Anda di halaman 1dari 31

Asuhan Keperawatan Pada Ny. W.

P Dengan Diagnosa Medis


Post Laparotomy dengan masalah Kehamilan Ektopik Terganggu
di ruangan Irina D Atas RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Malalayang

Clinical Teacher :

Ns. Esther Tamunu, S.Kep, M.Kep

Clinical Instructure :

Jeine Erungan, S.Tr.Keb

DISUSUN OLEH :

Jovanka Imanuela Wuaten

711440119064

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

Laparatomy merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding
abdomen hingga ke cavitas abdomen (Sjamsurihidayat dan Jong, 1997). Ditambahkan pula
bahwa laparatomi merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang
dapat dilakukan pada bedah digestif dan obgyn. Adapun tindakan bedah digestif yang sering
dilakukan dengan tenik insisi laparatomi ini adalah herniotomi, gasterektomi,
kolesistoduodenostomi, hepatorektomi, splenoktomi, apendektomi, kolostomi,
hemoroidektomi dan fistuloktomi.
Sedangkan tindakan bedah obgyn yang sering dilakukan dengan tindakan laoparatomi adalah
berbagai jenis operasi pada uterus, operasi pada tuba fallopi, dan operasi ovarium, yang
meliputi hissterektomi, baik histerektomi total, radikal, eksenterasi pelvic,
salpingooferektomi bilateral.
Laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus akibat terjadinya perlekatan
usus dan biasanya terjadi pada usus halus (Arif Mansjoer, 2010).
Laparatomi adalah pembedahan perut, membuka selaput perut dengan operasi
(Lakaman2011).
Laparatomy eksplorasi digunakan untuk mengetahui sumber nyeri atau akibat trauma dan
perbaikan bila diindikasikan.Ada 4 cara insisi pembedahan yang dilakukan, antara lain
(Yunichrist, 2008):
a. Midline incision
Metode insisi yang paling sering digunakan, karena sedikit perdarahan, eksplorasi dapat
lebih luas, cepat di buka dan di tutup, serta tidak memotong ligamen dan saraf. Namun
demikian, kerugian jenis insis ini adalah terjadinya hernia cikatrialis. Indikasinya pada
eksplorasi gaster, pankreas, hepar,dan lien serta di bawah umbilikus untuk eksplorasi
ginekologis, rektosigmoid, dan organ dalam pelvis.

b. Paramedian
Yaitu ; sedikit ke tepi dari garis tengah (± 2,5 cm), panjang (12,5 cm). Terbagi atas 2
yaitu, paramedian kanan dan kiri, dengan indikasi pada jenis operasi lambung, eksplorasi
pankreas, organ pelvis, usus bagian bagian bawah, serta plenoktomi. Paramedian insicion
memiliki keuntungan antara lain : merupakan bentuk insisi anatomis dan fisiologis, tidak
memotong ligamen dan saraf, dan insisi mudah diperluas ke arah atas dan bawah
c. Transverse upper abdomen incision
Yaitu ; insisi di bagian atas, misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy.
d. Transverse lower abdomen incision
Yaitu; insisi melintang di bagian bawah ± 4 cm di atas anterior spinal iliaka, misalnya;
pada operasi appendectomy. Post op atau Post operatif Laparatomi merupakan tahapan
setelah proses pembedahan pada area abdomen (laparatomi) dilakukan. Dalam Perry dan
Potter (2005) dipaparkan bahwa tindakan post operatif dilakukan dalam 2 tahap yaitu
periode pemulihan segera dan pemulihan berkelanjutan setelah fase post operatif. Proses
pemulihan tersebut membutuhkan perawatan post laparatomi. Perawatan post laparatomi
adalah bentuk pelayanan perawatan yang di berikan kepada klien yang telah menjalani
operasi pembedahan abdomen

B. Etiologi
Etiologi sehingga dilakukan laparatomi adalah karena disebabkan oleh beberapa hal
(Smeltzer, 2012) yaitu:
1. Trauma abdomen (tumpul atau tajam).
2. Peritonitis.
3. Perdarahan saluran cernas
4. Sumbatan pada usus halus dan usus besar.
5. Massa pada abdomen

