DI
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK : 2
NAMA : TEUKU AFDHAL WAHYUDI
AGUSTIAR
DESY RAHMADANI
LAILA NUSYUR
MIFTAHUL JANNAH
NILNA MUNA
RAUZATUN MULIA
DOSEN PEMBIMBING : Ns.Tuti Sahara M.Kep
Assalamualaikum. Wr.wb
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat rahmat dan limpahan-Nya kami telah menyelesaikan tugas ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ASUHAN
KEPERAWATAN OSTEOPOROSIS. Makalah ini kami susun dengan berbagai ragam
rintangan. Baik itu yang datang dari diri sendiri maupun dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT. makalah ini dapat terselesaikan.
wassalamualaikum.wr.wb
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................2
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................18
4.2 Saran............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1) Terapi medis.
Sebenarnya belum ada terapi yang secara khusus dapat mengembalikan efek
dari osteoporosis. Hal yang dapat dilakukan adalah upaya-upaya untuk menekan atau
memperlambat menurunnya massa tulang serta mengurangi rasa sakit.
a) Obat pereda sakit
Pada tahap awal setelah terjadinya patah tulang, biasanya diperlukan obat
pereda sakit yang kuat, seperti turunan morfin. Namun, obat tersebut memberikan
efek samping seperti mengantuk, sembelit dan linglung. Bagi yang mengalami
rasa sakit yang sangat dan tidak dapat diredakan dengan obat pereda sakit, dapat
diberikan suntikan hormone kalsitonin.
Bila rasa sakit mulai mereda, tablet pereda rasa sakit seperti paracetamol
atau codein ataupun kombinasi keduanya seperti co-dydramol, co- codramol, atau
co-proxamol bagi banyak pasien cukup memadai untuk menghilangkan rasa sakit
sehingga pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
3) Terapi non-hormonal
Terapi hormone selama ini memang dianggap sebagai jalan yang paling baik
untuk mengobati osteoporosis. Namun, karena banyaknya efek samping yang dapat
ditimbulkan dan tidak dapat diterapkan pada semua pasien osteoporosis, maka
sekarang mulai dikembangkan terapi non-hormonal.
a) Bisfosfonat
Bisfosfonat merupakan golongan obat sintetis yang saat ini sangat dikenal
dalam pengobatan osteoporosis non-hormonal. Efek utama dari obat ini adalah
menonaktifkan sel-sel penghancur tulang (osteoclast) sehingga penurunan massa
tulang dapat dihindari. Obat-obat yang termasuk golongan bisfosfonat adalah
etidronat dan alendronat.
b) Etidronat.
Etidronat adalah obat golongan bisfosfonat pertama yang biasa digunakan
dalam pengobatan osteoporosis. Obat ini diberikan dalam bentuk tablet dengan
dosis satu kali sehari selama dua minggu. Penggunaan obat ini harus
dikombinasikan dengan konsumsi suplemen kalsium. Namun, perlu diperhatikan
agar konsumsi suplemen kalsium harus dihindari dalam waktu dua jam sebelum
dan sesudah mengkonsumsi etidronat karena dapat mengganggu penyerapannya.
Kadang kala konsumsi etidronat memberikan efek samping,tetapi relative kecil.
Misalnya timbul mual, diare, ruam kulit dan lain-lain.
c) Alendronat
Alendornat mempunyai fungsi dan peran yang serupa dengan etidronat,
perbedaannya adalah pada penggunaannya tidak perlu dikombinasikan dengan
konsumsi suplemen kalsium, tetapi bila asupan kalsium masih rendah, pemberian
kalsium tetap dianjurkan. Efek samping yang mungkin ditimbulkan pada
konsumsi alendronat adalah timbulnya diare, rasa sakit dan kembung pada perut,
serta gangguan pada tenggorokan.
4) Terapi alamiah
Terapi alamiah adalah terapi yang diterapkan untuk mengobati osteoporosis
tanpa menggunakan obat-obatan atau hormone. Terapi ini berhubungan dengan gaya
hidup dan pola konsumsi. Beberapa pencegahan yang dapat diberikan yaitu dengan
berolahraga secara teratur, hindari merokok, hindari minuman beralkohol dan
menjaga pola makan yang baik.
Pemeriksaan radiologic
Pemeriksaan radioisotope
Pemeriksaan Quantitative
Magnetic resonance imaging (MRI)
Quantitative Ultra Sound (QUS)
Densitometer (X-ray absorptiometry)
Tes darah dan urine
BAB III
3.1 Penkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn. I
Umur : 75 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wirausaha
Status Pernikahan : Nikah
Alamat : Jl. Seberang Padang
Tanggal Masuk RS : 02-04-2020
Diagnosa Medis : Osteoporosis
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan bahwa merasakan nyeri pada punggung nya sehingga klien
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat di lakukan pengkajian pada tanggal 7 Agustus 2017 klien mengatakan
bahwa nyeri pada punggungnya, klien mengatakan sakit hebat dan terlokalisasi
pada vertebra yg terserang. Pasien mengatakan nyeri berkurang pada saat istirahat
di tempat tidur. Klien tampak meringis dan gelisah menahan nyeri tersebut. Selain
itu klien juga mengatakan bahwa ia mengalami kesulitan untuk beraktivitas, klien
mengeluh kesakitan tiap kali bergerak, klien juga mengatakan bahwa ia
membutuhkan bantuan orang lain untuk bergerak. Klien tampak lemas, dan klien
tampak terbaring di tempat tidur.
TD : 110/70mmHg S : 36.5°C
N : 76x/i RR : 20x/i
Q : Tumpul
R : Punggung
S:7
T : Hilang timbul
Genogram
i. Kardiovaskuler
Inspeksi : Iictus cordis : tidak ada kelainan
j. Abdomen
Inspeksi : Kuadran regio : -
Umbilikus : ada
Distensi : tidak mengalami distensi
k. Pola nutrisi
1. Berat badan : 45kg tinggi badan :150 cm sakit: bb 42 kg
2. Frekuensi makan : 3 kali sehari setelah sakit : 3 kali sehari
Ket : 0 :mandiri 1: dengan alat bantu 2 : dibantu orang lain 3: dibantu orang lain dan
alat 4: tergantung totl oksigenisasi
3. Analisa Data
Nama Klien : Tn.I No. Register : .....
Umur : 75 tahun Diagnosa Medis : OSTEOPOROSIS
Ruang Rawat : R IV Interne Alamat : Jl Seberang padang
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteoporosis merupakan kondisi terjadinya penurunan densitas/ matriks/massa
tulang, peningkatan prositas tulang, dan penurunan proses mineralisasi deisertai dengan
kerusakakn arsitektur mikro jaringan tulang yang mengakibatkan penurunan kekokohan
tulang sehingga tulang menjadi mudah patah.
Beberapa faktor resiko Osteoporosis antara lain yaitu : usia, genetik, defisiensi
kalsium, aktivitas fisik kurang, obat-obatan (kortikosteroid, anti konvulsan, heparin,
siklosporin), merokok, alcohol serta sifat fisik tulang (densitas atau massa tulang) dan
lain sebagainya.
B. Saran
Mahasiswa harus lebih memahami tentang asuhan keperaawatan pada gangguan
system musculoskeletal “osteoporosis” sehingga mampu menerapkannya di lahan praktik
demi memberi pelayanan kesehatan yang baik bagi klien.
DAFTAR PUSTAKA
Huda Amin Nurarif dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA & NIC NOC. Jogjakarta : Mediaction.
Heather T. Herdman & Shigemi Kamitsuru. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definis &
Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 Terjemahan Indonesia. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC