Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE

PADA PEDAGANG RUJAK SIMPANG JODOH


DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG
TAHUN 2018
Muhammad Ikhrom Harahap
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua
Email : ikhromharahap@yahoo.com

ABSTRAK

Menurut WHO (2005) Penyakit bawaan makanan merupakan salah satu


permasalahan kesehatan masyarakat yang paling banyak dan membebani yang
pernah ditemukan di zaman modern ini. Hal ini umumnya disebabkan oleh
personal hygiene yang tidak baik oleh penjamah makanan. Oleh karena itu,
penilitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan variabel
demografi dengan personal hygiene pada pedagang rujak Simpang Jodoh di
Kecamatan Medan Tembung, yang dilaksanakan bulan April – Mei 2018.
Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik yang menggunakan studi cross
sectional. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 31 sampel
yang diambil dengan teknik total sampling. Analisis sampel data terdiri dari
analisis univariat dan bivariat menggunakan uji statistik chi square. Hasil
penilitian ini menunjukkan bahwa pedagang makanan yang memiliki personal
hygiene yang buruk sebesar (54,8%). Karakteristik responden pedagang makanan
pada variabel : umur 35 – 44 tahun (41,9%), berjenis kelamin perempuan (93,5%),
berpendidikan SD – SMP (58,1%) dan lama kerja > 5 tahun (54,8%), begitu juga
pada variabel pengetahuan dan sikap yang masing masing (61,3%) dan (58,1%)
memiliki personal hygiene makanan yang buruk. Kesimpulan penelitian ini pada
variabel pengetahuan,sikap dan demografi (pendidikan dan lama kerja) ditemukan
adanya hubungan yang bermakna dengan personal hygiene pada pedagang rujak
Simpang Jodoh di Kecamatan Medan Tembung. Rekomendasi penelitian ini
adalah perlu peningkatan pengawasan yang baik terhadap pedagang rujak
makanan di Kecamatan Medan Tembung dari pihak yang berwenang yaitu Dinas
Kesehatan Kota Medan.

Kata Kunci : Personal, Hygiene, Rujak


ABSTRACT

Including to WHO (2005) Foodborne disease is one of the most massive and
burdensome public health problems ever found in modern times.It caused by
personal hygiene that is not good by food handlers. Therefore, this research aims
to know the knowledge, attitude and demographic variables with personal hygiene
at rujak Simpang Jodoh Traders in sub district of Medan Tembung, that
conducted from April to May in 2018. This research is an analytic survey
research by using cross sectional study. The number of samples taken in this study
were 31 samples taken with total sampling technique. The sample data analysis
consisted of univariate and bivariate analysis by using chi square statistical test.
The results of this study indicate that food traders who have poor personal
hygiene (54.8%). Characteristics of food traders respondents on variables: age
35-44 years (41.9%), female sex (93.5%), elementary school (junior high school
(58.1%) and duration > 5 years (54.8% ), as well as the knowledge and attitude
variables (61.3%) and 58.1%, respectively, had poor personal hygiene. The
conclusion of this study show that the variables of knowledge, attitude and
demography (education and duration of work) found a significant relationship
with personal hygiene at rujak Simpang Jodoh traders in sub district of Medan
Tembung. The recommendation of this research which the need to increase the
good supervision of food rujak trader in Medan Tembung Sub-district from the
authorized party that is Health Departemen of City of Medan.

