Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL USAHA

BAKWAN HUNGARIA
“Cita Rasa Kentang Indonesia”

Owner :
Nama Perusahaan :Bakwan Hungaria
Bidang Usaha
:Kuliner
Jenis Produk
:Bakwan Berbahan Kentang
PROPOSAL USAHA
BAKWAN
HUNGARIA
“Cita Rasa Kentang Indonesia”

A. DATA PRIBADI
Nama :
Tempat dan Tgl lahir :
Jenis kelamin : LAKI-LAKI
Alamat :
Agama : ISLAM
Pekerjaan : MAHASISWA
Nomor KTP :
No.HP :
Email :

B. DATA USAHA
Nama Perusahaan : BAKWAN
HUNGARIA Bidang Usaha : KULINER
Jenis Produk : BAKWAN BERBAHAN KENTANG
Lokasi Usaha : JL. SRIJAYA NEGARA BUKIT BESAR, PALEMBANG
Slogan Usaha : “Cita Rasa Kentang Indonesia ”

C. DASAR PEMIKIRAN

Menciptakan peluang usaha dibidang kuliner merupakan salah satu


bentuk usaha yang potensial dalam rangka pendapatan laba yang besar, salah
satunya kuliner berbentuk jajan an ringan yang bisa mendapatkan sebuah nilai
potensial keuntungan di li ngkungan perkotaan, pedesaan maupun lingkungan
kampus.
Belakangan ini kuiner yang sifatnya simple dan inovatif serta memiliki
rasa yang berbeda banyak digemari oleh kalangan pelajar, mahasiswa dan
masyarakat umum khususnya kuliner yang sifatnya jajanan ringan.
Dengan melihat peluang tersebut maka saya tertarik untuk mendirikan
usaha dibidang kuliner yang memiliki c iri khas yang berbeda dengan kuliner
yang lain. Kuliner yang akan saya tawarkan adalah sejenis bakwan namun
bahan yang digunakan untuk membuat bakwan ini bukanlah wartel ataupun
sayuran akan
tetapi saya mengkombinasikan anatara potongan -potongan kentang yang diselimuti
oleh gandum dan kemudian digoreng.
Usaha ini saya namakan BAKWAN HUNGARIA karena sebelumnya ada
makanan yang sejenis bakwan di Hungaria yang dinamakan STRAPACSKA
yang terbuat dari potongan kentang, menemukan ide dari sana maka saya
mencoba mengkombinasikan antara nama makanan indonesia dengan nama
Hungaria.

D. TUJUAN

1. Menciptakan lapangan kerja sendiri


2. Memiliki penghasilan sendiri
3. Menciptakan inovasi kuliner yang baru dan digemari banyak orang
4. Mengurangi tingkat pengangguran dengan membuka cabang di beberapa lokasi
5. Mengurangi beban pengeluaran keluarga

E. DETAIL PRODUK (bahan baku, proses, dan kapasitas)

1. Bakwan yang kami sajikan berbeda dengan bakwan yang sering dijual di
Warung Kopi maupun yang ada di pinggiran jalan karena bahan baku
yang kami
tawarkan berbeda dengan yang biasanya yaitu kentang yang dipotong kecil
-kecil kemudian digoreng setelah dicampurkan dengan baha n baku yang
disediakan, serta disajikan dengan rasa yang unik dan menarik.
2. Dalam sehari produksi bakwan yang kami hasilkan sebanyak 200 buah
dengan 2 inovasi rasa yang berbeda yaitu OBH “Original Bakwan Hungaria”
dan Buffering “Bakwan Pedas Gurih dan Garing” , sehingga dapat diprediksi
dalam satu bulan kami dapat menjual sebanyak 5000 bakwan dengan harga
bahan baku per buah sebesar Rp 400,- dan harga jual per buah sebesar Rp
1.000, -.
3. Laba bersih yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 1.750 .000,00 perbulan.
4. Tempat usaha ini direncanakan di Politeknik Negeri Sriwijaya Jalan srijaya
Negara Bukit Besar Palembang, lokasi ini saya pilih karena tempatnya
sangat strategis untuk dipasarkan karena kebanyakan mahasiswa lebih
memilih untuk membeli makanan-makanan ringan ketika sedang istirahat
maupun sedang bersantai -santai di kantin .

F. PASAR dan STRATEGI PEMASARAN

1. Target pasar
Target Pasar terutama adalah Mahasiswa di Politeknik Negeri Sriwijaya,
Mahasiswa Universitas Sriwijaya dan seluruh masyarakat yang berdomisili
disekitar Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang .
Berdasarkan survei yang saya lakukan, disekitar Jl. Srijaya Negara Bukit
Besar Palembang belum ada usaha yang menjual produk yang sama.
Dalam jangka panjang saya yakin usaha ini berpotensi untuk dikembangkan
dan dibuka cabang ditempat yang berbeda .

2. Strategi Pemasaran
 Slogan Bakwan Hungaria, adalah “Cita Rasa Kentang Indonesia CAMKOHA”
 Pembuatan Gerobak Dorong yang unik dan menarik
 Bermitra dengan kantin -kantin sekolah dan perguruan tinggi
 Menerima Pesanan untuk acara
 Promosi akan dil akukan melalui jaringan social media ( BlackBerry
Messanger, Facebook, Twitter, Pamflet, Brosur, Radio ).
 Komitmen pelayanan kami adalah; “Melayani Sepenuh Hati dengan
makan yang bersih dan bergizi”

G. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk menjalankan usaha Bakwan Hungaria ini saya dibantu oleh


seorang karyawan yang akan mengolah dalam proses produksi dan
pemasaran.

H. BIAYA PRODUKSI DAN KEBUTUHAN MODAL

1. Biaya Bahan Baku untuk 200 Bakwan, per Hari


No BAHAN VOLUME BIAYA JUMLAH
1 Kentang 4 KG 5.000 20.000
2 Telur 4 Butir 4.000 4.000
3 Bawang Putih 1 Ons 4.000 4.000
4 Penyedap 2 Bungkus 2.000 2.000
5 Terigu 2 KG 16.000 16.000
6 Saos Pedas 1 Botol 9.000 9.000
7 Minyak Goreng 1 Kemasan 25.000 25.000
Total 80.000

KETERANGAN:
Produksi dan Biaya Bahan Baku Bakwan Hungaria :
Tiap hari 200 Buah
Tiap bulan (25 hr) 5.000 Buah
Biaya Bahan baku per satuan produk 400
Biaya Bahan baku per bulan (5000 buah) 2.000.000
2 Kebutuhan Modal
N
o BAHAN VOLUME BIAYA JUMLAH
1 Biaya investasi
a. Gerobak 1 Unit 2.500.000 2.500.000
b. Alat Penggorengan 1 Unit 300.000 300.000
c. Spatula 1 Unit 50.000 50.000
d. Peniris Gorengan 1 Unit 50.000 50.000
e. Pemarut Kentang 1 Unit 300.000 300.000
f. LPJ 3 KG 1 Unit 150.000 150.000
g. Kompor Gas 1 Unit 300.000 300.000
Sub total 3.650.000
2 Biaya Operasional Per Bulan
-Bahan baku 1 bulan (25 hr) 5000 Buah 400 2.000.000
Oran
- Biaya tenaga kerja 1 g 1.000.000 1.000.000
- Biaya pemasaran dan kemasan 25 Hr 10.000 250.000
Sub total 3.250.000
Total Kebutuhan Modal 6.900.000

Proyeksi Pendapatan dan Biaya


No ITEM VOLUME JUMLAH TOTAL
1 Penjualan
Penjualan per bulan (25 hari) 5000 Buah 1.000 5.000.000
2 Biaya Produksi
-Bahan Baku 5000buahx Rp. 400 2.000.000
- Biaya tenaga kerja 1 Orang 1.000.000
- Biaya pemasaran dan kemasan 25 Hr 250.000
Total biaya 3.250.000,-
3 Keuntungan Rp. 1.750.000
I. KESIMPULAN

Proposal bisnis ini layak untuk dibiayai karena dari sisi analisis pengembangan usaha serta
peningkatan potensi usaha dapat lebih cepat untuk berkembang serta dari prospek
keuangan cukup menguntungkan dan memiliki prosfek pasar yang baik.

Palembang, 28 Mei 2013

Mengetahui

Fasilitator Pelatihan Peserta pelatihan

Moh. Mujayin xxxxxxxxxxxxxx


PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang Undang perkawinan No 01 Tahun 1974 Pasal 7 ayat 1,
perkawinan hanya dijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun (sembilan
belas ) tahun dan pihak wanita sudah mencapai 16 tahun (enam belas). Institusi yang
berwenang dalam pemberianijin dan pencatatan pernikahan adalah pemerintah desa
melalui kantor urusan agamanya (KUA).

