Anda di halaman 1dari 14

MUSTHOLAH HADIST

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ULUMUL HADIST

DOSEN PENGAMPU:

MISKARI Lc.MH.I

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4 HKI 1B

PUTRI IRDA ADHA 12112047

HILIYA 12112054

HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan


penuliskemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepatwaktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup
untukmenyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis mengucapkan syukur
kepadaAllah Subhanahu Wa Ta’ala atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupasehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikanpembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Ulumul
Hadis “Istilah-Istilahdalam Ilmu Hadits”.

Banyak rintangan dan kesulitan yang penulis hadapi ketika


menyusunmakalah ini, namun dengan adanya beberapa referensi, akhirnya
penulis dapatmelewati dan menyelesaikan masalah ketika penyusunan makalah
ini. Olehkarena itu penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantudalam menyusun makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurnadan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu,penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supayamakalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudianapabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Pontianak , 02 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................2
C. Tujuan masalah.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Istilah-istilah dalam ilmu hadist.............................................................................3
B. Sejarah dalam ilmu mustholah hadist.....................................................................5
C. Manfaat dalam memahami ilmu hadist dirayah {mustholah hadist}.....................6
D. Manfaat dalam memahami ilmu hadist riwayah...................................................7
BAB III PENUTUPAN...................................................................................................10
A. Kesimpulan...........................................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Latar belakang adanya pembagian Hadits, sejarah periwayatan hadits
Nabi, memang berbeda dengan sejarah periwayatan Al-Qur’an. Periwayatan
Al-Qur’an dari Nabi kepada para sahabat berlangsung secara terbuka dan
umum, sehingga jumlah sahabat yang mendengarkan dan kemudian
menghafalya, jumlahnya tidak terhitung. Kemudian, Al-Qur’an itu oleh para
sahabat disampaikan kepada para tabi’in dengan bentuk sama pula, dan
demikian seterusnya para tabi’in dengan bentuk yang sama pula, dan
seterusnya sampai kepada zaman kita. Sehingga dengan demikian, tak dapat
diragukan lagi, bahwa Al-Qur’an sampai sekarang ini tetap terpelihara
keorisilannya.. Di samping itu, Allah SWT sendiri telah menjamin akan
terpeliharanya. Al-Qur’an itu, sebagaimana firman Allah dalam (Q.S al-Hijr:9).

Akan halnya periwayatan Hadis Nabi, tidaklah demikian sejarahnya.


Memang benar, bahwa sejak zaman Nabi masih hidup, tidak sedikit para
sahabat yang telah memiliki catatan-catatan di shahifahnya masing-masing
disamping tidak sedikit juga yang mengahafalnya. Tetapi, dalam penyampaian
Hadits oleh Rasulullah, terkadang bersifat umum dan terbuka, tetapi di
samping itu tidak jarang pula dilakukan secara invidual, dihadapan satu-dua
orang saja.

Sebelum masa pendewaan Hadits telah terjadi berbagai pemalsuan


Hadits, baik yang didasari oleh kepentingan politik, kepentingan agama
(da’wah), atau kepentingan lainnya. Sehingga apa yang disampaikan oleh
periwayatan Hadits sebagai Hadits Nabi, dengan sendirinya memerlukan
penelitian yang ketat untuk menetapkan apakah benar riwayat tersebut berasal
dari Nabi atau tidak.

1
Apabila dilihat dari segi jumlah perawi yang meriwayatkan hadits Nabi
dari generasi ke generasi, maka ternyata yang berkedudukan mutawatir
sebagaimana periwayatan Al-Qur’an, jumlahnya tidaklah banyak. Karena itu,
bila dilihat dari segi periwayatannya, maka kedudukan Hadits pada umumnya
adalah kebenaran periwayatannya masih dalam status dugaan, sedang yang
berstatus tidak diragukan lagi kebenaran periwayatannya, jumlahnya tidak
banyak. Sudah barang tentu, Hadits Mutawatir, kedudukan periwayatannya
lebih tinggi dari yang Hadits Ahad. Karena Hadits-hadits Ahad itu jumlahnya
banyak dan bentuknya beraneka ragam, untuk itu diklasifisir mana yang diduga
keras berasal dari Nabi, mana yang meragukan dan mana yang jelas-jelas tidak
berasal dari Nabi Keseluruhan pembagian itu, pada hakikatnya di samping
bertujuan untuk memudahkan klasifikasinya, para ulama hadits telah berusaha
membagi Hadits-hadits Nabi dilihat dari berbagai seginya, kemudian dari
pembagian itu dibagi-bagi lagi kepada beberapa macam. Jadi, kita dapat
mengetahui mana Hadits yang benar-benar berasal dari Nabi, sehingga akan
yakin dan tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengamalkannya. untuk lebih
jelasnya, sedikit kami akan paparkan dalam isi atau pembahasan makalah ini.

