisir.
 Sertifikat Keterampilan (SKT) yang masih berlaku (Pelaksana Lapangan).
 SKT K3 Konstruksi (Petugas K3).
 Kartu Pengenal/Kartu Tanda Penduduk.
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

1.5. Jenis Peralatan

Jenis Peralatan dalam pekerjaan ini terbagi jadi 2 (dua) kategori yaitu Peralatan
Utama dan Peralatan Pendukung, adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

NO. JENIS PERALATAN VOLUME KAPASITAS


1. Mobil Pick Up 1,00 2 – 3 Ton
2. Molen 1,00 350 Ltr
3. Pompa Air 1,00 110 liter
4. Gerobak dorong 2,00 -
5. Alat Pertukangan 1,00 Set
6. Genset 1,00 6.0 KVA

1.6. Sistem Manajemen Keselamatan Kerja

a. Penerapan RKK Secara Umum

8
Penerapan secara umum RKK pada tahap pelaksanaan konstruksi, antara lain:
1. RKK dipresentasikan pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi/ PreConstruction Meeting (PCM) oleh Penyedia Jasa, untuk disahkan
dan ditanda tangani oleh PPK.
2. RKK yang telah disahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen
kontrak dan pekerjaan konstruksi dan menjadi acuan penerapan RKK pada
pelaksanaan konstruksi.
3. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat ketidaksesuain dalam
penerapan RKK dan/atau peruabhan dan/atau pekerjaan tambah/kurang, maka
RKK harus ditinjau ulang dan disetujui oleh PPK.
4. Dokumentasi hasil pelaksanaan RKK dibuat oleh Penyedia Jasa dan dilaporkan
kepada PPK secara berkala (harian, mingguan, bulanan), yang menjadi bagian
dari pelaporan pelaksanaan pekerjaan.
5. Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan
kecelakaan kerja kepada PPK, paling lambat 2x24 jam.
6. Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai
hasil evaluasi RKK, dalam rangka menjamin kesesuaian dan efektifitas
penerapan RKK.
7. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja, apabila tidak menyelenggarakan K3 sesuai dengan K3.
8. Pada saat pelaksanaan uji coba dan laik fungsi sistem (testing and
commissioning) untuk penyerahan hasil akhir pekerjaan, Ahli K3.
9. Konstruksi/Petugas K3 konstruksi harus memastikan bahwa prosedur RKK
telah dilaksanakan.
10. Laporan penyerahan hasil akhir pekerjaan wajib memuat hasil kinerja RKK,
statistik kejadian, serta ususlan perbaikan untuk pekerjaan sejenis yang akan
datang.
b. Identifikasi resiko dalam pelaksanaan pekerjaan.
Jenis kegiatan yang diidentifikasi memiliki resiko kecelakaan pada
pekerjaan ini di uraikan sebagai berikut :

No Jenis/Type Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko

1. Pekerjaan Galian Tanah  Tertimpa material galian, 2


 Cedera akibat penggunaan alat gali,
 Tergelincir ke lubang galian
2. Pek. Urugan tanah/pasir  Tubuh tertimpa, terjepit material 2.
 Cedera akibat penggunaan peralatan

9
3. Pek. Pemadatan tanah  Tubuh tertimpa, terjepit material 2
 Cedera akibat penggunaan peralatan

3. Pasangan Batu Bata  Tubuh tertimpa, terjepit material 2


 Cedera akibat penggunaan peralatan

4. Plesteran tebal 1.5 cm  Tubuh tertimpa, terjepit material 2


 Cedera akibat penggunaan peralatan
 Gangguan pernapasan
 Iritasi mata dan kulit

6. Pekerjaan Beton  Tubuh tertimpa, terjepit material 2


 Cedera akibat penggunaan peralatan
 Gangguan pernapasan
 Mata pekerja terkena percikan beton

7. Pekerjaan Pembesian  Tangan pekerja terkena barbender 2


 Cedera akibat penggunaan peralatan
 Terluka karena besi

8. Pekerjaan Bekisting  Bekisting jatuh dan menimpa pekerja 3


 Pekerja jatuh dari ketinggian
 Terluka karena kawat besi

9. Pek. Lantai Keramik  Tersayat material ubin 2
 Cedera akibat penggunaan peralatan

10. Pekerjaan Rangka  Mata pekerja terkena percikan serbuk besi 3


Plafond/Atap Besi Hollow  Iritasi mata akibat pengelasan
 Pekerja jatuh dari ketinggian
 Terluka karena kawat besi

10. Pekerjaan Palfond Gypsum  Pekerja jatuh dari ketinggian 2


 Cedera akibat penggunaan peralatan

10. Pekerjaan Atap Multi Roof  Pekerja jatuh dari ketinggian 3


 Cedera akibat penggunaan peralatan

10. Pekerjaan Listplank  Pekerja jatuh dari ketinggian 3


 Cedera akibat penggunaan peralatan

10. Pekerjaan Daun Pintu Panil  Cedera akibat penggunaan peralatan 1

10. Pekerjaan Pengecatan  Mata pekerja terkena percikan cat atau pelarut 2
cat
 Iritasi kulit terkena percikan cat atau pelarut cat

11. Pembersihan Akhir  Tubuh tertimpa, terjepit material 1


 Cedera akibat penggunaan peralatan
 Gangguan pernapasan

Penyedia Jasa diharuskan membuat RKK pelaksanaan sesuai dengan


item-item pekerjaan yang tertuang dalam RAB.

c. Pengendalian Resiko

10
Penyedia Jasa dan Konsultan Pengawas berkewajiban melakukan pengendalian
risiko K3 Konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi:
 Tempat kerja;
 Peralatan kerja;
 Metode/cara kerja;
 Alat pelindung kerja;
 Alat pelindung diri;
 Rambu-rambu;
 Sistem peringatan dini banjir; dan
 Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan K3 yang disetujui dan disahkan oleh
PPK/ Direksi Teknis.

d. Evaluasi dan Sanksi


1. Evaluasi yang dilakukan dalam penarapan K3, antara lain:
 Penerapan umum, kesesuaian K3 yang telah disahkan dan disetujuai PPK
terhadap pelaksanaan dilapangan;
 Penerapan pada pekerja, penerapan penggunaan APD pada pekerja
 Penerapan pada lingkungan kerja, penerapan terhadap penggunaan
peralatan penunjang keselamatan, dan adanya informasi terkait dengan K3
dilapangan
 Evaluasi terhadap kejadian (kecelakaan dan penyakit) pada lokasi pekerjaan
 .Evaluasi terhadap K3 yang telah disahkan dan disetujui, untuk menjadi
yang lebih baik sesuai dengan keadaan yang terjadi dan akan terlaksana.

2. Sanksi yang diberikan, antara lain:


 Memberikan surat peringatan bertahap kepada Penyedia Jasa, apabila tidak
melaksanakan K3 yang telah ditetapkan;
 Menghentikan sebagian pekerjaan yang dinilai berisiko K3, apabila
peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti oleh Penyedia Jasa;
 Menghentikan pekerjaan yang berakibat fatal, tanpa tertuang dalam K3 yang
disahkan dan disetujui, hingga ada upaya pengendalian telah dilakukan
secara memadai;
 Memberikan denda, apabila tidak dilakukan Penerapan K3 yang disahkan
dan disetujui. Besaran denda akan ditentukan di dalam rancangan kontrak
atau kontrak;
 Segala risiko kerugian akibat sanksi dan penghentian pekerjaan merupakan
tanggung jawab Penyedia Jasa.

11
PASAL 2
PERATURAN TEKNIS UMUM.

Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan – ketentuan dan


Peraturan seperti yang tercatum dalam Normalisasi Indonesia ( NI ), Standart Industri
Indonesia ( SII ) dan Peraturan – Peraturan Nasional lainnya yang termasuk segala
perubahan-perubahannya hingga kini, antara lain seperti :
a. Peraturan Beton Indonesia SKSNI T15 – 1991 - 03
b. Peraturan Muatan Indonesia PMI-NI -18-1970.
c. Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1970).
d. PKKI Tahun 1971.
e. Standart Industri Indonesia ( SNI ).
f. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1972).
g. Peraturan Perburuhan Indonesia (tentang pengerahan tenaga kerja) antara lain
tentang larangan memberi kesempatan kerja kepada anak-anak dibawah umur..
k. Peraturan-peraturan Pemerintah Daerah setempat mengenai bangunan-bangunan.

PASAL 3
PENJELASAN RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

A. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini beserta gambar kerjanya digunakan sebagai
pedoman dasar ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Gambar – gambar detail
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
B. Jika terdapat perbedaan – perbedaan antara Gambar kerja dengan Rencana Kerja dan
Syarat ini, maka Penyedia Jasa berkewajibkan menanyakan secara tertulis kepada
Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis dan
Penyedia Jasa diwajibkan mentaati keputusan Perencana / Pemberi Kerja, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis yang bersangkutan.
C. Jika ada perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka gambar detail
yang menjadi pedoman.
D. Apabila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan yang dipakai dalam
RKS tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang menjadi Pedoman.
E. Apabila terdapat skala gambar dan ukuran gambar yang tidak sesuai, maka ukuran
dengan angka yang dipergunakan.
F. Sebelum melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa diharuskan meneliti kembali semua
dokumen yang ada ( Gambar Kerja dan Syarat-syarat ) untuk disesuaikan dengan
Dokumen yang ada.
G. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus meneliti kembali semua
dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan
(Aanwijzing).
H. Kekeliruan pelaksanaan akibat kelalaian hal-hal diatas menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa
I. Penyedia Jasa wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rincian pekerjaan yang
diterimanya dan gambar detail yang telah disahkan Pemberi Kerja, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis, melaksanakan secara keseluruhan
atau dalam bagian-bagian menurut semua persyaratan teknis untuk mendapatkan

12
pekerjaan yang baik. Penyedia Jasa selanjutnya wajib pula tanpa tambahan biaya
mengerjakan segala sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan yang
tepat, walaupun satu dan lain hal tidak dicantuKonsultan Pengawasan Pengawasan
dengan jelas dalam gambar dan bestek.
J. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan
tertulis dari Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
Selanjutnya perhitungan penambahan pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar
harga yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga
upah dan satuan pekerjaan.
K. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Pemberi Kerja,
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis adalah tidak sah dan
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa sepenuhnya.
L. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan, Penyedia Jasa wajib menyusun Dokumen
Terlaksana yang terdiri dari Gambar-gambar terlaksana (as build drawings) dan
Spesifikasi Teknis Terlaksana dari pekerjaan sebagaimana yang telah dilaksanakannya.
M. Penyusunan Dokumen Terlaksana dikecualikan untuk pekerjaan tersebut dibawah ini:
a. Ornamental.
b. Pertamanan.
c. Finishing Arsitektur.
d. Pekerjaan Persiapan.
e. Supply bahan, Perlengkapan dan Peralatan kerja.
N. Dokumen Terlaksana dapat disusun berdasarkan :
 Dokumen Pelaksanaan.
 Gambar Perubahan Pelaksanaan.
 Perubahan Spesifikasi Teknis.
 Brosur Teknis yang telah diberi tanda pengenal khusus sesuai petunjuk
Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
O. Dokumen Terlaksana harus diperiksa dan disetujui oleh Pemberi Kerja, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
 Khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan dengan sistem jaringan bersaluran
banyak yang secara operasional membutuhkan identifikasi yang bersifat
lokatif, Dokumen ini harus dilengkapi dengan Daftar Instalasi / Peralatan /
Perlengkapan yang mengidentifikasikan lokasi dari masing-masing barang
tersebut.
Kecuali dengan izin khusus dari Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis, Penyedia Jasa harus membuat
Dokumen Terlaksana hanya untuk diserahkan kepada Pemberi Kerja,
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis. Penyedia Jasa
tidak dibenarkan membuat / menyimpan salinan ataupun copy dari Dokumen
Terlaksana tanpa izin dari Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis.

