Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah pendekatan


kualitatif. Sugiyono (2012:9), mengatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang berlandaskan filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (natural
setting).
Pendekatan penelitian kualitatif dipilih oleh peneliti karena dalam
penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen kunci dan dalam
penelitiannya, peneliti diharuskan meneliti pada tempat yang alamiah,
peneliti tidak membuat suatu perlakuan tertentu, sehingga hasil penelitian
nantinya akan bersifat perspektif emic, yaitu hasil penelitian yang didapat
murni dari data yang ada di lapangan dan bukan menurut pandangan
peneliti.
Tujuan yang diinginkan dengan melakukan penelitian dengan
pendekatan kualitatif ini nantinya adalah hasil dari penelitian merupakan
murni dari apa yang terjadi di lapangan dan tidak ada campur tangan dari
perspektif pribadi peneliti.
Pendekatan penelitian kualitatif ini dengan cara mengumpulkan data
secara deskriptif berkaitan dengan kerjasama SMK Jurusan Pedalangan
dengan DU/DI dalam perspektif konservasi budaya dalam bentuk laporan
uraian yang diperoleh dari catatan lapangan, observasi, wawancara,
dokumentasi, dan sebagainya. Data yang didapatkan tersebut di analisis
secara berkelanjutan sejak awal hingga akhir penelitian. Penelitian ini akan
mengungkap tentang kerjasama SMKN 12 Surabaya Jurusan Pedalangan
Dengan DU/DI Dalam Perspektif Konservasi Budaya, inti dari penelitian
ini ada pada seluruh konteks dan telaah yang dilakukan secara mendalam
terhadap sumber data yang didapatkan, sehingga penelitian ini bisa

48
49

menjawab dan menganalisis datat tersebut sehingga dapat dipaparkan


melalui laporan yang kompleks.

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penilitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus merupakan strategi yang
lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how
dan why, bila penelitian hanya memeiliki sedikit peluang, untuk
mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus
penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam
konteks kehidupan nyata selain itu, penelitian studi kasus dapat dibedakan
menjadi 3 tipe, yaitu studi kasus eksplanatoris, eksploratoris, dan
deskriptif.
Dalam penelitian ini yang dijadikan kasus deskriptif adalah profil
kerjasama SMKN 12 Surabaya Jurusan Pedalangan dan Usaha yang
Dilakukan SMKN 12 Surabaya Jurusan Pedalangan dengan DU/DI dalam
Perspektif Konservasi Budaya. Rancangan penelitian ini diawali dengan
penyusunan pedoman pengumpulan data melalui observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Pedoman penelitian ini berisi tentang pertanyaan yang
berfokus pada Kerjasama SMK Jurusan Pedalangan dengan DU/DI dalam
Perspektif Konservasi Budaya di SMKN 12 Surabaya, baik mencakup
profil kerjasamanya ataupun usaha yang dilakukan dalam konservasi
budayanya. Data yang terkumpul dikelompokkan menurut jenis materi
data sumber informasi.
Penelitian dilakukan di SMKN 12 Surabaya, tempat DU/DI, dan
instasi lain yang ikut berperan dalam upaya pelestarian budaya wayang
gagrag jawa timur. Informan yang akan diambil adalah kepala sekolah,
wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat, DU/DI, siswa jurusan
pedalangan, ketua jurusan pedalangan, guru jurusan pedalangan SMKN 12
Surabaya, dan pihak yang ikut serta dalam usaha pelestarian budaya
wayang gagrag Jawa Timur.
50

