Anda di halaman 1dari 23

TUGAS

MEKANIKA STRUKTUR 1
Perhitungan Rangka Batang Metode Titik Buhul dan Metode Ritter

Kelas A
Kelompok A4

Nama Anggota Kelompok :


1. Aflah Hermafito (1506521020)
2. Alvito Ardiansyah (1506521019)
3. Anandira Fazriah Putri Karyadi (1506521049)
4. Deski Parma Wiranda (1506521007)
5. Mohammad Bintang Saputra (1506521031)
6. Salsabila Ramadani (1506521034)

Referensi :
https://youtu.be/Hd1al68dLTY
https://youtu.be/84fHG4WZBKM
Gambar Asli . Sumber : jasakontraktorbangunan.com

F H

A B
C D E

Gambar Struktur Rangka Batang


Setelah menerapkan gambar di atas, selanjutnya gambar struktur Rangka
Batang diatas akan di asumsikan menjadi sebuah soal. Dimana soal- soal
tersebut akan diselesaikan menggunakan beberapa metode diantaranya Metode
TItik Buhul dan Metode Ritter.

RANGKA BATANG DENGAN METODE TITIK BUHUL

H
F

A
B
C  D E
Diketahui :
a=3 m L=12 m P3=70 kN
b=3 m '
a =1,5 m P2=P 4=50 kN
c=3 m b ' =1,5 m P1=P5 =35 kN
d=3 m T =3 m
 Ditanyakan : Besar batang S1,
S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, S10, S11, S12, S13 = …?

 Penyelesaian Gambar Struktur Rangka Batang Metode Titik Buhul


 Menentukan Kestabilan
Rangka Batang

2 × Jumlahtitik batang= jumlahbatang+ 3


2 ×8=13+3
16=16(Hasil sama artinya stabil)

 Menghitung Reaksi Perletakan


Karena bentuk strukturnya simetris, maka RVA =RVB
(P1+ P 2+ P3 + P 4+ P5)
RVA =RVB =
2
(35 kN +50 kN +70 kN +50 kN + 35 kN )
¿
2
240 kN
RVA =RVB = =120 kN
2

 Menentukan Sudut α
batang 9
α =tan−1 ( )
batang 5
1,5 m
α =tan−1 ( )
3m

α =tan−1 ( 0,5 )=26,565 °


 sin 26,565 °=0,447
 cos 26,565 °=0,894

 Menghitung Gaya Batang di Titik A


Pada titik A ada 2 batang yang belum diketahui yaitu batang S1 dan S 5

 ΣV A=0

+ RVA −P1 + S1 sin α =0

120 kN −35 kN + S1 . sin ( 26,565 ° )=0

−85 kN
S1 =
0,447
S1=−190 , 15 kN (Tekan←)

 Σ H A =0

+ S5 + S1 cos α =0

+ S5 −190 ,15 . cos ( 26,565 )=0

S5=190 , 15 . ( 0,894 )=+ 170,0(Tarik →)


 Menghitung gaya Batang di Titik C
Pada titik C ada 2 batang yang belum diketahui, yaitu batang S6 dan S 9

ΣV c =0

S9 =0

Σ H c =0

−S5 + S6 =0

S6 =S 5=+170,0(T arik →)

 Menghitung gaya Batang di Titik F


Pada titik F ada 2 yang belum diketahui, yaitu batang S2 dan S 10
 Σ H F =0

S1 cos α + S 2 cos α + S10 cos α=0

190 , 15. ( 0,894 )+ S 2 . ( 0,894 )+ S 10 . ( 0,894 ) =0

0,894 S2 +0,894 S 10=−170,0 kN (Pers …1)

 ΣV F =0

S1 sin α −P 1+ S 2 sin α ¿ sin α =0

190 , 15 ( 0,447 )−50 kN + S 2 ( 0,447 )+ S 10 ( 0,447 ) =0

0,447 S2 +0,447 S10=−34,93 kN ( Pers … 2)