Sedangkan pada pasal 1 ayat 1 bahwa untuk menjaga kesehatan suami isteri dan
keturunan, perlu ditetapkan batas - batas umur untuk perkawinan. Namun kenyataan di
beberapa daerah di Indonesia sering terjadi pelanggaran ketentuan undang–undang
tersebut. Daerah dikabupaten Indramayu, kasus pernikahan di bawah umur sering
terjadi. Menurut anggapan masyarakat setempat, dengan menikahkan anak-anak
mereka secepat mungkin masyarakat bermaksud untuk memindahkan tanggungjawab
sosial, moral dan terutama ekonominya kepada keluarga baru yang terbentuk. Jika tidak
segera menikah, maka akan menjadi beban sosial ,moral dan ekonomi pihak orang
tua. Biaya pendidikan yang mahal dan output pendidikan yang tidak bermutu,
membuat masyarakat memilih tidak menyekolahkan anaknya berlama-lama, sehingga jika
sudah ada jodoh atau pacar, orang tua akan cepat-cepat menikahkannya. Peristiwa
semacam itu dikarenakan desakan orang tua atau merasa malu dengan tetangga dan
sanak saudara jika sudah remaja namun belum menikah. Pernikahan di bawah umur
yang terjadi sebagai suatu strategi keluarga untuk secepat mungkin berpindah dari
tanggung jawab ekonomi yang lebih berat di masa yang akan datang. Namun demikian
ternyata kehidupan pasangan muda masih juga tergantung kepada orang tuanya
sehingga rawan konflik baik dengan pasangannya maupun dengan anggota
keluarga yang lain. Hal ini menyebabkan juga terjadinya kasus perceraian sehingga
wanita usia remaja di Indramayu telah menjadi janda dua atau tiga kali. Namun
anehnya masih ada yang bangga kalau sering bercerai karena menandakan mereka
laris dicari oleh lawan jenis. Pernikahan di bawah umur sebenarnya sudah disadari oleh
masyarakat banyak.

Mereka sudah mengetahui bahwa pernikahan dibawah umur adalah melanggar UU


Perkawinan. Hal ini dilihat dari indikasi bahwa mereka sengaja melakukan manipulasi
umur dengan membuat KTP baru. Tradisi manipulasi umur tersebut sudah menjadi
tradisi dan seolah-olah bukan sebagai pelanggaran terhadap undang-undang
perkawinan. Siklus yang biasa terjadi adalah seorang perempuan muda yang masih
duduk di bangku sekolah terjebak dalam pergaulan bebas dan banyak diantaranya yang
hamil di luar nikah. Agar hal tersebut tidak menjadi aib bagi keluarga , perempuan
tersebut dinikahkan dan harus keluar dari sekolah. Banyak diantara pernikahan yang
dilakukan tidak bertahan lama. Hal tersebut disebabkan keadaan rumah tangga di
bawah umur yang rentan terjadi konflik. Kasus yang banyak terjadi adalah suami yang
meninggalkan istri. Sementara itu, keadaan miris yang dirasakan seorang perempuan
dalam memperjuangkan hidup terlebih ketika sang anak telah lahir. Upaya pemerintah untuk
menanggulangi pernikahan dibawah umur yaitu dengan melakukan peraturan atau prosedur
yang berbelit-belit dan berbiaya mahal. Di samping itu pemerintah desa juga sering
elakukan sosialisasi UU perkawinan. Sosialisasi dilakukan untuk memberitahukan
dampak pernikahan dini melalui pentas seni, pengajian, nasehat perkawinan, maupun
penyuluhan - penyuluhan di forum komunitas remaja. Namun upaya tersebut tidak berhasil
membendung adanya pernikahan di bawah umur.
Meskipun demikian, Indramayu memiliki potensi besar. Indramayu dikenal oleh
masyarakat luas dengan julukan kota mangga. Hal ini di sebabkan di Indramayu
terdapat bermacam–macam jenis manga seperti ,mangga harum manis, mangga cengkir
(mangga indramayu), mangga bapang, mangga kueni, mangga gedong (mangga apel),
mangga mana lagi,dan masih banyak lagi lainnya dengan ber bagai karakteristik, tekstur
dan rasa. Ber macam – macam jenis mangga tersebut dapat diolah menjadi produk makanan
antara lain, dodol, manisan, keripik,dan sebagainya.