PASAL 4
PEKERJAAN PERSIAPAN

4.1. PEKERJAAN PERSIAPAN

13
4.1.1. Keterangan Umum
Bagian ini mencakup sarana-sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan
4.1.2. Keadaan Lokasi
Penyedia Jasa yang memenangkan lelang tidak berhak mengadakan keberatan
apapun atas keadaan lokasi proyek, sebelum menghitung anggaran / biaya
4.1.3. Air kerja dan Listrik kerja
Yang dimaksud dengan air kerja adalah air untuk pencapuran dalam pelaksanaan
pekerjaan. Air untuk adukan beton memakai air bersih dan sebelumnya harus
dimintakan persetujuan konsultan pengawas. Penyedia Jasa harus menyediakan
instalasi listrik dan air kerja atas biaya Penyedia Jasa sendiri.
4.1.5. Kantor Penyedia Jasa, gudang dan Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis keet
Penyedia Jasa menyiapkan Kantor, gudang dan Direksi Keet (sewa) dalam tapak
seperti yang ditentukan guna pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak.
Penyedia Jasa harus menjamin sedemikian rupa sehingga seluruh fasilitas / bahan
yang diperlukan dapat terhindar dari kerusakan.
4.1.6. Papan Pemberitahuan
Penyedia Jasa atas biaya sendiri harus mendirikan sebuah papan pemberitahuan di
tempat yang akan ditentukan oleh Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis/ Managemen konstruksi.
Tulisan dan gambar pada papan harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
oleh Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
4.1.7. Obat P.P.P.K ( P3K )
Penyedia Jasa wajib menyiapkan obat-obatan dan keperluan lain yang berhubungan
dengan pertolongan pertama kepada kecelakaan (P3K) yang selalu siap
dipergunakan.
4.1.8. Keamanan dan Tata Tertib Lapangan.
Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan pengamanan lokasi pekerjaan antara
lain
mengadakan penjagaan siang-malam, penerangan malam sesuai ketentuan,
penyediaan pemadam kebakaran, pagar pengaman untuk pekerjaan yang
mengandung resiko seperti galian yang dalamnya lebih dari 1 m, dan jaring-jaring
pengamanan sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa agar menjaga tata tertib lapangan dan hanya orang-orang
berkepentingan dengan proyek saja yang diperbolehkan masuk lokasi pekerjaan.
Semua hal kejadian yang tidak diinginkan agar dilaporkan kepada pihak keamanan.
4.1.9. Pembersihan
Penyedia Jasa wajib membersihkan lokasi proyek dari kotoran-kotoran yang
disebabkan oleh kegiatan pekerjaan dan semua kotoran harus dibuang keluar lokasi
proyek sesuai tempat yang ditunjuk oleh Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis dengan biaya Penyedia Jasa sendiri.

PASAL 5
PEKERJAAN GALIAN DAN PENGURUGAN

5.1. PEKERJAAN GALIAN TANAH

14
5.1.1 Lingkup Pekerjaan.
1. Penggalian Pondasi
2. Pengurugan
3. Pemadatan pada setiap lapisan timbunan

5.1.2 Syarat – syarat Pelaksanaan :


a. Pembersihan Lokasi Pekerjaan
Pembersihan Lokasi pekerjaan dilakukan dengan membuang rumput/tanah
humus (top soil) + 15 cm, sampah atau bahan lainnya yang mengganggu,
serta membuang ketempat sesuai petunjuk Direksi.

b. Pekerjaan Pengurugan
 Bahan yang dipakai untuk pekerjaan pengurugan terdiri dari tanah yang
baik dan memenuhi syarat teknis serta bebas dari akar-akar, bahan-
bahan organis, barang-barang bekas/sampah yang terlebih dahulu
mendapat persetujuan Direksi Lapangan. Jika dijinkan oleh Direksi
Lapangan, pengurugan dapat mengunakan tanah bekas galian.
 Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum + 20 cm
dan dipadatkan dengan alat sederhana (stamper), disiram sampai jenuh
hingga mencapai kepadatan maksimum, baru boleh dilanjutkan dengan
lapisan berikutnya sampai mencapai ketinggian sesuai dengan gambar
rencana.
 Pada penimbunan berikutnya harus diperlakukan sama dengan cara
pada point (3.2) pasal ini. Direksi dapat memerintahkan pengurugan
melebihi ukuran, diperhitungkan penyusutan tanah akibat konsolidasi.

c. Galian Tanah untuk Pondasi Bangunan

 Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar
atau sampai tanah keras. Apabila diperlukan untuk menda-patkan daya
dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
 Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menim-bun
kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
 Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat
langsung ketempat yang direncanakan yang disetujui direksi.
Sedangkan hasil galian yang tidak dapat dipakai untuk penimbunan
harus disingkirkan ketempat yang disetujui direksi.