Johnson dan Cristensen dalam Ulfatin (2015:163), mengatakan bahwa


penelitian kualitatif dengan metode studi kasus memiliki tahapan sebagai
berikut: (1) menyeleksi topik penelitian, (2) menentukan masalah dan
topik, (3) mendeasin rancangan, (4) mengumpulkan data, (5) menganalisis
data, (6) menggenaralisasikan temuan, (7) memvalidasi temuan, (8)
menulis laporan penelitian.
Tahapan yang dilakukan peneliti sesuai dengan pendapat Johson dan
Cristensen dalam Ulfatin (2015:163), yaiu (1) menyeleksi dan memilih
topik kerjasama SMK Jurusan Pedalangan dengan DU/DI dalam
Perspektif Konservasi Budaya, (2) menentukan SMKN 12 Surabaya yang
memiliki jurusan pedalangan yang bekerja sama pula dengan DU/DI untuk
konservasi budaya, (3) mendesain rancangan menggunakan penelitian
kualitatif dengan metode studi kasus, (4) mengumpulkan data dengan
metode wawancara, observasi, dan dokumentasi, (5) analisis data
menggunakan kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan,
(6) menggenaralisasikan temuan sesuai dengan fokus dan menarik
kesimpulan, (7) validasi hasil temuan menggunakan uji keabsahan data,
(8) tahap terakhir yang dilakukan adalah menyusun laporan penelitian.
Tahapan penelitian dapat disajikan pada gambar 3.1 berikut ini:

Menyeleksi Menentukan Mendesain


topik topik penelitian rancangan
penelitian

Menulis Mengumpulkan
laporan data
penelitian

Memvalidasi Menggenaralisa Menganalisis


temuan sikan temuan data

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Studi Kasus


Sumber : Ulfatin (2013:158)
51

C. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian yang utama dilakukan di SMKN 12 Surabaya Jl.


Siwalankerto Permai No. 1 A, Siwalankerto, Wonocolo, Kota Surabaya,
Jawa Timur. Pada awalnya berdiri kelompok karawitan yang terletak di
Taman Budaya Jawa Timur Jl. Gentengkali No. 85 Surabaya, seiring
perkembangan zaman dan jumlah siswa, dibangunlah Sekolah Menengah
Karawitan Indonesia (SMKI) SMKN 9 Surabaya di Jl. Siwalankerto
Permai NO. 1 A Surabaya. Pada tahun 1989 dibuka jurusan seni rupa yang
akhirnya memisahkan diri dengan dibuatkannya gedung sendiri di
belakang sekolah SMKI dengan nama Sekolah Menengah Seni Rupa
(SMSR) SMKN 11 Surabaya. Dengan melihat kondisi serta
perkembangannya, kemudian kedua sekolah tersebut disatukan kembali
pada tanggal 14 Nopember 2012 oleh pemerintah kota Surabaya dan
menjadi SMKN 12 Surabaya.
Alasan memilih lokasi sekolah ini dikarenakan sekolah khususnya
sekolah menengah kejuruan yang memiliki jurusan perdalangan hanya ada
5 di Indonesia dan salah satu yang memiliki adalah SMKN 12 Surabaya.
Yang membedakan SMKN 12 Surabaya dengan 4 sekolah lain yang
memiliki jurusan perdalangan adalah d SMKN 12 Surabaya lebih berfokus
pada perdalangan budaya kesenian wayang gagrag jawa timur, hal inilah
yang membedakan dengan 4 sekolah lain yang memiliki jurusan
perdalangan. Dengan alasan tersebut dirasa sangat cocok dengan penelitian
yang akan dilakukan yaitu penelitian tentang konservasi budaya kesenian
wayang gagrag jawa timur.
Tempat penelitian lain yang dibutuhkan oleh peneliti bersifat
kondisional karena menyesuaikan dari narasumber lain yang dibutuhkan
datanya, yaitu dari Dunia Usaha / Dunia Industri yang bekerjasama dengan
SMKN 12 Surabaya Jurusan Perdalangan dan juga dari alumni dari SMKN
12 Surabaya Jurusan Perdalangan, serta juga dari pihak-pihak yang terkait
mengenai konservasi budaya. Agar mudah dicari, lokasi penelitian terlihat
pada gambar 3.2 berikut:
52