Oleh karena itu, melihat fenomena yang banyak terjadi pemberdayaan dilakukan dengan
sasaran perempuan - perempuan korban perceraian atau janda. Hal tersebut
dimaksudkan agar para janda dapat menciptakan produk yang bermanfaat dan memiliki
nilai jual guna menopang kebutuhan hidup. Selain itu, pemberdayaan ini dilakukan
guna memperkenalkan potensi produk olahan makanan yang terbuat dari buah khas
Indramayu yaitu mangga.

R. umusan Masalah

Dari latar belakang diatas, rumusan masalah dalam proposal pemberdayaan ini sebagai
berikut :
1. Bagaimana cara mendampingi perempuan korban perceraian di Kabupaten
Indramayu untuk meningkatkan taraf kesejahteraan hidupnya?
2. Bagaimana cara mendampingi perempuan di Kabupaten Indramayu dalam
meningkatkan kesadarandampak pernikahan dini?
3. Bagaimana cara mendampingi perempuan korban perceraian di Kabupaten
Indramayu dalam mengembangkan potensi produk makanan khas Indramayu?

C.Tujuan

Dari rumusan masalah diatas,tujuan diadakan program pemberdayaan ini sebagai


berikut :
1. Untuk mengetahui cara mendampingi perempuan korban perceraian di
Kabupaten Indramayu dalam meningkatkan taraf kesejahteraan hidupnya.
2. Untuk mengetahui cara mendampingi perempuan di Kabupaten Indramayu dalam
meningkatkan kesadaran dampak pernikahan dini.
3. Untuk mengetahui cara mendampingi perempuan korban perceraian di
Kabupaten Indramayu dalam mengembangkan potensi produk makanan khas
indramayu.

D. Luaran yang Diharapkan

Setelah mengikuti program pemberdayaan ini diharapkan :


1. Perempuan di Kabupaten Indramayu dapat menjadi pelopor untuk berwirausaha
mengolah mangga sebagai produk khas dari Indramayu.
2. Perempuan di Kabupaten Indramayu dapat menjadi pelopor pencegahan
pernikahan dini.

E. Kegunaan

Kegunaan yang diharapkan dengan adanya program pemberdayaan ini sebagai


berikut :
1.
Memberdayakan perempuan korban perceraian di Indramayu.
2.
Mengurangi beban pemerintah desa dalam mengatas
i perempuan korban
perceraian.
F.
Gambaran Umum Masyarakat
Kasus pernikahan di bawah umur juga sering terjadi di
Kabupaten Indramayu
.
Banyak kasus perkawinan yang usia calon pengantinnya masih tergolong
di bawah
umur. Beberapa kasus bahwa anak
-
anak perempuan yang belum lulus SD sudah diikat
dalam pertunangan dan perkawinan akan dilakukan setelah menunggu lulus
sekolah.
Gambar
Data
Potensi Nikah Cerai Kabupaten Indramayu
Menurut data yan
g didapatkan, potensi nikah cerai di beberapa kecamatan di
Kabupaten Indramayu sangatlah tinggi setiap tahunnya. Seperti pada
gambar di atas
terlihat
potensi nikah cerai tertinggi terdapat di Kecamata
n Haurgeulis yaitu dengan
jumlah potensi nikah sebanyak 1360 dan potensi cerai sebanyak 248
setiap tahunnya.
Data tersebut diikuti pula beberapa kecamatan di bawahnya. Hal
tersebut
mengakibatkan Kabupaten Indramayu menjadi
salah satu
daerah yang memiliki angka
nikah cerai
tinggi di Indonesia dan banyak masyarakat sekitar yang memberikan
sebutan bagi perempuan korban perceraian atau janda muda dengan
sebutan RCTI
(Randa Cilik Turunan Indramayu).

Terlepas dari potensi nikah cerai,


Indram
ayu
m
emiliki dataran luas
yang
menjadikan
daerah ini
sebagai salah satu daerah pemasok produksi beras nasional.
Walaupun bukan penghasil padi terbesar, namun masyarakat Indramayu
umumnya
memiliki mata pencaharian sebagai petani, karena sebagian besar wilay
ah Indramayu
merupakan lahan pertanian, bahkan bisa ditemukan persawahan walaupun
berada di
pusat kota Indramayu.
Dengan luas wilayah sekitar 2.000,99
km
2
, l
etak Kabupaten Indramayu cukup
strategis karena berbatasan langsung dengan laut Jawa di sebelah
utara, Kabupaten
Cirebon di tenggara, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Sumedang di
sebelah
selatan, serta Kabupaten Subang di sebelah barat.
Selain padi, komoditas pertanian yang
ada di Kabupaten Indramayu seperti mangga, tebu, kopi, kelapa dan
jambu met
e
menjadi komoditas unggulan.
Selain itu, ada juga beberapa jenis hasil industri unggulan yaitu batik tulis,
bordir,
kerajinan kayu ukir, dan kerajinan rotan.
Ada pula produk unggulan Kabupaten
Indramayu yang berasal dari pemanfaatan potensi yang ada, beru
pa mangga, ikan dan
udang.
Mangga cengkir Indramayu memiliki ciri khas yang berbeda dengan
daerah
lainnya. Karena kekhasan serta keunggulannya dibandingkan dengan
mangga dari
daerah yang lain, hasil dari olahannya pun menghasilkan kualitas yang jauh
lebih
baik.
Karena mangga Indramayu mengandung
tepung dan tidak mengandung air
, maka dodol
mangga yang dihasilkan dari mangga Indramayu dapat disimpan sampai
dengan satu
tahun. Beberapa macam makanan bisa dihasilkan dari mangga seperti
dodol mangga,
manisan mang
ga, dan keripik mangga. Aneka macam makanan yang terbuat dari
mangga ini bisa juga menjadi salah satu alternatif oleh
-
oleh khas Indramayu.
G.
METODE PELAKSANAAN
Dalam rangka pemberdayaan RCTI di desa
Tulungagung
, akan dilakukan
beberapa metode agar kegiatan
dapat berjalan dengan baik dan terstruktur. Terdapat
beberapa langkah yang akan dilakukan yaitu mulai dari
observasi masyarakat yang akan
diberdayakan
,
Identifikasi kebutuhan program, Evaluasi program,
survei kelompok
sasaran,
Persiapan sarana dan prasarana, Penyediaan tempat pemasaran,
Pelaksanaan
dan proses pelatihan memasak,
dan evaluasi kegiatan. Dari beberapa tahap tersebut
dapat dirincikan sebagai berikut:
1.
Perencanaan
Program
a.
Mapping
m
asyarakat
yang diberdayakan
Sebelum
diadakan sebuah program pember
dayaan terlebih dahulu diadakan
mapping
untuk mengetahui
karakteristik masyarakat tersebut
.
Pada tahap ini akan
diketahui karakter, latar belakang masyarakat
dan program yang dibutuhkan
sesuai
dengan
permasalahan yang dialami
masyarakat Indramayu sebagai sasaran
pemberdayaan.
Seperti halnya prinsip pemberdayaan yang menghidari adanya
eksploitasi, dengan diketahuinya karakter ean latar belakang masyarakat
Indramayu
maka program yang dilakukan pun akan pro dan mendapat dukungan m
asyarakat
sehingga program kegiatan dapat berjalan dengan baik.
b.
Identifikasi kebutuhan program
Berdasarkan hasil
mapping
pada masyar
a
kat
di Kabupaten
Indra
ma
yu, tedapat
ba
nyak
perempuan yang menj
adi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di
luar negeri.
Kebanyakan dari meraka adalah
janda
(randa)
muda yang bercerai dengan suaminya
dan sudah memiliki anak. Alasan untuk menjadi TKW bukan karena
keinginan merka
sendiri, tetapi karena keadaan yang memaksa. Hal ini dapat dilihat dari
janda
-
janda
tersebut harus menanggung hidupnya dan anaknya sendiri tanpa suami.
Sedangkan
tenaga kerja perempuan di Indramayu dihargai dengan murah, selain
lapanagan kerja
yang kurang memadai. Oleh jarena itu mereka lebih memilih untuk
menjadi TKW
karena gaji meraka s
udah pasti dan cukup untuk menghidupi hidupnya dan anaknya.
Dari keterangan tersebut penulis memilih untuk memberdayakan janda
-
janda
yang ada di Indramyu untuk mengurangi banyaknya TKW keluar negeri.
Program
pemberdayaan yang dipilih adalah pelatihan memas
ak untuk membangun usaha kecil
dan mandiri masyarakat Indramayu
sesuai dengan sumber daya yang tersedia
.
Adapun
usaha kecil difokuskan pada potensi yang terdapat di Indramayu
yaitu mangga
.
D
a
ri
adanya program tersebut diharapkan ibu
-
ibu janda Indramayu dap
at membentuk usaha
kecil yang dapat menjadi penghasilannya sehingga mereka tidak perlu
menjadi TKW
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Selain itu, dapat pula menjadi sarana
untuk
mengenalkan Indramayu sebagai salah satu kabupaten penghasil mangga
dan
produ
k
makanan olahan dari mangga.
Setelah program difinalkan dengan rencana yang akan dil
akukan selanjutnya
adalah melihat
kelompok yang akan menjadi sasaran program. Dalam program ini
sasarannya adalah ibu
-
ibu janda muda Indramayu di desa
Tulungagung
yang biasa
disebut sebagi RCTI. Dalam tahap ini akan dilakukan
pengorganisasian untuk
mempermudah siapa saja yang akan diberdayakan, juga untuk pembagian
kelompok
sesuai dengan rencana dalam program. Disini juga akan dilakukan
sosialisasi pa
da
kelompok sa
saran agar program tersebut
dapat
dipahami, dite
rima atau di
kritisi
jika
dirasa kurang baik. Dalam sosialisasi program akan dijelaskan mengenai
rencana
program tersebut dan arah kedepannya sehingga masyarakat bisa mengetahui
apa yang
diharapkan dari progra
m tersebut, sehingga tidak terjadi miskomunikasi
dan salah
paham
yang akan memunculkan persepsi eksploitasi.
2.
Pelaksanaan
Program
Setelah tahapan
-
tahapn tersebut dilakukan, yang tidak lupa juga persiapan sarana
dan prasarana untuk itu disini akan
dipersiapkan beberapa perlengkapan dan peralatan
masak sesuai dengan usulan dan ide kreatif dari masyarakat. Beberapa
uang akan
disipakan diantaranya adalah kompor, pemanggang, wajan, pengukus dan lain
-
lain serta
bahan baku olahan yang akan dimasak. Selain
itu juga perlu disiakan distribusi untuk
pemasaran juga pengiklanan produk hasil olahan.
Setelah semua persiapan dilakukan tiba saatnya untuk pelaksanan
program,
sebelum masyarakat melakukan usaha kecil yang diharapkan, terlebih dahulu
diadakan
pelatihan
agar produk yang dihasilkan benar
-
benar berkualitras sehingga dapat
dipasarkan.
Dalam pelatihan ini akan didatangkan seorang wirausahawan yang akan
menjelaskan bagaimana membangun usaha yang maju sehingga dapat
berhasil. Selain
itu didatangkan pula
chef
y
ang akan mengajari memasak dengan baik dan benar
sehingga olahan yang dihasikan akan berkualitas tinggi dan banyak peminatnya.
Setelah
masyarkat memahami bagaimana berwirausaha
dan menghasilkan produk yang
ber
kualitas, mereka akan mulai membuat produk yang
lebih banyak dan memasarkanya
ke daerah
-
daerah sekitar.
3.
Evaluasi P
rogram
Dari program kegiatan yang telah direncanakan, kemudian dievaluasi
kelebihan
dan kekurangannya. Program pelatihan memasak untuk membentuk usaha
kecil ini
memang cocok bagi ibu
-
ibu
yang sudah tugasnya memasak. Tentu ini bukan hal baru
dan sulit untuk dilakukan, namun program ini bukan hanya mengandalkan
keahlian
memasak tetapi juga kreativitas dalam mengolah masakan sehingga
terlihat menarik.
Disini kelompok masyaraktlah yang akan me
nentukan jenis dan produk yang akan
mereka olah, atau dari pihak pemberdayaan akan mengusulkan beberapa
alternatif
pilihan yang dapat digunakan. Untuk pemasarannya, hasil dari produk
tersebut akan
dijual ke pasar
-
pasar sekitar Indramayu. Selain itu juga da
pat dijual di toko
-
toko dekat
jalan raya Pantura sebagai oleh
-
oleh khas Indramayu., sehingga tidak ada kendala
dalam pemasarannya. Dalam program ini dilakukan pembagian dalam
kelompok
-
kelompok kecil guna mempermudah dalam pemodalan dan pembagian peran
kerj
a. Hal
ini dilakukan kerana dalam diri setiap individu memiliki keahlian yang
berbeda
-
beda
sehingga dilakukan kerjasama untuk melengkapi satu sama lain agar
program dapat
berjalan dengan baik dan menghasilkan secara maksimal.
Setelah semua tahapan dilakuka
n, tahapan terakh
i
r yang har
us dilakukan adalah
mengevaluasi dari
pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kekurangan dan kesalahan yang mesih terjadi yang menjadi
kendala dalam
pelaksanaan program sehingga dapat dilakukan pe
nanganan dan ditinggka
n
agar lebih
baik lagi. Selain itu evaluasi juga digunakan untuk menemukan inovasi
-
inovasi baru
untuk mengembangkan hasil produksi agar lebih berkembang dan maju pesat.
Misalnya
menambah inovasi rasa pada olahan kripik mangga dengan r
asa pedas dll.
Selain itu,
melalui tahap ini
dapat diketahui kendala apa saja yang dihadapi selama pelaksanaan
dalam jangka beberapa waktu.
Setelah itu,
mencari solusi bersama masyarakat guna
memajukan program yang
telah dilaksanakan agar dapat
berkelanjutan dan
berkesinambungan.
H.
Rancangan Biaya
Bahan Habis Pakai
No.
Jenis pengeluaran biaya
B
iaya
1.
HVS kuarto 2 rim @ Rp. 40.000,
-
Rp.80.000,
-
2.
Tinta printer
2 buah @ Rp. 35.000,
-
Rp.70.000,
-
3.
Log Book 1 buah @ Rp. 30.000,
-
Rp.30.000,
-
4.
Ballpoint tinta 3 buah @ Rp. 10.000,
-
Rp.30.000,
-
5.
Fotokopi dan jilid proposal
Rp. 200.000,
-
6.
Konsumsi selama
kegiatan
Rp.1.000.000,
-
7.
Dokumentasi
Rp. 200.000,
-
Jumlah
Rp.1.610.000,
-
Peralatan penunjang
No.
Jenis pengeluaran biaya
B
iaya
1.
Mangga 5 kg
2.
Apel 5 kg
3.
Kapur sirih
4.
Aqua 5 galon
5.
Garam 5 bungkus
6.
Cabai rawit 1 kg
7.
Gas elpiji 5 buah
8.
Kompor 5 buah
9.
Selang gas 5 buah
10.
Mangkuk 10 buah
11.
Sendok 2 lusin
12.
Panci 5 buah
13.
Stoples 5 buah
14.
Baskom 5 buah
15.
Pisau stainless steel 10 buah
16
kulkas
Jumlah
Perjalanan dan Akomodasi
No.
Jenis pengeluaran biaya
B
iaya
1.
Mapping
lapangan 1 kali
Rp.200.000,
-
2.
Transportasi kegiatan 5 kali
Rp.1.000.000,
-
3.
Sewa pick
-
up pengangkut peralatan
Rp.1.500.000,
-
4.
Penginapan
Rp.700.000,
-
Jumlah
Rp.3.400.000,
Rekapitulasi Biaya
Bahan habis pakai
Rp.1.610.000,
-
Peralatan penunjang
Rp.4.990.000,
-
Perjalanan dan Akomodasi
Rp.3.400.000,
-
Jumlah
Rp.10.000.000,
-

I. Jadwal Kegiatan

BULAN KE
KETERANGAN
1 2 3 4
A. PERENCANAAN PROGRAM
1. Mapping Karesteristik Masyarakat 
2. Perizinan  
I. Jadwal Kegiatan
KETERANGAN
BULAN KE
-
1
2
3
4
A.
PERENCANAAN PROGRAM
1.
Mapping
Karaktersistik Masyarakat

2.
Perizinan


3.
Identifikasi Kebutuhan Program

B.
PELAKSANAAN PROGRAM
1.
Persiapan Sarana dan Prasarana

2.
Pelatihan Pembuatan Produk
Olahan Mangga

3.
Pembuatan Produk


4.
Pemasaran

C.
MONITORING
Pengelolaan Ma
najemen Keuangan dan Pasar


D.
EVALUASI

E.
PENYUSUNAN LAPORAN PROGRAM

Anda mungkin juga menyukai