Pertanyaannya:
a. Buatlah difinisi evaluasi, berdasarkan pernyataan yang tertulis dari pernyataan
no. 1 tersebut?
Jawab:
Evaluasi adalah suatu proses menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan sebelumnya melalui cara yang sistematis. Evaluasi
pembelajaran bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang menjadi landasan
dalam mengukur tingkat kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar peserta
didik, serta keefektifan pendidik dalam mengajar. Pengukuran dan penilaian menjadi
kegiatan utama dalam evaluasi pembelajaran.
b. Sebutkan dan jelaskan fungsi evaluasi pembelajaran, bagi guru sebagai
pembelajar dan peserta didik sebagai pebelajar!
Jawab:
Jawab:
Dalam dunia pendidikan tentunya setiap mata pelajaran telah mempunyai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) masing-masing. Siswa yang nilainya di bawah KKM
bukan serta merta mereka tidak bisa mengikuti dan menerima pelajaran dengan baik.
Hanya saja dari beberapa siswa tersebut bisa saja merasa kesulitan dalam menerima
pelajaran. Dalam hal ini, peran guru dalam mendiagnostik masalah tersebut sangatlah
penting. karena dengan adanya diagnostik guru tersebut dapat mengetahui
permasalah-permasalahan apa saja yang dihadapi oleh siswa tersebut yang sehingga
membuat mereka sulit untuk menerima pelajaran. Menurut Abin (2003:309),
diagnostik kesulitan belajar adalah suatu proses upaya untuk memahami jenis dan
karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan menghimpun dan
mempergunakan berbagai data/informasi selengkap dan seobjektif mungkin sehingga
memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternative
kemungkinan pemecahannya. Menurut Rahmadiarti (2003) remedial teaching atau
pengajaran remedial merupakan implementasi dan kemungkinan mengatasi faktor
penyebab kesulitan yang dihasilkan dari diagnosis kesulitan belajar yang telah
dilakukan sebelumnya. Secara umum, tujuan pengajaran remedial tidaklah berbeda
dengan pengajaran biasa yaitu agar siswa dapat mencapai prestasi belajar sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara khusus, pengajaran remedial bertujuan
untuk memberikan bantuan yang berupa perlakuan pengajaran kepada siswa yang
lambat, kesulitan belajar, ataupun gagal dalam belajar, sehingga dapat secara tuntas
dalam menguasai bahan atau materi pelajaran yang diberikan dan dapat mencapai
prestasi belajar yang diharapkan melalui proses perbaikan.
2. Guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran menggunakan beberapa jenis tes.
Pertanyaannya adalah:
a. Sebutkan jenis-jenis tes dilihat dari jawaban yang bersifat langsung dan tidak
langsung.
Jawab :
Jenis-jenis tes langsung
o Tes Tertulis
o Tes Lisan
Jawab:
Jenis-jenis dan Bentuk Tes
1) Berdasarkan Bentuk
a) Tes Tertulis
Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka antara
guru (orang yang memberikan tes) dengan siswa (orang yang sedang dites).
c) Tes Perbuatan
4. a. Jelaskan konsep analisis hasil tes dengan menggunakan PAP dan PAN?
Jawab:
Penilaian lebih transparan dengan menggunakan rubrik atau skema penilaian (marking
scheme),Penilaian lebih dapat diandalkan, karena menggunakan standar dan kriteria
minimal nilai dan peringkat lebih dapat dirundingkan. Nilai atau skor dapat
dipertanggungjawabkan secara objektif karena berdasarkan prestasi yang disesuaikan
dengan kriteria dan standar yang telah ditentukan, lebih banyak partisipasi dan motivasi
siswa/mahasiswa serta fokus pada pembelajaran dan lebih adil dan fair, karena
siswa/mahasiswa diukur berdasarkan standar prestasi, bukan dengan membandingkan
mahasiswa satu dengan lainnya.
Prestasi tergantung pada tingkat kebaikan kinerja yang ditunjukkan siswa/mahasiswa,
PAP juga lebih dapat dipertanggungjawabkan kualitas dan prestasi siswa/mahasiswa,
Mengakui subjektifitas dan penilaian yang profesional dalam pemberian nilai selain itu
PAP juga Cocok digunakan untuk penempatan kegiatan belajar bersyarat atau berseri,
Cocok digunakan untuk mendiagnosa kemampuan seseorang dalam proses pembelajaran
dan memonitor kemampuan setiap siswa/mahasiswa atau kelompok dalam proses
pembelajaran.
c. Sebutkan langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis hasil tes dengan PAP dan
PAN!
Jawab:
Langkah-langkah tes PAP dan PAN yaitu: 1) menentukanmaksutpenilaian; 2) membuat table
spesifikasi; 3) menulisbutirsoal; 4) menulispetunjuk; 5) menuliskuncijawaban.
A. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada apa yang dapat dilakukan oleh peserta
didik. Dengan kata lain, kemampuan-kemampuan apa yang telah dicapai peserta didik
sesudah menyelesaikan satu bagian kecil dari suatu keseluruhan program. Jadi,
penilaian acuan patokan meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik, dan
bukan membandingkan seorang peserta didik dengan teman sekelasnya, melainkan
dengan suatu kriteria atau patokan yang spesifik. Kriteria yang dimaksud adalah suatu
tingkat pengalaman belajar yang diharapkan tercapai sesudah selesai kegiatan belajar
atau sejumlah kompetensi dasar yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum
kegiatan belajar berlangsung. Misalnya, kriteria yang digunakan 75% atau 80%. Bagi
peserta didik yang kemampuannya di bawah kriteria yang telah ditetapkan dinyatakan
tidak berhasil dan harus mendapatkan remedial.
Untuk menentukan batas lulus (passinggrade) dengan pendekatan ini, setiap skor peserta
didik dibandingkan dengan skor ideal yang mungkin dicapai oleh peserta didik. Misalnya,
dalam suatu tes ditetapkan skor idealnya adalah 100, maka peserta didik yang memperoleh
skor 85 sama dengan memperoleh nilai 8,5 dalam skala 0 – 10. Demikian seterusnya.
Contoh :
Diketahui skor 52 orang peserta didik sebagai berikut :
32 20 35 24 17 30 36 27 37 50
36 35 50 43 31 25 44 36 30 40
27 36 37 32 21 22 42 39 47 28
50 27 43 17 42 34 38 37 31 32
22 31 38 46 50 38 50 21 29 33
34
Pedoman konversi yang digunakan dalam mengubah skor mentah menjadi skor standar
pada norma absolut skala lima adalah :
Tingkat Penguasaan Skor Standar
90 % – 100 % A
80 % – 89 % B
70 % – 79 % C
60 % – 69 % D
> 59 % E
Jika skor maksimum ditetapkan berdasarkan kunci jawaban = 60, maka penguasaan 90
% = 0,90 x 60 = 55, penguasaan 80 % = 0,80 x 60 = 48, penguasaan 70 % = 0,70 x 60 = 42,
penguasaan 60 % = 0,60 x 60 = 36. Dengan demikian, diperoleh tabel konversi sebagai
berikut :
Skor Mentah Skor Standar
54 – 60 A
48 – 53 B
42 – 47 C
36 – 41 D
> 35 E
Jadi, peserta didik yang memperoleh skor 50 berarti nilainya B, skor 35 nilainya E
(tidak lulus), skor 44 nilainya C, dan seterusnya. Jika dikehendaki standar sepuluh,
maka skor peserta didik dapat dikonversi dengan pedoman sebagai berikut :
Tingkat Penguasaan Skor Standar
95 % – 100 % 10
85 % – 94 % 9
75 % – 84 % 8
65 % – 74 % 7
55 % – 64 % 6
45 % – 54 % 5
35 % – 44 % 4
25 % – 34 % 3
15 % – 24 % 2
05 % – 14 % 1
a. Skala Lima :
A
‾Χ + 1,5 (s) = 30 + 1,5 (10) = 45
B
‾Χ + 0,5 (s) = 30 + 0,5 (10) = 35
C
‾Χ – 0,5 (s) = 30 – 0,5 (10) = 25
D
‾Χ – 1,5 (s) = 30 – 1,5 (10) = 15
E
Dengan demikian, skor 32 nilainya C, skor 20 nilainya D, skor 35 nilainya C, skor
24 nilainya D, dan skor 17 nilainya D.
b. Skala Sepuluh :
10
‾Χ + 2,25 (s) = 30 + 2,25 (10) = 52,5
9
‾Χ + 1,75 (s) = 30 + 1,75 (10) = 47,5
8
‾Χ + 1,25 (s) = 30 + 1,25 (10) = 42,5
7
‾Χ + 0,75 (s) = 30 + 0,75 (10) = 37,5
6
‾Χ + 0,25 (s) = 30 + 0,25 (10) = 32,5
5
‾Χ – 0,25 (s) = 30 – 0,25 (10) = 27,5
4
‾Χ – 0,75 (s) = 30 – 0,75 (10) = 22,5
3
‾Χ – 1,25 (s) = 30 – 1,25 (10) = 17,5
2
‾Χ – 1,75 (s) = 30 – 1,75 (10) = 12,5
1
‾Χ – 2,25 (s) = 30 – 2,25 (10) = 7,5
Dengan demikian, skor 32 nilainya 5, skor 20 nilainya 3, skor 35 nilainya 6, skor
24 nilainya 4, dan skor 17 nilainya 2.
Peringkat untuk skor 25 adalah 3,5 yang diperoleh dari (3 + 4) : 2 = 3,5. Skor
selanjutnya diberi peringkat sesuai dengan nomor urut selanjutnya.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi, prestasi belajar peserta didik ditentukan
oleh perbandingan antara pencapaian sebelum dan sesudah pembelajaran serta
kriteria penguasaan kompetensi yang ditentukan. Oleh karena itu, dalam
penilaian berbasis kelas lebih tepat apabila menggunakan penilaian acuan
patokan (PAP).
Peringkat dan klasifikasi anak yang didasarkan pada penilaian acuan norma lebih
banyak mendorong kompetisi daripada membangun semangat kerjasama. Lagi pula
tidak menolong sebagian besar peserta didik yang mengalami kegagalan. Dengan kata
lain, keberhasilan peserta didik hanya ditentukan oleh kelompoknya. Dalam Kurikulum
Berbasis Kompetensi, prestasi peserta didik ditentukan oleh perbandingan antara
pencapaian sebelum dan sesudah pembelajaran, serta kriteria penguasaan kompetensi
yang ditentukan.
Penilaian acuan norma biasanya digunakan pada akhir unit pembelajaran untuk
menentukan tingkat hasil belajar peserta didik. Pedoman konversi yang digunakan
dalam pendekatan PAN sama dengan pendekatan PAP. Perbedaannya hanya terletak
dalam menghitung rata-rata dan simpangan baku. Dalam pendekatan PAN, rata-rata
dan simpangan baku dihitung dengan rumus statistik sesuai dengan skor mentah yang
diperoleh peserta didik. Adapun langkah-langkah pengolahannya adalah :