Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

MODUL 6
Laba atas Transaksi antar Perusahaan - Obligasi

Akuntansi Keuangan Lanjutan 1

Disusun Oleh :
1) Rizky Nur Rohma ( 042009871)
2) Alifia Nur Khamidah ( 042009072 )

TAHUN 2021.2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan judul “ Laba atas Transaksi antar
Perusahaan -Obligasi ” yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan 1.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami dan


memperluas ilmu tentang bagaimana proses laba atas transaksi antar
perusahaan-aktiva tetapdalam suatu perusahaan.

Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, kami secara langsung


ataupun tidaklangsung telah mendapatkan bantuan dari dosen
pembimbing mata kuliah Akuntansi KeuanganLanjutan 1. Untuk itu kami
ucapkan terimakasih kepada ibu Dr. Susanti, M.Si

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan
saran dari semua pihak kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi usahakita.Baubau,

Mojokerto,19 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
COVER.........................................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Rumasan Masalah......................................................................................5
BAB 2...........................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................6
2.1 Transaksi Obligasi Antar Perusahaan........................................................6
2.2 Keuntungan Dan Kerugian Konstruktif Atas Obligasi Antar Perusahaan.....7
2.3 Dampak Keuntungan Atau Rugi Konstruktif Setelah Tahun Berjalan........12
2.4 Keuntungan Atau Kerugian Konstruktif Dan pendapatan Investasi...........13
2.5 Obligasi Anak Perusahaan Dibeli Oleh Induk Perusahaan........................24
BAB III........................................................................................................32
PENUTUP..................................................................................................32
Kesimpulan.....................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................33

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obligasi merupakan surat utang jangka panjang yang diperjual belikan di
pasarsurat-surat berharga. Penjualan obligasi menimbulkan hubungan
antara penerbit obligasisebagai debitur dan pembeli obligasi yang biasa
disebut investor obligasi.

Suatu perusahaan sering kali memiliki instrument hutang dari


perusahaanafiliasinya. Aktivitas pinjam meminjam antar perusahaan
dibenarkan dengan dasar pemikiran untuk kepentingan keamanan,
efisiensi, dan fleksibilitas. Walaupun masing-masing afiliasi adalah entitas
hukum yang berdiri sendiri, manajemen dari induk perusahaan memiliki
posisi untuk menegosiasikan semua pinjaman yang terjadi diantara
perusahaan afiliasi, dan keputusan untuk meminjam dari atau
meminjamkan secaralangsung kepada perusahaan afiliasi benar-benar
merupakan keputusan untukmengalihkan dana diantara perusahaan
afiliasi.

Pinjam meminjam langsung antar perusahaan afiliasi menghasilkan


akunresiprokal piutang dan hutang baik pokok maupun bunganya, begitu
pula dengan akunresiprokal pendapatan dan beban. Akun-akun resiprokal
ini dieliminasi dalam penyiapanlaporan keuangan konsolidasi karena
piutang dan hutang antar perusahaan tidak mencerminkan aktiva atau
kewajiban dari suatu entitas yang dikonsolidasikan. Masalah khusus
dalam akuntansi obligasi dan wesel antar perusahaan timbul ketika suatu
perusahaan membeli instrument hutang afiliasinya dari pihak luar.

Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh


suatu lembagadengan nilai nominal (nilai pari/ par value) dan waktu jatuh
tempo tertentu. Penerbitobligasi bisa perusahaan swasta, BUMN, atau
pemerintah baik pemerintah pusat maupundaerah. Salah satu jenis

4
obligasi yang diperdagangkan di pasar modal kita saat ini adalahobligasi
kupon (coupon bond ) dengan tingkat bunga tetap ( fixed ) selama masa
berlakuobligasi. Berinvestasi dalam obligasi mirip dengan berinvestasi di
deposito pada bank.Bila Anda membeli obligasi, Anda akan memperoleh
bunga/kupon yang tetap secara berkala biasanya setiap 3 bulan, 6 bulan,
atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh tempo.Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai mekanisme serta perbedaan-perbedaanmengenai
saham dan obligasi

