Mayang Anggraini
2. Tricia Revy
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini
yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “tugas
PP tentang kepegawaian”.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah
SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar
yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia
paling besar bagi seluruh alam semesta.
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya
untuk bapak Novianto Spd. Selaku guru di Smk Putra Jaya yang telah
menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu
berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan
terkait peraturan pemerintah tentang kepegawaian.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak
sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-
benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis
di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap
pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
Penyusun
Daftar isi
Abstrak ………………………………………………………………………………………… i
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………. ii
Bab 1…………………………………………………………………………………………… 1
UU
19. Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan
Struktural
20. Nomor 38 Tahun 2001 Tentang Penghentian Pemberian Tunjangan Perbaikan Penghasilan
Bagi Penerima Pensiun Serta Janda/Dudanya
21. Nomor 11 Tahun 2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun
2000 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil
22. Nomor 12 Tahun 2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun
2000 Tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil
23. Nomor 13 Tahun 2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun
2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipildalam Jabatan Struktural
24. Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, Dan Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil
25. Nomor 11 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun
1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil Sebagaimana Telah Beberapa Kali
Diubah Terakhir Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2001
26. Nomor 54 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun
2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil
27. Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Larangan Pegawai Negeri Sipil Menjadi Anggota Partai
Politik
28. Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
29. Nomor 47 Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
1997 Tentang Pegawai Negeri Sipil Yang Menduduki Jabatan Rangkap
30. Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun
2005 Tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Dan
Janda/Dudanya
31. Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Perpanjangan Batas Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil Yang
Menduduki Jabatan Guru Besariprofesor Dan Pengangkatan Guru Besariprofesor Emeritus
32. Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil
Dan Janda/Dudanya
33. Nomor 65 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 1979 Tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
34. Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
35. Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kesebelas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 i
Profesi Guru Dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru Dan Dosen, Serta Tunjangan
Kehormatan Profesor
36. Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus
Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor
37. Nomor 37 Tahun 2009 Tentang Dosen
38. Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pemberian Gaji/Pensiun/Tunjangan Bulan Ketiga Belas
Dalam Tahun Anggaran 2009 Kepada Pegawai Negeri, Pejabat Negara, Dan Penerima
Pensiun/Tunjangan
39. Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Pendidikan Kedinasan
40. Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
41. Nomor 25 Tahun 2010 dan Lampirannya Tentang Perubahan Ke Duabelas Atas PP Nomor
7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji PNS
42. Nomor 28 Tahun 2010 Tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan PNS dan
Janda/Dudanya
43. Nomor 40 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas PP Nomor 16 Tahun 1994 Tentang Jabatan
Fungsional PNS
44. Nomor 44 Tahun 2010 Tentang Prekursor
45. Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
46. PP No 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan
47. Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Perubahan Ketigabelas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7
Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil
48. Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS
49. Nomor 30 Tahun 2015 Tentang Perubahan Ketujuh belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor
7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil
50. Nomor 38 Tahun 2015 Tentang Pemberian Gaji/Pensiun/Tunjangan Bulan Ketiga belas
Dalam Tahun Anggaran 2015
51. Nomor 70 Tahun 2015 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi
Pegawai ASN
Instruksi Menteri
Bab 2.
Pengetahuan Umum Tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Pegawai negeri adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat
oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas
negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
A. Pegawai negeri di Indonesia
Berdasarkan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 jo Undang Undang Nomor 43 Tahun
1999 tentang pokok-pokok kepegawaian dinyatakan bahwa pegawai negeri terdiri dari:
1. Pegawai Negeri Sipil
2. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia
3. Anggota Tentara Nasional Indonesia
Berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil yang menjadi anggota
partai politik PP Nomor 12 Tahun 1999. Beberapa inti pokok materi dalam PP tersebut
adalah:
Ø Sebagai aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan, maka Pegawai Negeri Sipil harus bersikap netral dan menghindari
penggunaan fasilitas negara untuk golongan tertentu. Selain itu juga dituntut tidak diskriminatif
khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Ø Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi anggota atau pengurus partai politik pada saat PP ini
ditetapkan dianggap telah melepaskan keanggotaan dan/atau kepengurusannya (hapus secara
otomatis).
Ø Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan keanggotaan dan/atau kepengurusannya dalam
partai politik, diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Ø Pegawai Negeri Sipil yang ingin menjadi anggota atau pengurus partai politik harus mengajukan
permohonan kepada atasan langsungnya (peraturan pelaksanaan yang dikeluarkan Badan
Kepegawaian Negara).
Ø Pegawai Negeri Sipil yang mengajukan permohonan sebagai anggota/pengurus partai politik
diberikan uang tunggu selama satu tahun. Apabila dalam satu tahun tetap ingin menjadi anggota
atau pengurus partai politik, maka yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat dan
mendapat hak pensiun bagi yang telah mencapai Batas Usia Pensiun (BUP).
1. Jabatan struktural
Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu satuan
organisasi negara. Jabatan struktural juga merupakan jabatan yang secara tegas ada dalam
struktur organisasi. Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah
(eselon V) hingga yang tertinggi (eselon I/a).
Tabel Jabatan PNS
Eselo Jabatan instansi Jabatan instansi daerah Jabatan instansi daerah
n pusat (provinsi) (kabupaten/kota)
Ia Sekretaris
Jenderal •
Direktur Jenderal
•Sekretaris •
Sekretaris Utama
• Kepala Badan
•Inspektur
Jenderal •
Inspektur Utama
• Direktur Utama
• Auditor Utama •
Wakil Jaksa
Agung •Jaksa
Agung Muda •
Deputi • Wakil
Sekretaris Kabinet
Ib Staf Ahli Sekretaris Daerah
Asisten · Staf Ahli
Gubernur · Sekretaris
Kepala
DPRD ·Kepala
Biro · Kepala
IIa Dinas · Kepala Sekretaris Daerah
Pusat · Asisten
Badan · Inspektur · Direk
Deputi
tur RS Umum Daerah
Kelas A
Asisten · Staf Ahli
Kepala Biro · Direktur RS Bupati/Walikota · Sekreta
Umum Daerah Kelas ris DPRD · Kepala
IIb B ·Wakil Direktur RS Dinas · Kepala
Umum Kelas A · Direktur Badan · Direktur RS
RS Khusus Kelas A Umum Daerah Kelas A
dan B
Kepala Kantor · Kepala
Kepala Kantor • Camat •
Bagian · Sekretais pada
Kepala Bagian
Dinas/
•Sekretaris pada Dinas/
Badan/Inspektorat · Kepal
Badan/Inspektorat
Kepala a Bidang · Inspektur
•Inspektur Pembantu •
Bagian · Kepala Pembantu · Direktur RS
IIIa Direktur RS Umum Kelas
Bidang · Kepala Umum Kelas C · Direktur
C •Direktur RS Khusus
Subdirektorat RS Khusus Kela
Kelas B • Wakil Direktur
B · Wakil Direktur RS
RS Umum Kelas A dan B
Umum Kelas B ·Wakil
• Wakil Direktur RS
Direktur RS Khusus Kelas
Khusus Kelas A
A · Kepala UPT Dinas
Kepala Bidang pada Dinas
dan Badan · Kepala
Kepala Bagian pada RS Bagian dan Kepala Bidang
IIIb Daerah · Kepala Bidang pada RS Umum
pada RS Daerah Daerah · Direktur RS
Umum Daerah Kelas
D · Sekretaris Camat
Kepala Lurah • Kepala
Subbagian · Kepa Kepala Subbagian • Kepala
IVa la Subbagian · Kepala Subbidang •Kepala Seksi
Subbidang · Kepa Subbidang · Kepala Seksi • Kepala UPT, Dinas dan
la Seksi Badan
IVb Sekretaris
Kelurahan · Kepala Seksi
pada Kelurahan · Kepala
Subbagian pada
UPT · Kepala Subbagian
pada Sekretariat
Kecamatan · Kepala TU
Sekolah Menengah
Kejuruan
Kepala TU Sekolah
Lanjutan Tingkat
Va Kepala Urusan
Pertama ·Kepala TU
Sekolah Menengah Umum
Sejak berlakunya Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, maka
1. jabatan eselon Ia kepala lembaga pemerintah nonkementerian setara dengan jabatan pimpinan
tinggi utama;
2. jabatan eselon Ia dan eselon Ib setara dengan jabatan pimpinan tinggi madya;
3. jabatan eselon II setara dengan jabatan pimpinan tinggi pratama;
4. jabatan eselon III setara dengan jabatan administrator;
5. jabatan eselon IV setara dengan jabatan pengawas; dan
6. jabatan eselon V dan fungsional umum setara dengan jabatan pelaksana,
2. Jabatan fungsional
Jabatan fungsional menurut Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun
Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang
dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian/dan atau keterampilan tertentu serta
bersifat mandiri. Pangkat Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan fungsional berorientasi pada
prestasi kerja, sehingga tujuan untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara
yang berdaya guna dan berhasil guna dalam melaksanakan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan dapat dicapai.
