Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DEFRIAN SANJAYA

NIM : 18531028

KELAS : PAI 6C

PEMBELAJARAN PAI PADA DIFABEL

A. Pembelajaran PAI pada Difabel Keterbatasan Fisik


Merupakan perantara yang diciptakan untuk memudahkan proses belajar
mengajar sehingga terjalin komunikasi antara peserta didik dan pendidik dengan
pembelajaran ini sehingga mereka yang memiliki keterbatasan tidak mengurangi
semangat belajarnya walaupun dengan kondisi yang kurang memadai mereka yang
dianggap SLB tidak menutup kemungkinan. keluar kemungkinan mereka tidak memiliki
Kemampuan yang mereka miliki adalah mereka yang memiliki keterbatasan fisik yang
ilmunya melebihi orang normal pada umumnya. Jadi secara keseluruhan pendidik
tersebut menggunakan semua jenis media pembelajaran sesuai dengan situasi dan
kondisi, sedangkan media pembelajaran untuk anak difabel berperan penting di kalangan
pendidik agar peserta didik memahami apa yang dijelaskan pendidik kepada mereka,
sehingga akan terjadi timbal balik antara pendidik dan peserta didik. Adapun metode
yang sering digunakan pada pembelajaran PAI untuk anak Yang memiliki Keterbatasan
pada fisik adalah metode ceramah, metode tanya jawab.1

B. Pembelajaran PAI pada Difabel Pendengaran


Anak yang mengalami gangguan pendengaran (Tunarungu) disebabkan oleh
rusaknya sistem saraf pada pendengarannya atau tidak berfungsi sebagaimana orang
normal. Dengan kekurangan tersebut, para tuna rungu harus menggunakan alat bantu
dengar agar lebih mudah mendengar suara. Tunarungu adalah istilah umum yang
digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki atau memiliki masalah
pendengaran. Menurut Sutjihanti Soemantri mengatakan bahwa ketulian merupakan
suatu kondisi yang diderita seseorang akibat gangguan pendengaran yang disebabkan
1
DEPAG RI, 2007, Pedoman Umum PAI Sekolah Umum dan Luar Biasa, Mapel PAI SDLB, Jakarta
oleh rusaknya sistem saraf yang tidak berfungsi lagi sehingga mengalami kendala dalam
perkembangan bahasanya. Metode yang digunakan adalah metode pembelajaran PAI,
Metode Ceramah. , Metode Latihan, dan Media stimulasi sosial.2

C. Pembelajaran PAI Pada Difabel Penglihatan

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan upaya sadar dan terencana yang
dilakukan seseorang untuk menyiapkan siswa, menghayati, serta mengamalkan
ajaran islam dengan melakukan kegiatan pembelajaran. Mata merupakan indra
penglihatan yang dimiliki setiap manusia yang memiliki kedudukan peringkat paling
awal. Karena sepanjang waktu selama manusia masih terjaga maka mata akan
membantu manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Organ mata yang tidak normal atau tidak berfungsi dalam proses fisiologis
melihat disebut Tunanetra sebagai berikut: benda yang ditanghkap oleh mata tidak
bisa diteruskan pada kornea, lensa mata, retina, dan saraf karena disebabkan pada
suatu sebab yang mengalami suatu gangguan. Seseorang yang menderita seperti itu
disebut dengan penyandang atau penderita tunanetra (adanya kelainan pada mata).
Anak tunanetra merupakan seseorang yang indra penglihatannya (kedua-
duanya) tidak bisa berfungsi lagi untuk mendengarkan atau mendapatkan suatu
informasi pada kegiatan sehari-hari seperti orang normal lainnya3
D. Pembelajaran PAI Pada Difabel Gangguan Bicara
Adalah sebuah komunikasi yang dilakuakan manusia baik secara verbal maupun
nonverbal dalam melaksanakan pembeljaran ini maka diperlukan komunikasi antar
peserta didik dan pendidik suapaya pendidik mengetahui apakah peserta didik normal
atau kurang normal itulah fungsi dari komunikasi,dengan adanya komunikasi maka
maka terlihat ekpersi atau ciri khas dari mereka yang tunarugu wicara,beda dengan
mereka yang memiliki serabah kecukup baik lahir maupun batin. Dengan demikian
perlu dilakukan komunikasi secara inrapersonal antar pendidik dengan peserta didik,

2
Sutjihati Somantri, psikologi Anakluar biasa,(Bandung,Refika Aditama,2006)hlm 93

3
JokoYuwono, MemahamiAnak Autistik, Bandung: Alfabeta, 2012,Cet. Ke-2Edi Suardi, Pedagogik II (Bandung
Angkasa, 1966)
mereka yang keterbatsan fisik ini mereka akan bermomunikasi dengan mengunakan
bahasa tubuh suapaya berintaraksinya bisa dipahami oleh orang lain.4

E. Pembelajaran PAI Pada Difabel Keterbatasan Fisik Lainnya

Dengan adanya pembelajaran PAI ini maka anak yang tergolong difabel ini atau
keterbatasan fisik cara mengembangakan karakternya dengan cara kemandirian atau
sosial, justru peserta didik yang normal sangat mengapresiasi atas kegigihan yang mereka
capai bagi anak distabilitas itu biasa-biasa saja,karena mereka yang normal lebih bisa dari
meraka sedangakan mereka hanyala orang- orang yang keterbatsan fisik tidak mungkin
bisa bersaing didunia pendidikan akan tetapi kita tidak bisa menerkah nasib seseorang
karena kita yang merangacanag tapi tuhan yang nentukanya apa yang terjadi itu atas
kehendak oleh maha kuasa yang mencipatakn manusia berserta seisinya dimuka bumi ini
tamapa terkecuali, mnusia itu sama dimata allah tidak ada yang semprnah melaikan
yang menjadi pembeda itu adalah iman dan ketaqaan yang mereka mililiki

F. Pembelajaran PAI Pada Difabel Gangguan Bicara

Adalah sebuah komunikasi yang dilakuakan manusia baik secara verbal maupun
nonverbal dalam melaksanakan pembeljaran ini maka diperlukan komunikasi antar
peserta didik dan pendidik suapaya pendidik mengetahui apakah peserta didik
normal atau kurang normal itulah fungsi dari komunikasi,dengan adanya
komunikasi maka maka terlihat ekpersi atau ciri khas dari mereka yang tunarugu
wicara,beda dengan mereka yang memiliki serabah kecukup baik lahir maupun
batin. Dengan demikian perlu dilakukan komunikasi secara inrapersonal antar
pendidik dengan peserta didik, mereka yang keterbatsan fisik ini mereka akan
bermomunikasi dengan mengunakan bahasa tubuh suapaya berintaraksinya bisa
difahami oleh orang lain.

G. Pembelajaran PAI Pada Difabel hiferaktif


4
JokoYuwono, MemahamiAnakAutistik, Bandung: Alfabeta, 2012,Cet. Ke-2
1. hal yang harus guru lakukan dalam menghadapi anak hiferaktif

kita harus selalu memberikan pengawasan terhadap anak hiferaktif ini ,


memperbanyak komunikasi, tidak emosian atau memaharahi anak, berinasehat
dan pengarahan. Serta memberikan hukuman yang bermanfaat bagi anak dan
tidak memberakatkan sianak.
2. Media yang digunakan guru dalam menghadapi anak hiferaktif

Kita harus memanfaatkan media visual gambardan audio visual , yang paling
penting media yang kita gunakan harus sesuai dengan materi yang akan kita
ajarkan agar mendapatkan hasil yang maksimal.
3. Faktor pendukung dalam menghadapi anak hiferakif iala daya ingin tahu
anak hiferakif yang tinggi akan membuat anak memiliki pengetahuan yang
lebih luas5

5
JokoYuwono, MemahamiAnakAutistik, Bandung: Alfabeta, 2012,Cet. Ke-2Edi Suardi, Pedagogik II (Bandung
Angkasa, 1966)

Anda mungkin juga menyukai