PROPOSAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penulisan Skripsi Jenjang Strata Satu (S1)
Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Tadulako
Disusun Oleh:
AYUANDANI
D101 18 127
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Ayuandani
Stambuk : D101 18 127
Bagian : Hukum Perdata
Judul : Analisa Hukum Tentang Kontrak Jasa Konstruksi Menurut
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017
Palu, 2021
Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Diseminarkan Pada Seminar Proposal.
PEMBIMBING:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Dr. Nurul Miqat, S.H., M.Kn. Ratu Ratna Korompot, S.H., M.Hum.
NIP. 197812052005012002 NIP. 197408252008012012
Mengetahui,
Dekan Fakultas Hukum
Universitas Tadulako
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
D. Kegunaan Penelitian ................................................................... 3
E. Metode Penelitian ....................................................................... 4
1 Penjelasan Umum Paragraf 5, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
1
Jasa Konstruksi dengan fakta yang terjadi di lapangan. Seperti pengaturan
mengenai cakupan kontrak kerja konstruksi dalam pasal 47 ayat 1 huruf e
yang berbunyi : “penggunaan tenaga kerja konstruksi, memuat
kewajiban mempekerjakan tenaga kerja konstruksi bersertifikat”.
Sedangkan Keberadaan dan eksistensi tenaga kerja yang tidak
bersertifikat pada proyek konstruksi sangat nyata. Bahkan lebih dari
delapan puluh persen tenaga kerja konstruksi yang ada di indonesia
didominasi oleh pekerja yang tidak bersertifikat. Data yang didapat dari
Badan Pusat Statistik (BPS, 2018) diketahui bahwa tenaga kerja
konstruksi yang ada di Indonsia saat ini berjumlah 8,3 juta. Dari jumlah
tersebut, tenaga kerja bersertifikat hanya sebesar 7,4% saja, sedangkan
tenaga kerja tidak bersertifikat sebesar 92,6% (data LPJKN, Januari
2019).2
2
B . Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
D. Kegunaan penelitian
3
memberikan penjelasan mengenai permasalahan kontark
jasa konstruksi tentang tenaga kerja konstruksi yang tidak
bersertifikat.
E. Metode penelitian
a. Jenis Penelitian
4
peraturan-peraturan yang tertulis atau bahan-bahan hukum lainnya.
Dalam penelitian ini, penulis akan mengumpulkan dan
menganalisis berbagai peraturan tertulis maupun bahan hukum
lainnya dengan tujuan menemukan jawaban dan menjelaskan
apakah tenaga kerja konstruksi yang tak bersertifikat dilindungi
oleh undang undang.
b. Sumber Data
5
d. Metode Analisa Data
Pengolahan analisis bahan hukum pada hakekatnya
merupakan kegiatan untuk melakukan analisa terhadap
permasalahan yang akan dibahas.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Dengan adanya kontrak konstruksi selalu ada pihak-pihak
yang terikat dalam kontrak konstruksi. Adapun pihak-pihak yang
terlibat dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang jasa
konstruksi yakni : 1. Pengguna Jasa
2. Penyedia Jasa
Penyedia Jasa dalam ketentuan umum adalah pemberi layanan
jasa konstruksi.6
3. Subpenyedia jasa
Bahwa dalam ketentuan umum yang dimaksud subpeyedia jasa
adalah pemberi layanan jasa konstruksi kepada penyedia jasa.7
8
asas “kebebasan berkontrak” asas ini diatur dalam pasal 1338
KUHPerdata yang berbunyi:
9
Asas kebebasan berkontrak tetap memiliki batasan-batasan,
yaitu tidak boleh bertentangan dengan undang-undang,
ketertiban umum, maupun kesusilaan
3. Validasi Kontrak
Seacara umum elemen-elemen yang menjadikan sebuah
kontrak sah atau tidak adalah sebagai berikut:
1) Konsiderasi/pertimbangan
2) Kompetensi/kecakapan
3) Tidak cacat (not void)
4) Kehendak bebas (dibuat dengan kesadaran dan tanpa
paksaan)
10
niat dari kedua belah pihak untuk membuat sebuah kontrak yang
mengikat. Poin penting dalam istilah ini adalah bahwa kedua belah pihak
saling memahami maksud dari apa yang diperjanjikan
4. Komunikasi Kontrak
Komunikasi kontrak merupakan cara berkomunikasi antara pihak yang
berkontrak. Dalam industri konstruksi, komunikasi kontrak secara umum
diawali dengan penerbitan undangan untuk tender oleh pihak pengguna
jasa. Undangan ini biasanya diumumkan di media massa seperti Koran
maupun secara online. Para kontraktor dan penyedia jasa yang
tertarik kemudian memasukkan penawaran. Dilanjutkan proses tender
oleh tim tender yang akan menunjuk pemenangnya. Pihak pengguna jasa
kemudian akan menerbitkan sebuah letter of intent yang diberikan kepada
pemenang tender. Setelah semua proses penyusunan draft kontrak selesai
dinegosiasikan oleh para pihak, pengguna jasa akan menerbitkan “surat
perintah mulai kerja” dan “surat perjanjian” untuk kemudian ditanda
tangani oleh kedua belah pihak.