Eliminasi
0,894 S2 +0,894 S 10=−170,0 kN 0,447
0,447 S2 +0,447 S10=−34,93 kN 0,894
+0,399618 S10=−75,99

−0,399618 S 10=−34,37112

0,799236 S10=−4 1,61888

S10=−55,9 3 kN (Tekan←)

0,894 S2 +0,894 S 10=−170,0 kN 0,447


0,447 S2 +0,447 S10=−34,93 kN 0,894
0,399618 S 2=−75,99

0,399618 S 2=−34,37112

0,799236 S2=−110,36112

S2=−134,2 3 kN ( Tekan ←)

 Menghitung gaya batang di titik G


Pada titik G ada 2 batang yang belum diketahui, yaitu batang S3 dan S 11
 ∑ V G =0
S2 sin α −P3−S3 sin α −S 11=0
134,26 ( 0,447 ) −70+134,23 ( 0.447 )−S 11 =0
S11 =+50,0 kN (Tarik →)

 ∑ H G =0
S2 cos α + S 3 cos α =0
134,2 3 ( 0,894 ) +S 3 ( 0,894 )=0
−120,03
S3 = =−134,2 3 kN (Tekan ←)
0,894

H
F

A
B
C D E
Karena struktur bentuknya

simetris,
maka dapat kita

pastikan besar
Gambar Struktur Rangka Batang Metode Titik Buhul

Batang S 1=Batang S 4 , besar Batang S 2=Batang S 3, besar Batang S 5=Batang S 8, besar


Batang S 9=Batang S13, besar Batang S 10=Batang S 12.

Tabel Hasil Perhitungan Rangka Batang Metode Tititk Buhul


RANGKA BATANG DENGAN METODE RITTER

III

V
II
G
IV IV
II
VI
I H
F VII
No. Batang Gaya Batang (kg) Keterangan
S1= S4 −190 , 15 Tekan
S2= S3 −134,2 3 Tekan
S5= S8 D Tarik B
C +170,0E
S6= S7 +170,0 Tarik
I II III V VI VII
S9 = S13 0 -
S10= S12 −55,9 3 Tekan
S11 −50,0 Tarik

Catatan Untuk Gambar Struktur Rangka Batang di atas : Untuk R HA pada gambar tidak
kami cantumkan, karena R HA=0 dan untuk RVA sama RVB nya sudah diketahui dari
Gambar Struktur Rangka Batang Metode Ritter
perhitungan sebelumnya, yaitu Metode Titik Simpul. Kemudian untuk sudurnya masih
menggunakan sudut yang sama seperti sebelumnya.

Pada Metode Ritter ini kami menggunakan gambar struktur beserta besar nilai-nilainya
sama dengan Metode Titik Simpul yang sebelumnya sudah kami kerjakan. Namun ada
perbedaan pada Metode Ritter, yaitu ada potongan-potongan batang. Karena Metode Ritter
itu adalah Metode yang harus memotong rangka batang hingga membelah rangkanya dan
Metode Ritter ini memaksimalkan tiga batang yang terpotong, selain itu untuk menyelesaikan
Metode Ritter menggunakan persamaan Σ M =0. Nah, pada gambar struktur di atas kami
sudah memotong rangka batangnya, yaitu, ada potongan I-I, potongan II-II, potongan III-III,
potongan IV-IV, potongan V-V, potongan VI-VI, dan potongan VII-VII.

Perjanjian Tanda :
Tekan ( - ) ; tarik ( + ) ; keatas ( + ) ; kebawah ( - ) ; kekanan ( + ) ; kekiri ( - )

Di Tinjau Dari Sebelah Kiri Di Tinjau Dari Sebelah Kanan

 Diketahui :
a=3 m L=12 m RVB =120 kN P3=70 kN
b=3 m a ' =1,5 m RVA =120 kN Sudut=26,565°
c=3 m b ' =1,5 m P1=P5 =35 kN sin 26,565 °=0,447
d=3 m T =3 m P2=P 4=50 kN cos 26,565 °=0,894

 Ditanya :
Besar batang S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, S10, S11, S12, S13 = …?