Keywords : Personal, Hygiene, Rujak


pathogen seperti bakteri Coliform
(Eschercia coli, Enteribacter
Latar Belakang
arogenes), Shigella spp, Salmonella
Permasalahan keamanan pangan spp, dan Virbrio cholereae.
menjadi suatu masalah global yang Kontaminasi mikroorganisme pada
mendapatkan perhatian utama sehingga makanan tersebut disebabkan dari tidak
perlu dilakukan suatu kebijakan memperaktekkan hygiene perorangan
kesehatan masyarakat terhadap dengan benar seperti mencuci tangan,
keamanan pangan. Makanan dan mencuci alat masakan dan
merupakan kebutuhan pokok manusia memakai celemek (Arisman, 2009).
yang sangat dibutuhkan serta Berdasarkan data dari Sentra
memerlukan pengelolaan yang baik Informasi Keracunan (SIKer) Nasional
dan benar agar dapat bermanfaat bagi Badan POM (2014) diketahui bahwa
tubuh. Kualitas makanan yang higienis kejadian keracunan akibat pangan pada
merupakan salah satu bagian penting Bulan Januari–Maret 2014 sebanyak
untuk kesehatan manusia karena setiap 29 insiden. Adapun 10 insiden
saat dapat terjadi penyakit yang keracunan disebabkan oleh makanan
diakibatkan oleh makanan yang dari jasaboga, 6 insiden karena
hygiene dan sanitasi yang buruk makanan rumah tangga yang
sehingga dapat mengakibatkan terjadi mengakibatkan 1 orang meninggal, 6
kasus keracunan makanan (Afandi, insiden disebabkan keracunan
2016). Menurut WHO (2005), sekitar minuman keras, 5 insiden keracunan
70% kasus penyakit diare kaena akibat mengonsumsi pangan jajanan, 1
makanan yang terkontaminasi bakteri insiden karena pangan kemasan dan 1
insiden lainnya disebabkan pangan menggunakan studi cross sectional.
restoran yang mengakibatkan 2 orang Pada rancangan penelitian dengan
meninggal (SIKer Nasional BPOM, desain cross sectional variabel
2014). dependen (personal hygiene pada
Penelitian Febria Agustina dkk pedagang rujak) maupun variabel
(2009) juga menyimpulkan bahwa independen ( pengetahuan, sikap, lama
higiene perorangan pedagang makanan bekerja, dan pendidikan) diteliti pada
jajanan di Palembang dari 23 saat yang bersamaan untuk mengetahui
responden terdapat 52,2% yang higiene hubungan antara variabel-variabel
perorangan sudah baik dan terdapat tersebut.
47,8% responden yang higiene Lokasi penelitian ini dilaksanakan
perorangan tidak baik. Tetapi sebagian di Kecamatan Medan Tembung kepada
besar (86,9%) responden tidak pedagang rujak di simpang jodoh
mencuci tangannya saat hendak Kecamatan Medan Tembung.
menjamah makanan. Kebiasaan tidak Pengumpulan data dilakukan pada
mencuci tangan sebelum melayani bulan Mei Tahun 2018.
pembeli merupakan sumber Populasi adalah keseluruhan
kontaminan yang cukup berpengaruh subyek penelitian. Populasi dalam
terhadap kebersihan makanan. penelitian ini adalah tempat penjualan
Kebersihan tangan sangat penting bagi rujak yang berada di simpang jodoh
setiap orang terutama penjamah Kecamatan Medan Tembung sebanyak
makanan. Kebiasaan mencuci tangan 31 pedagang rujak dalam penelitian ini
sangat membantu dalam mencegah adalah Total Sampling. Total Sampling
penularan bakteri dari tangan adalah teknik pengambilan sampel
(Agustina, F. 2009). dimana jumlah sampel sama dengan
