Anda di halaman 1dari 2

RENATA BELLA A.

12 IPA/24

ULANGAN KRITIK & ESAI

KRITIK
Berdasarkan teks cerpen Kita Butuh Lebih Banyak Kucing karya Yahdiani Hakim inti dan maksud
cerita si penulis yang dapat saya simpulkan ialah seekor kucing milik tokoh yang bernama Rio
yang menjadi penolong seorang warga yang kehilangan telepon pintarnya.
Jika kita berbicara mengenai maksud isi penulis menuangkan karyanya dalam teks cerpen
tersebut itu menurut saya cukup baik dengan pemilihan bahasa yang ringan juga tidak
kompleks dan menggunakan bahasa sehari-hari. Sehingga para pembaca yang kurang mengerti
kata-kata baku dalam karya bahasa Indonesia juga dapat menikmati dengan santai dan tidak
harus menggali lebih dalam lagi tentang beberapa kata-kata si penulis yang sudah cukup jelas.
Dari segi ejaan dan diksi atau EYD, saya juga cukup mengapresiasi karya penulis. Penulis cukup
baik dalam menggunakan EYD berdialog seperti memakai kutip (“…”) juga penggunaan huruf
kapital setelah tanda titik (.) dan nama orang juga menggunakan huruf kapital. Penulis juga baik
dalam pemisahkan kata di- jika itu menunjukkan tempat. Misalnya kata “di depan,di atas” dan
sebagainya. Dari segi struktur, penulis juga cukup baik karena keruntutan strukturnya yang
ringan dan jelas untuk sebuah teks cerpen.
Tetapi sangat disayangkan, jika kita berbicara mengenai unsur intrinsik teks cerpen, teks carpen
tersebut menurut saya belum mencukupi semua unsur intrinsik cerpen yang seharusnya. Dalam
teks tersebut,penulis tidak menyertakan amanat yang dapat kita (pembaca) ambil dan
simpulkan. Juga berbicara mengenai unsur ekstrinsik cerpen,penulis tidak menyertakan secara
tersurat ataupun tersirat pesan atau nilai-nilai yang dapat pembaca ambil dan pahami. Seperti
nilai agama,social,budaya,dan sebagainya. Padahal sangat disayangkan,jika teks cerpen yang
sudah baik ditambah dengan gaya bahasa yang ringan pasti kemungkinan besar peminat nya
pun cukup banyak, tetapi di sini tidak disertakan amanat sehingga tidak membawa peminat
(pembaca) mendapatkan pelajaran atau nilai-nilai baik dari cerita itu. Alangkah baiknya,jika
karya sastra bahasa Indonesia (khususnya cerpen) terdapat semua unsur intrinsik maupun
ekstrinsik sehingga para penikmat karya tersebut dapat mengetahui dan mengambil makna
pelajaran untuk kehidupannya sehari-hari.
ESAI

PENTINGNYA PENGGUNAAN EYD DALAM KARYA FIKSI

Karya fiksi yang terdiri dari puisi, prosa lirik, novelet, novel, dan roman merupakan karya rekaan
murni dari pengarangnya. Pengertian lain karya fiksi tidak seperti karya non-fiksi yang lebih
mengungkapkan suatu peristiwa (kejadian) nyata atau berdasarkan fakta-fakta. Gagasan yang
dituangkan ke dalam karya fiksi dapat terinspirasi dari suatu peristiwa nyata. Sehingga di dalam
proses menulis karya fiksi, sang penulis pun lebih mengutamakan imajinasi dan idenya.
Selain dinilai dari segi isi,struktur,makna,kekreatifitasan, juga penggunaan gaya bahasa yang
cukup baik, karya-karya tersebut juga haruslah memenuhi kriteria dalam penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Artinya , selain mencari dan menuangkan ide, penulis karangan
fiksi harus dapat menulis dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Menulis dengan
berpedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).
Penulis karangan fiksi juga harus merevisi huruf kapital dan kata yang dicetak miring, unsur
serapan, kosa kata, dan tanda baca yang menyimpang dari pedoman EYD. Sehingga karya di
dalam penulisan tersebut berpeluang besar untuk diperluaskan di suatu media massa atau
penerbit. Sehingga orang dalam media massa tidak direpotkan atas penulisan karya yang masih
banyak melanggar Pedoman EYD.
Karena sampai sekarangpun jika berbicara mengenai karya-karya tulis bahasa Indonesia zaman
sekarang, para penulis fiksi masih merasa kerepotan di dalam menggunakan huruf kapital serta
kata yang dicetak miring, kata serapan, kosa kata, dan tanda baca yang benar (baku). Hal ini
disebabkan mereka tidak mau belajar bagaimana menulis dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar, serta berpedoman pada EYD.
Maka dari itu, baiknya bagi seorang yang ingin menjadi penulis terlebih karangan fiksi harus
memiliki ilmu yang cukup. Bukan sekedar semangat dan imajinasi /ide yang tinggi, namun
pengetahuan terhadap cara menulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar serta berpedoman pada EYD harus dikuasai. Sehingga karya yang dihasilkan akan jauh
dari penilaian buruk masyarakat sekitar karena penggunaan bahasanya sudah cukup baik
revisinya. Dengan demikian, pengetahuan terhadap EYD memiliki peran penting bagi setiap
orang yang ingin menjadi penulis professional khususnya penulis fiksi.

Anda mungkin juga menyukai