B. Rumusan masalah
1. Apa – apa saja istilah-istilah dalam ilmu hadist?
2. Jelaskan sejarah dan manfaat dalam memahami ilmu mustholah hadist?

C. Tujuan masalah
1. Supaya mahasiswa mampu dalam menguraikan istilah-istilah dalam ilmu
hadist.
2. Agar mampu menjelaskan sejarah dan manfaat dalam memahami ilmu
mustholah hadist.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Istilah-istilah dalam ilmu hadist
1.Sunnah

Menuurut bahasa adalah perjalanan hidup yang baik dan perjalanan yang
jelek adalah setiap apa yang datang dari Nabi SAW. Berupa perkataan,
perbuatan, dan persetujuannya.

2.Atsar

Adalah suatu riwayat berupa perkataan dan  perbuatan dari shahabat atau
tabi’i

3.Sanad

Adalah perjalanan hadits dari Muhaddits sampai kepada Nabi SAW.

4.Matan

Adalah isi / materi / redaksi atau susunan kalimat dalam sebuah hadits.

5.Rowi

Adalah orang yang menyampaikan riwayat atau berita.

6.Musnad

Adalah suatu nama dari bagian hadits yang bersambung sanadnyasampai


kepada Nabi SAW.

7.Musnid

Adalah orang yang menyampaikan hadits berikut sanad-sanadnya sampai


kepada Nabi SAW.

3
8.Sunan

Adalah kitab hadits yang diatur menurut bab-bab fiqh, seperti fiqh
Muamalah, Jinayah, Munakahat dsb.

9.Shahabat

Adalah orang yang bertemu dengan Nabi SAW. Beriman serta mati
dalam keadaan Muslim

10.Tabi’in

Adalah orang yang sezaman dengan shahabat, bertemu dan belajar


hadits, kemudian mati dalam keadaan muslim

11.Tabi’ut Tabi’in

Adalah orang yang sezaman dengan tabi’in, bertemu dengan tabi’in dan
belajar hadits, kemudian mati dalam keadaan muslim.

12.Mukhadromun

Adalah orang yang pernah mengalami hidup di dua zaman, yaitu zaman
jahiliyyah dan Islam . akan tetapi ia tidak pernah bertemu dengan Nabi SAW.

13.Mukhorrij

Adalah ahli hadits yang meriwayatkan hadits yang kemudian


dikumpulkan dalam kitabnya.

14.Mudawwin

Adalah nama gelar bagi orang yang menulis dan memperbanyak kitab-
kitab hadits, untuk kemudian dipelajari dan dijadikan pedoman hidup umat
Islam.

Adapun menurut istilah ahli hadits, hadits adalah apa yang disandarkan
kepada Nabi Muhammad Saw., baik berupa ucapan, perbuatan, penepatan, sifat

4
atau sirah beliau, baik sebelum kenabian maupun sesudahnya. Sedangkan
menurut ahli ushul fikih, hadits adalah perkataan, perbuatan, dan penetapan yang
disandarkan kepada Rasulullah Saw. setelah kenabian. Adapun sebelum
kenabian tidak dianggap sebagai hadits, karena yang dimaksud dengan hadits
adalah mengerjakan apa yang menjadi konsekuensinya. Dan ini tidak dapat
dilakukan kecuali dengan apa yang terjadi setelah kenabian5. Maka secara
singkat, ilmu hadits adalah ilmu yang berkaitan dengan hadits yang secara garis
besar terbagi ke dalam dua bagian besar, yaitu ilmu hadits riwayah dan ilmu
hadits dirayah6. Adapun pengertian ilmu hadits riwayah menurut Ibn al-Akfani,
adalah ilmu yang meliputi pemindahan (periwayatan) perkataan Nabi Saw. dan
perbuatannya, serta periwayatannya, pencatatannya dan penguraian lafaz-
lafaznya.

D. Sejarah dalam ilmu mustholah hadist


Ilmu Musthalah Hadits adalah ilmu yang mengkaji tentang kaidah-
kaidah terkait sanad (silsilah) dan matan (redaksi) sebuah hadis .
Para ulama mulai menuliskan ilmu musthalah hadits pada pertengahan abad ke-4
Hijriyah, dimana masa pengumpulan hadits dalam satu kitab hampir sudah tidak
ada lagi.