Berdasarkan hal diatas, maka populasi. Alasan mengambil Total
peneliti ingin melakukan analisis faktor Sampling karena jumlah populasi yang
yang mempengaruhi personal hygiene kurang dari 100 seluruh populasi
pada pedagang rujak yang berada di dijadikan sampel penelitian
simpang jodoh dengan menggunakan semuanya.benar sesuai dengan
standar yang ditetapkan berdasarkan keseluruhan obyek penelitian. Teknik
keputusan Menteri Kesehatan Republik pengambilan
Indonesia Nomor
942/Menkes/SK/VII/2003 tentang HASIL DAN PEMBAHASAN
Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi
1. UMUR
Makanan Jajanan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, terdapat beberapa Umur adalah satuan waktu yang
aspek yang diatur dalam penanganan mengukur waktu keberadaan suatu
makanan jajanan yaitu penjamah benda atau makhluk, baik yang hidup
makanan, bahan makanan, penyajian atau mati. Dalam penelitian ini umur
makanan, dan sarana penjaja makanan. responden dikategorikan menjadi 5
kategori yaitu 15-24 tahun, 25 – 34
tahun, 35-44 tahun, 45-53 tahun, > 54
tahun. Hasil dari analisa datanya dapat
METODE PENELTIAN kita lihat dalam tabel berikut ini :
NO Umur Frekuensi Persentase
Penelitian ini merupakan (F) (%)
penelitian survey analitik yang 1 15 – 24 4 12,9
Tahun
2 25 – 34 4 12,9 3. Suku
Tahun Suku merupakan sebuah
3 35 – 44 13 41,9
Tahun
realitas/kenyataan dari kelompok
4 45 – 53 7 22,6 masyarakat tertentu di daerah tertentu
Tahun yang ditandai oleh adanya kebiaasan –
5 > 54 3 9,7 kebiasaan dan praktek hidup yang
Tahun hanya ada pada kelompok masyarakat
TOTAL 31 100,0
itu sendiri. Dalam penelitian ini Suku
responden dikategorikan menjadi 3
Dari tabel 4.1 diatas dapat kategori yaitu Jawa, Mandailing,
diketahui bahwa mayoritas responden Melayu. Hasil dari analisa datanya
pada kelompok umur 35 – 44 tahun dapat kita lihat dalam tabel berikut ini :
sebanyak 13 responden dengan
presentase (41,9%), dan minoritas pada No Suku Frekuensi Presentase
kelompok umur >54 tahun sebanyak 3 (F) (%)
responden dengan presentase (9,7%). 1 Jawa 20 64,5
Dapat disimpulkan pada kelompok 2 Mandailing 8 25,8
umur 35 – 44 tahun yang banyak 3 Melayu 3 9,7
Total 31 100,0
berjualan rujak.
Dari tabel 4.3 diatas dapat
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah kelas atau diketahui bahwa mayoritas responden
kelompok yang terbentuk dalam suatu dengan suku Jawa sebanyak 20
spesies sebagai akibat digunakannya responden dengan presentase (64,5%),
proses reproduksi seksual untuk dan minoritas responden dengan suku
mempertahankan keberlangsungan Melayu sebanyak 3 responden dengan
spesies itu. Dalam peneltian ini presentase (9,7%), dapat disimpulkan
responden berjenis kelamin laki – laki bahwa responden dengan suku jawa
dan perempuan. Hasil dari analisa yaitu 20 orang lebih banyak yang
datanya dapat kita lihat dalam bentuk berjualan.
tabel berikut ini :
4. Variabel Personal Hygiene
No Jenis Frekuensi Persentase Berdasarkan pengumpulan data
Kelamin (F) (%) menggunakan lembar observasi
1 Perempuan 29 93,5 didapatkan data responden personal
2 Laki – laki 2 6,5 hygiene pada pedagang rujak simpang
Total 31 100,0 jodoh sebagai berikut ini :

