Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN AN.M DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN
DI RUANG PRINGGODANI RS EMANUEL KLAMPOK

Di susun oleh :

1. Dhimas ajie raditya (1440120201874)


2. Dhiyah astriyanti (1440120201875)
3. Elang pramuditya h (1440120201881)
4. Elok miftakhul k (1440120201882)
5. Kustanti (1440120201897)

D III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGESTI WALUYO
PARAKAN
2020/2021
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................3
B. TUJUAN......................................................................................................................4
C. RUMUSAN MASALAH............................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
A. ANATOMI FISIOLOGI..............................................................................................5
B. DEFINISI....................................................................................................................6
C. TANDA DAN GEJALA.............................................................................................6
D. MEKANISME TERJADINYA...................................................................................7
PATHWAY................................................................................................................................8
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK...................................................................................8
F. PENATALAKSANAAN................................................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................9
A. IDENTITAS PASIEN.................................................................................................9
B. RIWAYAT PENYAKIT.............................................................................................9
C. PENGKAJIAN SAAT INI........................................................................................10
D. PROGRAM TERAPI................................................................................................15
F. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG.....................................................................17
G. ANALISA DATA.....................................................................................................18
H. DIAGNOSIS KEPERAWATAN (BERDASARKAN PRIORITAS).......................19
I. RENCANA KEPERAWATAN....................................................................................19
J. IMPLEMENTASI.........................................................................................................21
K. EVALUASI...............................................................................................................24
BAB IV....................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan
dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel
-
partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di
seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar
sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan
interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di
dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,
sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
B. TUJUAN

Adapun tujaun dari pembuatan makalah ini yaitu:

1. Sebagai sumber informasi untuk mahasiswa.

2. Agar dapat menambah pengetahuan dan pemahaman khusunya bagi


mahasiswa mengenai kebutuhan cairan & elektrolit.

3. Agar mahasiswa tahu bagaimana proses keperawatan pada klien dengan


masalah keseimbangan cairan dan elektrolit.

C. RUMUSAN MASALAH.
1. Menguraikan keseimbangan intake & output?

2. Fisiologi keseimbangna cairan & elektrolit?

3. Nilai normal kebutuhan cairan pada berbagai umur perkembangan?

4. Gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit?

5. Proses keperawatan pada klien dengan masalah keseimbangan & cairan


elektrolit
BAB II
KONSEP DASAR MEDIK

A. ANATOMI FISIOLOGI

Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai


keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat
dipertahankan secara instan. Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme
fisiologis dan perilaku agar suhu tubuh tetap konstan dan berada dalam batas normal
hubungan antara produksi panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan.
Hubungan regulasi melalui mekanisme kontrol suhu tubuh meningkatkan suhu
tubuh. Kebutuhan dasar manusia menurut Virginia henderson manusia mengalami
perkembangan yang dimulai dari proses tumbuh kembang dalam rentang kehidupan

(live span ) dalam melakukan aktivitas sehari-hari, individu memulainya dengan


bergantung pada orang lain dan belajar untuk mandiri melalui sebuah proses yang
disebut pendewasaan. Proses tersebut dipengaruhi oleh pola asuh lingkungan sekitar
dan kesehatan individu.

Virginia Henderson dalam potter peri (1997 membagi kebutuhan dasar manusia
ke dalam 14 komponen sebagai berikut :
a. Bernafas secara normal.
b. Makan dan minum yang cukup
c. Eliminasi (buang air besar dan kecil )
d. Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan
e. Tidur dan istirahat .
f. Memilih pakaian yang tepat .
g. Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran yang normal dengan
menyesuaikan bagian yang digunakan untuk memodifikasi lingkungan.
h. Menjaga kebersihan diri dan penampilan
i. Menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari membahayakan orang.
j. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi kebutuan,
kehawatiran dAn opini.
k. Beribadah sesuai agama dan kepercayaan .
l. Bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk membiayai kebutuhan hidup .
m.Bermain atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi n.
n. Belajar menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah pada
perkembangan yang normal dan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia
(Mubarok 2015)