PEKERJAAN URUGAN PASIR

Urugan pasir harus disiram dengan air sehingga mencapai yang


dikehendaki/padat

Pasir laut tidak boleh digunakan untuk urugan dibawah pondasi, bawah
lantai dan urugan pasir lainnya.

Pasir pasang dari jenis yang kasar dapat dipakai sebagai pasir urug.

15
PEKERJAAN URUGAN PONDASI

Pengurugan untuk bekas galian pondasi, atau yang lainnya yang akan
ditimbun tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa / disetujui Direksi
pekerjaan.

Semua pekerjaan urugan yang tidak memakai pasir urug, harus diapaki
tanah yang bersih, bebas dari segala kotoran yang akan merugikan
konstruksi

PASAL 6
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

6.1. Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang baik.
Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar .

6.2 Syarat – syarat Pelaksanaan :


1) Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan aduk campuran 1
PC : 5 pasir pasang.
2) Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari
permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar,
dinding didaerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai,
serta semua dinding yang pada gambar menggunakan simbol aduk
trasraam/kedap air digunakan aduk rapat air dengan campuran 1pc : 2
pasir pasang.
3) Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum
hingga jenuh.
4) Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1
cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
5) Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
6) Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
7) Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm,
dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20
cm.
8) Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
9) Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik

16
pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan
bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
10) Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5
%. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
11) Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

PASAL 7
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

7.1. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


7.1.1 Lingkup Pekerjaan.
1) Pek. Plesteran 1:4
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan, sehingga dapat mencapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan dinding/pasangan bata, plesteran dan pelapis dinding meliputi
seluruh bangunan termasuk pekerjaan Site Development sesuai dengan
yang dinyatakan/pada tempat-tempat yang tercantum pada gambar.

7.1.2 Syarat – syarat Pelaksanaan :

1) Pek. Plesteran 1:4


a. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang
digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Perencana/Pengawas, dan Persyaratan tertulis dalam Uraian dan
Syarat pekerjaan ini.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang
beton atau pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh
Perencana/Pengawas sesuai Uraian dan Persyaratan Pekerjaan yang
tertulis dalam buku ini.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk
dalam gambar Arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar
potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
d. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam
volume, cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata
yang berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan
batu bata di bawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm
dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk
kamar mandi, WC/toilet dan daerah basah lainnya di pakai
aduk plesteran 1 PC : pasir
2. Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan Daily bond,
dengan perbandingan 1 bagian PC : 1 bagian Daily Bond.

17
3. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat
dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar).
4. Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan
belum mengering.
e. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut
dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk
adukan kedap air.
f. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari
sisa-sisa bekisting dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan
semua lubang-lubang bekas pengikar bekisting atau form tie harus
tertutup aduk plesteran.
g. ntuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang
akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas
permukaan plesterannya).

PASAL 8
PEKERJAAN PEKERJAAN LANTAI DAN BETON

8.1. PEKERJAAN LANTAI DAN BETON


8.1.1 Lingkup Pekerjaan.
1) Urugan Pasir
Urugan pasir padat ini umumnya dilaksanakan pada pekerjaan pondasi,
lantai keramik atau pekerjaan-pekerjaan bangunan yang berkaitan dengan
tanah.
Untuk itu, mendapatkan mutu urugan pasir yang bagus, karenanya perlu
dilihat langkah-lanngkah sebagai berikut, disertai pola perhitungan keperluan
bahan, energi kerja dan waktu cara kerja

2) Pekerjaan Keramik 40x40 Kasar


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, biaya,
peralatan, dan alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
Pemasangan lantai keramik ini dipasang pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, berikut step-nosing tangga.