1.2 Rumasan Masalah


1. Transaksi obligasi pada perusahaan

2. Keuntungan Dan Kerugian Konstruktif Atas Obligasi Antar Perusahaan

3. Obligasi Anak Perusahaan Dibeli Oleh Induk Perusahaan

4. Obligasi Perusahaan Induk Diperoleh Dari Anak Perusahaan Diluar


Perusahaan Gabungan

5
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Transaksi Obligasi Antar Perusahaan
Pada saat perusahaan mengeluarkan obligasi, kewajiban
obligasinya akan mencerminkantingkat bunga pasar yang berlaku. Namun
perubahan yang terjadi kemudiaan pada tingkat bunga pasar akan
menciptakan perbedaan antara nilai buku dan nilai pasar
kewajibantersebut. Jika tingkat bunga pasar meningkat, nilai pasar
kewajiban menjadi lebih kecildibanding nilai bukunya dan sebagai
akibatnya, perusahaan penerbit seharusnyamerealisasikan adanya
keuntungan. Menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum,keuntungan
tersebut tidak diakui pada buku perusahaan penerbit. Begitu pula, apabila
terjadi penurunan pada tingkat bunga pasar, akan mengakibatkan adanya
kerugiaan terealisasi yang juga tidak diakui. Laba dan rugi terealisasi tapi
tidak diakui ini harus diungkapkan dalam

catatan atas laporan keuangan sesuai dengan FASB Statement


No. 107, “ Pengungkapan Nilai Wajar Instrumen Financial.”Keuntungan
maupum kerugian atas obligasi yang beredar dari afiliasi yang
teridentifikasinamun tidak diakui ini, dapat diakui dengan cara menarik
obligasi yang beredar. Induk perusahaan, yang mengatur seluruh
penarikan hutang dan keputusan-keputusan lainnya bagientitas yang
dikonsolidasi, memiliki pilihan sebagai berikut :

1) Perusahaan penerbit (induk atau anak) dapat mempergunakan


sumber-sumberyang ada untuk membeli dan menarik obligasinya
sendiri.
2) Perusahaan penerbit (induk atau anak) dapat meminjam uang dari
entitas yang bukan afiliasinya dengan tingkat bunga pasar dan
menggunakan dana tersebut untuk menarik obligasinya sendiri
(pemilihan ini merupakan pembayarankembali).
3) Perusahaan penerbit dapat meminjam uang dari perusahaan afiliasi
danmenggunakan dana tersebut untuk menarik obligasinya sendiri.

6
4) Suatu perusahaan afiliasi (induk atau anak) dapat membeli obligasi
dari perusahaan penerbit dimana obligasinya ditarik secara
kontruktif.

Tiga pilihan yang pertama mengakibatkan penarikan yang


sesungguhnya (actualretirement) dari obligasi. Keuntungan atau
kerugiaan yang tidak diakui sebelumnya, dalam tigakeadaan ini diakui
oleh perusahaan penerbit dan diperhitungkan dalam mengukur
pendapatan bersih konsolidasi. Pilihan yang keempat mengakibatkan
penarikan konstruktif. Hal ini bahwaobligasi tersebut ditarik untuk tujuan
laporan konsolidasi karena investasi obligasi dan hutangobligasi dari induk
perusahaan dan anak perusahaan adalah resiprokal yang harus
dieliminasidalam proses konsoliasi.Perbedaan antara nilai buku dari
kewajiban obligasi dan harga beli dari investasi obligasi adalah
keuntungan atau kerugiaan dengan tujuan untuk laporan konsolidasi. Hal
ini jugamerupakan keuntungan atau kerugiaan bagi induk perusahaan
berdasarkan metode ekuitas(konsolidasi satu baris). Keuntungan atau
kerugian tersebut tidak diakui pada buku perusahaan penerbit yang
obligasinya dimiliki sebagai suatu investasi oleh pembeli afiliasi.
keuntunganatau kerugian bagi perusahaan penerbit yang telah direalisasi
oleh perubahan suku bunga pasar setelah obligasi diterbitkan, dan hal ini
diakui untuk tujuan laporan konsolidasi ketika obligasi tersebut dibeli
kembali dan dimiliki oleh entitas konsolidasi

2.2 Keuntungan Dan Kerugian Konstruktif Atas Obligasi Antar


Perusahaan
Apabila harga yang dibayar oleh suatu perusahaan afiliasi untuk
memperoleh hutang dari pihak lainnya lebih besar dari nilai buku
kewajiban (nilai nominal ditambah dengan agioyang belum diamortisasi
atau dikurangi dengan disagio yang belum diamortisasi dan biaya
penerbitan), maka terjadi kerugiaan konstruktif atas penarikan hutang.
Alternatif lain,apabila harga yang dibayar lebih kecil dari nilai buku hutang
tersebut, maka keuntungan konstruktiflah yang terjadi.