C. Manifestasi Klinis
1. Nyeri tekan.
2. Perubahan tekanan darah, nadi, dan pernafasan.
3. Kelemahan.
4. Gangguan integumen dan jaringan subkutan.
5. Konstipasi.
6. Mual dan muntah, anoreksia.
D. Komplikasi
1. Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis. Tromboplebitis post
operasi biasanya timbul 7-14 hari setelah operasi. Bahaya besar tromboplebitis timbul
bila darah tersebut lepas dari dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai
emboli ke paru-paru, hati, dan otak. Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki,
ambulasi dini post operasi.
2. Infeksi, infeksi luka sering muncul pada 36-46 jam pasca operasi. Organisme yang paling
sering menimbulkan infeksi adalah stapilococus aurens, organisme gram positif.
Stapilococus mengakibatkan peranahan. Untuk menghindari infeksi luka yang paling
penting adalah perawatan luka dengan memperhatikan aseptik dan antiseptik.
3. Kerusakan integritas kulit sehubungan dengan dehisensi luka atau eviserasi.
4. Ventilasi paru tidak adekuat.
5. Gangguan kardiovaskuler: hipertensi, aritmia jantung.
6. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
7. Gangguan rasa nyaman dan kecelakaan.(Arif Mansjoer, 2012).

E. Patofisiologi
Trauma adalah cedera atau kerugian psikologis atau emosional (Dorland, 2011).
Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan
emosional yang hebat (Brooker, 2010).
Trauma adalah penyebab kematian utama pada anak dan orang dewasa kurang dari 44
tahun. Penyalahgunaan alkohol dan obat telah menjadi faktor implikasi pada trauma tumpul
dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2011). Trauma
abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta trauma
yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2011).
Trauma abdomen merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau
tanpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat
kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan laparatomi. Tusukan/tembakan , pukulan,
benturan, ledakan, deselerasi, kompresi atau sabuk pengaman (set-belt) dapat mengakibatkan
terjadinya trauma abdomen sehingga harus di lakukan laparatomy.(Arif Muttaqin, 2013).
Trauma tumpul abdomen dapat mengakibatkan individu dapat kehilangan darah,
memar/jejas pada dinding perut, kerusakan organ-organ, nyeri, iritasi cairan usus. Sedangkan
trauma tembus abdomen dapat mengakibatkan hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ,
respon stres simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri, kematian sel.
Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ dan respon stress dari saraf simpatis akan
menyebabkan terjadinya kerusakan integritas kulit, syok dan perdarahan, kerusakan
pertukaran gas, resiko tinggi terhadap infeksi, nyeri akut.(Arif Muttaqin, 2013).
Peritonitis adalah inflamasi peritoneum lapisan membrane serosa rongga abdomen,
yang diklasifikasikan atas primer, sekunder dan tersier. Peritonitis primer dapat disebabkan
oleh spontaneous bacterial peritonitis (SBP) akibat penyakit hepar kronis. Peritonitis
sekunder
disebabkan oleh perforasi appendicitis, perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale,
perforasi kolon (paling sering kolon sigmoid), sementara proses pembedahan merupakan
penyebab peritonitis tersier.Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun
penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus biasanya
mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat. Sebagian dasar dari
obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat
yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap
hidup. Penyebabnya dapat berupa perlengketan (lengkung usus menjadi melekat pada area
yang sembuh secara lambat atau pada jaringan parut setelah pembedahan abdomen),
Intusepsi (salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian lain yang ada dibawahnya
akibat penyempitan lumen usus), Volvulus (usus besar yang mempunyai mesocolon dapat
terpuntir sendiri dengan demikian menimbulkan penyumbatan dengan menutupnya gelungan
usus yang terjadi amat distensi), hernia (protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus
atau dinding dan otot abdomen), dan tumor (tumor yang ada dalam dinding usus meluas
kelumen usus atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus).

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan rektum :
Adanya darah menunjukkan kelainan pada usus besar,kuldosentesi, kemungkinan adanya
darah dalam lambung dan kateterisasi, adanya darah menunjukkan adanya lesi pada
saluran kencing.
2. Laboratorium :
Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit dan Analisis urine.
3. Radiologi :
Bila diindikasikan untuk melakukan laparatomi.
4. IVP/sistogram :
Hanya dilakukan bila ada kecurigaan terhadap trauma saluran kencing.
5. Parasentesis perut :
Tindakan ini dilakukan pada trauma tumpul perut yang diragukan adanya kelainan dalam
rongga perut atau trauma tumpul perut yang disertai dengan trauma kepala yang berat,
dilakukan dengan menggunakan jarum pungsi no 18 atau 20 yang ditusukkan melalui
dinding perut didaerah kuadran bawah atau digaris tengah dibawah pusat dengan
menggosokkan buli-buli terlebih dahulu.

G. Pencegahan dan Penanganan Komplikasi


Syok
Pencegahan :
a. Terapi penggantian cairan.
b. Menjaga trauma bedah pda tingkat minimum.
c. Pengatasan nyeri dengan membuat pasien senyaman mungkin dan dengan menggunakan
narkotik secara bijaksana.
d. Pemakaian linen yang ringan dan tidak panas (mencegah vasodilatasi).
e. Ruangan tenang untuk mencegah stress.
f. Posisi supinasi dianjurkan untuk memfasilitasi sirkulasi.
g. Pemantauan tanda vital
Pengobatan :
a. Pasien dijaga tetap hangat tapi tidak sampai kepanasan.
b. Dibaringkan datar di tempat tidur dengan tungkai dinaikkan
c. Pemantauan status pernafasan dan CV
d. Penentuan gas darah dan terapi oksigen melalui intubasi atau nasal kanul jika
diindikasikan
e. Penggantian cairan dan darah kristaloid (ex : RL) atau koloid (ex : komponen darah,
albumin, plasma atau pengganti plasma).
f. Terapi obat : kardiotonik (meningkatkan efisiensi jantung) atau diuretik (mengurangi
retensi cairan dan edema)
ASUHAN KEPERAWATAN

Tgl Masuk RS : 08 Mei 202, jam 09.00


Tgl Operasi : 10 Mei 2021, jam 17.50
Tgl Pengkajian : 12 Mei 202, jam 08.00

A. PENGKAJIAN
I. Biodata pasien
Initial klien : Ny. W. P
Usia : 24 tahun
Status perkawinan : Kawin
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Wanguret Barat, Bitung
II. Biodata penanggung jawab
Nama : Tn. C. K
Usia : 26 tahun
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Wanguret Barat, Bitung
Status hubungan dengan pasien: Suami

1. Riwayat Keperawatan Sekarang :


a. Keluhan Utama : Nyeri perut, badan terasa lemah dan pusing.
b. Riwayat Penyakit saat ini : Kehamilan Ektopik Terganggu, sudah dilakukan
tindakan operasi laparotomy
2. Riwayat Keperawatan sebelumnya : Tidak ada (-)
Riwayat Kesehatan yang lalu : Tidak ada (-)
● Penyakit yang pernah diderita : (-)
◘ DM (-)
◘ Hipertensi (-)
◘ TBC (-)
◘ Hepatitis (-)
◘ Lain – lain
● Operasi
Ya/tidak
● Alergi :
Ya/tidak
3. .Riwayat Obstetri
A. Riwayat Menstruasi :
● Menarche : 14 tahun
Siklus : Teratur ( ) tidak ( )
● Banyaknya : 4-5 pembalut
Lamannya : 5-6 hari
 HPHT : 25 Maret 2021
Keluhan : Nyeri perut

Riwayat Kehamilan,Persalinan,nifas yang lalu :


Anak Ke Kehamilan Persalinan Anak
Umur
No Tahun Penyulit Jenis Penolong Penyulit J.K BB PB
Kehamilan
1. 2015 8 bulan, 2 Tidak ada Spontan Dokter Tidak P 2400 50
minggu ada gr cm

Riwayat Keluarga berencana


● Melaksanakan KB : ya/tidak
● Jenis kontrasepsi yang digunakan : Pil
● Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : 2016
● Masalah yang terjadi :-

4. Riwayat Kesehatan Keluarga :


● Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga :
☺Ada Jenis : Asam urat, ayah dari pasien
☺Tidak
● lingkungan rumah dan komunitas : Baik
● Perilaku yang mempengaruhi kesehatan :
☺Merokok Jenis :-
☺MinumanKeras jenis :-
☺Lain-lain :-
Status Cairan&Nutrisi
● Nafsu makan :
☺baik
☺Mual
☺menurun
☺muntah
● PolaMakan :
☺2 x /hari
☺>3 x /hari
☺3 x /hari
● Minum Jenis : Air hangat
● Jumlah : 1650 cc/hr
● PantanganMakanan :
☺Ya
☺ Tidak
● KesulitanMenelan : ☺Ya ☺ Tidak
● Menu Makanan / diet sekarang : (-)
● KeluhanLain : Nyeri perut

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Lemah
Tanda Vital :
● TD : 100/60 mmHg
● Suhu : 36,5˚C
● Nadi : 100 x/menit
● Respirasi : 24 x/menit
1. Respirasi (B1)
● Bentuk dada: Normal
● PolaNafas
Irama :►Teratur
Jenis :►Dispnea
► Kuszmaul
► Cheyne Stokes
► Tachipnea
► pernapasanpleuritik
► Pernapasadiafragmatik
► Resp.Sternokkleidomastoideus
► Orthophea
► Boistsafart
► Bradipnea
● Retraksiotot bantu nafas : tidak
● Perkusithorak : tidak ada nyeri ketok
● Alat bantu Nafas : tidak:
● Keluhan : tidak
 Nyeri Dada : tidak
● IramaJantung : teratur

KARDIOVASKULER
● Bunyi Jantung :S1& S2 : Tunggal
>Ya
● CRT : <3 detik
● Clanosis : Tidak
● Clubbing Finger : Tidak
● JVP : Normal (max9 H2O)

PERSARAFAN
Kesadaran : Composmentis
● Orientasi : Tidak ada
● Reflek,patella : Positif
● Kejang : Tidak
● Kaku Duduk : Tidak
● Brudsky : Tidak
● Nyeri kepala : Tidak
● Istirahat/tidur :Siang 2 jam/hari malam 7 jam/hari
4. Genitourinaria (B4)
● Bentuk alat kelamin : Normal
● Libido :Kemauan : Turun

● Kemampuan : Turun

● Kebersihan : Bersih
● Keputihan : Tidak
● Frekuensi berkemih : 4 x/hr
* teratur
Jumlah: 500 cc/24 jam
Bau : Amonia
Warna : Kuning keruh
Tempat yang biasa digunakan: Kateter
● Alat bantu yang digunakan : Kateter

PENCERNAAN
Mulut : bersih
● Mukosa : kering
● Bibir normal
● Lidah : bergetar
● Gigi : bersih
● Kebiasaan gosok gigi : teratur
● Tenggorokan : tidak ada kesulitan
Abdomen : nyeri
● Kebiasaan BAB:
* Teratur : 1x/hari, konsisten :
Warna : kecoklatan
Bau : memiliki bau tak sedap yang khas
Tempat yang biasa digunakan BAB : menggunakan popok

MUSCULOSKELETAL
Kemampuan pergerakan sendi & tungkal
(ROM):* Bebas
● KekuatanOtot :
6 6
6 6
● Fraktur : tidak
● Dislokasi : tidak
● Kulit : pucat
● Akral : dingin
● Turgor : baik
● Oedema : tidak ada
● Kebersihan : bersih

PENGINDERAAN
Mata :
Pupil : Isokor
Reflekcahaya : Positif
Konjungtifa : Pucat
Sklera : Putih
Palpebra : Tidak
Pergerakan bola mata : Normal
Strabismus : Tidak
KetajamanPenglihatan :Normal
Alat bantu : Tidak
Hidung : Normal

Mukosa : Pucat
Skret : Jernih
Ketajaman penciuman : Normal

● Telinga : bentuk normal


Keluhan : tidak ada
Ketajaman pendengaran : normal
AlatBantu : tidak
ENDOKRIN
Pembesaran kelenjar Tiroit : Tidak
● Pembesarankelenjar parotis : Tidak
● Luka gangrene : Tidak
● Pus : Tidak
● Bau : Tidak
DATA PSIKOSOSIAL
Gambarandiri/citradiri :
Bagiantubuh yang disukai : Semua bagian tubuh disukai pasien
Bagiantubuhygkurangdisukai : Tidak ada
Persepsi Ibu tentang penyakitnya : Tidak ada
● Identitas:
KepuasanPasien terhadap jenis kelaminya : Puas
● Peran :
Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari – hari? : Tidak
Tanggapan pasien terhadap peranya : Senang
Kemampuan / kesanggupan pasien melaksanakan peranya : Sanggup
Keputusan pasien melaksanakan peranya : Puas
Ideal diri :
Harapan pasien terhadap :
* Tubuhnya : Cepat pulih dan membaik
* Posisi (dalampekerjaan) : Dapat menjaga dan merawat anaknya
* Status (dalamKeluarga) : Menjadi istri dan ibu yang baik
* Tugas/pekerjaan : Melaksanakan tugas dirumah seperti biasa lagi
* Harapan pasien terhadap lingkungan : Tidak ada
* Harapan pasien terhadap penyakit yang diderita dari tenaga kesehatan : -
● HargaDiri :
Tanggapan pasien terhadap harga dirinya : Tinggi
● Data Sosial :
Hub Pasien dengan keluarga : Baik
Hubungan dengan pasien lain : Baik
Dukungan Keluarga terhadap pasien : Baik
ANALISA DATA

NO. DATA PENYEBAB MASALAH

1. DS : Pasien mengatakan Agen pencedera fisik (prosedur Nyeri Akut


nyeri dibagian perut pasca operasi)
(D.0077)
post laparotomy

DO : Pasien tampak meringis

P : jika pasien bergerak atau


duduk

Q : nyeri seperti ditusuk


tusuk

R : dirasakan dibagian perut


pasca operasi

S:6

T : lama nyeri 5 menit, terus


menerus

2. DS : - Ketidakadekuatan pertahanan Risiko infeksi


tubuh primer : kerusakan
DO : Tampak luka pasca post (D.0142)
integritas kulit
laparotomy

3. DS : Pasien mengatakan Kelemahan Intoleransi aktivitas


tubuhnya terasa lemah dan
(D.0056)
pusing

DO : Pasien tampak lemah,


aktivitas dibantu oleh
keluarga
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut (D.0077) b.d Agen pencedera fisik (prosedur operasi)


2. Risiko infeksi (D.0142) b.d Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : kerusakan
integritas kulit d.d Tampak luka masih basah pasca post laparotomy
3. Intoleransi aktivitas (D.0056) b.d Kelemahan

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Nyeri akut Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri (I.08238) tindakan
(D.0077) b.d Agen Setelah dilakukan :
pencedera fisik intervensi keperawatan Observasi :
(prosedur operasi) selama 4 x 7 jam  Indentifikasi lokasi,
diharapkan tingkat nyeri karakteristik, durasi,
menurun, dengan kriteria frekuensi, kualitas, intensitas
hasil : nyeri
 Keluhan nyeri 4  Identifikasi skala nyeri
menurun Teraupetik :
 Meringis 4  Berikan teknik
menurun nonfarmakologis untuk
 Gelisah 4 mengurangi rasa nyeri
menurun  Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Risiko infeksi Integritas kulit dan Pencegahan infeksi (I.14539)
(D.0142) b.d jaringan (L.14125) tindakan :
Ketidakadekuatan Setelah dilakukan Observasi :
pertahanan tubuh intervensi keperawatan  Monitor tanda dan gejala
primer : kerusakan selama 4 x 7 jam infeksi local dan sistemik
integritas kulit d.d diharapkan integritas Teraupetik :
Tampak luka kulit dan jaringan  Batasi jumlah pengunjung
masih basah pasca meningkat, dengan  Cuci tangan sebelum dan
post laparotomy kriteria hasil : sesudah kontak dengan
 Kerusakan pasien dan lingkungan pasien
jaringan 4  Pertahankan teknik aseptic
menurun pada pasien beresiko tinggi
 Kerusakan lapisan Edukasi :
kulit 4 menurun  Ajarkan cara memeriksa
 Nyeri 4 menurun kondisi luka atau luka
operasi
 Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
3. Intoleransi Toleransi aktivitas Manajemen energi (I.05178)
aktivitas (D.0056) (L.05047) Setelah tindakan :
b.d Kelemahan dilakukan intervensi Observasi :
keperawatan selama 4 x 7  Monitor pola dan jam tidur
jam diharapkan toleransi Teraupetik :
aktivitas meningkat,  Sediakan lingkungan yang
dengan kriteria hasil : nyaman dan rendah stimulus
 Kemudahan (mis.cahaya, suara,
dalam melakukan kunjungan)
aktivitas sehari- Edukasi :
hari 4 meningkat  Anjurkan melakukan
 Perasaan lemah 4 aktivitas secara bertahap
menurun Kolaborasi :
 Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

HARI I : RABU, 12 MEI 2021


No Diagnosa
Jam Implementasi Evaluasi
. Keperawatan
1. Nyeri akut Observasi : S:
(D.0077) b.d 09.00 - Mengidentifikasi lokasi dan - Pasien mengatakan masih
Agen pencedera skala nyeri susah untuk bergerak
dikarenakan nyeri yang
fisik (prosedur 09.15 Hasil : diakibatkan oleh luka post
operasi) P : jika pasien bergerak atau laparotomy
O:
duduk - Pasien tampak meringis
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk - Skala nyeri : 6
- Tampak luka masih basah
R : dirasakan dibagian perut - Pasien tampak susah
pasca operasi bergerak
A:
S:6 - Masalah belum teratasi
T : lama nyeri 5 menit, terus P :
- Lanjutkan intervensi
menerus
Terapeutik :
09.30
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
09.45 - Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
09.50 Hasil :
- Mengajarkan pasien untuk
melakukan teknik nafas dalam
untuk mengurangi rasa nyeri
10.00
- Menciptakan lingkungan yang
nyaman
10.01
- Memfasilitasi istirahat dan tidur
pasien, memasang pengaman
10.50 disamping tempat tidur
- Membatasi pengunjung
Edukasi :
10.55
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Hasil :
- Menganjurkan pasien untuk
berisistirahat
Kolaborasi :
11.00
- Kolaborasi pemberian analgetik
2. Risiko infeksi Observasi : S:
(D.0142) b.d 11.05 - Monitor tanda dan gejala infeksi O :
Ketidakadekuatan local dan sistemik
- Tampak luka masih basah
pertahanan tubuh Hasil :
pasca post laparotomy
primer : - Memonitor tanda dan gejala
- Pengunjung yang datang
kerusakan infeksi
dibatasi
integritas kulit Terapeutik :
- Melakukan perawatan luka
d.d Tampak luka 11.15 - Batasi jumlah pengunjung
untuk mencegah terjadinya
masih basah - Cuci tangan sebelum dan
infeksi dengan
pasca post sesudah kontak dengan pasien
mempertahankan teknik
laparotomy dan lingkungan pasien
aseptic
- Pertahankan teknik aseptic pada
A:
pasien beresiko tinggi
- Masalah belum teratasi
Hasil : P:
- Mencuci tangan sebelum kontak - Lanjutkan intervensi
dengan pasien
- Memperatahankan teknik
aseptic, lakukan perawatan luka
- Membatasi pengunjung
Edukasi :
12.00 - Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
12.10 - Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
Hasil :
- Mengajarkan pasien cara
memeriksa kondisi luka
- Menganjurkan pasien
meningkatkan asupan nutrisi
untuk mempercepat pemulihan
luka operasi
3. Intoleransi Observasi : S:
aktivitas 12.15 - Monitor pola dan jam tidur
- Pasien mengatakan badan
(D.0056) b.d Hasil :
masih terasa lemah
Kelemahan - Memonitor pola dan jam tidur
O:
pasien
- Pasien tampak terbaring
Teraupetik :
lemah diatas tempat tidr
12.50 - Sediakan lingkungan yang
- Aktivitas pasien semuanya
nyaman dan rendah stimulus
dibantu
(mis.cahaya, suara, kunjungan)
A:
Hasil :
- Masalah belum teratasi
- Mengontrol dan menciptakan
P:
lingkungan yang nyaman
- Lanjutkan intervensi
- Membatasi pengunjung
Edukasi :
13.00 - Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
Hasil :
13.15 - Menganjurkan kepada pasien
agar melakukan aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi :
13.20 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
Hasil :
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan

HARI II : KAMIS, 13 MEI 2021


No Diagnosa
Jam Implementasi Evaluasi
. Keperawatan
1. Nyeri akut Observasi : S:
(D.0077) b.d 21.00 - Mengidentifikasi lokasi dan - Pasien mengatakan masih
Agen pencedera skala nyeri susah untuk bergerak
dikarenakan nyeri yang
fisik (prosedur Hasil : diakibatkan oleh luka post
operasi) P : jika pasien bergerak atau laparotomy
O:
duduk - Pasien tampak meringis
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk - Skala nyeri : 6
- Tampak luka masih basah
R : dirasakan dibagian perut - Pasien tampak susah
pasca operasi bergerak
A:
S:6 - Masalah belum teratasi
T : lama nyeri 5 menit, terus P :
- Lanjutkan intervensi
menerus
Terapeutik :
21.15 - Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Hasil :
- Mengajarkan pasien untuk
22.00 melakukan teknik nafas dalam
untuk mengurangi rasa nyeri
- Menciptakan lingkungan yang
22.15
nyaman
- Memfasilitasi istirahat dan tidur
22.30
pasien, memasang pengaman
disamping tempat tidur
- Membatasi pengunjung
23.00 Edukasi :
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Hasil :
- Menganjurkan pasien untuk
23.15
berisistirahat
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik

2. Risiko infeksi Observasi : S:


(D.0142) b.d - Monitor tanda dan gejala infeksi O :
Ketidakadekuatan local dan sistemik
- Tampak luka masih basah
pertahanan tubuh Hasil :
pasca post laparotomy
primer : 23.30 - Memonitor tanda dan gejala
- Pengunjung yang datang
kerusakan infeksi
dibatasi
integritas kulit Terapeutik :
- Melakukan perawatan luka
d.d Tampak luka - Batasi jumlah pengunjung
untuk mencegah terjadinya
masih basah - Cuci tangan sebelum dan infeksi dengan
pasca post sesudah kontak dengan pasien mempertahankan teknik
laparotomy dan lingkungan pasien aseptic
- Pertahankan teknik aseptic pada A :
pasien beresiko tinggi - Masalah belum teratasi
Hasil : P:
- Mencuci tangan sebelum kontak - Lanjutkan intervensi
dengan pasien
- Memperatahankan teknik
aseptic, lakukan perawatan luka
23.35 - Membatasi pengunjung
Edukasi :
- Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
Hasil :
23.50 - Mengajarkan pasien cara
memeriksa kondisi luka
23.55 - Menganjurkan pasien
meningkatkan asupan nutrisi
untuk mempercepat pemulihan
luka operasi
3. Intoleransi Observasi : S:
aktivitas - Monitor pola dan jam tidur
- Pasien mengatakan badan
(D.0056) b.d Hasil :
masih terasa lemah
Kelemahan 03.00 - Memonitor pola dan jam tidur
O:
pasien
- Pasien tampak terbaring
Teraupetik :
lemah diatas tempat tidur
- Sediakan lingkungan yang
- Aktivitas pasien semuanya
nyaman dan rendah stimulus
dibantu
(mis.cahaya, suara, kunjungan) A:
Hasil : - Masalah belum teratasi
03.40 - Mengontrol dan menciptakan P :
lingkungan yang nyaman - Lanjutkan intervensi
04.00 - Membatasi pengunjung
Edukasi :
- Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
Hasil :
05.00 - Menganjurkan kepada pasien
agar melakukan aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
Hasil :
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
HARI III : JUMAT, 14 MEI 2021
No Diagnosa
Jam Implementasi Evaluasi
. Keperawatan
1. Nyeri akut Observasi : S:
(D.0077) b.d - Mengidentifikasi lokasi dan - Pasien mengatakan masih
Agen pencedera skala nyeri susah untuk bergerak
dikarenakan nyeri yang
fisik (prosedur Hasil : diakibatkan oleh luka post
operasi) 14.30 P : jika pasien bergerak atau laparotomy
O:
duduk - Pasien tampak meringis
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk - Skala nyeri : 5
- Tampak luka masih basah
R : dirasakan dibagian perut - Pasien tampak susah
pasca operasi bergerak
A:
S:6 - Masalah teratasi sebagian
T : lama nyeri 5 menit, terus P :
- Lanjutkan intervensi
menerus
Terapeutik :
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Hasil :
15.00 - Mengajarkan pasien untuk
melakukan teknik nafas dalam
untuk mengurangi rasa nyeri
15.15 - Menciptakan lingkungan yang
nyaman
15.30 - Memfasilitasi istirahat dan tidur
pasien, memasang pengaman
disamping tempat tidur
15.40 - Membatasi pengunjung
Edukasi :
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Hasil :
16.00 - Menganjurkan pasien untuk
berisistirahat
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik

2. Risiko infeksi Observasi : S:


(D.0142) b.d - Monitor tanda dan gejala infeksi O :
Ketidakadekuatan local dan sistemik
- Tampak luka masih basah
pertahanan tubuh Hasil :
pasca post laparotomy
primer : 17.00 - Memonitor tanda dan gejala
- Pengunjung yang datang
kerusakan infeksi
dibatasi
integritas kulit Terapeutik :
- Melakukan perawatan luka
d.d Tampak luka - Batasi jumlah pengunjung
untuk mencegah terjadinya
masih basah - Cuci tangan sebelum dan
infeksi dengan
pasca post sesudah kontak dengan pasien
mempertahankan teknik
laparotomy dan lingkungan pasien
aseptic
- Pertahankan teknik aseptic pada
A:
pasien beresiko tinggi
- Masalah belum teratasi
Hasil :
P:
17.15 - Mencuci tangan sebelum kontak
- Lanjutkan intervensi
dengan pasien
17.20 - Memperatahankan teknik
aseptic, lakukan perawatan luka
17.30 - Membatasi pengunjung
Edukasi :
- Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
Hasil :
18.00 - Mengajarkan pasien cara
memeriksa kondisi luka
18.30 - Menganjurkan pasien
meningkatkan asupan nutrisi
untuk mempercepat pemulihan
luka operasi
3. Intoleransi Observasi : S:
aktivitas - Monitor pola dan jam tidur
- Pasien mengatakan sudah
(D.0056) b.d Hasil :
bisa untuk miring kanan
Kelemahan 19.00 - Memonitor pola dan jam tidur
miring kiri tapi belum bisa
pasien
mandiri
Teraupetik :
O:
- Sediakan lingkungan yang
- Pasien tampak sudah bisa
nyaman dan rendah stimulus
untuk miring kanan miring
(mis.cahaya, suara, kunjungan)
kiri dibantu perawat dan
Hasil :
juga keluarga
19.15 - Mengontrol dan menciptakan
- Aktivitas pasien semuanya
lingkungan yang nyaman
dibantu
19.20 - Membatasi pengunjung
A:
Edukasi :
- Masalah teratasi sebagian
- Anjurkan melakukan aktivitas
P:
secara bertahap
- Lanjutkan intervensi
Hasil :
20.00 - Menganjurkan kepada pasien
agar melakukan aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
Hasil :
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan

HARI IV: SABTU, 15 MEI 2021

No Diagnosa
Jam Implementasi Evaluasi
. Keperawatan

1. Nyeri akut Observasi : S:


(D.0077) b.d 09.00 - Mengidentifikasi lokasi dan - Pasien mengatakan nyeri
Agen pencedera skala nyeri sudah mulai berkurang
sedikit demi sedikit
fisik (prosedur 09.15 O:
Hasil :
operasi) - Pasien sesekali tampak
P : jika pasien bergerak atau meringis
- Skala nyeri : 4
duduk
- Tampak luka masih basah
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk A:
- Masalah teratasi sebagian
R : dirasakan dibagian perut
P:
pasca operasi - Lanjutkan intervensi
S:6
T : lama nyeri 5 menit, terus
menerus
09.30
Terapeutik :
- Berikan teknik nonfarmakologis
09.45 untuk mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
09.50
Hasil :
- Mengajarkan pasien untuk
10.00 melakukan teknik nafas dalam
untuk mengurangi rasa nyeri
10.01 - Menciptakan lingkungan yang
nyaman
- Memfasilitasi istirahat dan tidur
10.50
pasien, memasang pengaman
disamping tempat tidur
- Membatasi pengunjung
10.55
Edukasi :
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri

Hasil :
- Menganjurkan pasien untuk
11.00
berisistirahat

Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik

2. Risiko infeksi Observasi : S:


(D.0142) b.d 11.05 - Monitor tanda dan gejala infeksi O :
Ketidakadekuatan local dan sistemik
- Tampak luka masih basah
pertahanan tubuh
Hasil : pasca post laparotomy
primer :
- Memonitor tanda dan gejala - Pengunjung yang datang
kerusakan
infeksi dibatasi untuk kenyamanan
integritas kulit
pasien
d.d Tampak luka 11.15 Terapeutik :
- Melakukan perawatan luka
masih basah - Batasi jumlah pengunjung
untuk mencegah terjadinya
pasca post - Cuci tangan sebelum dan
infeksi dengan
laparotomy sesudah kontak dengan pasien
mempertahankan teknik
dan lingkungan pasien
aseptic
- Pertahankan teknik aseptic pada
A:
pasien beresiko tinggi
Hasil : - Masalah belum teratasi
- Mencuci tangan sebelum kontak
dengan pasien P:
- Memperatahankan teknik - Lanjutkan intervensi
aseptic, lakukan perawatan luka
- Membatasi pengunjung

Edukasi :
12.00
- Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
12.10
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi

Hasil :
- Mengajarkan pasien cara
memeriksa kondisi luka
- Menganjurkan pasien
meningkatkan asupan nutrisi
untuk mempercepat pemulihan
luka operasi

3. Intoleransi Observasi : S:
aktivitas 12.15 - Monitor pola dan jam tidur
- Pasien mengatakan sudah
(D.0056) b.d
Hasil : bisa untuk miring kanan
Kelemahan
- Memonitor pola dan jam tidur miring kiri dan sudah bisa
pasien untuk melakukan posisi
semi fowler tapi belum bisa
12.50 Teraupetik :
mandiri
- Sediakan lingkungan yang
O:
nyaman dan rendah stimulus
- Pasien tampak sudah bisa
(mis.cahaya, suara, kunjungan)
untuk miring kanan miring
Hasil : kiri dan pasien tempak
- Mengontrol dan menciptakan
lingkungan yang nyaman sudah bisa melakukan
- Membatasi pengunjung posisi semi fowler dibantu
13.00 perawat dan juga keluarga
Edukasi :
- Aktivitas pasien semuanya
- Anjurkan melakukan aktivitas
dibantu
secara bertahap
13.15 A:
Hasil : - Masalah teratasi sebagian
- Menganjurkan kepada pasien P :
agar melakukan aktivitas secara - Lanjutkan intervensi
13.20 bertahap

Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan

Hasil :
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan

Anda mungkin juga menyukai