3) Pek. Beton
a. Bagian ini mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan beton sesuai dengan spesifikasi teknis.
b. Pekerjaan yang tercakup dalam bagian ini adalah :
o Bahan, alat bantu, memasang, cetakan, pembesian, dan
pemeliharaan.

18
o Perencanaan, Pelaksanaan dan Pembongkaran cetakan-cetakan
beton.
o Penyelesaian dan pemeliharaan beton.
o Semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton termasuk
pengangkutan, penyimpanan bahan-bahan.
o Penyediaan alat bantu, seperti : Alat pengaduk semen (Beton Molen)

4) Pekerjaan Bekesting
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, biaya,
peralatan, dan alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

5) Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, biaya,
peralatan, dan alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

8.1.2 Syarat – syarat Pelaksanaan :


1) Urugan Pasir
Pada dasar galian pondasi diberikan urugan pasir padat setebal 5 cm padat.
Pasir diratakan dengan memakai tarikan kayu dan selalu diatur ketebalan
dari pasir.
Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata.
Pengurugan pasir ini pekerjakan beriringan dengan lantai kerja pondasi.

2) Pekerjaan Keramik 40x40 Kasar


a. Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram
terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
b. Rendam keramik terlebih dahulu dalam air hingga jenuh sebelum
dipasang.
c. Buat adukan untuk pasang keramik.
d. Pasang benang untuk sumbangan mendapat pasangan permukaan
keramik yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
e. Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m supaya adukan yang
ditebar permukaannya yang rata/flat.
f. Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
g. Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada
adukan yang sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian
dilanjutkan pemasangan keramik lantai lainnya dengan contoh
kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
h. Pada ketika pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet
untuk mendapat permukaan lantai keramik yang rata.
i. Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
j. Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa ketika
untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai
keramik. Setelah itu gres dilanjutkan dengan pekerjaan
perapihan/finish garis siar/nat.

19
k. Pekerjaan terakhir yaitu pencucian permukaan lantai keramik dari
kotoran.

3) Pekerjaan Beton
a. Pengerjaan Beton bertulang disesuaikan ukuran dan perletakannya
dengan gambar. Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti
SKSNI T15-1991-03. Pembesian kolom beton harus dilaksanakan
sesuai gambar dengan penulangan yang ada dan apabila digambar
kurang jelas harap dikonsultasikan terlebih dahulu pada pengawas.
b. Pekerjaan beton bertulang terdiri dari pembuatan campuran adukan
beton sesuai dengan mutu beton yang diinginkan, mengangkut
adukan, membuat cetakan/ begesting/acuan, mengecor merawat
beton, membongkar cetakan setelah waktu yang ditentukan dan
memelihara beton sampai dengan proses pengerasan sehingga beton
mencapai spesifikasi yang ditentukan.
c. Sebelum adukan beton dituangkan/dicor, kayu-kayu begisting harus
bersih dari kotoran-kotoran, minyak, benda-benda terlebih dahulu
secepatnya.
d. Pengadukan beton baru dilakukan dengan mesin pengaduk beton
(beton molen) selama sekurang-kurangnya 5 menit setelah semua
agregat dimasukkan dalam drum pengaduk.
e. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan
tanpa berhenti atau tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan dari
Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis.
f. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian
utama dari pekerjaan, Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada
Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis secara tertulis untuk mendapatkan persetujuannya, sehingga
setiap pekerjaan pengecoran beton harus dapat ijin tertulis dan
mendapat pengawasan dari Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.