Dari tabel 4.2 di atas dapat No Personal Frekuensi Persentase


diketahui bahwa mayoritas responden Hygiene (F) (%)
dengan jenis kelamin perempuan 1 Buruk 17 54,8
sebanyak 29 responden dengan 2 Baik 14 45,2
presentse (93,5 %), dan minoritas pada Total 31 100,0
jenis kelamin laki – laki sebanyak 2
responden dengan presentse (6,5%), Dari tabel 4.4 diatas dapat
dapat disimpulkan bahwa responden diketahui bahwa mayoritas responden
dengan jenis kelamin perempuan yaitu dengan personal hygiene buruk
29 orang yang paling banyak berjualan sebanyak 17 responden dengan
presentase (54,8%), dan minoritas
dengan personal hygiene baik presentase (41,9%). Dapat disimpulkan
sebanyak 14 responden dengan bahwa sikap Kurang Baik adalah yang
presentase (45,2%). Dapat disimpulkan banyak berjualan.
bahwa personal hygiene Kurang Baik
adalah yang banyak berjualan. 7. Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran
5. Variabel Pengetahuan pengetahuan, keterampilan dan
Berdasarkan pengumpulan data kebiasaan sekelompok orang yang
menggunakan lembar kuesioner diturunkan dari generasi ke generasi
didapatkan data responden berikutnya melalui pembelajaran,
pengetahuan pada pedagang rujak pelatihan atau penelitian. Dalam
simpang jodoh sebagai berikut ini : penelitian ini pendidikan responden
dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu
No Pengetahuan Frekuensi Persentase berpendidikan SD – SMP (Rendah )
(F) (%)
1 Kurang Baik 19 61,3
dan SMA – Perguruan Tinggi (Tinggi).
2 Baik 12 38,7 Hasil dari analisa datanya dapat kita
Total 31 100,0 lihat dalam tabel berikut ini :

Dari tabel 4.5 diatas dapat No Pendidikan Frekuensi Presentase


diketahui bahwa mayoritas responden (F) (%)
dengan pengetahuan kurang baik 1 SD – SMP 18 58,1
(Rendah)
sebanyak 19 responden dengan 2 SMA – 13 41,9
presentase (61,3%), dan minoritas Perguruan
dengan pengetahuan baik sebanyak 12 Tinggi
responden dengan presentase (38,7%). (Tinggi)
Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan Total 31 100,0
Tidak Baik adalah yang banyak
berjualan. Dari tabel 4.7 diatas dapat
diketahui bahwa mayoritas responden
6. Variabel Sikap dengan pendidikan SD – SMP
Berdasarkan pengumpulan data (Rendah) sebanyak 18 responden
menggunakan lembar kuesioner dengan presentase (58,1%), dan
didapatkan data responden sikap pada minoritas dengan pendidikan SMA –
pedagang rujak simpang jodoh sebagai Perguruan Tinggi (Tinggi) sebanyak
berikut ini : 13 responden dengan presentase
(41,9%). Dapat disimpulkan bahwa
No Sikap Frekuensi Persentase pendidikan SD – SMP (Rendah)
(F) (%) adalah yang banyak berjualan.
1 Kurang 18 58,1
Baik 8. Variabel Lama Kerja
2 Baik 13 41,9 Berdasarkan pengumpulan data
Total 31 100,0 menggunakan lembar kuesioner
didapatkan data responden Lama Kerja
Dari tabel 4.6 diatas dapat pada pedagang rujak simpang jodoh
diketahui bahwa mayoritas responden sebagai berikut ini :
dengan sikap kurang baik sebanyak 18
responden dengan presentase (58,1%), No Lama Frekuensi Persentase
dan minoritas dengan sikap baik Kerja (F) (%)
sebanyak 13 responden dengan 1 <5 17 54,8
Tahun Berdasarkan Uji Chi Square
2 >5 14 45,2 diperoleh hasil p-value = 0,022 ( p-
Tahun value < 0,05) yang menunjukkan
Total 31 100,0 bahwa ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan responden dengan
Dari tabel 4.8 diatas dapat personal hygiene pedagang rujak
diketahui bahwa mayoritas responden simpang jodoh. Dari hasil analisa
dengan lama kerja < 5 Tahun sebanyak diperoleh juga nilai OR= 8,400 yang
17 responden dengan presentase artinya bahwa responden yang
(54,8%), dan minoritas dengan lama memiliki pengetahuan kurang baik
kerja > 5 Tahun sebanyak 14 mempunyai peluang 8,400 kali
responden dengan presentase (45,2%). memiliki personal hygiene yang buruk
Dapat disimpulkan bahwa lama kerja < dibandingkan dengan responden yang
5 Tahun adalah yang banyak berjualan. memiliki pengetahuan baik.

