Anda di halaman 1dari 7

1.

Adanya pandemi memberikan dampak terhadap ekonomi bagi seluruh dunia,


diperkirakan ada sebesar 25 juta orang di seluruh dunia kehilangan pekerjaannya
karena UMKM yang dimiliki tidak mampu bertahan, turunnya kuantitas ekspor dan
impor, terbatasinya moda transportasi yang ada, menurunnya angka wisatawan, dan
obligasi serta pasar saham yang ikut terganggu. Secara global dampak adanya
pandemi terhadap pembangunan ekonomi terjadi sesuai dengan status negara tersebut,
secara relatif dampak pandemi terhadap pembangunan ekonomi akan terasa jauh lebih
berat pada negara-negara menengah dan miskin. Banyak sektor yang terhambat akibat
adanya pandemi covid-19 dapat dilihat dari 2 sudut pandang ekonomi yaitu melalui
sudut pandang permintaan dan penawaran, yang ditunjukkan dari sudut pandang
permintaan terdiri dari pengurangan konsumsi, pengurangan kegiatan pariwisata,
bertambahanya biaya transportasi, kemudian dari sudut pandang penawaran yang
terjadi adalah penurunan produktivitas pekerja, penurunan investasi, dan
terganggunya distribusi secara global. Berikutnya dampak ekonomi pembangunan
dalam kurun waktu sekarang ini adalah beban utang negara yang meningkat serta
pendapatan negara yang berkurang. Namun meskipun berbagai sektor terdampak
tetapi ada 3 sektor yang tidak terdampak covid-19 bagi pembangunan ekonomi, ketiga
sektor tersebut adalah sektor pertanian, sektor informasi dan komunikasi, serta sektor
jasa kesehatan dan kegiatan sosial.

Sumber artikel :
a. Jurnal Kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia Vol. 9 No. 1
Tahun 2020 dengan judul “Strategi Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Melalui
Sektor UMKM dan Pariwisata” oleh Edy Sutrisno.
b. Jurnal Simposium Nasional Keuangan Negara Tahun 2020 Hal. 995-1115 dengan
judul “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadapa Pertumbuhan Ekonomi Negara-
Negara Terdampak” oleh Dedi Junaedi dan Faisal Salistia.
c. Jurnal CSIS Commentaries DMRU-015 tahun 2020 dengan judul “Mengukur
Dampak Covid-19 pada Pertumbuhan Ekonomi dan Perdagangan Indonesia
2020” oleh Yose Rizal Damuri dan Fajar Hirawan.
d. Jurnal The Indonesian Journal of Development Planning Vol. 4 No. 2 Tahun 2020
dengan judul “Covid-19, New Normal dan Perencanaan pembangunan Indonesia”
oleh Muhyiddin.
e. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol. 5 No. 3 Tahun 2021 dengan judul
“Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Perdagangan
Komoditas Pertanian di Indonesia” oleh Fitria Naimatu Sadiyah.

2. Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi agar
mampu berjalan kembali setelah mengalami dampak dari adanya pandemi secara
global. Pemerintah sebagai pengelola kebijakan perekonomian harus mengatasi
permasalahan pandemi dengan mengedepankan 2 hal yaitu dari kesehatan untuk
menekan jumlah penyebaran dan juga dari ekonomi guna mempercepat pemulihan
ekonomi masyarakat. Pemerintah dalam membuat kebijakan penangan ekonomi harus
berdasarkan pada kepentingan umum dengan menganalisa secara menyeluruh
sebelum mengeluarkan kebijkan sehingga kebijakan yang dilaksanakan tepat sasaran
dan sesuai tujuan pemulihan ekonomi. Wujud nyata peran pemerintah dalam
melaksanakan pemulihan ekonomi ini adalah dengan adanya program Pemulihan
Ekonomi Nasional atau lebih dikenal dengan program PEN. Dalam Program
Pemulihan Ekonomi tersebut pemerintah memberikan Bantuan Langsung Tunai
(BLT) kepada masyarakat sebagai stimulus tidak lupa juga dengan penurunan biaya
listrik dan penurunan biaya Bahan Bakar Mesin (BBM) yang merupakan pengeluaran
rumah tangga utama, serta bantuan sembako. Berikutnya pemerintah berkoordinasi
dengan Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas ekonomi dan sistem keuangan
memberi kebijakan pemotongan suku bunga, stabilisasi dan penguatan rupiah, dan
memberikan bantuan usaha kepada korporasi tertentu dari 100 miliar sampai 1 triliun
rupiah. Selain dari pemerintah pusat, peran pemerintah daerah juga penting bagi
pemuliahan ekonomis secara nasional, salah satu peran pemerintah dari Organisasi
Perangkat Daerah (ODP) sudah saling berkoordinasi untuk memberikan pelatihan dan
pendampingan pada para pelaku ekonomi dan UMKM meskipun masih belum
berjalan dengan baik.

Sumber artikel :
a. Jurnal Ilmu Administrasi Negara Vol. 11 No. 1 Tahun 2021 dengan judul
“Optimalisasi Sektor Unggulan Kota Surabaya Dalam Pemulihan Ekonomi Pasca
Pandemi Covid 19” oleh Anggraeny Puspitaningtyas.
b. Jurnal Ilmu Ekonomi Vol. 2 No. 1 Tahun 2021 dengan judul “Peran dan
Kebijakan Pemerintah Indonesia di Masa Pandemi Covid-19” oleh Nurul Hanifa
dan Ladi Wajuba.
c. Jurnal Politik Indonesia dan Global Vol. 1 No. 2 Tahun 2020 dengan judul
“Strategi Pemerintah Indonesia Dalam Menangani Wabah Covid 19 Dari
Perspektif Ekonomi” oleh Saleha Mufida, Cempaka Timur, dan Suryanto Djoko
Waluyo.
d. Jurnal Majalah Hukum Nasional Vol. 51 No. 1 Tahun 2021 dengan judul
“Dominasi Peran Pemerintah Dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional di Masa
Covid 19” oleh Nuralia.
e. Jurnal Prosiding Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
Tahun 2020 dengan judul “Kekuatan Dasar Pemulihan Ekonomi Pasca Covid di
Kabupaten Kapuas Halu” oleh M. Ali Nasrun.

3.

Jumlah wisatawan pantai prigi Trenggalek


120000

100000

80000
Jumlah wisatawan pantai prigi
60000

40000

20000

0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Tahun Jumlah Kunjungan


2011 80.875
2012 81.567
2013 88.374
2014 82.211
2015 90.251
2016 77.256
2017 98.450
2018 89.675
2019 88.654
2020 (per januari- 46.581
oktober)

Dari data kunjungan wisatawan pantai prigi di kabupaten Trenggalek tersebut selama
periode 2010-2020 mengalami fluktuasi jumlah pengunjugnya di setiap tahun.
Fluktuasi yang terjadi juga berakibat pada fluktuasi Pendapatan Asli Daerah yang
didapatkan oleh kabupaten. Pengunjung paling banyak terjadi pada tahun 2017 hal ini
terjadi dikarenakan kemungkinan adanya promosi secara gencar pada tahun tersebut
serta adanya pemebenahan dan perbaikan fasilitas-fasilitas yang ada. Pemasara daerah
wisata yang dilakukan merupakan tindakan yang baik guna tetap menjaga adanya
pengunjung yang berwisata. Namun jumlah pengunjung mengalami penurunan yang
sangat drastis pada tahun 2020 karena adanya pandemi yang mana akses terhadap
semua tempat wisata sempat ditutup total. Pada penutupan ini tak terkecuali pantai
prigi juga menerima dampaknya, dengan tidak adanya pengunjung mengakibatkan
para pedagang yang ada di sektiaran pantai prigi tidak mendapatkan penghasilan dan
pendapatan asli daerah Trenggalek berkurang dengan signifikan. Meskipun dengan
adanya pandemi covid 19 tetapi jumlah pengunjung yang datang masih lebih dari 50%
dari rata-rata jumlah pengunjung tahun-tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan
bahwa pantai prigi masih memiliki daya tarik wisata bagi masyarakat.

Tabel Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten


Trenggalek Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha 2011-2020

No Lapangan usaha Tahun


Dalam persen
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 Pertanian, 29,2 30,09 30,45 31,15 31,42 30,9 29,93 28,36 27,22 28,05
kehutanan dan 1 2
perikanan
2 Pertambangan 7,20 6,58 6,25 6,49 6,49 6,32 6,34 6,37 6,18 5,91
3 Industri 14,4 14,18 13,97 14,02 14,08 14,0 14,57 15,44 16,13 16,82
pengolahan 0 5
4 Pengadaan listrik 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04
dan gas
5 Pengadaan air, 0,06 0,06 0,06 0,06 0,5 0,05 0,06 0,05 0,05 0,06
pengelolaan
limbah
6 Konstruksi 7,27 7,33 7,44 7,67 7,40 7,57 7,74 7,75 7,58 7,13
7 Perdagangan 16,7 16,23 16,04 15,25 15,04 15,4 15,57 15,99 16,21 14,99
besar 5 3
8 Transportasi 1,24 1,23 1,27 1,33 1,36 1,38 1,46 1,51 1,59 1,52
9 Akomodasi 1,65 1,67 1,71 1,76 1,82 1,89 1,97 2,01 2,07 1,94
makanan
minuman
10 Infomasi 4,86 5,07 5,25 5,09 5,11 5,16 5,22 5,17 5,28 5,75
komunikasi
11 Jasa keuangan 2,33 2,47 2,57 2,57 2,60 2,67 2,68 2,68 2,65 2,68
12 Real estate 1,99 1,96 1,98 1,90 1,96 1,94 1,95 2,01 2,05 215
13 Jasa perusahaan 0,24 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,26 0,27 0,27 0,26
14 Administrasi 4,92 4,94 4,68 4,29 4,23 4,29 4,23 4,35 4,52 4,58
pemerintah
15 Jasa pendidikan 4,26 4,48 4,67 4,63 4,58 4,52 4,49 4,45 4,55 4,76
16 Jasa kesehatan 0,78 0,79 0,79 0,82 0,82 0,81 0,84 0,85 0,87 0,97
17 Jasa lainnya 2,80 2,64 2,59 2,70 2,76 2,71 2,68 2,72 2,74 2,37