4) Pekerjaan Bekesting
a. Begisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk nyata dan cukup dapat menampung beban
sementara sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan.
b. Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan
batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar
rencana dan uraian pekerjaan. Bahan begisting dapat berupa papan
kayu klas III dengan permuakan halus dan rata atau dengan
menggunakan Multiplek tebal 12 mm.
c. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis Lapangan. Pembongkaran Begisting harus hati-hati
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada

20
permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak
pecah.
d. Bekas cetakan yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan
dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurukan tanah kembali.
e. Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Pelaksana
sepenuhnya. Cetakan harus sesuai dengan betuk, ukuran dan batas-
batas bidang dari hasil beton yang direncanakan, serta tidak bocor
dan harus kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat atau
kelongsoran dari penyangga.
f. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada
lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada
cetakan diusahakan lurus dan rata dalam arah horizontal maupun
vertikal, terutama untuk permukaan beton yang tidak difinishing
(exposse).
g. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar
dapat memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya
“overstress” atau perpindahan tempat pada beberapa bagian
konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup
kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban
diatasnya selama masa pelaksanaan.
h. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
Pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai
berikut:
a. Bagian sisi samping kolom, balok dan dinding 3 hari.
b. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari.
c. Balok dengan beban konstruksi 21 hari.
d. Plat lantai, atap dan tangga 21 hari.
i. Permukaan beton harus bersih dari sisa kayu cetakan dan pada
bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus
dicabut dan dibersihkan sebelum pengurugan dilakukan. Cacat dan
perubahan bentuk yang tidak sesuai rencana, Pelaksana wajib
memperbaiki sesegera mungkin.

5) Pekerjaan Pembesian
a. Besi beton yang digunakan adalah besi beton polos dengan mutu U-
24 (tegangan leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2), ukuran dan
jumlah besi yang dipakai disesuaikan dengan gambar detail struktur.
b. Penyedia Jasa harus dapat memberikan sertifikat dari pabrik besi
beton yang menyatakan bahwa kekuatan besi beton tersebut sesuai
dengan spesifikasi.
c. Besi beton dengan mutu meragukan harus diperiksa di lembaga
pemeriksaan bahan-bahan yang diakui. Seluruh biaya untuk itu
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
d. Daya lekat besi beton harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat
lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak
menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka dalam
jangka waktu panjang.

21
e. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam
keadaan batang dingin. Besi beton harus dipotong dan dibengkokkan
sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Pemberi Kerja,
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis terlebih
dahulu. Jika Penyedia Jasa tidak berhasil memperoleh diameter besi
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan:
o Harus ada persetujuan Pemberi Kerja, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis
o Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
yang dimaksud adalah jumlah luas penampang). Biaya tambahan
yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.

PASAL 9
LANGIT-LANGIT PLAFOND

9.1 Lingkup Pekerjaan


1) Pemasangan langit-langit baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan
yang terdapat di dalam langit-langit (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting,
alat penggantung dan penguat langit-langit) siap dan selesai dikerjakan.
2) Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan contoh/sample untuk
disetujui oleh Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Pengawas.
3) Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun
sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi
Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.
4) Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat dalam rencana
langit-langit haruslah mengacu pada gambar mekanikal-elektrikal, sedangkan
gambar arsitektur hanya memuat tata letaknya saja.

9.2 Syarat – syarat Pelaksanaan :


1) Sebelum pemasangan, Kontraktor harus memberikan contoh/sample bahan
penutup langit-langit dan harus mendapat persetujuan Konsultan Perencana,
Pengawas dan Pemberi Tugas.
2) Penggantung langit-langit harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh
bidang langit-langit yang rata, datar dan tidak melengkung.
3) Pemasangan langit-langit harus rata. Naad-naad yang pecah pada waktu
pemasangan harus diganti.
4) Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi
terhadap :
 Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi
yang harus disangga oleh rangka langit-langit.
 Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan (man-hole).

22
 Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurna alat-alat penggantung,
sehingga langit-langit menjadi bergelombang karenanya.
 Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada
langit-langit di luar bangunan

