Anda di halaman 1dari 27

Nama : Wensi Audina

NBI : 1231900195
Prodi : Ekonomi Pembangunan
Mata Kuliah / Kelas : Ekonomi Sumber Daya Manusia / M
Dosen Kuliah : Dr. Arga Christian Sitohang, S.E., M.M.

Type : Tugas Individu


Artikel 1 :
Tanggapan Terhadap Artikel 1 :

Dalam pelaksanaan perekonomian masyarakat, ada beberapa faktor yang


dapat menjadi pendukung dalam membuat masyarakat pada suatu wilayah bisa
berkembang dengan pesat atau setidaknya membuat suatu wilayah tersebut bisa
jauh lebih baik lagi, salah satunya adalah dengan adanya bonus dari adanya
transisi kependudukan atau transisi demografi atau juga lebih dikenal dengan
bonus demografi, sayangnya pada kenyataannya suatu wilayah belum menyadari
tentang bonus demografi yang dimiliki baik dari pemerintahnya ataupun para
masyarakatnya. Padahal bonus demografi merupakan suatu peluang sehingga
perlu peran pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi bonus demografi yang
terjadi di wilayah tersebut.
Bonus demografi bisa diketahui dengan mengetahui nilai rasio
ketergangtungan umur yang terendah dibawah 45%. Selain itu juga ada bonus
demografi menutup yang berarti waktu dimana bonus demografi tersebut akan
berakhir, oleh sebab itu perlu adanya penanganan dalam menghadapi bonus
demografi yang menutup di masa depan. Dengan adanya perhitungan mengenai
bonus demografi yang diketahui dan masa bonus demografi akan berhenti bisa
menjadi acuan dasar dalam membuat kebijakan-kebijakan yang diperlukan agar
tepat guna. Bloom dkk (2003) mengatakan kebijakan yang perlu diperhatikan
dalam bonus demografi adalah dengan memperhatikan kesehatan publik, keluarga
berencana, pendidikan, kebijkan ekonomi, keterbukaan perdagangan, dan
tabungan masyarakat.
Namun pada kenyataannya pemahaman pada bonus demografi sangatlah
terbatas dan hanya beberapa instansi saja yang mengetahui bonus demografi yang
terjadi dan instansi lain belum tahu menahu mengenai bonus demografi yang
terjadi. Hal ini menunjukkan bahwasannya pengetahuan informasi bonus
demografi belum merata karena tidak semua instansi mengetahui dan memahami
padahal hal ini bisa menjadi lewatnya suatu peluang yang seharusnya bisa
dimaksimalkan.
Dengan tidak tahunya mengenai informasi dan pemahaman mengenai
bonus demografi, membuat bonus demografi yang awalnya merupakan peluang
dan kentungan akan berbalik menjadi sebuah ancaman yang akan merugikan.
Ancaman pertama adalah masuknya perusahaan asing yang berinvestasi
membangun perusahaan suatu wilayah dan pekerjanya adalah warga negara asing
dari asal perusahaan tersebut, masalahnya bukan hanya pada penyerapan tenaga
kerja namun malah menimbulkan ancaman dari sisi kesehatan karena pekerja
asing adalah pria sehingga kebutuhan seksualnya tak terpenuhi sehingga dalam
menyalurkan kebutuhan seksualnya adalah dengan melakukan hubungan seksual
dengan warga lokal sehingga penyebaran HIV AIDS meningkat. Masalah pertama
ini yang awalnya kerugian ekonomi nyatanya juga mendatangkan masalah pada
kesehatan. Masalah kedua adalah pemekaran wilayah yang memberi beban pada
APBD sehingga berimbas lebih jauh lagi pada tidak optimalnya pelayanan
pemerintah pada masyarakat. Berikutnya ancaman yang muncul adalah angka
putus sekolah dan pernikahan dini ternyata juga muncul akibat ancaman dari
kurangnya pemahaman bonus demografi. Kemiskinan ternyata juga menjadi
ancaman dari kurang pemahaman dari bonus demografi yang terjadi.
Kerugian atau ancaman dari minimnya pemahaman mengenai bonus
demografi sangat banyak dan bisa mengancam pada sektor selain ekonomi
sehingga perlu diketahui pula bagaimana pemanfaatan bonus demografi yang
dimiliki bisa dijadikan keuntungan. Bonus demografi merupakan rekayasa
kependudukan melalui program keluarga berencana sejak 1970 untuk menekan
angka kelahiran dan kematian yang bertujuan memberikan proporsi penduduk
yang produktif. Tujuan awal dari keluarga berencana yang pada awalnya adalah
membatasi jumlah anak dalam keluarga kini mulai bergeser pada peningkatan
kualitas keluarga, hal ini memang lebih baik daripada pembatasan jumlah anak
karena kualitas anak lebih diperlukan.
Potensi pemnafaatan bonus demografi bisa dilakukan melalui dinas tenaga
kerja melalui pelatihan-pelatihan yang bisa memberi pengajaran keahlian kepada
para masyarakat khususnya para masyarakat yang muda, kedua adalah melalui
dinas perindustrian yang bisa dilakukan dengan pendampingan pada pelaku
industri dalam pemberian izin, legalitas, atau pemasaran. Berikutnya yang ketiga
adalah melalui dinas koperasi dan UMKM yang membantu penyediaan bantuan
keuangan modal pengembangan usaha yang dirasa perlu bagi para pengusaha
dalam membesarkan UMKM yang dimiliki. Peran ketiga instansi tersebut
sangatlah baik karena bisa bersinergi dengan masyarakat dalam melaksanakan
peluang bonus demografi yang dimiliki.

