FARMAKOLOGI
a. Farmakologi adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan obat-obatan. Dalam ilmu
ini dipelajari: Penelitian mengenai penyakit-penyakit Kemungkinan penyembuhan Penelitian
obat-obat baru. Farmakologi adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan obat-
obatan. Dalam ilmu ini dipelajari:
Penelitian mengenai penyakit-penyakit
Kemungkinan penyembuhan
Penelitian obat-obat baru
Penelitian efek samping obat-obatan atau teknologi baru terhadap beberapa penyakit
berkaitan dengan perjalanan obat di dalam tubuh serta perlakuan tubuh terhadapnya.
Merupakan sediaan cair berupa larutan,emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam
atau obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan
tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan farmakope
indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain : guttae (obat dalam), guttae oris (tetes
mulut), guttae auriculares (tetes telinga), guttae nasales (tetes hidung), guttae opthalmicae
(tetes mata).
Merupakan sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan
cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya agar
kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan
melalui mulut.
Undang-Undang Obat
Perbekalan kesehatan di bidang farmasi, yang meliputi obat, bahan obat, obat asli Indonesia,
bahan obat asli Indonesia, alat kesehatan, kosmetik dan sebagainya.
B FARMAKODINAMIK
a.Farmakodinamik (PD) adalah studi tentang efek biokimia dan fisiologis obat
(terutama obat-obatan farmasi). Efeknya dapat termasuk yang dimanifestasikan
dalam hewan (termasuk manusia), mikroorganisme, atau kombinasi organisme
(misalnya, infeksi).
b. Macam macam resep obat
Macam-macam resep obat
Berikut adalah 10 obat yang paling banyak diresepkan (diurutkan berdasar
peringkat tertinggi) :
1. Hydrocodone (dikombinasi dengan acetaminophen) -- 131.2 juta resep
2. Obat penurun kolesterol generik merek Zocor (simvastatin), -- 94.1 juta resep
3. Lisinopril (termasuk yang dijual dengan merek Prinivil dan Zestril), obat penurun tekanan
darah -- 87.4 juta resep
4. Hormon tiroid sintetis generik merek Synthroid (levothyroxine sodium), -- 70.5 juta resep
5. Obat penurun tensi/angina generik merek Norvasc (amlodipine besylate), -- 57.2 juta resep
6. Obat antasida generik merek Prilosec (omeprazole), -- 53.4 juta resep (belum termasuk
penjualan secara bebas/otc) 7. Obat antibiotik Azithromycin (termasuk yang dijual dengan
merek Z-Pak dan Zithromax), -- 52.6 juta resep
10. Obat penurun tensi Hydrochlorothiazide (dengan beragam merek), -- 47.8 juta resep.
10 Obat dengan nilai penjualan tertinggi
Memang bukan hal yang mengejutkan kalau obat-obat generik bukanlah sumber pendapatan
tertinggi bagi para produsen obat. Buktinya, meskipun obat generik paling banyak
diresepkan, tetapi obat yang sudah lepas masa patennya ini tidak mencatat nilai penjualan
tertinggi.
Obat-obat yang paling banyak menghabiskan biaya bagi pasien adalah obat-obat paten yang
masih terbilang baru dan masih mendapat perlidungan dari kompetisi obat generik.
IMS melaporkan, bahwa rakyat Amerika menghabiskan sekur`ngnya 307 miliar dollar AS
untuk menebus resep obat pada 2010. Angka ini naik 2,3 persen dari tahun sebelumnya yang
mencapai 300 miliar dollar AS.
Proses yang dialami obat dalam tubuh yang sakit maupun sehat
Saat kita sakit, umumnya kita mengonsumsi obat. Obat yang kita minum tersebut dapat
menyingkirkan penyebab penyakit, menghilangkan gejala penyakit, atau menghilangkan
akibat lanjutan dari suatu penyakit. Apa pun jenis obat yang kita minum, bagaimanakah
nasibnya di dalam tubuh kita?
Untuk dapat memberikan efek yang diinginkan, obat harus dapat mencapai tempatnya
bekerja. Misalnya kita meminum antibiotik untuk pengobatan infeksi ginjal/kandung kemih.
Agar antibiotik dapat bekerja untuk membunuh bakteri, obat tersebut harus mencapai ginjal
(tempat antibiotik bekerja) terlebih dahulu. Setelah mencapai ginjal, antibiotik dapat
membunuh bakteri sehingga memberikan kesembuhan yang diharapkan.
Setelah obat bekerja di dalam tubuh dan menghasilkan efek, obat akan dikeluarkan dari
dalam tubuh. Ada banyak tahapan yang perlu dilalui obat mulai dari pemberian, kemudian
menghasilkan efek, dan terakhir dikeluarkan dari dalam tubuh. Tahapan tersebut dikenal
dengan nama administrasi, liberasi, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.
Obat yang berada di dalam tubuh akan dianggap sebagai benda asing oleh tubuh karena
secara normal senyawa obat tidak terdapat di dalam tubuh. Tubuh memiliki mekanisme
alamiah untuk mendetoksifikasi (menurunkan ketoksikan suatu zat) benda asing yang masuk
ke tubuh. Oleh karena itu, senyawa obat akan didetoksifikasi oleh tubuh sehingga obat tidak
terlalu toksik/beracun bagi tubuh. Proses detoksifikasi obat oleh tubuh merupakan tahapan
metabolisme obat. Sebagian besar obat akan didetoksifikasi di hati oleh enzim-enzim
mikrosomal hati. Hasilnya merupakan suatu senyawa yang sifat toksik/beracunnya lebih
rendah dibandingkan dengan senyawa awal sehingga tidak terlalu beracun bagi tubuh.
Tahap terakhir yang dialami oleh obat adalah tahap ekskresi. Pada tahap ini obat akan
dikeluarkan dari dalam tubuh dengan berbagai cara, antara lain melalui ginjal (air seni),
saluran cerna (faeces), kulit (keringat), pernapasan (udara), mata (air mata), atau kelenjar
payudara (air susu). Sebagian besar obat dikeluarkan melalui ginjal. Jika ginjal kita
mengalami gangguan, kadar obat dalam tubuh akan meningkat akibat terhambatnya proses
pengeluaran obat melalui ginjal. Oleh karena itu, pada penderita gangguan ginjal, perlu
dilakukan penyesuaian dosis obat - terutama untuk obat yang dalam kadar rendah dapat
menimbulkan keracunan dan obat yang toksik bagi ginjal (nefrotoksik) - agar kadar obat
dalam tubuh tidak terlalu tinggi karena dikhawatirkan akan menimbulkan keracunan bahkan
kematian bagi penderita.
C. FARMAKOKINETIKA
Proses farmakokinetika dimulai dari penyerapan (absorpsi), lalu tersebar melalui ke seluruh
jaringan tubuh melalui darah
c. Distribusi
d. (biotransformasi), lalu sisa atau hasil metabolisme ini dikeluarkan dari tubuh dengan
ekskresi
F. Dosis
Dosis merupakan kadar dari sesuatu (kimiawi, fisik, biologis) yang dapat mempengaruhi
suatu organisme secara biologis
Efek samping obat dapat terjadi ketika Anda memulai pengobatan baru, mengurangi atau
menambah dosis obat, atau ketika berhenti menggunakannya. Efek samping obat yang umum
seperti mual, muntah, merasa lelah, pusing, mulut kering, sakit kepala, gatal-gatal, dan nyeri
otot