Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DEGAN ANSIETAS

Strategi Pelaksanaan (SP) Pertemuan ke-1


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi pasien
DS : Pasien mengatakan khawatir setelah operasi, mengeluh jantung berdebar-
debar, susah tidur
DO : Ekspresi wajah terlihat tegang, rentang perhatian menyempit, perubahan
tanda-tanda vital (nadi dan tekanan darah naik), tampak sering nafas pendek, mudah
kaget, meremas- remas tangan dan tampak bicara banyak dan lebih cepat. Mulut
kering, gelisah, tangan berkeringat dingin, fokus perhatiannya pada setelah operasi,
rangsang luar tidak mampu diterima, dan lapangan persepsi menyempit.
2. Diagnosa Keperawatan : Ansietas
3. Tujuan Khusus:
a) Pasien mampu membina hubungan saling percaya
b) Pasien mampu mengenal ansietas
c) Pasien mampu mengatasi ansietas me lalui teknik relaksasi tarik napas dalam
d) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi tarik napas
dalam untuk mengatasi ansietas
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya (nama), bisa dipanggil (nama panggilan).
“Saya adalah mahasiswi dari Poltekkes Jakarta 1 yang sedang praktik disini”
“Nama ibu siapa? Ibu senangnya dipanggil apa?”
b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini?”
”Coba ibu ceritakan apa yang ibu alami saya akan mendengarkan dengan baik bu”
‘’ Oh jadi itu yang ibu rasakan, sekarang saya akan memeriksa ibu dulu ya. Oh ya
tekanan darah ibu cukup tinggi ya 145/90 mmHg dan nadi ibu 90x/menit. Ibu juga
terlihat tegang, sering menarik nafas panjang, mudah kaget ya bu ya, ibu juga
sering meremas-remas tangan saya liat ya bu. Hasil evaluasi terlihat ibu sangat
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah saya lakukan ibu mengalami
kecemasan atau ansietas”
c. Kontrak
1) Topik
”Bagaimana jika kita bercakap-cakap tentang keluhan ibu?”
“Tujuannya agar ibu lebih tenang dan dapat melakukan cara untuk
mengurangi kecemasan ibu.”
2) Waktu
”berapa lama kita akan bercakap-cakap bu? Bagaimana kalau 20 menit”?
3) Tempat
“Di mana kita akan bercakap-cakap”? ”Bagaimana kalau di sini saja”?
2. Fase Kerja
“Apa yang biasa ibu lakukan ketika cemas?”
“Bagus sekali ibu berdoa, apakah dengan berdoa ibu menjadi lebih tenang ? oh bagus
ibu bisa lakukan itu setiap ibu mengalami cemas”
“Selain berdoa ada beberapa cara lagi untuk mengatasi cemas yaitu cara fisik, sosial
serta psikologis. Kali ini saya akan ajarkan ibu secara fisik yaitu tarik napas dalam.
Begini caranya bu saya peragakan ya bu? Tarik napas dalam-dalam melalui hitung
tahan sebentar pada hitungan ketiga ibu buang napas ibu pelan-pelan melalui hidung.
Seperti saya ini. Sekarang coba ibu lakukan. Bagus sekali bu. Ibu melakukannya
dengan baik. Ibu dapat lakukan ini tiga sampai lima kali sekali bila cemas muncul.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap?”
“Lebih tenang ya, bagus bu”
b. Evaluasi Objektif
“Coba sekarang ibu jelaskan kembali pada saya tanda-tanda jika ibu cemas, apa
yang dapat dilakukan ketika cemas”
“Bagus ibu sudah paham”
c. Kontrak
1) Topik
“Satu minggu lagi ibu harus kontrol ke poliklinik lagi ya bu? Pada saat itu, kita
akan belajar latihan yang kedua yaitu teknik relaksasi distraksi 5 jari ya bu”
2) Waktu
“Kalau begitu, satu minggu lagi kita akan bertemu ya bu”
“Bagaimana kita bertemu pada saat poliklinik ini buka yaitu jam 08:00 s/d
14:00?”
3) Tempat
“Ibu mau bercakap-cakap dimana? Bagaimana kalau diruangan ini bu?”
d. Rencana Tindak Lanjut
“Jangan lupa untuk latihan napas dalam ya bu dan untuk mengingatkan ibu untuk
latihan, akan saya buatkan jadwal harian ya bu. Jadi, setiap ibu merasa cemas, ibu
bisa langsung praktikkan cara ini”.

Strategi Pelaksanaan (SP) Pertemuan ke-2


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi pasien
DS : Pasien mengatakan khawatir setelah operasi, mengeluh jantung berdebar-debar,
susah tidur
DO : Ekspresi wajah terlihat tegang, rentang perhatian menyempit, perubahan tanda-
tanda vital (nadi dan tekanan darah naik), tampak sering nafas pendek, mudah kaget,
meremas- remas tangan dan tampak bicara banyak dan lebih cepat. Mulut kering,
gelisah, tangan berkeringat dingin, fokus perhatiannya pada setelah operasi, rangsang
luar tidak mampu diterima, dan lapangan persepsi menyempit.
2. Diagnosa Keperawatan : Ansietas
3. Tujuan Khusus:
a) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi distraksi 5 jari
untuk mengatasi ansietas
b) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi distraksi 5 jari
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya ya bu? Iya benar sekali”
b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini?”
“Coba ibu ceritakan apa yang ibu alami sejak kita terakhir bertemu satu minggu
yang lalu”
“Apakah pikiran takut akan operasinya masih muncul?”
“Apakah ibu sudah melakukan teknik tarik napas dalam yang sudah diajarkan?
Bagaimana hasilnya?”
“Baik saya akan memeriksa ibu dulu ya. Oh ya tekanan darah ibu cukup bagus
120/70 mmHg dan nadi ibu 78 x/menit, ibu juga terlihat santai dan relaks. Ibu
mampu menjadi pendengar yang baik”
c. Kontrak
1) Topik
”Sesuai dengan janji kita satu minggu yang lalu, kita akan bercakap-cakap
latihan yang kedua yaitu teknik relaksasi distraksi 5 jari”
2) Waktu
”berapa lama kita akan bercakap-cakap bu? Bagaimana kalau 20 menit”?
3) Tempat
“Kita akan latihan cara ke dua disini saja ya, bagaimana menurut ibu?”
2. Fase Kerja
“Kita mulai ya bu, seperti namanya, maka latihan ini menggunakan 5 jari ibu. Ada 4
ingatan yang menyenangkan yang akan ibu bayangkan saat ibu menyatukan ibu
jari .dan jari telunjuk, ibu jari dan jari tengah, ibu jari dan jari manis, terakhir ibu jari
dengan jari kelingking (perawat memperagakan cara menyatukan ibu jari). Ketika
melakukan latihan ini ibu diminta untuk memejamkan mata dan tarik napas dalam
seperti yang telah kita pelajari. Kita mulai sekarang yah bu…..tarik napas dalam bu,
hirup udara dari mulut ya bu yang dalam dan keluarkan dari hidung perlahan-lahan,
relaks ya bu. Lakukan tiga kali ya bu, sekarang satukan ibu jari dan telunjuk,
bayangkan saat-saat bapak bersama keluarga bu, bersama anak-anak, suami, orang tua
dan keluarga besar, bayangkan ya bu saat-saat indah bersama mereka, saat adanya
tawa dan canda dengan penuh keakraban, tawa dan ceria. Nah sekarang satukan ibu
jari dengan jari tengah ibu, ketika ibu mendapatkan pujian dari keluarga karena ibu
bisa mempersatukan keluarga besar dalam suatu suasana yang sangat menyenangkan
ibu mendapatkan pujian atas prestasi yang bapak raih. Relaks ya bu… bagus bu,
kemudian satukan ibu jari dengan jari manis ibu, bayangkan saat ibu sedang
melakukan aktivitas yang ibu sukai bersama keluarga besar bermain basket,… Bagus
sekali bu…Nah terakhir satukan ibu jari ibu dengan jari kelingking, bayangkan saat
ibu berada di tempat yang ibu sukai ….bayangkan situasi di sekelilingnya yang
menyegarkan, indahnya pemandangan disekitar…Nah bu, selesai. Sekarang buka
mata ibu…Bagaimana perasaan ibu?”
“Bu, selain dua kegiatan yang sudah kita diskusikan, ada kegiatan lain yang juga bisa
membuat ibu tenang yaitu melalui kegiatan spiritual. Ibu bisa tetap melakukan
aktifitas seperti solat dan berdoa (jika pasien beragama islam). Saat ibu berdoa, ibu
minta kekuatan dari Allah, semoga ibu bisa mengatasi perasaan khawatir ibu sehingga
bisa diberikan ketenangan”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita diskusi?”
b. Evaluasi Objektif
“Coba sekarang ibu sebutkan kembali pada saya, cara apa yang bisa ibu lakukan
untuk mengatasi kekhawatiran?”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana jika besok pagi kita diskusi lagi untuk melihat bagaimana hasil dari
latihan ibu untuk mengatasi perasaan cemas ibu”
2) Waktu
“Ibu mau jam berapa? Bagaimana jika pukul 10.00 WIB?”
3) Tempat
“Ibu mau bercakap-cakap dimana? Bagaimana kalau disini saja bu?”
d. Rencana Tindak Lanjut
“Nah bu, setelah ini ibu bisa tetap melakukan latihan teknik relaksasi distraksi 5
jari ini, berapa kali dalam sehari akan ibu latih? Bagaiman kalau 5 kali? Jam
berapa saja ibu latihan? Nah, jangan lupa setiap ibu berdoa sesudah sholat ibu
minta kekuatan dari Allah agar ibu diberikan kekuatan untuk mengatasi
kecemasan ibu”

Anda mungkin juga menyukai