9. Hubungan Pengetahuan 10. Hubungan Sikap Dengan


Dengan Personal Hygiene Personal Hygiene
Adapun pengaruh pengetahuan Adapun pengaruh sikap
responden dengan personal hygiene responden dengan personal hygiene
penjual rujak simpang jodoh di penjual rujak simpang jodoh di
kecamatan Medan Tembung sebagai kecamatan Medan Tembung sebagai
berikut : berikut :
Pengetah Personal Hygiene Total P- OR
uan val 95%CI Sikap Personal Total P- OR
Buruk Baik ue Hygiene val 95%CI
n % n % N % Buruk Baik ue
N % N % N %
Kurang 1 45 5 16 1 61 8,400 Kurang 1 4 4 1 1 5 11,667
Baik 4 ,2 ,1 9 ,3 0,0 Baik 4 5, 2, 8 8, 0,0
Baik 3 9, 9 29 1 38 22 (1,600- 2 9 1 08 (2,125-
7 ,0 2 ,7 44,104) 64,039)
Baik 3 9, 1 3 1 4
Total 1 54 1 45 3 10 7 0 2, 3 1,
7 ,9 4 ,1 1 0 3 9
Total 1 5 1 4 3 1
7 4, 4 5, 1 0
9 2 0
Berdasarkan tabel 4.9 dapat
diketahui bahwa responden kategori
pengetahuan kurang baik dengan Berdasarkan tabel 4.10 dapat
personal hygiene pada pedagang rujak diketahui bahwa responden kategori
yang buruk terdapat 14 responden sikap kurang baik dengan personal
dengan persentase (45,2%), dan hygiene pada pedagang rujak yang
kategori pengetahuan kurang baik buruk terdapat 14 responden dengan
dengan personal hygiene pada persentase (45,2%), dan kategori sikap
pedagang rujak baik ada 5 responden kurang baik dengan personal hygiene
dengan persentase (16,1%). Kategori pada pedagang rujak baik ada 4
pngetahuan baik dengan personal responden dengan persentase (12,9%).
hygiene pada pedagang rujak yang Kategori sikap baik dengan personal
buruk terdapat 3 responden dengan hygiene pada pedagang rujak yang
persentase (9,7%), dan kategori buruk terdapat 3 responden dengan
pengetahuan baik dengan personal persentase (9,7%), dan kategori sikap
hygiene pada pedagang rujak baik ada baik dengan personal hygiene pada
9 responden dengan persentase pedagang rujak baik ada 10 responden
(29,0%). dengan persentase (32,3%).
Berdasarkan Uji Chi Square (Tinggi) dengan personal hygiene pada
diperoleh hasil p-value = 0,008 ( p- pedagang rujak baik ada 10 responden
value < 0,05) yang menunjukkan dengan persentase (32,3%).
bahwa ada hubungan yang signifikan Berdasarkan Uji Chi Square
antara sikap responden dengan diperoleh hasil p-value = 0,008 ( p-
personal hygiene pedagang rujak value < 0,05) yang menunjukkan
simpang jodoh. Dari hasil analisa bahwa ada hubungan yang signifikan
diperoleh juga nilai OR= 11,667 yang antara pendidikan responden dengan
artinya bahwa responden yang personal hygiene pedagang rujak
memiliki sikap kurang baik simpang jodoh. Dari hasil analisa
mempunyai peluang 11,667 kali diperoleh juga nilai OR= 11,667 yang
memiliki personal hygiene yang buruk artinya bahwa responden yang
dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan SD – SMP
memiliki sikap baik. (Rendah) mempunyai peluang 11,667
kali memiliki personal hygiene yang
11. Hubungan Pendidikan buruk dibandingkan dengan responden
Dengan Personal Hygiene yang memiliki pendidikan SMA –
Adapun pengaruh pendidikan Perguruan Tinggi (Tinggi).
responden dengan personal hygiene
penjual rujak simpang jodoh di 12. Hubungan Lama Kerja
kecamatan Medan Tembung sebagai Dengan Personal Hygiene
berikut : Adapun pengaruh lama kerja
responden dengan personal hygiene
Pendidika Personal Hygiene Total P- OR
n val 95%CI penjual rujak simpang jodoh di
Buruk Baik ue
n % n % N % kecamatan Medan Tembung sebagai
SD – SMP 1 45 4 12 1 61 11,667
(Rendah) 4 ,2 ,9 8 ,3 0,0 berikut :
08 (2,125-
SMA – 3 9, 1 32 1 38 64,039)
Perguruan 7 0 ,3 3 ,7 Lama Personal Hygiene Total P- OR
Tinggi Kerja val 95%CI
(Tinggi) Buruk Baik ue
n % n % N %
>5 1 45 3 9, 1 54 17,111
Total 1 54 1 45 3 10 Tahun 4 ,2 7 7 ,8 0,0
7 ,9 4 ,2 1 0 <5 3 9, 1 35 1 45 02 (2,873-
Tahun 7 1 ,5 4 ,2 101,928)
Total 1 54 1 45 3 10
Berdasarkan tabel 4.11 dapat 7 ,9 4 ,2 1 0

