Anda di halaman 1dari 10

A.

Definisi

Subinvolusio adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi/proses involusi

rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilan uterus terhambat.

Subinvolusi adalah kegagalan perubahan fisiologis pad sistem reproduksi pada masa nifas yag

terjadi pada setiap organ dan saluran yang reproduktif. Subinvolusi uteri adlah proses

kembalinya uterus ke ukuran dan bentuk seperti sebelum hamil yang tidak sempurna.

Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi, dan keadaan ini

merupakan salah satu penyebab umum perdarahan postpartum.

B. Etiologi

a. Status gizi ibu nifas buruk (kurang gizi)

b.Ibu tidak menyusui bayinya

c. Kurang mobilisai

d.Usia

e. Parietas

f. Terdapat bekuan darah yang tidak keluar

g.Terdapat sisa plasenta dan selaputnya dalam uterus sehingga proses involusi uterus tidak berjalan

dengan normal atau terlambat

h.Tidak ada kontraksi

i. Terjadi infeksi pada endometrium

j. Inflamsi

k.Terdapat sisa plasenta dan selaputnya

l. Tekanan bekuan darah


m. Mioma uteri

C. Patofiologi

Kekurangan darah pada uterus ini bukan hanya karena kontraksi atau retraksi yang cukup

lama, tetapi disebabkan oleh pengurangan aliran darah yang pergi ke uterus didalam perut

ibu hamil, karena uterus harus membesar menyesuaikan diri dengan pertumbuhan janin.

Untuk memenuhi kebutuhannya, darah banyak dialirkan ke uterus dapat mengadakan

hipertropi dan hiperplasi setelah bayi dilahirkan tidak diperlukan lagi, maka pengaliran

darah bekurang, kembali seperti biasa. Demikian dengan adanya hal-hal tersebut uterus akan

mengalami kekurangan darah sehingga jaringan otot-otot uterus mengalami atrofi kembalike

ukurans emula. Subinvolusio uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga

pembuluh darah byang lebar tidak menutup sempurna, sehingga perdarahan terjadi terus

meneru, menyebabkan permasalahan lainnya baik itu infeksi maupun inflamasi pada bagian

rahim terkhusus endometrium. Seingg aproses involusi yang semestinya terjadi setelah nifas

terganggu karena akibat dari permasalahan-permasalahan di atas.

D. Manifestasi Klinis

Biasanya tanda dan gejala subinvolisio tidak nampak, sampai kira-kira 4-6 minggu pasca

nifas.

a. Fundus uteri letanya tetap tinggi didalam abdomen/pelvis dari yang

diperkirakan/penurunan fundus uteri lambat dan tonus uterus lembek.

b. Keluhan kochia seringkali gagal berubah dari bentuk rubra ke bentuk serosa, lalu k

bentuk kochia alba.

c. Lochia bisa tetap dalam bentuk rubra dalam waktu beberapa hari postpartum/lebih dari

2 minggu pasca nifas


d. Lochia bisa lebih banyak daripada yang diperkirakan

e. Leukore dan lochia berbau menyengat, bida terjadi jika ada infeksi

f. Pucat, pusing, dan tekanan darah rendah

g. Bisa terjadi perdarahan postpartum dalam jumlah banyak (>500 ml)

h. Nadi lemah, gelisah, letih, ekstremitas dingin

E. Cara Pemeriksaan

a. Pemeriksaan Penunjang

 USG

 Radiologi

 Laboratorium (Hb, golongan darah, eritrosit, leukosit, trombosit, hematokrit, CT,

Blooding time)

b. Terapi

 Pemberian antibiotik

 Pemberian uterotonika

 Hipertensi, penyakit ginjal kronik, hmoPemberian transfusi

 Dilakukan kerokan bila disebaba karena tertir plasenta

F. Asuhan Keperawatan

a. Identitas Klien

Data dari klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record,

dll.

b. Riwayat Kesehatan
1. Riwatyat Kesehatan Sekarang

Keluhan yang dirasakan ibu saat ini pengeluaran lochia yang tetap berwarna merah

(dalam bentuk rubra dalam beberapa hari postpartum atau lebih dari 2 minggu post

partum adanya leukore dan lochia berbau menyengat)

2. Riwayat Kesehatan Dahulu

Riwayat penyakit jantung, penyakit ginjal kronik hemofilia, mioma uteri, riwayat

preeklamsia, trauma jalan lahir kegagalan kompesi pembuluh darah, tempat implantasi

plasenta retensi sisa plasenta.

3. Riwayat Penakit Keluarga

Adanya riwayat keluarga yang pernah/sedang menderita hipertensi, penyakit jantung dan

preeklamsia, penyakit keturunan hemofilia dan penyakit menular.

4. Riwayat Obstetrik

Riwayat menstruasi meliputi : menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya, keluhan

waktu haid. Riwayat perkawinan meliputi : usia kawin, kawin yang keberapa, usia

mulai hamil.

5. Riwayat Hamil, Persalinan dan Nifas yang Lalu

 Riwayat hamil meliputi : waktu hamil muda, hamil tua, apakah da abortus

 Riwayat persalinan meliputi :tuanya kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat

bersalin, adakah kesulitan dalam persalinan, analk lahir hidup & panjang anak

waktu lahir.

 Riwayat nifas meliputi : keadaan lochia, apakah ada perdarahan, ASI cukup/tidak,

kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteru dan kontraksi

6. Riwayat Hamil Sekarang


 Hamil muda keluhan selama hamil muda

 Hamil tua keluhan selama hamil tua, peningkatan BB. Suhu, nadi, pernafasan,

peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual atau keluhan lain

 Riwayat ANC meliputi : dimana tempat pelayanan, berapa kali, perawatan serta

pengobatannya yang didapat.

 Riwayat persalinan sekarang ,meliputi : tuanya kehamilan, cara persaalinan,

penolong, tempat bersalin, apakah ada penyulit dalam persalinan (misal retensio

plasenta, perdarahan yang berlebihan setelah persalinan, dll), anak lahir hidup/mati,

BB dan panjang anak waktu lahir.

G. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan Umum

 Keadaan umum

 Tanda-tanda vital meliputi : suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan.

 Kulit : dingin, berkeringat, pucat, capilary refil memanjang, keringat, hangat, kemetahan.

 Kandung kemih distensi, produksi urin berkurang/menurun.

2. Pemeriksaan Khusus

 Uterus, meliputi : tinggi fundus uteri dan posisinya serta konistensinya.

 Lochia, meliputi : warna, banyaknya dan baunya

 Perineum, meliputi : diobservasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka jahitan

 Vulva melihat apakah ada edema atau tidak

 Payudara dilihat kondisi aerola, konsistensi dan kolostrum

H. Klasifikasi
1. Subinvolusi Tempat Plasenta

Kegagalan tempat implantasi berubah.

 Tanda dan gejala

Tempat implantasi masih meninggalkan parut dan menunjol perdarahan

 Penyebab

a. Tali pusat putus akibat dari traksi yang berlebihan inversio uteri sebagai akibat

tarikan.

b. Tidak ada regenerasi endometrium ditempat implantasi plasenta, tidak ada

pertumbuhan kelenjar endometrium perdarahan

2. Subinvolusi Ligamen

Yaitu kegagalan ligamen dan diafragma pelvis fasia kembali seperti sedia kala

 Tanda dan gejala

a. Ligamentum rotundum masih kendor

b. Ligamen, fasia dan jaringan alat penunjang serta alat genetalia masih kendor

 Penyebab

a. Sering melahirkan

b. Faktor umur

c. Ligamen, fasia dan jaringan penunjang serta alat genetalia sudah berkurang

elastisitasnya

3. Subinvolusi Serviks

Kegagalan serviks berubah kebentuk semula seperti sebelum hamil

 Tanda dan gejala

a. Konsistensi serviks lembek


b. Perdarahan

 Penyebab

a. Multiparitas

b. Terjadi ruptur saat persalinan

c. Lemahnya elastisitas serviks

4. Subinvolusi Lochea

Yaitu tidak ada perubahan pada konsistensi lochea. Seharusnya lochea berubah secara normal

sesuai dengan fase dan lamanya postpartum

 Tanda dan gejala

a. Perdarahan tidak sesuai fase

b. Darah berbau menyengat

c. Perdarahan

d. Demam menggigil

 Penyebab

a. Bekuan darah pada serviks

b. Uterus tidak berkontraksi

c. Posisi ibu terlentang sehingga menghambat darah nifas untuk keluar

d. Tidak mobilisasi

e. Robekan jalur lahir

f. Infeksi

5. Subinvolusi Vulva Vagina

Tidak kembalinya bentuk dan konsistensi vulva vagina seperti semula setelah beberapa hari

postpartum
 Tanda dan gejala

a. Vulva dan vagina kemerahan

b. Terlihat edema

c. Konsistensi lembek

 Penyebab

a. Elastisitas vulva dan vagina lemah

b. Infeksi

c. Terjadi robekan vulva dan vagina saat partus

d. Ekstrasi cunam

6. Subinvolusi perineum

Tidak ada perubahan perineum setelah beberapa hari persalinan.

 Tanda dan gejala

a. Perineum terlihat kemerahan

b. Konsistensi lembek

c. Edema

 Penyebab

a. Tonus otot perineum sudah lemah

b. Kurangnya elastisitas perineum

c. Infeksi

I. Penatalaksanaan

a. Dapatkan sample lochea untuk kultur.


b. Pemeriksaan USG dapat dilakukan untuk mengidentifikasi fragmen yang tertahan

didalam uterus

c. Methergin atau ergotrate, 0,2 mg setiap 3-4 jam selama 3 hari dapat diprogramkan.

Antibiotik spektrum luas bisa ditambahkan jika uterus nyeri tekan setelah 2 minggu.

d. Beberapa praktisi merekomendasikan terapi awal dengan antibiotik, dengan

pertimbangan ternyat infeksi merupakan faktor yang sering ditemukan pada involusi

yang terlambat

e. Pengobatan alternatif

 Akupuntur digunakan dalam terapi lokia yang berlebihan

 Refleksologi : terapi pada hipofisif dan zona uterus dikaki dapat meredakan

subinvolusi sehingga tidak perlu di temukan intervensi medis

J. Pencegahan

Pencegahan terjdinya subinvolusi uterus dalah melakukan pengecekan perkembangan nifas

dan ibunya, baik dari segi kesehatan dan fungsinya, sejak awal mulainya proses nifas dalam

kansungan ibu. Sehinga pemeriksaan terhadap bagian-bagian yang berpengaruh dalam

proses nifas bisa dilihat perkembangannya.Dan khususya untuk wanita yang mengalmai

proses nifas harus sering mengkonsumsi zat-zat yang bergizi atau berguna untuk kesehtan

bayi dan ibuny aitu sendiri dan masih banyak cara-cara untuk melncarkan proses nifas antara

lain senam ibu hamil, vitamin dan lain-lain

DAFTAR PUSTAKA
Chirs, T., Liwang, f., Hanifati, S., Pradipta, E.A. (2014). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media

Aeculapius

Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai