1582 3138 1 SM
1582 3138 1 SM
Azhar
Laboratorium Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Riau, Pekanbaru 28293
E-mail : azhar_pep@yahoo.com
Abstract
Physics represent process and product about natural study. Physics Education represent
creativity development and is intellectual of student. Execution Physics education of told effective
if student can obtain get skill and knowledge think needed to reach final performansi which
wanted. Efficacy learn physics do not only determined by at cognate ability, afektif, and
psikomotor, but more than that also knowledge about erudite process, individual skill, and physics
knowledge which need to be conceptually mastered. Therefore in physics study have its have to
supporting laboratory, so that student get the physics more aktual and do not drag on student.
kesesuaian peralatan tersebut dengan isi materi menghasilkan output yang dapat menguasai
dalam kurikulum atau silabus yang akan Fisika secara fungsional.
diajarkan, tidak ketinggalan zaman, akurat
untuk digunakan, tingkat kesulitan dan
kecanggihan alat sesuai dengan tingkat Kesimpulan dan Saran
kemampuan siswa, dan tidak membingungkan
siswa (Brown et.al, 1983 dalam Indrawati, Pada hakekatnya pelajaran fisika
2007). mencakup tiga aspek, yaitu : (1) aspek proses,
Kegiatan laboratorium yang meliputi (2) aspek produk, dan (3) aspek sikap ilmiah.
praktikum, eksperimen, verifikasi, atau uji Namun, kita cermati, pengajaran fisika di
coba selalu membutuhkan ruang, sekurang- sekolah-sekolah sampai saat ini cenderung
kurangnya ruang untuk penyimpanan menekankan pada produk, yang mana fakta,
peralatan, persiapan pelaksanaan kegiatan, dan hukum dan teori mendapat porsi dominan,
pelaksanaan praktikum/eksperimen lainnya. sehingga aspek proses dan sikap ilmiah kurang
Menurut Sund dan Trowbridge (1973) dalam mendapat porsi yang cukup.
Indrawati (2007), kebutuhan luas ruang untuk Keberhasilan pembelajaran rendah
kegiatan laboratorium dalam menunjang fisika di sekolah tidak saja tergantung dari
pembelajaran IPA/Fisika sekurang-kurangnya baiknya rumusan kurikulum atau silabus, tetapi
adalah sekitar 35 – 45 ft2 atau sekitar 3 m2 juga perlu didukung oleh tersedianya sarana
untuk setiap siswa. Dengan ini dapat pembelajaran yang memadai. Untuk
diperhitungkan luas ruang untuk kebutuhan mengembangkan aspek proses dan aspek sikap
pelaksanaan kegiatan laboratorium secara ilmiah perlu dilakukan eksperimen/
klasikal, yaitu sekurang-kurangnya seluas 3 demonstrasi. Kegaitan eksperimen di
m2 kali jumlah siswa dalam satu kelas tersebut. labortorium akan berjalan lancar, jika sarana
Berhubungan dengan pelaksanaan peralatan laboratorium cukup tersedia dan guru
kegiatan di Laboratorium fisika tidak terlepas mampu melakukan kegiatan laboratorium
dari tugas guru bidang studi fisika, Supriyadi tersebut.
(2000) mengatakan bahwa para guru fisika Namun sampai saat ini masih banyak
dirasa kurang kreatif di dalam penyiapan alat sekolah yang belum memiliki laboratorium
percobaan fisika di laboratorium, maka perlu yang memadai, misalnya di SMU masih
pemberian dasar percobaan fisika yang benar berupa Laboratorium IPA (satu Labaoratorium
dan bervariatif kepada para mahasiswa calon dipakai untuk Fisika, Kimia dan Biologi),
guru dan para guru. Oleh karena itu, perbaikan itupun umumnya hanya ada satu ruang.
sarana laboratorium fisika dan optimalisasi Kemudian para guru fisika dirasa kurang
pemanfaatannya merupakan hal yang masih kreatif di dalam penyiapan alat percobaan
sangat perlu dipikirkan dan dicarikan alternatif fisika di laboratorium, maka perlu pemberian
pemecahannya. dasar percobaan fisika yang benar dan
Selanjutnya Subali (2000) bervariatif kepada para mahasiswa calon guru
menyebutkan bahwa banyak sekolah yang dan para guru. Oleh karena itu, perbaikan
belum memiliki laboratorium yang memadai, sarana laboratorium fisika dan optimalisasi
misalnya di SMU masih berupa Laboratorium pemanfaatannya merupakan hal yang masih
IPA (satu Labaoratorium dipakai untuk Fisika, sangat perlu dipikirkan dan dicarikan alternatif
Kimia dan Biologi), itupun umumnya hanya pemecahannya.
ada satu ruang. Akibatnya kegiatan praktikum
dilaksanakan secara terpisah dengan
pembelajaran di kelas. Hal ini diperkuat Daftar Pustaka
dengan adanya Penelitian Indrawati (2007)
terhadap Potensi sarana Laboratorium Fisika di Azhar, 2002. Peranan Ilmu Pengetahuan Dasar dan
SMA di Jawa Barat, Jawa tengah dan Jawa Sumber Daya Manusia dalam
Timur yang menyatakan bahwa potensi sarana Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Laboratorium fisika di SMA untuk mendukung Teknologi. Forum Kependidikan FKIP
Universitas Sriwijaya: Palembang tahun
pelaksanaan pembelajaran fisika di SMA
21, No.2 Maret 2002. pp.90-100.
masih rendah, yang berarti SMA belum dapat
12 Azhar; Pendidikan Fisika dan Keterkaiatan dengan Laboratorium…
Azhar, Mitri Irianti & Fitroh Tasela Ramsilas, Prosiding, 22 Agustus 2000. Yogyakarta.
2004. Hasil Belajar Fisika Siswa dengan pp.1-7.
Pemberian Pola Umpanbalik Pada Konsep Pasaribu, Abidin, 2004. Hakekat Pelajaran Fisika
Listrik Statis di Kelas II SMU Negeri I dan Implikasinya terhadap Pembelajaran.
Kampar. Pancaran Pendidikan FKIP Forum MIPA-Majalah Ilmiah Jurusan
Universitas Jember. Tahun XVII no.57 PMIPA FKIP Universitas Sriwijaya Vol.9
April 2004. pp.1-13. No.1 Januari 2004. pp.1-10
Azhar, 2006. Pendidikan yang kondusif dalam Subali, Bambang, 2000. Asesmen Sebagai
meningkatkan Mutu lulusan LPTK. Paradigma Baru Sistem Evaluasi Untuk
Buletin Dinamika Kreativitas Media Mengembangkan Tujuan Pembelajaran
informasi dan Komunikasi Pendidikan IPA Yang Holistik. Seminar Nasional
Pascasarjana UNJ Jakarta.Vol.2 ,01. Pengembangan Pendidikan MIPA di Era
Januari 2006. pp.26-30. Globalisasi-Prosiding, 22 Agustus 2000.
Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Erlangga, Yogyakarta, pp 49-61
Jakarta. Sukirman, 2000. Integrasi Pendidikan Lingkungan
Druxes, Herbert., Gernot Born dan Fritz Siemsen, Pada Kurikulum IPA Sekolah Dasar.
1986. Kompedium Didaktik Fisika. CV. Seminar Nasional – Pengembangan
Remadja Karya, Bandung. Pendidikan MIPA di Era Globalisasi –
Hutagalung, A., 2000. Belajar Fisika secara Prosiding, 22 Agustus 2000. Yogyakarta,
mudah, cepat, dan Menarik. Effhar & pp 271-277.
Dahara Prize, Semarang. Supriyadi, 2000. Usaha peningkatan Penguasaan
Indrawati. 2007. Potensi Laboratorium Fisika di Konsep Gelombang Elektro-magnet di
SMA dalam Mendukung Pelaksanaan dalam Perkuliahan Elektrodinamika.
Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Seminar Nasional Pengembangan
kebudayaan, Badan Penelitian dan Pendidikan MIPA di Era Globalisasi –
Pengembangan Depdiknas. Tahun ke-13 Prosiding, 22 Agustus 2000. Yogyakarta,
No.064 Januari 2007. pp.106-125. pp.67-72.
Maryunis, Aleks, 2000. Strategi Peningkatan Wuryadi, 2000. Paradigma Baru Pendidikan Sains.
Kualitas Pendidikan MIPA di LPTK. Seminar Nasional Pengembangan
Seminar Nasional Pengembangan Pendidikan MIPA di Era Globalisasi –
Pendidikan MIPA di Era Globalisasi– Prosiding, 22 Agustus 2000. Yogyakarta,
pp.18-23.