Gambar 3.2 Lokasi Penelitian


Sumber : Google Maps 2017

D. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dirasa sangat penting, dikarenakan pendekatan yang


dipakai adalah pendekatan kualitatif yang memposisikan peneliti sebagai
instrumen kunci penelitian dan juga karena dalam penelitian kualitatif
harus bersifat perspektif emic, maka peneliti harus benar-benar hadir untuk
mengetahui kondisi langsung lapangan agar mengetahui data asli yang
ada di lapangan dan tidak menjadikan hasil penelitian ditulis dalam
perspektif pribadi peneliti. Kehadiran peneliti pada penelitian haruslah
tidak melakukan perlakuan terhadap lapangan agar data yang didapat
benar-benar bersifat alamiah (natural setting).
Peneliti harus selalu hadir di lapangan dan berhubungan dengan
langsung dengan subjek untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penelitian. Peneliti hadir di salah satu kegiatan yang dilakukan para siswa
jurusan pedalangan di Sekolah dan juga peneliti hadir secara langsung di
tempat DU/DI untuk mengetahui kondisi langsung dari lokasi penelitian
yang dilakukan. Keterlibatan dan pengamatan dapat dilakukan sebagai
salah satu ciri utama penelitian ini. Untuk itu, pengkajian terhadap
kerjasama SMKN 12 Surabaya Jurusan Pedalangan dengan DU/DI dalam
53

Perskpektif Konservasi Budaya dan hasil yang didaptkan peneliti harus


dipaparkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Kehadiran peneliti tidak hanya sebatas hadir, namun adanya peneliti di
lapangan untuk mendapatkan data melalui sumber data yang telah
ditentukan untuk semakin memperdalam data yang dibutuhkan untuk
menjawab fokus penelitian, selain itu peneliti hadir di lapangan untuk
melihat peristiwa dan kejadian yang terjadi untuk semakin mengetahui
secara langsung kondisi lapangan dan dapat menjadi data tambahan yang
diperoleh secara langsung.

E. Data dan Sumber Data

1. Data
Ruslan (2008:26) mengatakan bahwa data adalah suatu unsur atau
komponen dalam melaksanakan penelitian. Data menjadi peran kunci
dalam setiap penelitian, karena bila tidak ada data, maka tidak ada
penelitian dan data yang ada di dalam penelitian haruslah merupakan
data yang benar, bila data tersebut salah, maka akan memberikan
informasi yang salah.
Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua unsur atau
komponen yang didapatkan oleh peneliti yang nantinya data tersebut
dapat menjawab fokus penelitian yang telah ditentukan.
2. Sumber Data
Arikunto (2008:189) mengatakan yang dimaksud dengan sumber
data adalah subyek penelitian dimana data menempel. Sumber data
dapat berupa benda, gerak, manusia, tempat dan sebagainya. Dalam
pebetuan sumber data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik sampling yaitu purposive sampling, yang artinya adalah adanya
beberapa pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti karena peneliti
ingin mendapatkan tujuan yang ingin dicapai. Pertimbangan tersebut
misalnya adalah sumber tersebut dirasa paling mengetahui tentang
54

fokus penelitian, atau sumber tersebut memiliki kedudukan yang tinggi


sehingga memiliki informasi yang lebih.
Lofland dan Lofland dalam Moleong (2012:157), menerangkan
bahwa jenis sumber data utana dalam penelitian kualitatif adalah kata-
kata dan tindakan, sedangkan selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain.
a. Kata-kata dan tindakan
Kata-kata dan tindakan didapat peneliti melaui wawancara atau
observasi dengan cara bertanya maupun mengamati. Sumber data
utama yang didapatkan dicatat secara tertulis atau menggunakan
media bantu kamera maupun alat perekam suara/video. Dalam
penelitian ini, sumber data utama didapatkan dari observasi dan
wawancara, untuk sumber data utama dalam penelitian ini didapat
dari beberapa narasumber yang dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Sumber Data Utama