7
Keuntungan atau kerugian ini disebut konstruktif karenakeuntungan
atau kerugian ini merupakan keuntungan atau kerugian yang direalisasi
dandiakui dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan, teatapi tidak
dicatat dalam bukuterpisah dari perusahaan-perusahaan afiliasi pada saat
pembeliaan.Keuntungan atau kerugian konstruktif atas obligasi adalah

1) Keuntungan dan kerugianyang direalisasi dari sudut pandang entitas


yang dikonsolidasikan.
2) Timbul pada saat perusahaan membeli obligasi suatu afiliasi,
3) Dari entitas-entitas lainnya
4) Pada hargadari selain nilai buku obligasi tersebut. Tidak aka nada
keuntungan atau kerugian yang terjadi akibat pembelian obligasi
perusahaan afiliasi pada nilai buku atau dari pinjam meminjamsecara
langsung diantara perusahaan afiliasi.

Beberapa ahli akuntansi berpendapat bahwa keuntungan dan


kerugian konstruktif padatransaksi obligasi antar perusahaan seharusnya
dialokasikan diantara pihak afiliasi pembelidan penerbit sesuai dengan
nilai nominal obligasi tersebut. Contohnya, jika induk
perusahaanmembayar Rp 99.000 untuk obligasi anak perusahaan yang
beredar bernilai nominal Rp100.000 dengan agio yang belum diamortisasi
Rp 2.000, maka keuntungan konstruktifsebesar Rp 3.000 (Rp 102.000
dikurangi dengan Rp 99.000) dialokasikan untuk induk perusahaan
sebesar Rp 1.000 dan untuk anak perusahaan sebesar Rp 2.000. dikenal
sebagai teori nominal.

Alternatif untuk teori nilai nominal ini adalah teori keagenan, diamana
afiliasi yangmembeli obligasi antar perusahaan bertindak sebagai agen
bagi perusahaan penerbit, berdasarkan perintah dari manajemen induk
perusahaannya. Berdasarkan teori keagenan,keuntngan konstruktif
sebesar Rp 3.000 dialokasikan ke anak perusahaan (perusahaan
penerbit), dan pengaruh pada laporan konsolidasi sama seperti jika anak
perusahaan telahmembeli obligasi miliknya sendiri seharga Rp 99.000.
walaupun tidak didukung oleh teoriterpisah, keuntungan dan kerugian

8
konstruktif dialokasikan ke induk perusahaan atas dasarkemanfaatan.
Sehingga akuntansinya tidak menjadi rumit.

Pembukuan Penerbit Obligasi

Penjualan obligasi bagi penerbit menimbulkan hutang obligasi.


Apabila harga penjualan diatas atau dibawah nilai normal, selisih harga
jual dengan nilai nominal, itudisebut premi atau diskon, dan dijurnal
sebagai berikut

Kas xxx

Hutang obligasi. xxx

Premi obligasi. xxx

Apabila terjadi diskon :

Kas. xxx

Diskon obligasi xxx

Hutang obligasi xxx

CONTOH

Pada tanggal 1 juli 2002 PT indi menerbitkan dan menjual obligasi


10 tahun nilai nominal RP 10miliar dengan kurs penjualan 110 di pasar
primer. Penjualan obligasi pada kurs 110menunjukkan adaanya premi
sebesar 10% dari harga nominal atau Rp 11 miliar. Pencatatan
padatanggal penjualan adalah :

Kas. Rp 11.000.000.000

Hutang obligasi Rp10.000.000.000

Premi obligasi Rp 1.000.000.000

Atau dapat juga di jurnal sebagai berikut :

Kas Rp 11.000.000.000

Hutang obligasi. RP 11.000.000.000

9
Dalam contoh soal diatas, karena pada tanggal penjualan penerbit
yakin PT indimembukukan hutang obligasi Rp 11 miliar terdiri dari nilai
nominal dan premi obligasi, maka premi obligasi diamortisasi selama 10
tahun. Amortisasi pertahun adalah Rp1.000.000.000/10tahun atau 100.
juta per tahun. PT indi menerbitkan obligasi pada pertengahan tahun,
sehingga premi obligasi utuk tahun 2002 diamortisasi setengah tahun atau
Rp 50 juta dengan jurnalamortisasi pada akhir tahun (31 desember)
sebagai berikut