 Penyelesaian :
 Perhitungan Pada Potongan I-I
Pada potongan I-I ini batang yang akan dicari, yaitu batang S1 dan S2. Karena batang
S1 merupakan batang miring, maka bisa diuraikan menjadi dua batang, yakni
S1 sin 26,565° dan S1 cos 26,565 °.

 ∑ M C =0 ( Jumlah momen dengan pusat putaran di Titik C = 0 )

Karena yang digunakan adalah persamaan ∑ M C =0 , maka batang yang akan


dicari, yaitu batang S1.
∑ M C =0

+ RVA ( a )−P1 ( a ) + S1 .sin 26,565 ° ( a )=0

+120 kN ( 3 m )−35 kN ( 3 m ) +S 1 .0,447 ( 3 m )=0

−255 kN . m
S1 = =−190,15 kN (Tekan←)
1,341m

 ∑ M F =0 ( Jumlah momen dengan pusat putaran di Titik F = 0 )

Karena yang digunakan adalah persamaan ∑ M F =0 , maka batang yang akan


dicari, yaitu batang S5.
∑ M F =0

+ RVA ( a )−P1 ( a )−S 5 ( a ' )=0

+120 kN ( 3 m )−35 kN ( 3 m )−S5 ( 1,5 m )=0

255 kN . m
S5 = =+170 kN (Tarik →)
1,5 m

 Perhitungan Pada Potongan II-II


Pada potongan II-II ini batang yang akan dicari, yaitu batang S6 dan S9 . Karena di
potongan II-II ini memotong batang S1, dimana batang S1 merupakan batang miring
maka akan di uraikan menjadi dua batang, yakni batang S1 sin 26,565° dan
S1 cos 26,565 °.

II

II

 ∑ M F =0 ( Jumlah momen dengan pusat putaran di Titik F = 0 )

Karena yang digunakan adalah persamaan ∑ M F =0 , maka batang yang akan


dicari, yaitu batang S6 .
∑ M F =0

+ RVA ( a )−P1 ( a )−S 6 ( a' )=0

+120 kN ( 3 m )−35 kN ( 3 m )−S6 ( 1,5 m )=0

255 kN . m
S6 = =+170 kN (Tarik →)
1,5 m

 ∑ M D =0 ( Jumlah momen dengan pusat putaran di Titik D = 0 )

Karena yang digunakan adalah persamaan ∑ M D =0 , maka batang yang akan


dicari, yaitu batang S9 .
∑ M D =0

+ RVA ( a+b ) −P1 ( a+ b ) + S1 .sin 26,565 ° ( a+b ) + S 9 (b)=0

120 kN ( 3 m+ 3 m ) −35 kN ( 3 m+3 m )−190,15 kN .0,447 ( 3 m+3 m )+ S 9 ( 3 m )=0

0,0 kN . m
S9 = =0
3m

 Perhitungan Pada Potongan III-III


Pada potongan III-III ini batang yang akan dicari, yaitu batang S2dan S10. dimana
batang S2dan S10 merupakan batang miring maka akan di uraikan menjadi dua batang,
yakni batang S2 sin 26,565° dan S2 cos 26,565 °, S10 sin26,565 ° dan S10 cos 26,565° .

III

III

 ∑ M D =0 ( Jumlah momen dengan pusat putaran di Titik D = 0 )

Karena yang digunakan adalah persamaan ∑ M D =0 , maka batang yang akan


dicari, yaitu batang S2.
∑ M D =0

+ RVA ( a+b ) −P1 ( a+ b )−P2 ( b ) + S2 sin 26,565 ° (b)+ S 2 cos 26,565° ( a')=0

+120 kN ( 3 m+3 m )−35 kN ( 3 m+ 3 m) −50 kN ( 3 m) + S2 .0,447 ( 3 m )+ S 2 .0,894 ( 1,5 m )=0

−360 kN . m
S2 = =−134,23 kN (Tekan←)
2,682m

 ∑ M G=0 ( Jumlah momen dengan pusat putaran di Titik G = 0 )

Karena yang digunakan adalah persamaan ∑ M G=0, maka batang yang akan
dicari, yaitu batang S10.
∑ M G=0

+ RVA ( a+b ) −P1 ( a+ b )−P2 ( b ) −S 10 sin 26,565 ° ( b )

−S10 cos 26,565 ° ( b ' ) −S6 (a' + b' )=0

+120 kN ( 3 m+3 m )−35 kN ( 3 m+ 3 m ) −50 kN ( 3 m )


−S10 .0,447 ( 3 m )−S 10 .0,894 ( 1,5 m )−170 kN ( 1,5 m+1,5 m )=0
−150 kN . m
S10= =−55,93 kN (Tekan←)
2,682m
 Perhitungan Pada Potongan IV-IV
Pada potongan IV-IV ini batang yang akan dicari, yaitu batang S3 dan S11. Karena di
potongan IV-IV ini memotong batang S2 , dimana batang S2 dan S3 merupakan batang
miring maka setiap batang akan di uraikan menjadi dua batang, yakni batang
S2 sin 26,565° dan S2 cos 26,565 °, kemudian batang S3 sin 26,565° dan S3 cos 26,565 °.

s2 cos 26,565 ° s3 cos 26,565 °

s3 sin 26,565°
s2 sin 26,565°

 ∑ M D =0 ( Jumlah momen dengan pusat putaran di Titik D = 0 )

Karena yang digunakan adalah persamaan ∑ M D =0 , maka batang yang akan


dicari, yaitu batang S3.
∑ M D =0

−S2 cos 26,565 ° ( b' + a' ) +S 3 cos 26,565° ( b ' + a' )=0

+134,23 kN .0,894 ( 1,5 m+1,5 m ) + S3 .894(1,5m+1,5 m)=0

−360,00486 kN . m
S3 = =−134,23 kN (Tekan ←)
2,682m

 ∑ M H =0 ( Jumlah momen dengan pusat putaran di Titik H = 0 )

Karena yang digunakan adalah persamaan ∑ M H =0, maka batang yang akan
dicari, yaitu batang S11.
∑ M H =0

−S2 sin 26,565° ( c )−S2 cos 26,565 ° ( b' )−P3 ( c )−S11 (c)=0

+134,23 kN .0,447 ( 3 m )+ 134,23 kN .0,894 (1,5 m )−70 kN (3 m )


−S11 (3 m)=0
150,00486 kN . m
S11 = =+50,0 kN (Tarik →)
3m

 Perhitungan Pada Potongan VII-VII


Pada potongan VII-VII ini batang yang akan dicari, yaitu batang S4 dan S8. Karena
batang S4 merupakan batang miring, maka bisa diuraikan menjadi dua batang, yakni
S4 sin 26,565 ° dan S4 cos 26,565 ° .

 ∑ M E =0 ( Jumlah momen dengan pusat putaran di Titik E = 0 )

Karena yang digunakan adalah persamaan ∑ M E =0 , maka batang yang akan


dicari, yaitu batang S4 .
∑ M E =0

+ RVB ( d ) + S4 sin 26,565 ° ( d )−P5 ( d )=0

+120 kN ( 3 m ) +S 4 .0,447 ( 3 m )−35 kN ( 3 m )=0

−255 kN . m
S4 = =−190,15 kN (Tekan←)
1,341 m

 ∑ M H =0 ( Jumlah momen dengan pusat putaran di Titik H = 0 )

Karena yang digunakan adalah persamaan ∑ M H =0, maka batang yang akan
dicari, yaitu batang S8.
∑ M H =0

+ RVB ( d )−P5 ( d )−S 8 ( a' )=0


+120 kN ( 3 m )−35 kN ( 3 m )−S 8 ( 1,5 m )=0

255 kN . m
S8 = =+170 kN (Tarik →)
1,5 m

 Perhitungan Pada Potongan VI-VI


Pada potongan VI-VI ini batang yang akan dicari, yaitu batang S7dan S13. Karena di
potongan VI-VI ini memotong batang S4 , dimana batang S4 merupakan batang miring
maka akan di uraikan menjadi dua batang, yakni batang S4 sin 26,565 ° dan
S4 cos 26,565 ° .

