Anda di halaman 1dari 8

MAKAIAH

AHLAK ISLAMIYAH SEBAGAI PEDOMAN KEHIDIPAN MANUSIA

DISUSUN OLEH :

NAMA NIM

RADEK JUL 2021002381009

DEDI PRIMADANI 2021002381031

DOSEN PENGAMPUH

PASMA YENDRA.M,P

PRODI ILMU PEMERINTAH SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN POLITIK


TAHUN 2020/2021
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan karunia
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak lupa pula penulis
haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya
mengalir pada kita di hari akhir kelak.Penulisan makalah berjudul ‘Akhlak Islamiyah Sebagai Pedoman
Kehidupan manusia’ bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam, penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan penulis agar pembaca berkenan
memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb

Padang,13 november 2020

DAFTAR ISI
Kata Pengantar > I
Daftar Isi > II

BAB I
Latar Belakang...............................................................................................................1
Rumusan Dan Batasan Masalah....................................................................................2
Tujuan............................................................................................................................2

BAB II
Konsep Akhlak dalam Al-Qur’a......................................................................................2
Pandangan Filosof Muslim terhadap akhlak..................................................................3
Aktualisasi akhlak dalam kehidupan..............................................................................4

BAB III
Penutup..........................................................................................................................6
Daftar Pustaka > (hal)

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar bekang masalah

Kerusakan Akhlak yang Paling Besar. Kerusakan moral dan akhlak secara umum akan berakibat
fatal bagi kehidupan manusia secara menyeluruh dan akan mempengaruhi terhadap kemajuan dan
perkembangan hidup mereka. Bukankah kehancuran sebuah negara sangat erat hubungannya dengan
kerusakan moral dan akhlak anak bangsa itu sendiri? Namun dengan rahmat-Nya, Allah I masih menjaga
stabilitas hidup mereka secara menyeluruh.

Demikian banyak anjuran yang diserukan oleh Rasulullah kepada umat ini untuk memiliki akhlak
yang baik. Karena memang akhlak yang baik memiliki banyak keutamaan dan pemiliknya pun banyak
mendapat pujian. Tidak hanya kepada sesama makhluk, namun yang lebih utama adalah bagaimana
manusia diperintah untuk memiliki akhlak yang baik kepada Allah, yaitu dengan tidak berbuat syirik dan
menyerahkan ibadah semata hanya kepada-Nya.

Karakter seseorang memberikan ciri khas kehidupan pribadi dan cerminan hidupnya. Bila
karakter itu diwadahi oleh aturan-aturan Allah dan Rasul-Nya, niscaya kepribadiannya akan
mencerminkan kehi-dupan yang baik. Begitu pula sebaliknya. Maka alangkah indahnya kepribadian sese-
orang bila dihiasi dengan karakter dan akhlak yang terpuji dan mulia. Dan betapa harum-nya seseorang
bila karakter dan akhlak yang terpuji menjadi selimut hidupnya. Maukah kami tunjukkan suri teladanmu
dalam masalah ini dari hamba-hamba Allah Dialah Rasulullah n yang telah menda-patkan pujian yang
tinggi dari Allah.

B.Rumusan Masalah Dan Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas,pemakalah menemukan beberapa rumusan masalah yang


menjadi pokok masalah dari materi diatas,yaitu:
1.mengetahui definisi akhlak dalam pengembangan budya manusia
2.Menjelaskan konsep akhlak dalam al-qur’an
3.mendeskripsikan pandangan filosof muslim terhadap akhlak
4.mengklasifikasikan hubungan agidah,syariah dan akhlaq
5.mengaktualisasikan akhlak dalam pengembangan manusia

C. Tujuan

Adapun tujuan pemakalah dalam mengkaji permasalahan diatas adalah:


Kita bisa memahami pengertian akhlak islamya sebagai pedoman kehidupan manusia
Kita bisa membedakan akhlak islamya sebagai pedoman kehidupan manusia
Mendiskripsikan pandangan filosof muslim terhadap akhlak
Mengklasifikasikan hubungan aqidah,syariah dan akhlak.
Mengaktualisasikan akhlak dalam pengembangan kehidupan manusia

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian akhlak dalam pengembangan budaya manusia :

Merupakan sesuatu yang sifatnya (baik atau buruk) tertanam kuat dalam diri manusia yang darinyalah
terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa berpikir dan direnungkan. Dalam Al-
Qur'an surat Al-Qolam ayat 4 dikatakan bahwa “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada diatas
budi pekerti yang agung“.

Akhlak terpuji yang ada dalam diri Rasulullah SAW patut kita jadikan contoh dan suri tauladan
yang baik. Ada dua sumber yang harus dijadikan sebagai pegangan hidup yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah
yang keduanyapun dijadikan sumber akhlak islamiyah. Jika manusia telah berakhlakul karimah atau
akhlak yang baik, mulia, terpuji InsyaAllah hidupnya akan jauh lebih baik.

Konsep Akhlak Dalam al-qur’an

Akhlak merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Karena tanpa Akhlak, manusia tidak
akan memiliki derajat sebagai manusia yang mulia. Sehingga tujuan dari pemakalah ini adalah
Mengetahui konsep pendidikan Akhlak yang terkandung dalam Surat Al-Hujurat Ayat 11-13. Minimnya
pemahaman Akhlak yang terkandung dalam Al-Qur’an akan semakin memperparah kondisi kepribadian
seseorang, bahkan hidup ini seakan-akan terasa kurang bermakna. Untuk membentuk pribadi yang
mulia, hendaknya penanaman Akhlak terhadap anak digalakkan sejak dini, karena pembentukannya
akan lebih mudah dibanding setelah anak tersebut menginjak dewasa. surat al-Hujurat ayat 11-13
membahas tentang menciptakan suasana yang harmonis diantara lingkungan masyarakat serta
menghindari terjadinya permusuhan dan bagaimana Konsep Akhlak yang terkandung dalam AL-Qur’an
Surat Al-Hujurat Ayat 11-13 bisa menjadi pedoman dalam kehidupan untuk diimplemtasikan dalam
kehidupan sehari-hari, Sehingga akan tercipta pribadi yang santun sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an
pandangan filosof muslim terhadap akhlak bnu Maskawaih (932-1010 M) adalah seorang filosof Muslim
yang masyhur dengan teorinya tentang filsafat al-Nafs dan filsafat al-Akhlak. Dalam pandangan Iqbal,
beliau adalah seorang pemikir teistis, moralis dan seorang sejahrawan Persia yang tersohor.
Jiwa (al-Nafs) dalam pandangannya adalah sebuah esensi yang amat halus dan jauhar rohani yang kekal,
tidak hancur dengan sebab hancurnya kematian jasmani. Menurutnya, jiwa memiliki tiga kekuatan,
yakni kekuatan rasional, kekuatan marah dan kekuatan gairah atau nafsu. Kekuatan tersebut bertingkat-
tingkat pada setiap orang tergantung kepada adat dan pendidikannya.

Menurutnya, apabila gerak aktifitas dari ketiga kekuatan tersebut seimbang dan normal, maka
akan melahirkan tiga keutamaan, yakni keutamaan ilmu dari kekuatan rasional. Keutamaan kesantunan
dan keberanian dari kekuatan marah dan keutamaan keberhasilan dan kedermawanan dari kekuatan
gairah.

Mengenai akhlak, ia mendefinisikan akhlak sebagai suatu sikap mental yang mendorong manusia untuk
melakukan perbuatan-perbuatan tanpa terlebih dahulu dipikirkan dan dipertimbangkan. Pengertian ini
memberikan pemahaman bahwa perbuatan itu tidak selamanya merupakan pembawaan fithrah sejak
lahir, namun juga berasal dari latihan dan kebiasaan
hubungan agidah,syariah dan akhlak
Aqidah, Syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran Islam. Ketiga unsur
tersebut dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Aqidah sebagai sistem kepercayaan yang
bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama.
Sementara syariah sebagai system nilai berisi peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Sedangkan
akhlak sebagai sistematika menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai agama.

Islam tidak hanya memberi tuntunan ritual, dalam rangka hubungan manusia dengan Tuhan,
tetapi juga memberi bimbingan dalam hubungan antar manusia, bahkan hubungan manusia dengan
alam dan lingkungannya, baik lingkungan wujud nyata maupun yang tak nyata (Yaa ‘alimal ghaibi wa
syahadah).

Mengaktualisasikan Akhlak dalam pengembangan kehidupan manusia


lanandasan umum berakhlak terhadap Allah Swt. adalah pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia
memiliki sifat-sifat terpuji; demikian agung sifat itu yang semua makhluk tidak dapat mengetahui
dengan baik dan benar betapa kesempurnaan dan keterpujian Allah swt. Oleh karena itu, mereka
sebelum memuji-Nya, bertasbih terlebih dahulu dalam arti menyucikan-Nya.

Akhlak terhadap sesama manusia.

Al-Quran menjelaskan perlakuan sesama manusia, baik berupa larangan, seperti membunuh,
menyakiti badan atau harta tanpa alasan yang benar, juga termasuk larangan menyakiti hati, walaupun
disertai dengan memberi. Lihat (QS al-Baqarah [2]: 263). Selain itu, al-Quran menekankan bahwa setiap
orang hendaknya didudukkan secara wajar, termasuk Nabi Muhammad Saw. dinyatakan pula sebagai
manusia biasa, namun dinyatakan pula beliau adalah Rasul yang memperoleh wahyu dari Allah.
Akhlak terhadap lingkungan.

Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia,
baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak yang
diajarkan al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan
ini menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam.

BAB III
PENUTUP

A. kesimpulan

Konsep pendidikan akhlak merupakan proses menghilangkan sifat-sifat tercela yang ada pada diri dan
menanamkan sifat-sifat terpuji, yang mana bertujuan untuk menghasilkan insan kamil dan mendekatkan
diri kepada Allah sehingga manusia dapat memperoleh kebahagiaan didunia dan akhirat.
Pendidikan akhlak yang dikemukakan Al Ghazali lebih menekankan pada unsur jiwa yang mana
mempunyai kedudukan sentral pada diri manusia sehingga dalam metode pendidikan akhlak beliau
memilih menggunakan metode tazkiyah al nafs, mujahadah, dan riyadhoh.

Menurut Al Ghazali guru mempunyai tugas dan kedudukan yang agung sebagaimana Rasul, serta
memberikan kriteria kepribadian yang dimiliki guru dan murid.

2. Konsep pendidikan akhlak Al attas diadopsi dari konsep ta’dib yang mana sudah mencakup
unsur-unsur pengetahuan (‘Ilm), pengajaran (ta’lim), dan penyuluhan yang baik (tarbiyah), dan
penekanannya cendrung lebih banyak pada perbaikan budi pekerti, sebagai upaya pembentukan
akhlakul karimah guna mendekatkan diri kepada Allah demi mencapai keselamatan didunia dan di
akhirat, dengan menggunakan metode tauhid, cerita dan metafora,dan Al Attas menganjurkan agar
pendidik dan peserta didik mempunyai niat ikhlas dalam mengajar dan menuntut ilmu.
Daftar pustaka

Maskawaih, Ibnu, Menuju Kesempurnaan Akhlak Cet. IV; Bandung: Mizan, 1999.
Maskawaih, Ibnu, Tahzib al-Akhlaq wa al-Takhthir al-A’raq Mesir: al-Husainiyah, 1392.
Nasution, Harun, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam Jakarta: Bulan Bintang, 1973.
Nasution, Hasyimiyah, Filsafat Islam Cet. I; Jakarta: Gajah Mada Press, 1999.
Syarif, M.M., Para Filosof Muslim Cet. XI; Bandung: Mizan, 1998.
Widyastini, Unsur-unsur Filsafat Islam Cet. I; Yogyakarta: Kota Kembang,

Anda mungkin juga menyukai