5. Pembentukan Kontrak
Sebuah perjanjian dapat terbentuk apabila terjadi sebuah
penawaran (offer) yang diberikan oleh satu pihak dan kemudian diterima
11
yaitu penawaran yang bersifat spesifik dan penawaran yang bersifat
umum (terbuka). Penawaran spesifik berarti bahwa penawaran tersebut
ditujukan khusus untuk pihak tertentu yang diharapkan bisa
memenuhi dan menerima tawaran tersebut.
Penerimaan (acceptance) merupakan sebuah ekspresi penerimaan
atas penawaran yang diberikan oleh salah satu pihak. Dengan
diterimanya sebuah penawaran, berarti penawaran sudah tidak lagi
tersedia bagi pihak lainnya.
12
Istilah-istilah dan bahasa yang digunakan dalam kontrak tidak
boleh ambigu atau memiliki makna ganda. Apabila bahasa dan istilah
dalam kontrak ambigu, maka perlu dilakukan penafsiran kontrak.
13
pelanggaran terhadap warranties menyebabkan pihak lain berhak
menerima ganti rugi tetapi tidak mengakhiri sebuah kontrak konstruksi.8
Tenaga kerja adalah orang yang siap masuk dalam pasar kerja
sesuai dengan upah yang ditawarkan oleh penyedia pekerjaan. Jumlah
tenaga kerja dihitung dari penduduk usia produktif (umur 15 thn–65 thn)
yang masuk kategori angkatan kerja (labourforce). Kondisi di negara
berkembang pada umumnya memiliki tingkat pengangguran yang jauh
lebih tinggi dari angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini
terjadi karena ukuran sektor informal masih cukup besar sebagai salah
satu lapangan nafkah bagi tenaga kerja tidak terdidik. Sektor informal
tersebut dianggap sebagai katup pengaman bagi pengangguran.9
9 E.St. Harahap, 2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 854
14
E. Hak-Hak Tenaga Kerja Pada Perusahaan
a. Pengupahan Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan para
pekerja, Serikat Pekerja memperjuangkan adanya perbaikan
syaratsyarat kerja melalui penyempurnaan pengupahan, di mana
Upah Minimum Regional (UMR) atau Upah Minimum Propinsi
(UMP) ditetapkan secara bertahap agar setara dengan kebutuhan
hidup minimum (KHM).
15
tangga, dalam bidang hiperkes, ergonomi, keselamatan dan
kesehatan kerja. Upaya memberikan perlindungan bagi para
pekerja wanita dilaksanakan dengan melibatkan peran masyarakat,
khususnya organisasi wanita untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan dan pelatihan. Perlindungan dan pengawasan terhadap
hal yang membahayakan keselamatan dan masa depan anak yang
terpaksa bekerja terus ditingkatkan. Upaya perlindungan dilakukan
melalui penerapan norma kerja, yang mencakup peningkatan
penegakan hukum (law enforcement) terhadap ketentuan-ketentuan
dasar bagi anak yang terpaksa bekerja, antara lain berupa
pembatasan jam kerja tidak lebih dari 4 jam sehari, tidak
mempekerjakan pada malam hari, pemberian waktu dan
kesempatan untuk mengikuti pendidikan, dan pelaksanaan
pemberian upah sesuai dengan Upah Minimum Propinsi (UMP).
d. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Upaya perlindungan pekerja
dilaksanakan melalui kegiatan pengawasan dan penerapan norma
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta pembudayaan K3 di
perusahaan. Pengawasan atas pelaksanaan norma K3 di
perusahaan, meliputi pengawasan teknis terhadap bahaya
penggunaan alat mekanik, proses produksi, bahaya penggunaan
listrik, dan lingkungan kerja. Penyebarluasan dan penerapan K3,
dilaksanakan melalui pengembangan dan pembentukan panitia
pembina keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3).
16
f. Program Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Tenaga Kerja
Program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan Tenaga Kerja
bertujuan meningkatkan produktivitas dan sekaligus kemampuan,
keahlian dan keterampilan para pekerja.
17
F. Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi
18
Masa Berlaku, dan Permohonan Baru Sertifikat Tenaga Kerja Ahli
Konstruksi
10.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Munir Fuady. 1998. Kontrak Pemborongan Mega Proyek.
Bandung: Citra Adtya Kartini.
E.St. Harahap. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
B. Undang-undang
Undang-undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi
19
C. Jurnal
Amri Gunasti, “PENERAPAN MANAJEMEN SUMBER
DAYA MANUSIA PADA TENAGA KERJA
D. Internet http://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/5206
diakses pada tanggal 22 oktober 2021, pukul 14.46 WITA
https://bsn.go.id/uploads/download/Sistem_sertifikasi_TK_
Konstr_041020161.pdf diakses pada tanggal 22 oktober
20