Jenis Sumber Data Sumber Data
Kepala Sekolah
Waka Humas
Informan Kunci Ketua Jurusan Pedalangan
Dunia Usaha / Dunia Industri
Guru Jurusan Pedalangan

b. Dokumen tertulis
Moloeng (2012:159), menjelaskan bahwa sumber data tertulis
meliputi buku, majalah ilmiah, disertasi, atau tesis, jurnal
pertemuan hasil penelitian, dan arsip-arsip penting. Dalam
penelitian ini, sumber data dokumen tertulis didapatkan dari
dokumen yang dapat diperoleh dari sekolah maupun DU/DI, hasil
penelitian terdahulu dari skripsi maupun jurnal, serta dari buku
cetak.
c. Foto
Bogdan dan Biklen dalam Moloeng (2012:160),
mengkategorikan jenis foto menjadi dua, yaitu foto yang dihasilkan
55

oleh peneliti sendiri dan foto yang diambil atau dihasilkan oleh
orang lain. Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan foto dengan
cata memotret foto kegiatan yang sesuai dengan fokus penelitian,
serta peneliti medapat foto yang dimiliki oleh sekolah maupun
DU/DI.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis


bagi peneliti, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peniliti
tidak akan mendapatkan data yang dibutuhkan untuk penelitian.
Dalam rangka memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menetapkan
beberapa metode yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data yang
sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu :
1. Observasi
Nasution dalam Sugiyono (2012:310), menyatakan bahwa
observasi adalah semua ilmu pengetahuan. Peneliti dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi. Untuk menyesuaikan dengan tujuan
penelitian, peneliti memakai jenis observasi terus terang dalam
penelitian yang akan dilakukan. Observasi terus terang dilakukan
dengan cara menyatakan secara terus terang kepada sumber data,
bahwa peneliti sedang melakukan penelitian untuk mencari data yang
dibutuhkan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi
mengenai bentuk kerjasama dual system yang dilakukan SMKN 12
Surabaya Jurusan Pedalangan dengan DU/DI dan kegiatan yang
dilakukan dalam usaha pelestarian budaya yang dilakukan SMKN 12
Surabaya dengan DU/DI serta peneliti melakukan observasi mengenai
proses internalisasi nilai budaya yang di berikan melalui pengamatan
langsung dari proses pembelajaran yang dilakukan Jurusan Pedalangan
SMKN 12 Surabaya.
56

2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan data
secara lebih mendalam mengenai profil kerjasama dan usaha yang
dilakukan SMKN 12 Surabaya Jurusan Pedalangan dalam Konservasi
Budaya dari narasumber. Untuk mendapatkan data yang diinginkan,
peneliti menggunakan jenis wawancara semiterstruktur, dengan
wawancara semiterstruktur, peneliti dapat meminta pendapat, ide-ide,
maupun gagasan dari narasumber dengan tujuan untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka. Wawancara jenis ini dilakukan oleh
peneliti melalui jawaban yang diberikan dari pertanyaan yang telah
dibuat, namun menimbulkan pertanyaan lain, sehingga peneliti perlu
menanyakan pertanyaan lain lagi di luar pertanyaan yang telah
tersusun guna mendapatkan data yang dibutuhkan. Wawancara
semistruktur dilakukan peneliti dengan menggunakan alat bantu seperti
tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat membantu
pelaksanaan wawancara secara lancar. Dalam penelitian ini, peneliti
merancang beberapa pertanyaan yang diaukan kepada kepala sekolah,
waka humas, ketua jurusan pedalangan, guru jurusan pedalangan, dan
siswa jurusan pedalangan SMKN 12 Surabaya, serta DU/DI.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berupa gambar, tulisan, atau karya monumental. Studi
dokumentasi menjadi pelengkap dari metode observasi dan
wawancara, karena hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan
lebih dapat dipercaya bila di dukung dengan adanya bukti dokumen.
Dalam penelitian ini dokumen yang ingin didapatkan oleh peneliti
diantaranya adalah dokumen foto mengenai usaha konservasi budaya
yang sudah dilakukan, dokumen surat kerjasama, sturktur sekolah, data
rekap siswa jurusan pedalangan, dan dokumen-dokumen pendukung
yang bisa di dapat di SMKN 12 Surabaya, DU/DI ataupun dari luar.
G. Teknik Analisis Data
57

