Anda di halaman 1dari 12

RESUME

(PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN SEJARAH PERKEMBANGAN


KURIKULUM DI INDONESIA)

Nama:NURLAILATUSSAFITRI
FOTO
NIM:0310191004
Prodi/Kelas:TadrisBiologi/T.Bio1

A. Identitas Resume
Judul Resume : Pengembangan Kurikulum dan sejarah perkembangan kurikulum di
indonesia
Tujuan Resume : Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum
Biologi Madrasah/Sekolah yang dibina oleh Ummi Nur Afinni
D.J, M.Pd.
Tempat Penulisan : Perbaungan
Tanggal Penulisan : 16 Desember 2020
B. Resume (maksimal 3 halaman)

A. Peran Guru Dalam Pengembangannya Kurikulum


Dilihat dari segi pengelolaannya, pengembangan kurikulum dapat dibedakan antara yang
bersifat sentralisasi, desentralisasi, dan sentral-desentral.
1.  Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Sentralisasi
Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi, guru tidak mempunyai peranan dalam
perancangan, dan evalusasi kurikulum yang bersifat makro, mereka lebih berperan dalam
kurikulum mikro. Kurikulum mikro disusun oleh tim atau komisi khusus, yang terdiri
atas para ahli.
2.  Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Desentralisas.
Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah ataupun
kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kurikulum ini
diperuntukkan bagi suatu sekolah atau lingkungan wilayah tertentu
Bentuk kurikulum seperti ini mempunyai beberapa kelebihan di samping juga
kekurangan. Kelebihannya diantara lain :
a. Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat
b. Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan
professional, finansial maupun manajerial
c. Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam
pelaksanannya.
d. Ada motivasi kepada sekolah (kepala sekolah, guru) untuk mengembangkan diri,
mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan
terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Sementara itu, kelemahannya adalah :
a. Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan keseragaman, demi
persatuan dan kesatuan nasional, bentuk ini kurang tepat
b. Tidak adanya standar penilaian yang sama, sehingga sukar untuk diperbandingkan
keadaan dan kemajuan syartu sekolah/wilayah dengan sekolah/wilayah lainnya
c. Adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa ke sekolah atau wilayah lain
d. Sukar untuk mengadakan pengelolaan dan penilaian secara nasional
e.  Belum semua sekolah atau daerah yang mempunyai kesiapan untuk menyusun dan
mengembangkan kurikulum sendiri
3.  Peran guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentral-desentral
Pengembangan kurikulum ini bertujuan untuk mengatasi kedua bentuk kurikulum
tersebut, bentuk campuran antara keduanya bisa digunakan, yaitu bentuk sentral-
desentral. Beberapa waktu yang lampau di perguruan tinggi di Indonesia memakai model
pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi.1
Karena itulah guru-guru sejak awal penyusunan kurikulum telah diikutsertakan, mereka
akan memahami dan betul-betul menguasai kurikulumnya, dengan demikian pelaksanaan
kurikulum di dalam kelas akan lebih tepat dan lancar. Guru bukan hanya berperan sebagai
pengguna, tetapi sebagai perencana, pemikir, penyusun, pengembang, pelaksana, dan evaluator
kurikulum.2
B. Peran Guru Dalam Pembelajaran
Peran utama seorang guru adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan
kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Guru mempunyai
peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran, bagaimana pun hebatnya teknologi, peran
guru akan tetap diperlukan.3 
Ada beberapa peran guru dalam proses pembelajaran, antara lain :
1. Guru sebagai Demonstrator
2.  Guru sebagai pengelola kelas
3. Guru sebagai Fasilitator4
4.  Guru sebagai Evaluator 5        
5. Guru sebagai Motivator6
Ada beberapa cara untuk memotivasi siswa dalam belajar, antara lain :
 Memperjelas tujuan yang ingin dicapai;
 Membangkitkan minat siswa

1
Saiful Arif, Pengembangan Kurikulum (Pamekasan: STAIN Pamekasan Press, 2009), hal.146
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Op.,Cit, hal. 202
3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana, cet-8, 2011, hal .21
4
Sunardi Nur & Sri Wahyuningsih, hal .30
5
ibid
6
Haidir & Salim, Strategi Pembelajaran, Medan : Perdana Publishing, 2012, hal : 61
 Sesuaikan materi pelajaran dengan pengalaman dan kemampuan siswa;
 Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar;
 Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa;
 Ciptakan persaingan dan kerja sama.7
C. Faktor Yang Mempengaruhi Dan Hambatan Dalam Pengembangan Kurikulum.
Sukmadinata dalam bukunya menyebutkan ada tiga faktor yang mempengaruhi
pengembangan kurikulum, diantaranya :
1. Perguruan Tinggi
Kurukulum minimal setidaknya mendapat dua pengaruh dari perguruan tinggi. Pertama,
dari pengemabangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di Perguruan Tinggi
umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru di
Perguruan Tinggi keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan).
2. Masyarakat
 

Sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak untuk kehidupan di
masyarakat. Sebagai bagian dan agen dari masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh
lingkungan masyarakat dimana sekolah tersebut berada.
3. Sistem nilai.
 

Dalam kehidupan masyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan, sosial,
budaya, maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertanggung jawab
dalam pemeliharaan dan penerusan nilai-nilai. 8
   Hambatan-hambatan pengembangan kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama
terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal itu
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :
1. Kurang waktu
2. Kekurangsesuaian pendapat, baik anatra sesama guru maupun dengan kepala sekolah
dan administrator
3. Kemampuan dan pengetahuan guru.9
7
Syamsu Yusuf & Nani Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : Rajawali Press, cet -3, 2012, hal .140-
141
8
Nana syaodih sukmadinata, Pengembangan kurikulum teori dan praktek,( Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, cet.17, 2014), hal.159
9
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cet. 5, 2013), hal. 322-
A. Sejarah perkembangan Kurikulum di Indonesia
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004
dan 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem
politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab,
kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai
dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang
berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan
pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Lebih spesifik, Herliyati (2008) menjelaskan bahwa setelah Indonesia merdeka dalam
pendidikan dikenal beberapa masa pemberlakuan kurikulum yaitu kurikulum sederhana (1947-
1964), pembaharuan kurikulum (1968 dan 1975), kurikulum berbasis keterampilan proses (1984
dan 1994), dan kurikulum berbasis kompetensi (2004 dan 2006).
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum
Sekolah mendapatkan pengaruh dari kekuatan-kekuatan yang ada dalam masyarakat,
terutama dari perguruan tinggi dan masyarakat
1. Perguruan Tinggi
Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari Perguruan Tinggi. Pertama, dari
pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum.
Kedua, dari pengembangan Ilmu Pendidikan dan Keguruan serta penyiapan guru-guru di
Perguruan tinggi Keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan). Telah kita ketahui
bahwa pengetahuan dan tekhnologi banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikulum serta
proses pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dikembangkan dalam kurikulum. Perkembangan
tekhnologi selain menjadi isi kurikulum juga mendukung pengembangan alat bantu dan media
pendidikan.
Kurikulum lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi
pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan kemampuan keguruan dari
guru yang dihasilkannya. Penguasaan ilmu, baik ilmu pendidikan maupun bidang studi serta
kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan
implementasi kurikulum di sekolah. Guru-guru yang mengajar pada berbagai jenjang dan jenis

327
sekolah yang ada dewasa ini, umumnya disiapkan oleh LPTK (IKIP, FKIP, STKIP) melalui
berbagai program, yaitu program D2, D3, dan S1. Pada sekolah dasar masih banyak guru berlatar
belakang pendidikan SPG dan SGO, tetapi secara berangsur-angsur mereka akan mengikuti
program penyetaraan D2.
2. Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak untuk kehidupan di
masyarakat. Sebagai bagian dan agen dari masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh
lingkungan masyarakat dimana sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan
kondisi dan dapat emenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Masyarakat yang
ada disekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat homogen atau heterogen, masyarakat kota
atau desa, petani pedaang atau pegawai, dan sebagainya. Sekolah harus melayani aspirasi-
aspirasi yang ada di masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah dunia
usaha. Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarakat mempengaruhi pengembangan
kurikulum sebab sekolah bukan hanya mempersiapkan anak untuk hidup, tetapi juga untuk
bekerja dan berusaha. Jenis pekerjaan dan perusahaan yang ada di masyarakat menuntut
persiapannya di sekolah.10
C. Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan merupakan usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Suatu usaha
pendidikan menyangkut tiga unsur pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri,
dan unsur hasil usaha.
            Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada
diri peserta didik itu (antara lain, bakat, minat, kemapuan. Keadaan jasmani). Dalam proses
pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode
mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar setelah
selesainya suatu proses belajar mengajar tertentu.
            Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan pula bahwa “pendidikan
merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur yujuan/sasaran pendidikan, peserta didik,
pengelola pendidikan, struktur/jenjang, kurikulum dan peralatan/fasilitas.11

10
Prof. DR. Nana Syaodih Sukmadinata,  Pengembangan Kurikulum, PT. REMAJA ROSDAKARYA, Bandung:
2012,  hal: 158
11
 Fuad Ihsan, Dasar Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hal. 110.
C.    Pengertian Pendidikan Nasional
            Menurut Sunarya, Pendidikan nasional adalah sistem pendidikan yang berdiri di atas
landasan dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan tujuannya bersifat mengabdi kepada
kepentingan dan cita-cita nasional bangsa tersebut.
            Sementara itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, merumuskan bahwa pendidikan
nasional ialah suatu usaha yang membimbing para warga negara Indonesia menjadi Pancasila,
yang berpribadi, berdasarkan akan Ketuhanan berkesadaran masyarakat dan mampu
membudayakan alam sekitar.
            Dalam Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
Bab I Pasal 2 berbunyi: Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar dari pada
kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dasar ini dapat dilihat
dari Pembukaan UUD 1945 alinea 4 batang tubuh UUD 1945 Bab XIII Pasal 31.12
            Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional
adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan
komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.13

           
       

12
Ibid., hal. 114-115.
13
Budi wahyono., “Defenisi dan DasaR Sistem Pendidikan
Nasional”, http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/definisi-dan-dasar-sistem-pendidikan.html,
(diakses pada 28 Mei 2013, 22.25)
A. Standar Nasional Pendidikan
Imzakiah (2014) Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005, Standar
Nasional Pendidkan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berangkat dari definisi diatas dapat difahami bahwa sistem pendidikan indonesia
diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal dalam rangka mewujudkan peradaban
bangsa Indonesia yang bermartabat. Sebagaimana terungkap dalam UU No.20/2003 tentang
Sisdiknas pasal 4 ayat 1 yang menyebutkan, “Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat,
berilmu, cakap, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab terhadap
kesejahteraan masyarakat dan tanah air”.
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat.14
Menurut R Indonesia (2005) ( dalam hamza b. uno google scholar) Lingkup Standar
Nasional Pendidikan meliputi: (a)standar isi; (b)standar proses; (c)standar kompetensi lulusan;
(d)standar pendidik dan tenaga kependidikan; (e)standar sarana dan prasarana; (f)standar
pengelolaan; (g)standar pembiayaan;dan (h)standar penilaian pendidikan.15
1. Standar isi
Menurut Fitri Yafrianti (2015) Standar isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat
kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban
belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.
Dimana tujuan standar isi ialah meningkatkan mutu pendidikan yang diarahkan untuk
pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, seni, serta
pergeseran paradigma pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik.16

14
Imzakiah 2014 (http://kiaelf.blogspot.co.id/2014/05/standar-nasional-pendidikan.html) di akses pada
tanggal 7 November 2017 pukul 20:23
15
Hamza B. Uno (https://scholar.google.co.id/scholar?
cites=14190154992714899268&as_sdt=2005&sciodt=0,5&hl=id ) diakses di akses pada tanggal 7 November
2017 pukul 20:40
16
Fitri yafrianti 2015 (http://sakura-ilmi.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-dan-hakikat-standar-isi.html )
di akses pada tanggal 7 November 2017 pukul 21:41
Menurut Milakarmila (2013) Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta
didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu, (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005).
Standar isi adalah suatu bagan rencana lingkup materi minimal, dan tingkat kompetensi minimal
untuk mencapai kompetensi lulusan minimal, pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.  Standar Isi ditetapkan dengan peraturan menteri pendidikan nasional No. 22 Tahun
2006.
Implementasi Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dijabarkan kedalam sejumlah peraturan antara lain peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah ini memberikan arahan tentang
perlunya disusun dan dilaksanakan dengan delapan standar nasional pendidikan , yaitu: standar
isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Dalam standar isi mencakup:
a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan
kurikulum pada tingkat satuan pendidika
b. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
c.  Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak
terpisahkan standar isi.
d. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005. (sumber: LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL
23 MEI 2006 STANDAR ISI)17

17
Milakarmila 2013 (http://karya-karmilamila.blogspot.co.id/2013/01/standar-isi-makalah-
kurikulum.html) di akses pada tanggal 8 November pukul 18:31
B. Perbedaan Dan perubahan komponen kurikulum KTSP dan kurikulum 2013
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
“Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan.” KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah
(Muslich, 2007:17).    
Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-
sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013.
Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula kurikulum 2013
mempunyai perbedaan dengan KTSP. Berikut ini adalah perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP :
Muatan kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang
pendidikan. Dalam Kurikulum sekarang (KTSP), materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum. Misal, untuk kurikulum SMP dan
MTs, terdiri dari 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri yang harus diberikan
kepada peserta didik.
Pada Kurikulum 2013 nanti, ada perubahan mendasar dibanding kurikulum sekarang,
yaitu antara lain :
1. Untuk SD, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat
dikurangi menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran
 IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika, dll
 IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll
 Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
 Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran
2.   Untuk SD, menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses
pembelajaran dan penilaian
3. Untuk SMP, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12 dapat
dikurangai menjadi 10 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran18
C. Pertanyaan yang Muncul (3 pertanyaan)
18
Hamalik Oemar. (2011). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
          Remaja Rosdakarya. Hal 87
1. Bagaimana peranan guru dalam pengembangan kurikulum Biologi disekolah ?
2.  Bagaimana guru mempersiapkan materi sebelum proses beljar mengajar
berlangsung ? dan lalu bagaimana cara guru memahami karakteristik belajar
setiap peserta didik dikelas ?
3. Apa yang terjadi jika factor-faktor pengembangan kuririkulum tidak bias di atasi
bagaimana solusi nya ?
4. Jelaskan mengapa dalam kurun waktu tertentu kurikulum sekolah (terutama
kurikulum pendidikan dasar MI/) harus selalu ditinjau kembali untuk
dikembangkan/diperbaharui ?
5. Tujuan pembelajaran yang menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh peseta didik sesuai dengan kompentsinya dimuat
didalam ?
6. Komponen rancangan pelaksanaan pembelajaran terdiri dari ?
7. Apa tujuan dibentuknya dibentuknya kurikulum 2013 ?
8. Apakah sekolah nantinya diharuskan menyusun Ktsp seperti kurikulum 2006 ?
9. Apakah system pendidikan di Indonesia telah ideal atau sesuai dengan harapam
masyarakat ?

D. DAFTAR RUJUKAN

Arif, Saiful. 2009. Pengembangan Kurikulum. Pamekasan: STAIN Pamekasan Press


Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013.Pengembangan Kurikulum Teori dan
Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana, cet-8, 2011.
Sunardi Nur & Sri Wahyuningsih, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Grasindo, 2002.
Haidir & Salim, Strategi Pembelajaran, Medan : Perdana Publishing, 2012.
Syamsu Yusuf & Nani Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : Rajawali Press,
cet -3, 2012.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengembangan Kurikulum. PT. REMAJA
ROSDAKARYA. Bandung: 2012
Hamalik Oemar. (2011). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
          Remaja Rosdakarya.

Imzakiah 2014 (http://kiaelf.blogspot.co.id/2014/05/standar-nasional-pendidikan.html) di


akses pada tanggal 7 November 2017 pukul 20:23
Hamza B. Uno
(https://scholar.google.co.id/scholar?
cites=14190154992714899268&as_sdt=2005&sciodt=0,5&hl=id ) di akses di akses pada tanggal
7 November 2017 pukul 20:40
Milakarmila 2013 (http://karya-karmilamila.blogspot.co.id/2013/01/standar-isi-makalah-
kurikulum.html) di akses pada tanggal 8 November pukul 18:31
 Ihsan. Fuad, Dasar Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Wahyono. Budi, “Defenisi dan DasaR Sistem Pendidikan
Nasional”, http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/definisi-dan-dasar-sistem
pendidikan.html, (diakses pada 28 Mei 2013, 22.25)

Anda mungkin juga menyukai