diketahui bahwa responden kategori


pendidikan SD – SMP (Rendah) Berdasarkan tabel 4.12 dapat
dengan personal hygiene pada diketahui bahwa responden kategori
pedagang rujak yang buruk terdapat 14 lama kerja > 5 tahun dengan personal
responden dengan persentase (45,2%), hygiene pada pedagang rujak yang
dan kategori pendidikan SD – SMP buruk terdapat 14 responden dengan
(Rendah) dengan personal hygiene persentase (44,2%), dan kategori lama
pada pedagang rujak baik ada 4 kerja > 5 tahun dengan personal
responden dengan persentase (12,9%). hygiene pada pedagang rujak baik ada
Kategori pendidikan SMA – Perguruan 3 responden dengan persentase (9,7%).
Tinggi (Tinggi) dengan personal Kategori lama kerja < 5 tahun dengan
hygiene pada pedagang rujak yang personal hygiene pada pedagang rujak
buruk terdapat 3 responden dengan yang buruk terdapat 3 responden
persentase (9,7%), dan kategori dengan persentase (9,7%), dan kategori
pendidikan SMA – Perguruan Tinggi lama kerja < 5 tahun dengan personal
hygiene pada pedagang rujak baik ada dibandingkan dengan sikap
11 responden dengan persentase baik.
(35,5%). 4. Distribusi frekuensi variabel
Berdasarkan Uji Chi Square demografi pada pedagang rujak
diperoleh hasil p-value = 0,002 ( p- simpang jodoh di Kecamatan
value < 0,05) yang menunjukkan Medan Tembung yang meliputi
bahwa ada hubungan yang signifikan tingkat pendidikan dan lama
antara lama kerja responden dengan kerja menunjukkan sebagian
personal hygiene pedagang rujak besar berpendidikan rendah
simpang jodoh. Dari hasil analisa yaitu SD – SMP sebesar
diperoleh juga nilai OR= 17,111 yang (58,1%), lama kerja > 5 tahun
artinya bahwa responden yang sebesar (54,8%).
memiliki lama kerja > 5 tahun 5. Ada hubungan yang bermakna
mempunyai peluang 17,111 kali antara pengetahuan dengan
memiliki personal hygiene yang buruk personal hygiene pada
dibandingkan dengan responden yang pedagang rujak simpang jodoh
memiliki lama kerja > 5 tahun. di Kecamatan Medan Tembung
dengan nilai p-value 0,022.
KESIMPULAN DAN SARAN 6. Ada hubungan yang bermakna
antara sikap dengan personal
Kesimpulan
hygiene pada pedagang rujak
Berdasarkan dari hasil penelitian simpang jodoh di Kecamatan
mengenai Faktor Analisis yang Medan Tembung dengan nilai
Mempengaruhi Personal Hygiene pada p-value 0,008.
Pedagang Rujak Simpang Jodoh di 7. Ada hubungan yang bermakna
Kecamatan Medan Tembung dapat antara pendidikan dengan
disimpulkan sebagai berikut : personal hygiene pada
1. Personal hygiene pada pedagang rujak simpang jodoh
pedagang rujak simpang jodoh di Kecamatan Medan Tembung
di Kecamatan Medan Tembung dengan nilai p-value 0,008.
yang buruk memiliki jumlah 8. Ada hubungan yang bermakna
yang lebih banyak yaitu sebesar antara lama kerja dengan
17 responden (54,8%). personal hygiene pada
2. Distribusi frekuensi pedagang rujak simpang jodoh
pengetahuan pada pedagang di Kecamatan Medan Tembung
rujak simpang jodoh di dengan nilai p-value 0,002.
Kecamatan Medan Tembung SARAN
yang memiliki pengetahuan a. Bagi Instansi Pemerintah
kurang baik lebih banyak yaitu Perlu peningkatan pengawasan
sebesar 19 responden (61,3%) yang baik terhadap pedagang
dibandingkan dengan rujak makanan di Kecamatan
pengetahuan baik. Medan Tembung dari pihak
3. Distribusi frekuensi sikap pada yang berwenang yaitu Dinas
pedagang rujak simpang jodoh Kesehatan Kota Medan.
di Kecamatan Medan Tembung
yang memiliki sikap kurang b. Bagi Pedagang
baik lebih banyak yaitu sebesar Menjamah makanan agar selalu
18 responden (58,1%) meningkatkan Personal
Hygiene yang baik saat Affandi, M.Y (2016). Kualitas
mengolah makanan hendaknya Higiene Dan Sanitasi
selalu memakai celemek dan Makanan Jajanan di SDN
alat atau sarung tangan plastik Mojo 3 Surabaya. Jurnal.
saat menjamah makanan. FKM UNAIR.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Perlu diadakan penelitian yang Agustina Febria, Prambayun dan Febri
lebih lanjut mengenai faktor – Fatma Fatmalina. 2009.
faktor yang berhubungan Hygiene Sanitasi Pada
dengan Personal Hygiene pada Pedagang Makanan Jajanan
penjual makanan tradisional Tradisional di Lingkungan
dengan sampel yang lebih Sekolah Dasar di Kelurahan
besar. Demang Palembang Tahun
2009. Jurnal Kesmas.
Arisman, 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi
Keracunan Makanan. Jakarta. EGC
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Republik Indonesia. 2014.
Berita Keracunan Bulan
Oktober, November dan
Desember Tahun 2014.
Diakses pada tanggal 05 April
2018 melalui
http://ik.pom.go.id/v2014/beri
ta-keracunan/berita-
keracunan-bulan-oktober-
desember-2014
Ermayani, D.2004. Hubungan Antara
Kondisi Sanitasi dan Praktik
Penjamah Makanan dengan
Kandungan Escherichia coli
pada Nasi Pecel di Kelurahan
Sumurboto dan Tembalang
Semarang. Semarang: FKM
Undip
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia No.
715/Menkes/SK/VII/2003.
Pedoman Persyaratan Hygiene
Sanitasi Makanan Jajanan.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia No.
DAFTAR PUSTAKA 942/Menkes/SK/2003
Tentang Persyaratan Hygiene
Sanitasi Jasaboga
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia No.
1096/Menkes/Per/VI/2011
Tentang Hygiene Sanitai
Jasaboga
Kompas, 2009. Mati Keracunan Rujak.
Singapura. Kompas
Lestari, E. (2015). Analisis Personal
Hygiene pada Penjual
Makanan Tradisisonal Gado-
Gado Di Keluarahan
Pisangan, Cempaka Putih
Dan Cireundeu Ciputat Timur
Tahun 2015. Skripsi. PSKM
UIN Syarif Hidayatullah
Notoatmojo, S (2017). Kesehatan
Masyarakat : Ilmu & Seni.
Jakarta. P.T Rineka Cipta.
Purnawijayanti, H. (2001). Sanitasi
Hygiene dan Keselamatan
Kerja dalam Pengolahan
Makanan. Kanisius.
Yogyakarta
Yuni, N.E (2015). Buku Saku Personal
Hygiene. Yogyakarta. Nuha Medika
WHO. (2005). Penyakit Bawaan
Makanan Fokus Pendidikan
Kesehatan. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai