Anda di halaman 1dari 8

A.

FARMAKOLOGI
a. Farmakologi adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan obat-obatan. Dalam ilmu
ini dipelajari: Penelitian mengenai penyakit-penyakit Kemungkinan penyembuhan Penelitian
obat-obat baru. Farmakologi adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan obat-
obatan. Dalam ilmu ini dipelajari:
 Penelitian mengenai penyakit-penyakit
 Kemungkinan penyembuhan
 Penelitian obat-obat baru
 Penelitian efek samping obat-obatan atau teknologi baru terhadap beberapa penyakit
berkaitan dengan perjalanan obat di dalam tubuh serta perlakuan tubuh terhadapnya.

B . Istilah penting dalam farmakologi


1.Agonis
Agonis yaitu suatu obat atau senyawa yang berikatan dengan reseptor dan
mengaktifkannya, menghasilkan respon farmakologis (kontraksi, relaksasi, sekresi, aktivasi
enzim,
2.Antagonis
Antagonis yaitu suatu obat atau senyawa yang melemahkan efek agonis. Macamnya
bisa kompetitif, contoh mengikat reversibel ke daerah reseptor yang sama dengan agonis,
menempati situs yang sama namun tanpa mengaktifkan mekanisme efektor. Efek dari
antagonis kompetitif dapat diatasi dengan meningkatkan konsentrasi agonis, sehingga
menggeser kesetimbangan dan meningkatkan proporsi pendudukan agonis pada reseptor.
c. Ruang lingkup farmakologi
Secara singkat perkembangan farmakologi itu dapat dikategorikan pada beberapa cabang,
antara lain :
1. Farmakognos
2. Farmasi
3. Farmakologi klinik
4. Farmakokinetik
5. Farmakodinamik
6. Farmakoterapi
7. Toksikologi

d. Macam macam obat


1. Pulvis (serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk
pemakaian luar.
2. Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus menggunakan
bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.Contohnya adalah puyer.
3. Tablet (compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau
sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa bahan tambahan.
a. Tablet kempa
paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung
desain cetakan.
b. Tablet cetak
Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan
c. Tablet trikurat
tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. sudah jarang ditemukan
d. Tablet hipodermik
Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat
sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
e. Tablet sublingual
dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakan tablet di bawah lidah.
f. Tablet bukal
Digunakan dengan meletakan diantara pipi dan gusi
g. tablet Effervescent
Tablet larut dalam air. harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan
lembab.
Pada etiket tertulis "tidak untuk langsung ditelan"
h. Tablet kunyah
Cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak dirongga mulut, mudah ditelan,
tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
4. Pil (pilulae)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan
untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul.
Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
5. Kapsul (capsule)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat
larut. keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :
a. menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan
antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukan bersama serbuk
lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
e. Mudah ditelan
6. Kaplet (kapsul tablet)
Merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval seperti kapsul.
7. Larutan (solutiones)
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya
dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya,cara peracikan, atau penggunaannya,tidak
dimasukan dalam golongan produk lainnya. Dapat juga dikatakan sedian cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler
dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara
penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).
8. Suspensi (suspensiones)
Merupakan sedian cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair.
macam suspensi antara lain : suspensi oral (juga termasuk susu/magma),suspensi topikal
(penggunaan pada kulit) suspensi tetes telinga (telinga bagian luar),suspensi
optalmik,suspensi sirup kering.
9. Emulsi (elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase cairan yang
satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh
zat pengemulsi.
10. Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan
yang disari.
11. Ekstrak (extractum)
Merupakan sediaan yang pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisisa
nabati atau simplisia hewani menggunakan zat pelarut yang sesuai.kemudian semua atau
hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian
sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.
12. Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada
suhu 90 derajat celcius selama 15 menit.
13. Imunoserum (immunosera)
Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan
dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular0 dan mengikut
kuman/virus/antigen.
14. Salep (unguenta)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput
lendir. Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar
salep yang cocok.
15. Suppositoria
Merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal,
vagina atau uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan
pengobatan adalah :
a. Penggunaan lokal -> memudahkan defekasi serta mengobati gatal,iritasi, dan inflamasi
karena hemoroid.
b. Penggunaan sistematik -> aminofilin dan teofilin untuk asma,klorpromazin untuk anti
muntah,kloral hidrat untuk sedatif dan hipnitif,aspirin untuk analgesik antipiretik.

