Anda di halaman 1dari 2

2.

Ketidak merataan aktivitas industri tersebut terjadi karena aktivitas industri yang
dilakukan dengan memperhatikan prioritas yang ditentukan secara nasional berdasar
kemampuan daya saing di pasar domestik dan internasional. Selain itu aktivitas
industri yang tidak merata juga terjadi karena sumber daya suatu daerah dengan
daerah yang lainnya memiliki potensi sumber daya yang berbeda. Dengan berbedanya
potensi yang dimiliki, maka perlu ditentukan industri unggulan di setiap daerahnya.
Terjadi perbedaan tersebut mengakibatkan dorongan mobilitas pada faktor produksi
seperti tenaga kerja dan kapital, sehingga beberapa daerah memiliki industru yang
lebih besar dibanding industri daerah yang lain. Pemusatan wilayah industri ini
memberi keuntungan dari segi penghematan biayaa produksi, peningkatan daya saing,
dan menciptakan kekuatan industri nasional dalam bentuk saling keterkaitan,
ketergantungan, saling menunjang antara industri hulu, industri hilir, industri terkait.

Sumber : Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan Vol. 02 No. 02 Tahun 2013
dengan judul “Analisis Faktor yang Memengaruhi Aglomerasi Industri Unggulan
Daerah dan Hubungannya dengan Daya Saing Industri Daerah” oleh Fikanti
Zuliastri, Wiwiek Rindayati, dan Alla Asmara.

4. Kinerja industri memiliki konsep yang sederhana, kinerja industri merupakan hasil
kerja yang dipengaruhi oleh struktur industri dan perilaku industri. Kinerja industri
dipusatkan pada efisiensi, kemajuan teknologi, dan kesinmabungan dalam distribusi.
Efisiensi menghasilkan output yang maksimal dengan sejumlah input tertentu,
kemajuan teknologi mempengaruhi produktivitas pekerja, biaya, dan harga,
kesinambungan distribusi memiliki dimensi kesejahteraan, pendapatan, dan
kesempatan. Sebagai contoh nyata dari konsep kinerja industri adalah kinerja industri
penerbangan di Indonesia terhadap jumlah penumpangnya. Jumlah penumpang dari
maskapai penerbangan BUMN selalu mengalami kenaikan dari tahun 2007-2011
sedangkan dari maskapai lain non BUMN mengalami flkutuasi jumlah penumpang
pada tahun 2007-2011. Terjadinya perbedaan tersebut bisa dilihat dari masing-masing
maskapai mengenai iklan dan persaingannya, rute penerbangannya, armada tiap
maskapai, harga penerbangan, frekuensi penerbangan, fasilitas yang diberikan, dan
proses transaksi yang dilakukan.
Sumber : Jurnal Ilmu Ekonomi FEM IPB tahun 2007 dengan judul “Analisis Struktur,
Perilaku, dan Kinerja Industri Manufaktur Indonesia” oleh Winsih.

Jurnal Media Ekonomi Vol. 20 No. 1 Tahun 2012 dengan judul “Analisis Struktur
Pasar, Perilaku dan Kinerja Industri Maskapai Penerbangan di Indonesia Tahun
2007-2011” oleh I Nyoman Anggara P Pidala.

Anda mungkin juga menyukai