Prermi Obligasi. Rp 50.000.00

Beban bunga Rp 50.000.000

Atau

Hutang obligasi Rp 50.000.000

Beban bunga Rp 50.000.000

Untuk kepentingan laporan keuangan priode yang berakhir 31/12/2002 PT


indi mencatat beban bunga yang harus dibayar 1 semester sebagai
berikut :

Beban bunga (5% x 10 miliar) Rp 500.000.000

Hutang bunga Rp 500.000.000

Umur obligasi 10 tahun mengharuskan penerbit obligasi 10 tahun sejak


tanggal penerbitan atau 1 juli 2012. Pada saat obligasi membayar hutang
obligasi sebesar nilainominalanya atau Rp 10 miliar. Amortisasi
mengurangi beban bunga, sehingga total beban bunga PT indi per tahun
adalah sebagai berikut :

Penerimaan bunga per tahun, 10% x Rp 100 miliarRp 1000.000.000

Amortisasi Premi per tahun. Rp (100.000.000)

Beban bunga per tahun. Rp 900.000.000

10
Pada tanggal 1 juli 2007 atau 5 Tahun dari tanggal penerbitan obligasi,
premi hutangobligasi telah diamortisasi setengah dari premi pada awal
penerbitan atau Rp500 juta, dengandemikian nilai buku hutang obligasi
adalah

Nilai nominal hutang obligasi Rp 10.000.000.00

Saldo premi (Rp 1 miliar - (Rp 100 juta x 5 tahun) Rp 500.000.000

Nilai buku hutang obligasi 1/7/2007 Rp 10.500.000.000

Pembukuan Investor Obligasi

Investor atau pembeli obligasi memiliki akun “ investasi dalam


obligasi “ yang harus dicatat pada tanggal investasi atau pembeli obligasi
terjadi, sebagia berikut :

Investasi dalam obligasi xxx

Kas xxx

Bagi investor obligasi nilai investasi dalam obligasi dicatat sebesar


harga perolehan obligasi tersebut. Ada kalanya harga perolehan obligasi
dari nilai nominaltetapi dapat pula lebih rendah dari nilai nominal. Misalkan
PT anta membeli 30% obligasi PT indi di pasar sekunder pada tanggal 1
juli 2007 dengan harga Rp 2,95 miliar.Pencatatan yang akan dilakukan
pada PT anta adalah sebagai sebagai berikut :

Investasi dalam obligasi Rp 2.950.000

Kas. Rp 2.950.000

Investasi dalam obligasi memberikan pendapatan bunga bagi


investor sesuaidengan nilai nominal obligasi yang dimiliki. PT anta akan
mencatat penerimaan bunga per tahun Rp 300 juta (10% x 30% x Rp 10
Miliar) dalam dua kali penerimaan masing-masing Rp150 juta pada
tanggal 1 juli dan 5 januari. Hak PT anta atas bunga yangditerima pada
tahun 2007 adalah satu semester atau Rp150 juta karena investasi

11
dalamobligasi pada pertengahan tahun. Pembukuan PT anta pertanggal
31 Desember 2007mencatat piutang bunga sebagai berikut :

Piutang bunga. Rp 150.000.000

Pendapatan bunga Rp 150.000.000

Selisih nilai investasi PT anta atas obligasi PT indi dengan nilai


nominal padatanggal perolehan adalah Rp50 juta dimana investasi dalam
obligasi tercatat lebih kecildari nilai nominal. Jurnal penyesuaian untuk
tahun 2007 adalah sebagai berikut :

Investasi dalam obligasi. Rp 5.000.000

Pendapatan bunga Rp5000.000

Penyesuaian nilai investasi Rp10 juta pertahun meningkatkan pendapatan


bungasehingga pendapatan bunga pertahun adalah sebagai berikut :

- Penerimaan bunga per tahun 10% x Rp 3 miliar Rp 300.000.000

- Penyesuaian Nilai investasi Rp 10.000.000

Total pendapatan bunga per tahun Rp 310.000.000

Pendapatan bunga PT anta tahun 2007 adalah Rp155 juta karena


investasi dimulai 1 juli sehingga hak atas bunga juga untuk setengah
tahun.