1. Kondensasi data
Miles, dkk (2014:12) menjelaskan bahwa kondensasi data
merupakan langkah awal dalam menganalisa data. Adapun tujuan dari
kondensai adalah mempermudah memamhami data yang telah
dikumpulkan para proes pengumpulan data. Kondensasi data merujuk
pada proses memilih pokok permasalahan yang sesuai dengan fokus
penelitian dan menyederhanakan dalam bentuk rangkuman. Kondesasi
data mengacu pada proses pemilihan, memfokuskan,
menyederhanakan, mengabstrakkan, dan mentransformasikan data
yang mendekati keseluruhan bagian dari catatan-catatan lapangan
secara tertulis, transkrip wawancara, dokumentasi, dan materi empiris
lainnya. Pada tahap kondensasi data, penenliti mengumpulkan hasil
wawancata, observasi, dan dokumentasi,selain itu penenliti melakukan
pengkodean data yang didapatkan.
Tahapan kondensasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini
adalah (1) peneliti merangkum hasil catatan lapangan selama proses
penelitian yang masih berlangsung dalam bentuk kasar ke dalam
bentuk yang mudah dipahami, (2) peneliti menyusun satuan wujud
kalimat-kalimat faktual dalam bentuk paragraf penuh berkaitan dengan
fokus, (3) peneliti membuat pengkodean pada setiap satuan. Tujuan
pembuatan koding tersebut untuk lebih mudah menelusuri data atau
sumber data yang didapatkan.
2. Penyajian data
Penyajian data dilakukan setalah peneliti melakukan kondensasi
data yang telah didapatkan. Data yang disajikan dianggap bisa
menjawab permasalahan penelitian. Data yang disajikan disampaikan
dalam bentuk utama teks yang bersifat deskriptif dan bentuk
pendukung lain berupa grafik, matrik, jejaring kerja, dan chart,
kemudian data yang disajikan dari hasil reduksi tersebut diolah,
dianalisis, dan dihubungkan dengan teori yang mendukung dan sesuai
dengan fokus penelitian.
58

Penyajian data dilakukan secara tersusun agar menjadi sistematis


dan dapat diambil maknanya, karena biasanya data yang terkumpul
secara tidak sistematis akan bercampur dengan data-data yang lain.
Dengan penyajian data akan membantu memahami apa yang terjadi,
merencanakan langkah selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami. Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data secara naratif
dengan mendeskripsikan hasil dari kondenasi data dari fokus penelitian
profil kerjasam dan usaha yang dilakukan SMKN 12 Surabaya Jurusan
Pedalangan dengan DU/DI dalam pelestarian budaya.
3. Verifikasi Data
Berdasarkan data yang telah disajikan, peneliti mencoba untuk
menarik kesimpulan. Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan
bisa berubah bila tidak ditemukan bukti yang mendukung dan
menguatkan pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi bila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung dengan
adanya bukti yang valid yang mampu memnguatkan pada saat peneliti
kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan
yang diambil bersifat kredibel.
Data yang sudah kredibel dan sudah terverifikasi akan dijadikan
landasan dalam melakukan penarikan kesimpulan. Kesimpulan yang
didapat menjadi inti dari penelitian yang dilakukan serta menjadi
gambaran bagi peneliti untuk menggambarkan pendapat akhir. Dalam
penelitian ini, kesimpulan didapatkan setelah semua data mengenai
fokus profil kerjasama dan usaha yang dilakukan SMKN 12 Surabaya
Jurusan Pedalangan dengan DU/DI dalam pelestarian budaya telah
terkumpul. Kesimpulan dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi
sebuah kesimpulan yang berlum pernah ada dan dapat menjawab
fokus penelitian.

H. Uji Keabsahan Data


59

Dalam penelitian kualitatif, uji keabsahan data sangat diperlukan untuk


mengetahui kevalidan dan kesesuaian dari data yang diperoleh dengan data
yang sebenarnya terjadi di lapangan. Sugiyono (2013:366), mengatakan uji
keabsahan data dapat dilakukan melaui teknik uji kredibilitas,
transferabilitas, depenabilitas, dan konfirmabilitas.
1. Uji Kredibiltas
Uji kredibilitas dalam penelitian ini yaitu menggunakan triangulasi,
membercheck, dan kecukupan referensial.
a. Triangulasi
Wiersma dalam Sugiyono (2013:372), mengatakan bahwa
triangulasi dalam uji kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu.
Dengan demikian penelitian ini terdapat triangulasi sumber dan
triangulasi teknik.
1) Triangulasi sumber
Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas
dilkaukan dengan cara mengecek beberapa data yang diperoleh
melalui berbagai sumber. Pada penelitian ini, peniliti akan
melakukan penelitian mengenai Kerjasama SMK Jurusan
Pedalangan Dengan DU/DI Dalam Perspektif Konservasi
Budaya di SMKN 12 Surabaya, maka pengumpulan data
dilakukan kepada kepala sekolah, waka humas, ketua jurusan
pedalangan, DU/DI, siswa jurusan pedalangan, dan guru
jurusan pedalangan. Kemudian para sumber tersebut di
deskripsikan dan dikategorikan mana pandangan yang sama
dan mana pandangan yang berbeda serta mana data yang lebih
spesifik dari berbagai sumber data tersebut.
2) Triangulasi teknik
Triangulasi teknik dilakukan untuk menguji kredibilitas
dengan cara mengecek data kepada sumber dengan teknik yang
berbeda. Semisal data diperoleh dengan teknik wawancara, lalu
dicek dengan teknik observasi, dokumentasi. Bila dengan
60

ketiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut


mengahasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan
penelitian yang lebih lanjut guna menemukan data yang
dianggap paling benar atau mungkin semuanya benar, namun
memiliki perspektif yang berbeda-beda.
b. Membercheck
Membercheck dilakukan untuk mengecek data yang diperoleh
peneliti kepada sumber data. Tujuannya adalah untuk mengetahui
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data. Apabla data yang ditemukan
disepakati oleh pemeberi data, makadata tersebut dapat dikatakan
valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila tidak
disepakati, maka perlu ada diskusi ulang, dan apabila perbedaan
antara data yang diperoleh peneliti dengan pemeberi data, maka
peneliti perlu merubah temuannya. Tujuan lain dari membercheck
adalah agar laporan penulisan penelitian sesuai dengan apa yang
dimaksud oleh sumber data dan informan. Pelaksanaan
membercheck dilakukan dengan meminta tanda tangan kepada
pemberi data untuk menyetujui data yang diperoleh peneliti agar
data yang diperoleh semakin lebih valid, dan juga sebagai bukti
bahwa peneliti telah melakukan membercheck.
c. Kecukupan referensi
Kecukupan referensi didapatkan melaui sumber-sumber
pustaka yang diadapatkan melalui buku maupun jurnal baik
nasional maupun internasional yang mendukung penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Referensi yang didapatkan dari buku
maupun jurnal dipilah-pilah yang sesuai untuk mendukung materi
yang dibahas oleh peneliti dan bisa menjadi acuan dalam
kelancaran pengerjaan penelitian ini. Referensi yang diapakai
berbagai macam, namun yang menjadi initi adalah referensi
mengenai kerjasama dan usaha konservasi budaya.
d. Ketekunan penelitian
61

Ketekunan penelitian memiliki arti melakukan pengamatan


secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dalam penelitian ini,
peneliti melakukan ketekunan penelitian melalui membaca
berbagai literasi yang sesuai dengan judul dan fokus penelitian
atau dari dokumen maupun studi terdahulu yang sesuai. Ketekunan
penelitian dilakukan peneliti agar membantu dalam hal pengecekan
terhadap data yang telah ditemukan. Sehingga keabsahan data yang
diperoleh dapat diketahui oleh peneliti.
2. Uji Transferabilitas
Teknik ini digunakan agar orang lain dapat memahami hasi
penelitian kualitatif yang dilakukan, sehingga kemungkinan untuk
dapat diaplikasikan di tempat lain, maka peneliti dalam menyusun
laporan harus memberikan uraian secara rinci, jelas, sistematis, dan
dapat dipercaya. Dengan demikian pembaca dengan jelas memahami
hasil penelitian, sehingga dapat dijadikan referensi atau dapat
mengaplikasikan hasil penelitian di tempat lain.
3. Uji Depenabilitas
Uji depenabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap
keseluruhan proses penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor yang
independen, atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas
peneliti dalam melakukan penelitian. Bagaimana peneliti melakukan
penelitian, menentukan sumber data, melakukan analisis data,
melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus
dapat ditunjukkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, uji depenabilitas
dilakukan oleh peneliti dengan semua hasil penelitian diserahkan
kepada dosen pembimbing.
4. Uji Konfirmabilitas
Uji konfirmabilitas disebut juga dengan uji obyektivitas. Penelitian
dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati oleh banyak
orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmabilitas berarti menguji
hasil penelitian, dikatikan dengan proses yang dilakukan, maka
penelitian tersebut telah memenuhi standart konfirmabilitas. Dalam uji
62

konfirmabilitas penelitian ini, peneliti menekankan perspektif emic,


dimana perspektif ini menekankan pada keobyektifan hasil penelitin
yang dilakukan dan tidak menitik beratkan pada perspektif pribadi
peneliti namun data yang dilaporkan merupakan data yang benar ada
dan terjadi di lapangan.

I. Tahap-Tahap Penelitian

Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2012:127), mengemukakan


bahwa tahapan penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga tahapan,
yaitu tahap pra lapangan, tahapan kegiatan lapangan, dan tahapan analisis
intensif. Tahapan penelitian merupakan serangakain peristiwa penelitian
yang dimulai dari pra penelitian sampai dengan laporan penelitain selesasi.
1. Tahapan pra lapangan
Tahapan pra lapangan ini adalah tahapan dimana peneliti
menentukan tema, latar, dan subjek penelitin. Pada tahap ini peneliti
melakukan observasi studi pendahuluan di SMKN 12 Surabaya
khususnya ke jurusan pedalangan disana untuk menentukan sumber
data, informasi yang tepat dan melihat kondisi latar belakang
penelitian, serta untuk mengetahui kondisi lapangan secara langsung
sebagai persiapan. Setelah desain penelitian selesai, kemudian peneliti
membuat draft instrumen pertanyaan studi pendahuluan terkait fokus
yang akan diteliti.
2. Tahapan lapangan
Tahapan lapangan merupakan tahap yang dilakukan dengan
menjaring fakta dan bukti otentik dengan metode yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kemudian menganalisis,
memahami secara intensif akan peristiwa yang terjadi di lapangan.
Pada tahap ini peneliti setelah medapatkan izin untuk melakukan
penelitian,langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data dengan cara
sebagaimana mestinya yang telah diuraikan, digunakaan untuk
menjawab fokus penelitian dengan cermat dan obyektif serta
63

menganalisis data dengan menggunakan metode yang telah dijelaskan


dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
3. Tahapan analisis intensif
Tahapan pada tahap ini adalah menyusun hasil penelitian dalam
bentuk tulisan secara sistematis, logis, dan obyektif, serta dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam penyusunan laporan hasil penelitian,
peneliti membuat laporan sesuai dengan buku pedoman penulisan
karya ilmiah Universitas Negeri Surabaya dan selalu berkonsultasi
dengan dosen pembimbing penelitian.

Anda mungkin juga menyukai