Anda di halaman 1dari 5

Nama: Nurul Fajrina

NIM: 1702110006

Jurusan: Akuntansi

Regulasi dan Standar Akuntansi Sektor Publik

Regulasi berasal dari bahasa inggris, yaitu regulation atau peraturan. Dalam kamus bahasa
indonesia (Reality Publisher, 2008) kata “peraturan” mengandung arti kaidah yang dibuat untuk
mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata sesuatu dengan aturan, dan ketentuan yang harus
dijalankan serta dipatuhi.
Organisasi sektor public adalah organisasi yang mengelola dana. Masyarakat memberikan
pertanggungjawaban publik melalui laporan keuangan. Diperlukan sebuah paket standar
akuntansi tersendiri dikarenakan adanya kekhususan yang signifikan antara organisasi sector
publik dengan perusahaan komersial.
Pembuatan sebuah standar yang relevan dengan praktek-praktek akuntansi telah dilakukan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) maupun oleh pemerintah sendiri.
PSAK Nomor : 45 tentang “Organisasi Nirlaba” belum mengakomodasi praktek-praktek
akuntansi yang diperlukan dalam suatu entitas yang dimiliki pemerintah, baik itu lembaga
perintahan sendiri maupun organisasi nirlaba yang dimilikinya pemerintah mencoba menyusun
suatu standar.

REGULASI YANG TERKAIT DENGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Pra Reformasi


Perjalanan akuntansi sektor publik di era pra reformasi didasari pada UU Nomor 5 Tahun
1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah. Pengertian daerah dalam era pra reformasi
adalah daerah tingkat I yang meliputi propinsi dan daerah tingkat II yang meliputi kotamadya
atau kabupaten. Disamping itu,ada beberapa peraturan pelaksanaan yang diturunkan dari
perundang-undangan,antara lain:
1.      Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1975 tentang Pengurusan, Pertanggungjawaban, dan
Pengawasan Keuangan Daerah
2.      Pemerintah Pemerintah Nomor 6 Tahun 1975 tentang Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata
Usaha Keuangan Daerah, dan Penyusunan Perhitungan APBD
3.      Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 900-099 Tahun 1980 tentang Manual Administrasi
Keuangan Daerah
4.      Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan APBD
5.      Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak Daerah dan Retribusi Daerah
6.      Keputusan Mendagri Nomor 3 Tahun 1999 tentang Bentuk dan Susunan Perhitungan APBD

Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi


Reformasi politik di Indonesia telah mengubah sistem kehidupan negara. Tuntutangood
governance diterjemahkan sebagai terbebas dari tindakan KKN. Pemisahan kekuasaan
antareksekutif, yudikatif, dan legislatif dilaksanakan. Selain itu, partisipasi masyarakat akan
mendorong praktik demokrasi dalam pelaksanaan akuntabilitas publik yang sesuai dengan jiwa
otonomi daerah.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-
Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah adalah dua
undang-undang yang berupaya mewujudkan etonomi daerah yang lebih luas. Sebagai penjabaran
otonomi daerah tersebut di bidang administrasi keuangan daerah,berbagai peraturan perundangan
yang lebih operasional dalam era reformasipun telah dikeluarkan. Beberapa regulasi yang
relevan antara lain :
1.      Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bebas Dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851)
2.      Peraturan pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan
Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952)
3.      Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan
4.      Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4022)
5.      Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2000 tentang Pinjaman Daerah
6.      Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban
Kepala Daerah

Paradigma Baru Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi


Paradigma baru dalam “Reformasi Manajemen Sektor Publik” adalah penerapan
akuntansi dalam praktik pemerintah guna mewujudkan good governance. Landasan hukum
pelaksanaan reformasi tersebut telah disiapkan oleh Pemerintah dalam suatu Paket UU Bidang
Keuangan Negara yang terdiri dari UU Keuangan Negara, UU Perbendaharaan Negara, dan UU
Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang pada saat ini telah disahkan oleh DPR.
Terdapat empat prinsip dasar pengelolaan keuangan negara yang telah dirumuskan dalam
3 Paket UU Bidang Keuangan Negara tersebut, yaitu :
1.      Akuntabilitas berdasarkan hasil atau kinerja
2.      Keterbukaan dalam setiap prinsip transaksi
3.      Pemberdayaan manajer professional
4.      Adanya lembaga pemeriksa internal yang kuat, profesional, dan mendiri serta dihindarinya
duplikasi dalam pelaksanaan pemerintahan.
Prinsip-prinsip tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip desentralisasi dan otonomi daerah
yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
dan Undang-Undang No. 25 Tahun Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Dengan demikian, pelaksanaan tiga UU Bidang Keuangan Negara tersebut nantinya, selain
menjadi acuan dalam pelaksanaan reformasi manajemen pemerintah, diharapkan akan
memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di NKRI.

Paradigma baru regulasi Akuntansi Sektor Publik


1.      UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
Mengatur mengenai semua hak dan kewajiban Negara mengenai keuangan dan
pengelolaan kekayaan Negara, juga mengatur penyusunan APBD dan penyusunan anggaran
kementrian/lembaga Negara (Andayani, 2007)
2.      UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
Mengatur pengguna anggaran atau pengguna barang, bahwa undang-undang ini mengatur
tentang pengelolaan keuangan Negara yang meliputi pengelolaan uang, utang, piutang,
pengelolaan investasi pemerintah dan pengelolaan keuangan badan layanan hukum. (Andayani,
2007)
3.      UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan Negara.
Mengatur tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara yang
dilaksanakan oleh BPK. BPK menyampaikan laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan
kepada DPR dan DPD.Sedangkan laporan keuangan pemerintah daerah disampaikan kepada
DPRD. (Andayani, 2007).
Empat Prinsip Pengelolaan Keuangan Negara yang didasarkan pada ketiga Undang-
undang di atas, yaitu :
1.      Akuntabilitas berdasarkan hasil atau kineja.
2.      Keterbukaan dalam setiap transaksi pemerintah.
3.      Adanya pemeriksa eksternal yang kuat, profesional dan mandiri dalam pelaksanaan
pemeriksaan.
4.      Pemberdayaan manajer profesional.
Selain ketiga UU di atas, juga terdapat peraturan lain, yaitu :
1.      UU No.25/2004 tentang Sistem Perencanaan dan Pembangunan Nasional.
2.      UU No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.
3.      UU No.33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Daerah.
4.      UU No.24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Latar belakang terbitnya peraturan perundang-undangan:

-keinginan untuk mengelola keuangan negara dan daerah secara efektif dan efisien

-Ide dasar tersebut ingin dilaksanakan melalui tata kelola pemerintahan yang baik yang

memiliki tiga pilar utama, yaitu:

1. Transparansi
2. Akuntabilitas
3. Partisipatif
Acuan IPSAS

Standar Akuntansi Internasional (IAS), khususnya pada pernyataan-pernyataan yang sesuai


dengan konteks dan karakteristik akuntansi sektor public peraturan perundangan, asosiasi
profesi, dan berbagai organisasi lain yang bergerak atau berkepentingan dalam akuntansi sektor
public.

IPSAS dapat digunakan:

 negara bersangkutan untuk pengembangan standar baru atau untuk merevisi standar yang
ada guna meningkatkan komparabilitas laporan keuangan organisasi sektor publik secara
internasional
 negara yang belum mengembangkan standar akuntansi untuk pemerintahan dan
organisasi sektor publik, maka IPSAS dapat digunakansebagai pedoman dalam menyusun
standar dimaksud.

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) ini terdiri atas sebuah kerangka konseptual dan 11
pernyataan,yaitu :

 PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan


 PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran
 PSAP 03 Laporan Aliran Kas
 PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan
 PSAP 05 Akuntansi Persediaan
 PSAP 06 Akuntansi Investasi
 PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap
 PSAP 08 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan
 PSAP 09 Akuntansi Kewajiban
 PSAP 10 Koreksi Kesalahan
 PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)

SPKN ini berlaku untuk:

 Badan Pemeriksa Keuangan RI


 Akuntan Publik atau pihak lainnya yang melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab Keuangan Negara, untuk dan atas nama BPK-RI
 Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) termasuk Satuan Pengawasan Intern (SPI).
BUMN/BUMD, sebagai acuan dalam menyusun standar pemeriksaan sesuai dengan
kedudukan, tugas pokok dan fungsi masing-masing Pihak-pihak lain yang ingin
menggunakan SPKN.

SPKN membagi audit/pemeriksaan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Pemeriksaan keuangan
2. Pemeriksaan kinerja
3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Standar umum SPKN:

1. Persyaratan Kemampuan/Keahlian
2. Persyaratan Independensi
3. Penggunaan Kemahiran Profesional Secara Cermat dan Seksama
4. Pengendalian Mutu

Anda mungkin juga menyukai