2.3 Dampak Keuntungan Atau Rugi Konstruktif Setelah Tahun


Berjalan
Dalam kasus PT indi dan PT anta transaksi obligasi antar
perusahaan akan mempengaruhihubungan induk-anak hingga tanggal 1
juli 2012 atau saat obligasi jatuh tempo. Selama tahuntersebut
pendapatan investasi dipengaruhi amortisasi untung/rugi konstruktif.
Misalkandalam tahun 2008 PT anta mengumumkan laba sebesar Rp300
juta, yakni dalam kasus penjualan down stream, sehingga perndapatan
investasi adalah sebagai berikut :

Laba anak (80% x Rp 300 juta) Rp 240.000.000

12
Amortisasi keuntungan konstruktif RP (30.000.000)

Pendapatan investasi Rp 210.00.000

Apabila yang terjadi adalah penjualan up stream, maka pendapatan


investasi dihitung sebagai berikut :

Laba anak (80% x Rp 300juta). Rp 240.000.000

Amortisasi keuntung konstruktif (80% x Rp 30 juta) Rp (24.000.000)

Pendapatan investasi. RP 216.000.000

2.4 Keuntungan Atau Kerugian Konstruktif Dan pendapatan Investasi


Keuntungan atau kerugian konstruktif merupakan salah satu
komponen pendapataninvestasi. Jumlah keuntungan atau kerugian yang
mempengaruhi pendapatan investasi induk perusahaan tergantung dari
pihak penerbit atau penjual obligasi. Karena kondisi
menganggaphutangnya yang tebus dengan harga yang lebih rendah atau
lebih tinggi.

Pembahasan selanjutnya menggunakan istilah obligasi antar


perusahaan downstreamapabila induk yang merupakan pihak penerbit
dan sebagai invesrtor obligasi yang diterbitkan anak perusahaan

Misalkan obligasi antar perusahaan PT indi dan PT anta adalah


penjualan downstream.Dalam tahun 2007 PT anta (anak perusahaan
yang sahamnya yang dikuasai 80% oleh PT indi)melaporkan laba sebesar
Rp250 juta dan tidak ada selisih investasi dengan nilai buku
kekayaananak yang diperoleh, maka pendapatan investasi adalah
sebagai berikut :

Laba anak(80% x Rp 250 juta). Rp 200.000.000

Keuntungan kontruktif Rp 150.000.000

Amortisasi keuntungan kontruktif (1/2 x Rp 30 juta) RP (15.000.000)

Pendapatan investasi. Rp 335.000.000

13
Apabila yang terjadi adalah penjualanupstream dimana PT indi
merupakan pembeli atauinvestor obligasi yang diterbitkan PT anta. Maka
perhitungan pendapatan investasi PT indiadalah sebagai berikut :

Laba anak (80% x Rp250 juta)


Rp 200.000.000

Keuntungan kontruktif (Rp 150juta x 80%)


Rp 120.000.000

Amortisasi keuntungan kontruktif (80% x Rp 30juta x 6/12)


Rp (12.000.000)

Pendapatan investasi
Rp. 300.000.000

S memperoleh surat-surat obligasi P

S adalah pemilik dari 90% anak perusahaan P, perolehan nilai buku


samadengan nilai wajar pada tahun 19X3.P memiliki 10% saham obligasi
diliar yang jatuh tempo pada tanggal 1 Januari 19X9.S memperoleh 10500
dari obligasi ini untuk 10500 pada Januari 19X4. Laporan laba–rugi
masing-masing entitas untuk tahun 19X4 dan 19X5,

19X4 P S

Penjualan $50,000 $30,000

Pendapatan Bunga 900

Beban Bunga (5,000)

Beban Lainnya (35,000) (25,900)

Pandapatan Terpisah $ 10,000 $ 5,000

19X5 P S

14
Penjualan $60,000 $40,000

Pendapatan Bunga 900

Beban Bunga (5,000)

Beban Lainnya (45,000) (35,900)

Pendapatan Terpisah $ 10,000 $ 5,000

P memperoleh surat-surat obligasi dari S.