B. DEFINISI

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zattertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel- partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan (Abdul H,2008).Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah
suatu proses dinamik karenametabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam
beresponterhadap stressor fisiologis dan lingkungan (Tarwoto & Wartonah,
2004).Keseimbangan cairan yaitu keseimbangan antara intake dan output.Dimana pemakaian
cairan pada orang dewasa antara 1.500ml - 3.500ml/hari, biasanya pengaturan cairan tubuh
dilakukan dengan mekanisme haus.Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan,minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian
tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dariair tubuh
total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangancairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satuterganggu maka akan berpengaruh pada
yang lainnya

C. TANDA DAN GEJALA


1. Suhu tubuh di atas normal.
2. Bibir kering pucat.
3. Kulit terasa hangat.

D. MEKANISME TERJADINYA

Radiasi
Transfer panas dari permukaan suatu obyek ke permukaan obyek lainnya tanpa
kontak langsung diantaranya keduanya. panas pada 85% area luas permukaan tubuh
diradiasikan lingkungan. Fase kontruksi periver meningkatkan aliran darah dari
organ dalam ke kulit meningkatkan kehilangan panas
Konduksi
Transfer panas dari dan melalui kontak langsung antara dua obyek benda padat, cair
dan gas mengkonduksi panas melalui kontak saat kulit yang hangat menyentuh
obyek yang lebih dingin panas akan hilang
Konveksi
Transfer panas melalui gerakan udara panas konduksi ke udara terlebih dahulu
sebelum dibawa ke aliran konveksi kehilangan panas melalui konveksi sekitar 15%
Evaporasi
Transfer energi panas zat cairan berubah menjadi energi gas tubuh kehilangan panas
secara kontinu melalui Evaporasi sekitar 600-900 cc air tiap harinya menguap dari
kulit dan paru-paru sehingga kehilangan air dan panas
Diaforesis
Persipirasi yang tampak dan umumnya terjadi pada Dahi dan dada bagian atas.
Evaporasi yang berlebihan akan menyebabkan sisik pada kulit dan rasa gatal dan
pengeringkan nafas dan faring.
PATHWAY

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan darah lengkap: mengidentifikasi sel darah merah, sel darah putih dan
trombosit.
Pemeriksaan cairan Serebrospinal.
F. PENATALAKSANAAN

Secara fisik
-Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal.
-Pakaian anak diusahakan tidak tebal.
-Memberikan minum yang banyak karena kebutuhan air meningkat.
-Memberi kompres.
Obat- obatan
Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan utama dalam menurunkan demam.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : An.M Pendidikan : Sekolah Dasar

Umur : 7 Tahun 11 Bulan Pekerjaan : pelajar

Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal Masuk RS : 26 Oktober 2021

Alamat : Kecitraan Tanggal Pengkajian : 26 Oktober 2021

Status Perkawinan : Belum Kawin Sumber Informasi : Keluarga Pasien

Agama : Islam Diagnosa Medis : Typoid Fever

Suku : Jawa PJ Keluarga : Orang Tua

B. RIWAYAT PENYAKIT

a. Keluhan utama

Keluarga pasien mengatakan badan pasien panas sudah 1 minggu yang lalu.

b. Riwayat penyakit sekarang

Keluarga pasien mengatakan semenjak satu Minggu yang lalu pasien telah
merasakan badan panas, pusing, lemes, bibir terasa perih, dan perut sakit. Lalu
kemudian pasien dibawa periksa kerumah sakit Emanuel dibagian poli anak. Disana
diberikan infus KN3A lalu dibawa ke ruang Gatotkaca 7

c. Riwayat penyakit dahulu

Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki Riwayat typhoid fever atau penyakit yang lain.

d. Riwayat penyakit keluarga

Keluarga pasien mengatakan tidak mempunyai riawayat penyakit keluarga.

e. Riwayat alergi

Keluarga pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi.

C. PENGKAJIAN SAAT INI

1. Persepsi dan Pemeliharaan kesehatan

Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan bahwa sehat adalah hal yang paling penting dan
harus disyukuri.

Sesudah sakit : Keluarga pasien mengatakan bahwa kesehatan itu penting dan menerima sakit
yang dirasakan saat ini dengan ikhlas.

2. Pola nutrisi / metabolik


Program di rumah sakit
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan tidak terdapat keluhan pada pemenuhan cairan
dan makanan.
Sesudah sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki keluhan pada pemenuhan cairan
dan
Makanan.

Intake makanan
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien biasa makan 3x sehari dengan satu porsi
sekali makan.
Sesudah sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien makan 3x sehari dengan ½ porsi dari
Makanan yang disediakan oleh RS dengan tekstur makanan lunak.
Intake cairan
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien biasa minum 1000 cc.
Sesudah sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien minum 500 cc.

3. Pola eliminasi
i. Buang air besar

Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan BAB kurang lebih 1-2 kali dalam sehari ,
dengan konsentrasi agak lunak dan berbau khas feses.

Sesudah sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien belum bisa BAB dari 3 hari yang lalu.

ii. Buang air kecil

Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan BAK kurang lebih 5-6 kali sehari dengan
warna Kuning bening dan bauk has urine.

Sesudah sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien BAK kurang lebih 2-3 sehari .

4. Pola Aktivitas dan Latihan

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan / minum 

Toileting 

Berpakaian 

Mobilitas di tempat tidur 

Berpindah 

Ambulasi / ROM 

Oksigenasi : Keluarga pasien mengatakan tidak ada masalah dengan pernafasan dan tidak
memiliki Riwayat penyakit paru.

5. Pola tidur dan istirahat


Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada masalah pada pola aktivitas
dan pasien tidur dengan pulas atau puas.
Sesudah sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien mengaami kesulitan tidur karena nyeri
yang dirasakan.

6. Pola Persepsi Sensori


Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada masalah pada pendengaran,
Penglihatan, pengecapan dan perabannya.
Sesudah sakit : Keluarga pasien mengatakana pasien mengalami masalah pada
pengecapannya.

7. Pola Persepsi dan Konsep Diri

Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan pasien ingin selalu dalam keadaan sehat.

Sesudah sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien merasa lemas,sedikit cemas,dan pasien
ingiin segera sembuh agar bisa kembali beraktuvitas dan bermain.

 Gambar diri : Keluarga pasien mengatakan pasien harus semangat agar cepat
sembuh dan berkumpul bersama keluarga dan teman-
teman, bisa makan banyak dan enak.
 Identitas diri : Keluarga pasien mengatakan pasien bersyukur diciptakan
sebagai laki-laki.
 Peran diri : Keluarga pasien mengatakan pasien sebagai anak dirumahnya.
 Ideal diri : Keluarga pasien mengatakan pasien ingin segera sembuh supaya
bisa beraktivitas dan berkumpul dengan keluarga dan bermain
dengan teman-temannya.
 Harga diri : Keluarga pasien mengatakan pasien senang diperhatikan oleh
keluarga dan temannya walaupun pasien sedikit malu atau
cemas dengan kondisi pasien juga ingin segera sembuh.

8. Pola seksualitas dan reproduksi


Sebelum sakit : Tidak terkaji karena pasien masih anak-anak.
Sesudah sakit : Tidak terkaji karena pasien masih anak-anak.
9. Pola peran dan hubungan
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada masalah dalam komunikasi
dan hubungan dengan keluarga ataupun orang lain.
Sesudah sakit : Keluarga pasien mengatakan hubungan dan komunikasi pasien dengan
keluarga atau orang lain terganggu sehubungan pasien dirawat di RS dan pasien harus bed
rest total.

10. Pola Managemen koping stress


Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada masalah dalam manajemen
stress.
Sesudah sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien merasa cemas dengan kondisinya saat
ini.
11. Sistem nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien beragama islam dan menjalankan sholat
5 Waktu.
Sesudah sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien sekarang jarang sholat karena kondisinya
saat
Ini.

Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)

Keluhan yang dirasakan saat ini :

Keluarga pasien mengatakan pasien badannya panas, pusing, lemas, bibir terasa perih dan
sakit perut.

TD : 90/70 mmHg N : 90 x/menit S: 36,6 ºC

BB / TB : 19,3 kg,127

Tingkat Kesadaran (Kualitatif dan Kuantitatif/GCS)

Kualitatif : compos mentis

Kuantitatif/GCS :E4 V 5M 6 Nilai : 15

Pemeriksaan Nervus ( 12 Syaraf Cranial ) : tidak dikaji


 Kepala :
Bentuk kepala simetris,rambut hitam dan pendek, pertumbuhan rambut merata ,kulit kepala
lembab dan tidak ada ketombe. Tidak ada nyeri tekan.

 Leher

Tidak teraba masa dileher, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan tyroid dileher.

 Thorak :Paru-paru dan Jantung

Inspeksi : dada simetris, tidak ada kelainan dada, tidak ada lesi, tidak ada bekas luka,iktus
cordis terlihat.

Auskultasi : Suara paru vesikuler, BJ 1 terdengar normal, BJ 2 terdengar normal.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, iktus cordis teraba selebar jari.

Perkusi : Batas jantung dan paru :

Atas : ICS 2 mid clavikula

Kanan : Linea sternalis dekstra

Bawah : ICS 4 linea mid clavikula

Kiri : ICS 3 linea mid clavikula sinistra

 Abdomen :

Inspeksi : Abdomen simetris, tidak ada bekas luka, tidak ada kelainan.

Auskultasi : Suara bising usus 12x/menit

Palpasi : Ada nyeri tekan, ada pembesaran limfe.

Perkusi : perkusi abdomen timpani.

 Inguinal :
Inspeksi : Inguinal dan genetalia bersih , tidak kelainan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

 Ekstremitas (termasuk keadaan kulit, kekuatan otot)


Atas : kekuatan ekstermitas atas sedikit lemah ,warna kulit sawo matang
Bawah : kekuatan ekstermitas bawah lemah

 Reflek Patologis
Babinski, Kerniq sign, Brudzinski Sign

D. PROGRAM TERAPI

E. Program terapi

Nama Obat Ranitidine


Golongan Histamin H2-receptor antaginist
Dosis 1gr
Umum
Cara Intravena
Pemberian
Indikasi Tukak lambung,dan tukak duodenum kondisi lain dimana
penngurangan asam lambung

Mekanism Histamin yang diproduksi oleh ECL gaster diinhibisi karena


e Kerja ranitidine menduduki reseptor H2 yang berfungsi
menstimulasi sekresi asam lambung.

Efek
Samping Mual, muntah, sakit kepala
Obat

Nama Obat Ceftnaxone


Golongan Sefalosporin
Dosis 1gr
Umum
Cara Intravena
Pemberian
Indikasi Untuk mengatasi infeksi bakteri gram negative maupun gram
positif

Mekanism Menghibisi sintesis dinding sel bakteri


e Kerja

Efek Nyeri perut, muall,muntah,pusing


Samping
Obat

Nama Obat Ondonsentron


Golongan Antiemetic kelas 5-HT3
Dosis 2 mg/8 jam
umum
Indikasi Mengobati mual dan muntah

Cara
pemberian
Mekanism Menghambat ikatan serotonin pada reseptor 5HT3 sehingga
e Kerja membuat penggunaannya tidak mual dan berhenti muntah.

Efek Nyeri, kram, kaku otot


Samping
Obat
Nama Obat Dexametason
Golongan Obat resep
Dosis 3mg/8jam
Umum
Cara Inj
Pemberian
Indikasi Obat anti peradang yang digunakan untuk penyakit tertentu

Mekanism Dexamethasone merupakan obat kortikosteroid yang bekerja


e Kerja dengan menghambat pengeluaran zat kimia tertentu di dalam
tubuh yang bisa memicu peradangan. Obat ini juga memiliki
efek imunosupresan atau penekan sistem kekebalan tubuh.
Efek Samping Obat Nyeri, kram otot tulang sendi. Dsb

F. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Keteranga


n

HEMATOLOGI DARAH

Hemoglobin 10.0 g/L 12-15 L

Leukosit 2.790 /uL 4.000-10.000 L

Eritrosit 3.78 /uL 4.5-6.0 L

Hematogrit 27.5 % 40-54 L

MCV 72.6 f/L 91.5-99.0 L

MCH 26.3 Pg 27.0-31.0 L

MCHC 36.2 g/L 36.3-40.0 L

Trombosit 271.000 /Ul 150.000-450.000 L

Neutrophil segmen 46.8 % 50-70 L


Limfosit 49.8 % 20-40 H

Monosit 3.4 % 2-8

WIDAL

S.Typhi O 1/320 Neg

S.Typhi H 1/320 Neg

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Metode Keterangan

II
IMUNOSEROLOGI

Salmonella typhi IgG NEGATIF Negatif ICT

Salmonella typhi IgM POSITIF Negatif ICT

G. ANALISA DATA

No Data Masalah Penyebab


1 DS:Keluarga pasien mengatakan Hipertermia Dehidrasi
pasien merasa lemas,bibir
kering/pecah-pecah, pusing,
demam dan sakit perut
DO:Pasien terlihat lemas dan tidak
bertenaga

2. DS:Keluarga pasien mengatkan Resiko Jatuh Gangguan keseimbangan


setelah sakit pasien jarang minum
DO:pasien tampak lesu
No Data Masalah Penyebab

DS : Keluarga pasien mengatakan


3. pasien merasa lemas, bibir Resiko Dehidrasi

pecah/kering, dehidrasi ketidakseimbangan

DO : pasien tampak lemas dan elektrolit


tidak bertenaga

H. DIAGNOSIS KEPERAWATAN (BERDASARKAN PRIORITAS)

1. Hipertermia (0130) b.d suhu tubuh diatas rentang normal tubuh d.d DS: pasien
mengatakan lemas, dehidrasi DO : pasien tampak lemas, bibir pecah-pecah
2. Resiko jatuh ( D.0143) ditandai dengan gangguan keseimbangan
3. Resiko ketidakseimbangan (0037) d.d ketidakseimbangan cairan (ms.dehidrasi dan
intoksisasi)

I. RENCANA KEPERAWATAN

Tgl DIAGNOS TUJUAN INTERVENSI RASIONAL PARAF/NAM


A DAN A TERANG
KEPERA KRITERIA
WATAN HASIL
1 Hipertermia Setelah 1. identifikasi Mengetahui Dimas, diah,
dilakukan penyebab hipertermia penyebab elang,elok,tanti
Tindakan (misalnya. Dehidrasi, hipertermia
keperawatan terpapar lingkungan Mengetahui suhu
3x24 jam panas, penggunaan tubuh
diharapkan incubator), monitor Menghidari agar
status cairan suhu tubuh , monitor badan tidak terlalu
membaik kadar elektroli panas
dari skala 3 2. longgarkan atau Menurunkan suhu
ke skala 5 lepaskan pakaian badan yang terlalu
3. kolaborasi panas mencegah
pemberian cairan dan terjadinya kontraktur
elektrolit intravena, Menghindari agar
jika perlu elektrolit dan cairan
2. pasein terjaga
Dimas, diah,
Resiko Setelah
elang,elok,tanti
jatuh dilakukan Anjurkan penjaga
tindakan -Identifikasi factor pasien membantu
keprawatan risiko jatuh saat beraktivitas
selama 2x24 -orientasikan ruangan
Mengontrol pasien
jam resiko pada pasien dan
secara rutin
jatuh keluarga.
dengan -anjurkan
kriteria hasil berkonsentrasi untuk
tingkat jatuh menjaga
menurun keseimbangan tubuh. Dimas, diah,
3. dari skala 3 elang,elok,tanti
ke 1
Mengetahui tanda
Resiko
dan gejala
ketidakseim Setelah di
ketidakseimbangan
bangan lakukan O: identifikasi tanda
kadar elektrolit
elektrolit Tindakan dan gejala
Mengetahui
keperawatan ketidakseimbangan
penyebab
3x24 jam kadar eletrolit
ketidakseimbangan
diharapkan Identifikasi penyebab
kadar elektrolit
status cairan ketidakseimbangan
membaik elektrolit Agar pasien tidak
dari skala 2 Monitor kadar cairan habis
ke skala 4 elektrolit
Mengetahui jenis,
T: berikan cairan, jika pemyebab dan
perlu penaganan elektrolit
Pasang akses
Agar pasien tidak
intravena, jika perlu
lemas

E: jelaskan jenis,
penyebab dan
penyebab dan peranya
ketidakseimbangan
elektrolit

K: kolaborasi
pemberian suplemen
elektrolit (mis oral
,NGT , iv )

J. IMPLEMENTASI

TGL/ NO IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF/NAM


JAM DIAGNOSA RESPON KLIEN & A TERANG
KEPERAWAT TINDAKAN
AN
26/10/ D.0143 1. Memberikan terapi DS: Pasien mengatakan Dimas, diah,
2021 injeksi –ranitidin 20mg menerima injeksi dan elang,elok,tanti
18.00 Menobservasi ulang observasi ulang
pasien DO:pasien tampak
menerima injeksi
DS:panas sudah 1 minggu, Dimas, diah,
2. Mengidentifikasi badan nyeri dan bibir elang,elok,tanti
penyebab hipetermia kering.
DO:
S:36,5
BB:19,3kg
DS:pasien mengatakan
3.Melonggarkan pakaian pakaian sudah merasa
pasien. longgar Dimas, diah,
DO:pakaian tampak elang,elok,tanti
longgar
DS :pasien mengataka
4.Mengkolaborasi sudah menambah cairan
pemberian cairan dan dengan tambahan miuman Dimas, diah,
elektrolit. DO: pasien tampak elang,elok,tanti
menghabisakan minuman
yang diberikan

D.0143 1.mengidentifikasi faktor DS:keluarga paham Dimas, diah,


resiko jatuh bagaimana menghindari elang,elok,tanti
jatuh
DO:keluarga terlihat
menjaga pasien
2.Mengorientasi ruangan
kepada pasien dan DS:keluarga pasien Dimas, diah,
keluarga mengetahui keadaan elang,elok,tanti
ruangan
DO:keluarga dan pasien
tampak mengerti keadaan
3.Menganjurkan lingkungan
berkonsentrasi menjaga DS:keluarga pasien lebih Dimas, diah,
keseimbangan tubuh menjaga keseimbanagan elang,elok,tanti
tubuh pasien
DO:keluarga tampak
menjaga keseimbangan
pasien dengan baik
1. Mengidentifikasi tanda Dimas, diah,
dan gejala DS : pasein mengatakan elang,elok,tanti
ketidakseimbangan kadar menerima elektrolit
eletrolit DO : pasien terpasang
akses intravena
Dimas, diah,
2. memonitor kadar DS : keluarga pasien elang,elok,tanti
eletrolit mengatakan menerima
suplemen elektrolit
DO: pasien tampak
meminum suplemen
elektrolit Dimas, diah,
elang,elok,tanti
3. memberikan cairan
DS:keluarga pasien
dan memasang akses
mengatakan pasien
intravena
menggunakan cairan
intravena
DO: pasien tampak
terpasang akses intravena. Dimas, diah,
elang,elok,tanti
4. menjelaskan jenis DS: keluarga pasien
ketidakseimbangan mengetahui jenis
elektrolit ketidakseimbangan
elektrolit.
DO:pasien tampak
mengerti jenis
5. mengkolaborasi keseimbangan elektrolit. Dimas, diah,
pemberian sumplemen elang,elok,tanti
elektrolit DS: keluarga pasien
mengatakan telah
menerima suplemen
elektrolit
DO: pasien tampak
menerima suplemen
elektrolit

K. EVALUASI

TGL/ NO DX EVALUASI PARAF/NAMA


JAM TERANG
D.0130 S:Pasien mengatakan sakit perut dan sudah mendingan Dimas,diah,
elang,elok,tanti.
O:sedang dilakukan pemberian injeks

A:Masalah teratasi sebagian

P:lanjutkan intervensi

D.0143 S:Keluarga mengatakan paham bagaimana


menghindari terjadi resiko jatuh Dimas,
diah,elang,elok,t
O:pasien tampak terjaga dengan baik
A:Masalah teratasi anti

P: memberikan rencana pulang klien

S : keluarga pasien mengatakan pasien merasa lemas


dan bibir pcah
Dimas, diah,
O : TTV : elang,elok,tanti

A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN.

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu:


volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume
cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol
osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam
urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari
air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan
keseimbangan asam
basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai
kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah
paru- paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan system dapar (buffer)
kimia dalam cairan tubuh.

B. Kritik & saran.

Guna peyempurnaan makalah ini,kami dari kelompok sangat mengharapkan kritik


serta saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman
DAFTAR PUSTAKA

SDKI Edisi I cetakan III (revisi) Diagnosis Keperawatan


SLKI Edisi I cetakan II Luaran Keperawatan
SIKI Edisi I cetakan II Intervensi Keperawatan
Barbara Kozier, Fundamental Of Nursing Concept, Process and Practice, Fifth
Edotion, Addison Wsley Nursing, California, 1995
http://satyaexcel.blogspot.com/2012/05/laporan-pendahuluan-kebutuhan-
cairan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai