Anda di halaman 1dari 5

Smart Class merupakan sistem kelas yang ramah protokol kesehatan dan dirancang

dengan memiliki perangkat penunjang serta fitur-fitur yang dapat meminimalkan terjadinya
kontak langsung dengan lingkungan. Hal ini tidak lain adalah untuk mencegah penularan
virus COVID 19. Sistem smart class tersebut diantaranya terdiri atas: bilik sterilisasi
otomatis, instlalasi cuci tangan otomatis, termogun kontrol, pintu otomatis, lampu kontrol,
LCD kontrol, tempat sampah otomatis, class sterilizer kontrol, serta kamera kontrol. Sistem
otomatisasi dibangun dengan menggunakan arduino dan sensor, sementara sistem kontrol
diintegrasikan dengan smartphone, sehingga dapat dioperasikan melalui aplikasi yang ada di
smartphone. Desain smart class adalah sebagaimana yang ditunjukkan oleh gambar 1
berikut:

Gambar 1. Desain Smart Class

Papan arduino (arduino board) adalah salah jenis papan yang saat ini sedang populer
untuk mempelajari ataupun mewujudkan berbagai proyek elektronika dan melibatkan
pemrograman. Papan arduino memerlukan perangkat lunak bernama arduino IDE untuk
keperluan memprogram papan Aruino. Arduino IDE menggunakan bahasa pemrograman
arduino. (Kadir. 2018:1). Perangkat arduino berperan sebagai mikrokontroler yang bersifat
open source, sehingga dapat diprogram melalui arduino IDE sesuai dengan kebutuhan.
Selanjutnya, arduino inilah yang kemudian digunakan pada sistem otomatisasi dan sistem
kontrol pada perangkat dan fitur smart class.
Perangkat yang pertama dalam sistem smart class yakni bilik sterilisasi otomatis.
Menurut Prof Dr rer nat Fredy Kurniawan MSi, guru besar Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS), bilik sterilisasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu bilik itu sendiri dan bahan
disinfektan yang digunakan. Tujuan dari bilik ini adalah membunuh mikroorganisme yang
menempel di badan atau di pakaian seseorang secara seketika (Rustami, 2020).
Bilik itu sendiri dibangun dengan menggunakan beberapa komponen, diantaranya
arduino UNO, sensor ultrasinok HC-SR04, relay, water pump high pressure, dan sprayer.
Sensor HC-SR04 merupakan salah satu jenis sensor sonar, yakni sensor yang menggunakan
suara ultrasonik untuk mendeteksi objek yang ada di hadapannya dan dapat digunkan untuk
menghitung jarak terhadap objek tersebut (Kadir, 2018). Sensor ini berperan sebagai
pendeteksi adanya objek pada bilik sterilisasi pada rentang jarak 0,02-4 m. Adanya objek
akan memberikan sinyal yang kemudian diteruskan pada sistem relay. Relay akan menutup
jika terdapat sinyal dari sensor, dan sebaliknya. Pada sitem inilah pengaturan penyemprotan
dapat dilakukan. Peyemprotan dilakukan dengan menggunakan water pump high pressure
untuk menaikkan cairan dan spray model kabut untuk menyemprotkan cairan desinfektan.
Posisi sprayer di letakkan pada beberapa titik pada bilik, sehingga dapat menjangkau setiap
sudut pada bilik sterilisasi, sehingga objek akan terkena cairan desinfrektan secara
menyeluruh (Trisetiyanto, 2020).
Perangkat selanjutnya adalah termogun kontrol. Termogun kontrol dibangun dengan
menggunakan Arduino Nano V3, sensor MLX90614, dan LCD OLED 128 x 64. Sensor
MLX90614 didesain khusus untuk mendeteksi energi radiasi inframerah dan
mengkalibrasikan energi radiasi inframerah menjadi skala temperature (Yuni, 2015). Ketika
ada suatu objek yang mendekati, sensor MLX90614 akan mendeteksi adanya gelombang
inframerah yang dipancarkan . Energi panas dari gelombang inframerah yang dipancarkan
akan menimbulkan arus listrik. Arus listrik inilah yang akan menghasilkan tegangan
kemudian diubah menjadi sinyal digital oleh sensor. Kemudian, sinyal diolah oleh Board
Arduino Nano V3 sebagai mikrokontroler serta mengubahnya menjadi harga temperature
yang sesuai. Arduino kemudian memberikan perintah pada rangkaian buzzer dan indikator
LCD OLED 128x64 sebagai penampil informasi temperature (Safitri, 2019).
Pintu ruang kelas didesain memiliki fitur otomatis. Fitur pintu otomatis dibangun dengan
beberapa desain utama yakni perangkat input, perangkat proses, dan perangkat output, serta
sumber daya. Perangkat input meliputi desain sensor PIR. Sensor PIR (Passive Infrared
Receiver) merupakan sensor yang dapat merespon energi dari pancaran sinar inframerah
pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi antara 0,03- 3 meter. Benda
yang bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia. Perangkat proses
meliputi arduino sebagai mikrokontroler yang berfungsi untuk mengolah sinyal. Perangkat
output meliputi motor servo sebagai penggerak yang dapat membuka dan menutup pintu
secara otomatis (Lestari, 2017).
Fitur selanjutnya adalah fitur control pada lampu dan LCD dalam kelas,. Fitur kontrol
pada lampu dan LCD tetap menggunakan arduino UNO sebagai mikrokontroler yang dapat
mengontrol sistem sesuai input yang diberikan. Input diberikan melaui smartphone sebagai
pengganti fungsi tombol. Pada lampu kelas diberikan tambahan optocouper sebagai saklar
elektrik yang dapat bekerja secara otomatis. Sistem kontrol dalam hal ini adalah
menggunakan Bluetooth HC-06 sebagai komunikasi atara mikrokontroler arduino uno
dengan smartphone. Bluetooth HC-06 merupakan modul komunikasi nirkabel pada
frekuansi 2.4 GHz dengan koneksi hanya sebagai slave, sehingga mudah digunakan dengan
mikrokontroler untuk membuat aplikasi wireless. Dengan sistem kontrol menggunakan
handphone , maka tidak memperlukan kontak langsung untuk menghidupkan ataupun
mematikannya. Hal ini tentu efektif dalam mengurangi kontak langsung dengan lingkungan,
sehingga dapat meminimalisir penularan virus COVID-19.

Tempat sampah otomatis


Instalasi cuci tangan
pesifikasi Sistem Dalam perancangan prototipe alat cuci tangan otomatis peneliti
menggunakan perangkat keras dengan spesifikasi sistem sebagai berikut: Arduino Uno R3
sebagai pengendali utama. Sensor Ultrasonik sebagai pengukur jarak benda. LCD 16X2
karakter sebagai media menampilkan informasi. I2C module sebagai jalur data antara
arduino dengan LCD. Lampu UV Pompa washer mobil sebagai pompa sabun. Hair dryer
sebagai pengering. Pompa aquarium sebagai pemompa air. Module relay 5V 8Chanel
sebagai saklar arus DC. Rangkaian saklar solid state relay sebagai saklar arus AC. Adaptor
sebagai pensuplai daya. Adapun bahan-bahan material pendukung untuk membangun alat
cuci tangan otomatis adalah sebagai berikut: Plat besi : digunakan untuk pembuatan body
alat cuci tangan otomatis. Pipa besi : digunakan untuk pembuatan bagian rangka pada alat
cuci tangan Papan kayu otomatis. : digunakan untuk pembuatan papan dudukan rangkaian
saklar, peneliti memilih material kayu karena kayu memiliki sifat isolator terhadap listrik.
Mika transparan : digunakan untuk panel penghalau cipratan air. Prinsip kerja alat cuci
tangan otomatis adalah dengan memanfaatkan sensor ultrasonik yang mendeteksi jarak
benda / tangan dan mengirimkan hasil scan ke pengendali mikro sehingga pengendali mikro
mengeluarkan perintah-perintah sesuai logika yang diupload sebelumnya.
Class sterilizer kontrol
Kamera kontrol
Smart class hadir untuk menjadi alternatif solusi di era pandemi. Sistem kelas cerdas
yang otomatis dan terintegrasi dengan smartphone dapat meminimalisir adanya kontak
langsung dengan lingkungan. Adanya sistem ini adalah sebagai wujud implementasi dan
kontribusi terhadap keputusan yang ditetapkan pemerintah terkait pembelajaran tatap muka
di era new normal. Dengan demikian smart class dapat bermanfaat bagi pemerintah dalam
pelaksanan kebijakan tersebut. Selain itu, smart class menjadi jawaban atas keresahan
masyarakat terhadap pembelajaran tatap muka di sekolah terutama di era pandemi. Tenaga
pendidik dan peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran di sekolah dengan lebih aman.
Smart class juga akan membuat orang tua atau wali murid dapat lebih tenang ketika anak-
anak meraka belajar di kelas.
Presetyo D. dan Jarwo. 2015. Perancangan Prototipe Alat Cuci Tangan Otomatis Dengan Sensor

Ultrasonik Hc-Sr04 Berbasis Pengendali Mikro Arduino Uno R3. Cyber Techn. Vol.10(1):18-29

Anda mungkin juga menyukai