16. Obat tetes (guttae)

Merupakan sediaan cair berupa larutan,emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam
atau obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan
tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan farmakope
indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain : guttae (obat dalam), guttae oris (tetes
mulut), guttae auriculares (tetes telinga), guttae nasales (tetes hidung), guttae opthalmicae
(tetes mata).

17. Injeksi (injectiones)

Merupakan sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan
cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya agar
kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan
melalui mulut.

e. Perundang undangan obat


Perundang-undangan obat

Undang-Undang Obat

UNDANG – UNDANG TENTANG FARMASI

Maksud dan tujuan undang-undang ini adalah menetapkan ketentuan-ketentuan dasar di


bidang farmasi dalam rangka pelaksanaan undang-undang tentang Pokok-Pokok Kesehatan
( undang-undang no. 9 tahun 1960)

Yang dimaksud dalam undang-undang ini adalah :

Perbekalan kesehatan di bidang farmasi, yang meliputi obat, bahan obat, obat asli Indonesia,
bahan obat asli Indonesia, alat kesehatan, kosmetik dan sebagainya.

B FARMAKODINAMIK
a.Farmakodinamik (PD) adalah studi tentang efek biokimia dan fisiologis obat
(terutama obat-obatan farmasi). Efeknya dapat termasuk yang dimanifestasikan
dalam hewan (termasuk manusia), mikroorganisme, atau kombinasi organisme
(misalnya, infeksi).
b. Macam macam resep obat
Macam-macam resep obat
Berikut adalah 10 obat yang paling banyak diresepkan (diurutkan berdasar
peringkat tertinggi) :
1. Hydrocodone (dikombinasi dengan acetaminophen) -- 131.2 juta resep
2. Obat penurun kolesterol generik merek Zocor (simvastatin), -- 94.1 juta resep
3. Lisinopril (termasuk yang dijual dengan merek Prinivil dan Zestril), obat penurun tekanan
darah -- 87.4 juta resep

4. Hormon tiroid sintetis generik merek Synthroid (levothyroxine sodium), -- 70.5 juta resep

5. Obat penurun tensi/angina generik merek Norvasc (amlodipine besylate), -- 57.2 juta resep

6. Obat antasida generik merek Prilosec (omeprazole), -- 53.4 juta resep (belum termasuk
penjualan secara bebas/otc) 7. Obat antibiotik Azithromycin (termasuk yang dijual dengan
merek Z-Pak dan Zithromax), -- 52.6 juta resep

8. Antibiotik Amoxicillin (dengan berbagai macam merek), -- 52.3 juta resep

9. Obat diabetes generik Glucophage (metformin), -- 48.3 juta resep

10. Obat penurun tensi Hydrochlorothiazide (dengan beragam merek), -- 47.8 juta resep.
10 Obat dengan nilai penjualan tertinggi

Memang bukan hal yang mengejutkan kalau obat-obat generik bukanlah sumber pendapatan
tertinggi bagi para produsen obat. Buktinya, meskipun obat generik paling banyak
diresepkan, tetapi obat yang sudah lepas masa patennya ini tidak mencatat nilai penjualan
tertinggi.

Obat-obat yang paling banyak menghabiskan biaya bagi pasien adalah obat-obat paten yang
masih terbilang baru dan masih mendapat perlidungan dari kompetisi obat generik.

IMS melaporkan, bahwa rakyat Amerika menghabiskan sekur`ngnya 307 miliar dollar AS
untuk menebus resep obat pada 2010. Angka ini naik 2,3 persen dari tahun sebelumnya yang
mencapai 300 miliar dollar AS.

Inilah 10 nama obat yang paling banyak menguras kantong pasien di AS :

1. Lipitor, obat penurun kolestrol

2. Nexium, obat antasida

3. Plavix, obat pengencer darah

4. Advair Diskus, inhaler untuk asma

5. Abilify, obat antipsikotik

6. Seroquel, obat antipsikotik

7. Singulair, obat oral untuk asma

8. Crestor, obat penurun kolesterol

9. Actos, obat diabetes

10. Epogen, obat anemia yang disuntikan

c. Proses obat dalam tubuh yang sakit maupun sehat

Proses yang dialami obat dalam tubuh yang sakit maupun sehat

Saat kita sakit, umumnya kita mengonsumsi obat. Obat yang kita minum tersebut dapat
menyingkirkan penyebab penyakit, menghilangkan gejala penyakit, atau menghilangkan
akibat lanjutan dari suatu penyakit. Apa pun jenis obat yang kita minum, bagaimanakah
nasibnya di dalam tubuh kita?
Untuk dapat memberikan efek yang diinginkan, obat harus dapat mencapai tempatnya
bekerja. Misalnya kita meminum antibiotik untuk pengobatan infeksi ginjal/kandung kemih.
Agar antibiotik dapat bekerja untuk membunuh bakteri, obat tersebut harus mencapai ginjal
(tempat antibiotik bekerja) terlebih dahulu. Setelah mencapai ginjal, antibiotik dapat
membunuh bakteri sehingga memberikan kesembuhan yang diharapkan.

Setelah obat bekerja di dalam tubuh dan menghasilkan efek, obat akan dikeluarkan dari
dalam tubuh. Ada banyak tahapan yang perlu dilalui obat mulai dari pemberian, kemudian
menghasilkan efek, dan terakhir dikeluarkan dari dalam tubuh. Tahapan tersebut dikenal
dengan nama administrasi, liberasi, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.

Obat yang berada di dalam tubuh akan dianggap sebagai benda asing oleh tubuh karena
secara normal senyawa obat tidak terdapat di dalam tubuh. Tubuh memiliki mekanisme
alamiah untuk mendetoksifikasi (menurunkan ketoksikan suatu zat) benda asing yang masuk
ke tubuh. Oleh karena itu, senyawa obat akan didetoksifikasi oleh tubuh sehingga obat tidak
terlalu toksik/beracun bagi tubuh. Proses detoksifikasi obat oleh tubuh merupakan tahapan
metabolisme obat. Sebagian besar obat akan didetoksifikasi di hati oleh enzim-enzim
mikrosomal hati. Hasilnya merupakan suatu senyawa yang sifat toksik/beracunnya lebih
rendah dibandingkan dengan senyawa awal sehingga tidak terlalu beracun bagi tubuh.

Tahap terakhir yang dialami oleh obat adalah tahap ekskresi. Pada tahap ini obat akan
dikeluarkan dari dalam tubuh dengan berbagai cara, antara lain melalui ginjal (air seni),
saluran cerna (faeces), kulit (keringat), pernapasan (udara), mata (air mata), atau kelenjar
payudara (air susu). Sebagian besar obat dikeluarkan melalui ginjal. Jika ginjal kita
mengalami gangguan, kadar obat dalam tubuh akan meningkat akibat terhambatnya proses
pengeluaran obat melalui ginjal. Oleh karena itu, pada penderita gangguan ginjal, perlu
dilakukan penyesuaian dosis obat - terutama untuk obat yang dalam kadar rendah dapat
menimbulkan keracunan dan obat yang toksik bagi ginjal (nefrotoksik) - agar kadar obat
dalam tubuh tidak terlalu tinggi karena dikhawatirkan akan menimbulkan keracunan bahkan
kematian bagi penderita.

C. FARMAKOKINETIKA

a. Farmakokinetika adalah cabang ilmu dari farmakologi yang mempelajari tentang


perjalanan obat mulai sejak diminum hingga keluar melalui organ ekskresi di tubuh manusia.
b. absorbsi

Proses farmakokinetika dimulai dari penyerapan (absorpsi), lalu tersebar melalui ke seluruh
jaringan tubuh melalui darah

c. Distribusi

distribusi), selanjutnya dimetabolisi dalam organ-organ tertentu terutama hati

d. (biotransformasi), lalu sisa atau hasil metabolisme ini dikeluarkan dari tubuh dengan
ekskresi

e. (eliminiasi) dan selanjutnya disingkat menjadi ADME.Selain itu, farmakokinetika juga


mempelajari berbagai fakor yang mempengaruhi efektivitas obat

F. Dosis

Dosis merupakan kadar dari sesuatu (kimiawi, fisik, biologis) yang dapat mempengaruhi
suatu organisme secara biologis

g. Efek obat dan efek samping

Efek samping obat dapat terjadi ketika Anda memulai pengobatan baru, mengurangi atau
menambah dosis obat, atau ketika berhenti menggunakannya. Efek samping obat yang umum
seperti mual, muntah, merasa lelah, pusing, mulut kering, sakit kepala, gatal-gatal, dan nyeri
otot

Anda mungkin juga menyukai