Kesimpulan :

Bonus demografi bisa dilihat dari nilai dibawah 45% pada ketergantungan
umur. Ketidakpahaman terhadap bonus demografi dapat menyebabkan ancaman
masuknya perusahaan dan tenaga kerja asing, pemekaran wilayah menjadi beban
APDB, tidak optimalnya layanan pemerintah, angka putus sekolah meningkat,
perkawinan dini, dan kemiskinan. Pemanfaatan bonus demografi bisa dilakukan
bersama-sama dengan dinas tenaga kerja, dinas perindustrian, dan dinas koperasi
dan UMKM.

Saran :

Bonus demografi merupakan keuntungan yang besar untuk itu perlu


adanya penyampaian dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah agar semua
pemerintah dari semua tingkatan mengetahui tentang bonus demografi yang
didapatkan dan dapat dipahami, setelah itu pemerintah daerah perlu
menyampaikan bonus demografi kepada masyarakat agar secara bersama bisa
memanfaatkan bonus demografi secara maksimal.

Sumber Artikel 1:

Jurnal Keluarga Berencana Vol. 4 No. 2 Tahun 2019 dengan judul “Kebijakan
dan Potensi Daerah Menghadapi Bonus Demografi Menutup (Transisi Demografi
Lanjut)” oleh Darojad Nurjono Agung Nugroho.
( https://ejurnal.bkkbn.go.id/kkb )
Nama : Wensi Audina

NBI : 1231900195
Prodi : Ekonomi Pembangunan
Mata Kuliah / Kelas : Ekonomi Sumber Daya Manusia / M
Dosen Kuliah : Dr. Arga Christian Sitohang, S.E., M.M.

Type : Tugas Individu


Artikel 2 :
Tanggapan Terhadap Artikel 2 :

Pengangguran merupakan masyarakat yang tidak melakukan pekerjaan


dan tidak mendapatkan pendapatan atau pemasukan keuangan bagi diri sendiri
maupun pada keluarganya sehingga bisa menjadi permasalahan bagi suatu daerah
bila jumlah penganggurannya sangatlah banyak. Lalu muncul pertanyaan
bagaimana bila pertumbuhan suatu daerah meningkat diikuti dengan pertumbuhan
jumlah penduduknya akan dipengaruhi dari adanya pengangguran.
Pertumbuhan ekonomi yang tidak diikuti dengan hasil produksi yang
meningkat atau stagnan menyebabkan jumlah pengangguran akan terus selalu
bertambah, hal ini terjadi karena produksi barang yang dengan jumlah tetap akan
membuat pemenuhan kebutuhan masyarakat menjadi berkurang dan masyarakat
tidak bisa memenuhi kebutuhannya yang mengakibatkan terbatasnya alat yang
dikelola untuk pemanfaatan sumber daya alam yang dimiliki suatu daerah. Hal ini
akan membuat ketersedediaan barang menjadi sedikit dengan prinsip demand
suppy ketersediaan barang yang sedikit justru akan membuat harga barang
tersebut meningkat yang membuat hanya beberapa masyarakat yang bisa
menikmati barang tersebut. Dengan tidak bisa terpenuhinya kebutuhan
masyarakat terhadapa kebutuhan yang diperlukan memberi peran pengangguran
tergolong dalam masyarakat miskin karena kesusahan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Semakin bertambahnya jumlah penduduk usia kerja tapi tidak diimbangi
dengan penyerapan tenaga kerja yang baik akan menambah jumah pengangguran
terus meningkat apalagi bila ada program migrasi yang membuat penduduk luar
daerah tersebut mendapatkan pekerjaan lebih cepat dibandigkan dengan para
masyarakat lokal. Penyerapan tenaga kerja yang kurang ini membuat
pembangunan ekonomi mengalami kendala maka pengendalian jumlah penduduk
dan penyerapan tenaga kerja perlu dilakukan.Besarnya populasi yang ada pada
suatu daerah akan mendatangkan masalah bagi pemerintah karena harus
menyediakan lapangan pekerjaan yang banyak padahal belum tentu suatu wilayah
tersebut bisa memenuhi kebutuhan tenaga kerja.
Kesimpulan :

Pertumbuhan ekonomi harus diimbangi dengan peningkatan produksi


daerah. Pengendalian jumlah penduduk perlu dilakukan untuk memberikan
jumlah penduduk yang proporsional. Penyerapan tenaga kerja yang tidak optimal
membuat angka pengangguran tetap meningkat.

Saran :

Pemerintah diharapkan bisa membantu permasalahan ini dengan


memberikan kebijakan-kebijakan yang lebih memprioritaskan dahulu penduduk
lokal daripada penduduk luar wilayah untuk mendapat pekerjaan di daerahnya
sendiri, pendampingan peningkatan produksi hasil sumber daya alam daerah perlu
ditingkatkan, serta penyediaan lapangan kerja yang masif juga sangat diperlukan,
melakukan pelatihan pada para calon angkatan kerja sehingga bisa menekan
angka pengangguran.

Sumber Artikel 2 :

Jurnal Journal of Economics and Regional Science Vol. 1 No. 1 Tahun 2021
dengan judul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Penduduk
Terhadap Tingkat Pengangguran di Kabupaten Mimika” oleh Habel Taime dan
Putri Nadya Djaelani.
( https://www.ejournal.stiejb.ac.id/index.php/jurnal-esensi/article/view/137/88 )

Anda mungkin juga menyukai