VI

VI

 ∑ M H =0 ( Jumlah momen dengan pusat putaran di Titik H = 0 )

Karena yang digunakan adalah persamaan ∑ M H =0, maka batang yang akan
dicari, yaitu batang S7.
∑ M H =0

+ RVB ( d )−P5 ( d )−S 7 ( a' )=0

+120 kN ( 3 m )−35 kN ( 3 m )−S7 ( 1,5 m )=0

255 kN . m
S7 = =+170 kN (Tarik →)
1,5 m

 ∑ M D =0 ( Jumlah momen dengan pusat putaran di Titik D = 0 )

Karena yang digunakan adalah persamaan ∑ M D =0 , maka batang yang akan


dicari, yaitu batang S13.
∑ M D =0

+ RVB ( d +c )−P5 ( d +c ) + S4 sin 26,565 ° ( d+ c )+ S 13 ( c )=0


+120 kN ( 3 m+3 m )−35 kN ( 3 m+ 3 m )
−190,15 kN .0,447 ( 3 m+3 m ) + S13 ( 3 m) =0

0,0
S13= =0
3m

 Perhitungan Pada Potongan V-V


Pada potongan V-V ini batang yang akan dicari, yaitu batang S12,dimana batang S12
merupakan batang miring maka akan di uraikan menjadi dua batang, yakni batang
S12 sin 26,565 ° dan S12 cos 26,565° .

 ∑ M G=0 ( Jumlah momen dengan pusat putaran di Titik G = 0 )

Karena yang digunakan adalah persamaan ∑ M G=0, maka batang yang akan
dicari, yaitu batang S12.
∑ M G=0

+ RVB ( d +c )−P5 ( d +c )−P 4 ( c ) S12 sin 26,565 ° ( c )−¿

S12 cos 26,565° (b' )−S 7 ( a' + b ' ) =0

+120 kN ( 3 m+3 m )−35 kN ( 3 m+ 3 m ) −50 kN ( 3 m )

−S12 .0,447 (3 m)−S 12 .0,894 ( b' ) −170 kN ( 1,5 m+1,5 m )=0


−150 kN . m
S12= =−55,93 kN (Tekan ← )
2,682 m
V
II
G
IV IV
II
VI
I H
F VII

B
C D E
I II III V VI VII

No. Batang Gaya Batang (kg) Keterangan


S1= S4 −190,15 Tekan
Tabel Hasil
S2= S3 −134,23 Tekan
Gambar Struktur Rangka Batang Metode Ritter
S5= S8 +170 Tarik
S6= S7 +170 Tarik
S9 = S13 0 -
S10= S12 −55,93 Tekan
S11 −50,0 Tarik

Perhitungan Rangka Batang Metode Ritter


Kesimpulan

Pada Metode Titik Buhul dan Metode Ritter dalam mencari besar gaya-
gaya batang pada struktur Rangka Batang itu akan menghasilkan besar gaya
batang yang sama. Namun, hanya saja cara menyelesaikan persoalannya itu
berbeda. Untuk Metode Titik Buhul kita hanya perlu mencari besar gaya batang
dengan menggunakan Titik Batang/Buhul. Sedangkan Metode Ritter untuk
mencari besar gaya batang itu kita harus memotong Rangka Batang hingga
terbelah, maksud dari memotong Rangka Batang itu kita memotong batang-
batangnya hingga benar benar terbelah.

Anda mungkin juga menyukai