PASAL 10
PEKERJAAN ATAP

10.1 Lingkup Pekerjaan


1) Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan
yang diperlukan untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja.
2) Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, pabrikasi dan pemasangan
tentang konstruksi baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya,
sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar kerja.
10.2 Syarat – syarat Pelaksanaan :
1) Pengelasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar konstruksi, dan
harus mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Spesification.
2) Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personil memiliki las listrik
serta tukang lasnya sudah melalui ujian (test) dan harus memiliki ijazah yang
menetapkan kualifikasi serta jenis pengelasan yang diperkenankan
kepadanya. yang persiapan teknis untuk pekerjaan tersebut.
3) Penyambungan bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las
listrik serta tukang lasnya sudah melalui ujian (test) dan harus memiliki ijazah
yang menetapkan kualifikasi serta jenis pengelasan yang diperkenankan
kepadanya.
4) Bagian konstruksi yang segera akan di las harus dibersihkan dari bekas-
bekas cat, karat, lemak dan kotoran-kotoran lainnya.
5) Pengelasan konstruksi baja, hanya boleh dilakukan setelah dipersiksa bahwa
hubungan-hubungan yang akan dilas sudah sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku untuk konstruksi itu.
6) Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi
yang paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang
dilakukan.
7) Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas
lapisan pertama, maupun bidang2 benda kerja harus dibersihkan dari kerak
(slag) dan kotoran lainnya.
8) Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan
yangterdahulu harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan
logam sebelum memulai dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang
berpori-pori, rusak atau retak harus dibuang sama sekali.
9) Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus
lebih besar 2.0 mm dari pada diameter luar baut.
10)

23
PASAL 11
PEKERJAAN PINTU

11.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.

11.2 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. . Melakukan pengukuran lebar dan tinggi pada lokasi yang dipasang besi hollow
dengan meteran.
2. Pastikan area kerja Anda bersih dan bebas dari penghalang atau sampah yang
dapat mengganggu proses pembuatan.
3. Ketika ukuran sudah didapatkan, memulai proses pemotongan besi hollow
40x40 dan 20x40 tebal 2 mm menjadi beberapa bagian, sesuai dengan ukuran
dan gambar kerja. Kemudian merangkai besi hollow yang sebelumnya sudah
dipotong tadi, menjadi rangkaian pagar besi hollow sesuai dengan gambar
rencana.
4. Setelah potongan-potongan besi hollow tersusun rapi, besi hollow di las
menggunakan alat las. Sehingga terbentuk pagar besi hollow sesuai dengan
gambar rencana.
5. Sebelum pemasangan besi hollow terlebih dahulu melakukan pengeboran pada
tembok sampai menembus besi kolom, selanjutnya melakukan penyambungan
besi hollow dengan besi kolom dengan dilas untuk menyatukan pagar besi
hollow sehingga pagar kaku dan kuat.
6. Perapihan hasil pekerjaan dari sisa material pintu besi

PASAL 12
PEKERJAAN PENGECATAN

12.1 Lingkup Pekerjaan


1) Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.

12.2 Pekerjaan Cat meliputi antara lain :


a. Pekerjaan Mengecat dengan cat tembok pada plafond dalam gedung,
menggunakan cat tembok DULUX ICI atau VINILEX Nippon
Paint/CATYLAC yang mendapatkan persetujuan Pemberi Kerja, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis/Pengawas dan warna
ditentukan kemudian.
b. Pekerjaan Mengecat dengan cat tembok pada plafond dalam gedung,
menggunakan cat tembok DULUX ICI atau VINILEX Nippon
Paint/CATYLAC yang mendapatkan persetujuan Pemberi Kerja, Konsultan

24
Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis/Pengawas dan warna
ditentukan kemudian.
c. Warna semua jenis cat dan bahan huruf akan ditentukan kemudian oleh
Pihak Pemberi Kerja, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis.

PASAL 13
PEKERJAAN AKHIR
13.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya.

13.2 Syarat-syarat Pelaksanaan


Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. Konstruksitor juga harus mengembalikan
bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen
Konstruksi ke kondisi semula.

PASAL 14
PENUTUP

1. Segala sesuatu pekerjaan apabila terdapat perbedaan antara Gambar dan RKS maka
RKS sebagai pedoman atau dikonsultasikan kepada Pemberi Kerja, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
2. Bila dalam RKS ini tidak disebutkan suatu perkataan atau kalimat dan merupakan
bagian yang harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa maka Penyedia Jasa wajib untuk
mengerjakan.
3. Hal – hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
Pemimpin Proyek, bila mana perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini

Parepare., November 2021


Dibuat oleh
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK)

EDY KUSUMA SUHARDI, SKM.


Nip. 19851023 200902 1 001

25

Anda mungkin juga menyukai