Hal ini dikatakan Ustaz Hanif Luthfi Lc MA (pengajar Rumah Fiqih


Indonesia) dalam satu catatannya yang dilansir dari rumahfiqih. Kata Ustaz
Hanif, orang yang pertama menulis hal itu adalah al-Qadhi Abu Muhamad
Hasan bin Abdurrahman bin Khalad ar-Ramahurmuzi (wafat 360 H) dalam
Kitab al-Muhaddits al-Fashil Baina ar-Rawi wa al-Wa'i. Beliau menuliskan
tentang adab-adab seorang rawi hadits , apa saja yang harus dikuasai oleh
seorang muhaddits, cara-cara tahammul dan ada suatu hadits .

"Hanya saja kitab beliau masih sederhana karena hanya berbicara tentang
apa saja yang berhubungan dengan rawi saja," terangnya.

Ulama selanjutnya yang menulis ilmu mushtalah hadits adalah Imam


Abu Abdillah Muhammad bin Abdurrahman al-Hakim an-Naisaburi (wafat 405

5
H). Beliau menulis kitab yang berjudul Ma’rifat Ulum al-Hadits. Imam al-
Hakim mengumpulkan paling tidak 52 bab ulum al-hadits. Kitab Imam al-
Hakim ini sudah cukup sempurna dibanding kitab-kitab terdahulunya.

Adapun ulama yang cukup komplet menulis ilmu musthalah hadits


adalah Imam al-Khatib al-Baghdadi Abu Bakar Ahmad bin Ali bin Tsabit as-
Syafi’i (wafat 463 H). Beliau menulis beberapa kitab tentang ilmu musthalah
hadits. Diantara kitab itu adalah al-Kifayah fi Ilmi ar-Riwayah, al-Jami’ li
Akhlaq ar-Rawi wa Adab as-Sami’, ar-Rihlah fi Thalab al-Hadits, Taqyid al-
Ilmi, al-Mazid fi Muttashil al-Asanid. 

E. Manfaat dalam memahami ilmu hadist dirayah {mustholah hadist}


1. Mengetahui Kualitas Hadits

Dalam ilmu hadits riwayat (ilmu musththalah hadits) kita akan belajar
mengenai berbagai macam hadits yang disepakati oleh para ulama' hadits
mengenai diterima atau ditolaknya hadits tersebut. Ya, tentu saja ini berkaitan
dengan kualitas hadits itu sendiri, baik hadits shahih, hadits hasan, maupun
hadits dhaif.

2. Mengetahui Kualitas Sanad dan Matan Hadits


Dari pengertian ilmu hadits dirayah (ilmu mushthalah hadits)
sebagaimana link paling atas, maka kita akan mengetahui bagaimana gambaran
mengetahui disiplin ilmu ini yaitu mempelajari tentang seluk beluk hadits yang
berkaitan dengan kualitas sanad dan matannya.
3. Mengetahui Bagian dan Macam-Macam Hadits
Para ulama' ahli hadits telah merumuskan macam-macam hadits yang
dilihat dari segi yang berkaitan dengan hadits, baik kualitas matan, kualitas
sanadnya, jenis-jenis riwayatnya, dan shighat dalam meriwayatkannya. Semua
itu dapat diketahui jika kita mau belajar tentang ilmu hadits ini.
4. Mengetahui keadaan para rawi

6
Dengan mempelajari ilmu hadits dirayah (ilmu mushthalah hadits), maka
kita akan mengetahui beberapa keadaan rawi, apakah rawinya adalah seorang
yang dhabit, adil, ataukah tidak keduanya.

5. Menjaga Kemurnian Kalimat Hadits


Salah satu peran penting terwujudnya ilmu hadits dirayah (ilmu
mushthalah hadits) adalah menjaga kemurnian hadits dari segalam macam yang
tidak bersumber dari Nabi Muhammad SAW. Pasalnya, banyak kelompok atau
individu yang mengada-ada dalam membuat hadits palsu.

F. Manfaat dalam memahami ilmu hadist riwayah


Adapun manfaat dan peran penting ilmu hadits riwayah, maka beberapa
poin berikut ini akan menjelaskannya :

1. Mengetahui perbedaan hadist dari sumbernya

Dengan mempelajari ilmu hadits riwayat, maka sesungguhnya kita juga


belajar mengenai perbedaan dan macam-macam hadits yang  ditinjau dari
sumbernya, yaitu Rasulullah SAW. Adapun perbedaannya, maka ada hadits
qouliyah, hadits fi'liyah, hadits taqririyah, dan hadits sifat.

2. Mengetahui makna utama dalam ilmu hadist

Dalam ilmu hadits riwayah, kita pun akan belajar mengenai isi dan
makna yang terkandung dalam sebuah hadits, yaitu makna kontekstual yang
paling ditekankan dalam mengamalkan sebuah hukum dalam hadits. Tentu saja,
untuk mengetahui sebuah makna kontekstual dalam sebuah hadits, perlu
diperkuat dengan hukum-hukum dalam hadits lain dan beberapa pendapat
ulama'.

3. Mampu Menqiyaskan Hukum Dalam Sebuah Hadits Dengan Pemikiran


Bijak dan Dinamis.

7
Selain mengetahui makna kontekstual dalam sebuah hadits, mempelajari
ilmu hadits riwayah dapat menumbuhkan pemikiran secara dinamis dalam
memaknai sebuah hadits. Sehingga, sebuah hukum dalam diqiyaskan
(disamakan) dari beberapa riwayat dan maqolah yang saling menguatkan.

4. Tidak menafsiri hadist dengan pemikiran yang keliru

Nah, terkait melanjutkan pembahasan pada poin kedua dan ketiga di atas,
maka sudah jelas bahwa salah satu manfaat dan peran penting mempelajari ilmu
hadits riwayah adalah mencegah pemikiran yang keliru dalam memaknai sebuah
hadits.

5. Mengamalkan isi hadist secara tepat

Dalam perkembangan agama islam, banyak kelompok yang mengaku


sebagai "ahlus sunnah", namun prilaku dan amalan mereka cukup menyimpang
dari sunnah. Ya, misalnya saja kelompok yang melarang berziarah kubur bahkan
melarang berziarah makam Nabi Muhammad SAW, kelompok radikal yang anti
non-muslim seolah melarang berhubungan sosial dengan non-muslim, kelompok
yang dengan mudahnya mengkafirkan, membid'ahkan, dan mengklaim sesat
pada seseorang, dan lain sebagainya.

Salah satu penyebabnya adalah mereka lebih cenderung berdasar pada


satu atau dua hadits saja, memaknai hadits dari segi tekstual, dan memaknai
hadits dengan pemikiran yang keliru. Padahal, kita hidup dalam keadaan yang
nyaman, di mana penafsiran hukum-hukum dalam berbagai macam hadits
seudah dinyatakan oleh para ulama' yang ahli dalam pendapatnya, baik pada
masa dulu hingga saat ini.

6. Menentukan titik temu hukum pada dua hadist yang bertentangan

Kita mengetahui bahwa ada beberapa perbedaan pendapat di kalangan


para ulama', mereka tentu saja tidak menyatakan sebuah hukum berdasarkan
pemikiran pribadi, tetapi salah satunya berdasarkan dari hadits-hadits yang
berbeda hukumnya. Dengan demikian, untuk menyikapi perbedaan tersebut kita

8
bisa mengambilnya sebagai sebuah hikmah yaitu mengikuti salah satu pendapat
ulama' yang berkesesuaian dengan kondisi pribadi, lingkungan, budaya, dan
semacamnya.

7. Menjaga kemurnian makna hadist

  Nah, dengan mengetahui keenam manfaat mempelajari ilmu hadits


riwayat di atas, maka tentu saja hal penting lainnya adalah menjaga kemurnian
makna hadits dari pemikiran-pemikiran yang cenderung bersifat kaku.

9
BAB III

PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu, bahwa hadits adalah
segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW., baik itu berupa perkataan,
perbuatan, ketetapan maupun persetujuannya. Para ulama membagi tingkatan
hadits ke dalam beberapa golongan, seperti hadits qudsi, hadits mutawatir, hadits
shahih, hadits hasan, hadits dhaif dan lain sebagainya.

Selain hal yang kami sebut di atas, ada hal lain yang harus dipahami
dalam mempelajari ilmu hadist, yaitu istilah-istilah yang ditetapkan para ulama
dalam ilmu hadits, seperti; At Ta’dil, Tsiqah, Rawi La Ba`sa Bihi dan lain
sebagainya.

G. Saran
Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat suatu kekurangan, maka
saya sebagai penyusun menerima dengan besar hati apabila ada kritik, dan saran
dari pembaca guna kesempurnaan dari makalah-makalah selanjutnya

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pelangiblog.com/2019/05/manfaat-dan-peran-penting-belajar-
ilmu.html

http://generasisalaf.wordpress.com/2012/11/20/ringkasan-ilmu-mustholah-
hadits/

http://ukhuwahislah.blogspot.com/2013/06/makalah-dasar-dasar-ilmu-
hadits.html

nikiananda.wordpress.com/2013/05/02/bab-ipendahuluana-latar-belakanglatar-
belakang-adanya-pembagian-hadits/

11

Anda mungkin juga menyukai