4. Berdasarakan paparan data PDRB kabupaten trenggalek berdasar lapangan usaha


selama periode 2010-2020 ditemukan bahwasanya pada semua sektor mengalami
fluktuasi dan tidak ada sektor yang secara konsisten menunjukkan kenaikkan ataupun
penurunan. Sektor primer yang terdiri dari pertanian dan pertambangan menunjukkan
bahwasannya pada sektor pertanian mengalami kenaikan secara terus menerus dari
tahun 2011-2015 namun mengalami penurunan berturut-turut juga dari 2016-2020
sedangkan sektor pertambangan raihan tertinggi diperoleh di tahun 2011 dengan
perolehan paling tinggi dan di tahun berikutnya tidak pernah menyentuh angka yang
sama dengan tahun 2011. Berikutnya dari sektor sekunder yang terdiri dari sektor
industri pengolahan, pengadaan listrik dan gas, pengadaan air dan pengelolaan
limbah, kontruksi menunjukkan fluktuasi dengan perolehan sektor industri dan
konstruksi paling tinggi sama-sama terjadi di tahun 2018, sedangkan sektor
pengadaan listrik dan gas stagnan di angka 0,03% dan 0,04% dan sektor pengadaan
air dan pengelolaan limbah stagnan di angka 0,05% dan 0,06%. Untuk sektor lainnya
yang merupakan sektor tersier menunjukkan angka tertinggi diperoleh sektor
perdagangan besar di tahun 2011 sedangkan angka terendah diperoleh sektor jasa
perusahaan di tahun 2011 juga.

5. Pandemi covid-19 memberikan dampak yang signifikan bagi semua negara dan semua
kalangan terutama pada segi pembangunan ekonomi, namun bila dibiarkan tanpa
adanya penangan tentu akan semakin memperburuk ekonomi. Untuk itu perlu adanya
strategi yang tepat guna untuk mengatasi permasalahan karena adanya pandemi covid
19, pembangunan ekonomi covid 19 dapat dilakukan melalui berbagai cara
diantaranya para pemilik UMKM melakukan penyusunan strategi wirausaha melalui
segementasi usaha, target konsumen, dan pemposisian diri serta faktor pendukung
yang bisa mempengaruhinya adalah promosi, pelayanan yang baik, penghargaan
kepada konsumen, afiliasi dan modal sosial. Selain itu stretegi pembangunan ekonomi
paska pandemi dapat dilakukan dengan peran serta pemerintah sebagai regulator
untuk mendorong sumber daya manusia dan sumber daya alam yang dimiliki
dikembangkan potensinya secara maksimal dengan pemanfaatan media teknologi
demi menciptakan ekonomi digital dan kreatif. Selain pada UMKM, pembukaan akses
pariwisata juga bisa menjadi cara dalam pembangunan ekonomi paska pandemi
dengan tidak lupa memperhatikan penataan akomodasi, transportasi, stimulus pajak,
bimbingan teknis, dan penguatan terhadap permintaan dan penawaran pariwisata.

Sumber artikel :
a. Jurnal Teknologi dan Informasi Bisnis Vol. 3 No. 1 Tahun 2021 dengan judul
“Strategi Pemulihan Pemasaran UMKM di Masa Pandemi Covid 19 Pada Sektor
Ekonomi Kreatif” oleh Ade Onny Siagian.
b. Jurnal Majalah Media Perencana Vol. 1 No. 1 Tahun 2020 dengan judul “Strategi
Pemulihan Perekonomian Terdampak Covid 19 Melalui Perencanaan
Pembangunan Sumber Daya Manusia Unggul Berbasis 4.0” oleh M. Tomtom
Makmur.
c. Jurnal Majalah Media Perencana Vol. 1 No. 1 Tahun 2020 dengan judul “Strategi
Pemulihan Ekonomi Sektor Pariwisata Pasca Covid 19” oleh Andi Setyo
Pambudi dkk.
d. Power Point Gubernur Jawa Tengah Tahun 2020 dengan judul “Strategi
Pemulihan Ekonomi Pasca Covid 19 Pada Bidang Energi Terbarukan” oleh
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
e. Jurnal Universitas Kristen Krida Wacana Tahun 2020 dengan judul “Strategi
Pemulihan Ekonomi Desa Sukamekar Pasca Pandemi Covid 19” oleh Rendi
Saipul Anwar dan Endi Putro.

Anda mungkin juga menyukai