Berikut ini adalah daftar Pegawai Negeri Sipil yang berstatus dalam jabatan fungsional
sesuai peraturan perundang-undangan yang telah ditentukan:
Peraturan Presiden
Jabatan Fungsional
Nomor
20 Tahun 2006 Panitera
22 Tahun 2006 Juru Sita dan Juru Sita Pengganti
23 Tahun 2006 Pranata Hubungan Masyarakat
24 Tahun 2006 Peneliti
25 Tahun 2006 Perekayasa dan Teknisi Penelitian dan Perekayasaan
26 Tahun 2006 Penyuluh Pertanian, Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan, Pengawas Benih Tanaman, Pengawas Bibit
Ternak, Medik Veteriner, Pengawas Perikanan, Pengendali
Hama dan Penyakit Ikan, dan Pengawas Benih Ikan
27 Tahun 2006 Penyuluh Kehutanan
28 Tahun 2006 Pengendali Ekosistem Hutan
29 Tahun 2006 Pengendali Dampak Lingkungan
Teknik Pengairan, Teknik Jalan dan Jembatan, Teknik Tata
30 Tahun 2006 bangunan dan Perumahan, dan Teknik Penyehatan
Lingkungan
31 Tahun 2006 Surveyor Pemetaan
32 Tahun 2006 Penyelidik Bumi
33 Tahun 2006 Pranata Komputer
34 Tahun 2006 Statistisi
35 Tahun 2006 Pemeriksa Paten dan Pemeriksa Merek
36 Tahun 2006 Perantara Hubungan Industrial
37 Tahun 2006 Perancang Peraturan Perundang-undangan
38 Tahun 2006 Perencana
39 Tahun 2006 Analis Kepegawaian
40 Tahun 2006 Arsiparis dan Pustakawan
41 Tahun 2006 Agen
42 Tahun 2006 Polisi Kehutanan
43 Tahun 2006 Penyuluh Agama
44 Tahun 2006 Pengawas Ketenagakerjaan
45 Tahun 2006 Pengawas Farmasi dan Makanan
Pemeriksa Pajak, Pemeriksa Bea dan Cukai, dan Penilai
46 Tahun 2006
Pajak Bumi dan Bangunan
Dokter, Dokter Gigi, Apoteker, Asisten Apoteker, Pranata
Laboratorium Kesehatan, Epidemiolog Kesehatan,
Entomolog Kesehatan, Sanitarian, Administrator Kesehatan,
47 Tahun 2006
Penyuluh Kesehatan Masyarakat, Perawat Gigi, Nutrisionis,
Bidan, Perawat, Radiografer, Perekam Medis, dan Teknisi
Elektromedis
48 Tahun 2006 Pranata Nuklir
49 Tahun 2006 Pengamat Meteorologi dan Geofisika
50 Tahun 2006 Pengawas Radiasi
51 Tahun 2006 Instruktur
52 Tahun 2006 Widyaiswara
53 Tahun 2006 Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan
54 Tahun 2006 Pekerja Sosial
55 Tahun 2006 Pengantar Kerja
56 Tahun 2006 Penggerak Swadaya Masyarakat
57 Tahun 2006 Penyuluh Keluarga Berencana
58 Tahun 2006 Tenaga Kependidikan
59 Tahun 2006 Dosen
60 Tahun 2006 Auditor
61 Tahun 2006 Pengamat Gunung Api
62 Tahun 2006 Teknik Siaran, Andalan Siaran, dan Adikara Siaran
63 Tahun 2006 Teknisi Penerbangan
64 Tahun 2006 Penguji Mutu Barang dan Penera
65 Tahun 2010 Pranata Laboratorium Pendidikan
Beberapa pekerja sektor publik tidak digolongkan dalam pegawai negeri. Pada kebanyakan
negara, anggota angkatan bersenjata misalnya, tidak dikelompokkan sebagai pegawai negeri. Di
Britania Raya, pekerja National Health Service dan aparat pemerintah daerah bukan termasuk
pegawai negeri.
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
Kata Pengantar