S adalah pemilik 90% anak perusahaan P, perolehan nilai buku


sama dengan nilai wajar pada tahun 19x3. P memiliki 10% saham obligasi
diliar yang jatuh tempo pada tanggal 1 januari 19x9.S memperoleh 10500
dari obligasi ini untuk 10500 pada januari 19x4. Laporan laba rugi masing-
masing entitas untuk tahun 19x4 dan 19x5 yaitu :

19x4 p S

Penjualan $50,000 $30,000

Pendapatan bunga 900

Beban bunga ( 5,000 ) ( 5,000 )

Beban lainnya ( 40.900 ) ( 20,000 )

Pendapatan terpisah $10,000 $5,000

19x5 P S

Penjualan $60,000 $40,000

Pendapatan bunga 900

Beban bunga ( 5,000 )

Beban lainnya ( 50.900 ) ( 30,000 )

Pendapatan terpisah $10,000 $5,000

15
Keuntungan Dan Kerugian Konstruktif Atas Obligasi Antar
Perusahaan

Apabila harga yang dibayar oleh suatu perusahaan afiliasi untuk


memperoleh hutang dari pihak lainnya lebih besar dari nilai buku
kewajiban (nilai nominal ditambah dengan agioyang belum diamortisasi
atau dikurangi dengan disagio yang belum diamortisasi dan biaya
penerbitan), maka terjadi kerugiaan konstruktif atas penarikan hutang.
Alternatif lain,apabila harga yang dibayar lebih kecil dari nilai buku hutang
tersebut, maka keuntungankonstruktiflah yang terjadi.

Keuntungan atau kerugian ini disebut konstruktif karenakeuntungan


atau kerugian ini merupakan keuntungan atau kerugian yang direalisasi
dandiakui dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan, teatapi tidak
dicatat dalam bukuterpisah dari perusahaan-perusahaan afiliasi pada saat
pembeliaan.Keuntungan atau kerugian konstruktif atas obligasi adalah

1) Keuntungan dan kerugianyang direalisasi dari sudut pandang entitas


yang dikonsolidasikan.
2) Timbul pada saat perusahaan membeli obligasi suatu afiliasi
3) Dari entitas-entitas lainnya
4) Pada hargadari selain nilai buku obligasi tersebut. Tidak aka nada
keuntungan atau kerugian yang terjadi akibat pembelian obligasi
perusahaan afiliasi pada nilai buku atau dari pinjam meminjamsecara
langsung diantara perusahaan afiliasi.

Beberapa ahli akuntansi berpendapat bahwa keuntungan dan


kerugian konstruktif pada transaksi obligasi antar perusahaan seharusnya
dialokasikan diantara pihak afiliasi pembelidan penerbit sesuai dengan
nilai nominal obligasi tersebut. Contohnya, jika induk
perusahaanmembayar Rp 99.000 untuk obligasi anak perusahaan yang
beredar bernilai nominal Rp100.000 dengan agio yang belum diamortisasi
Rp 2.000, maka keuntungan konstruktifsebesar Rp 3.000 (Rp 102.000
dikurangi dengan Rp 99.000) dialokasikan untuk induk perusahaan

16
sebesar Rp 1.000 dan untuk anak perusahaan sebesar Rp 2.000. dikenal
sebagai teori nominal.

Alternatif untuk teori nilai nominal ini adalah teori keagenan,


diamana afiliasi yangmembeli obligasi antar perusahaan bertindak
sebagai agen bagi perusahaan penerbit, berdasarkan perintah dari
manajemen induk perusahaannya. Berdasarkan teori
keagenan,keuntngan konstruktif sebesar Rp 3.000 dialokasikan ke anak
perusahaan (perusahaan penerbit), dan pengaruh pada laporan
konsolidasi sama seperti jika anak perusahaan telahmembeli obligasi
miliknya sendiri seharga Rp 99.000. walaupun tidak didukung oleh
teoriterpisah, keuntungan dan kerugian konstruktif dialokasikan ke induk
perusahaan atas dasarkemanfaatan. Sehingga akuntansinya tidak
menjadi rumit.

Keuntungan Konstruktif Atas Obligasi Antar Perusahaan

Ketika salah satu cabang melakukan pembelian obligasi (instrumen


piutang lainnya) dari perusahaan lain dari luar kesatuan,obligasinya tidak
akan terjadi secara baik jika dilihat dari sudut pandang gabungan
kesatuan (konsolidasi).

1) Catatan- catatan pembelian perusahaan afiliasi dari investasi


secara obligasi jika dimiliki oleh entitas yang terpisah.
2) Penerbitan catatan perusahaan afiliasi dari obligasi jika obligasi
tersebut dipegang oleh entitas terpisah
3) Pernyataan gabungan yang disiapkan untuk menunjukkan posisi
keuangan dan operasi jika pembelian telah dilakukan dan
membatalkan obligasinya
 Transaksi obligasi dihentikan pada saat proses konsolidasi.
Utang dan piutang yang berhubungan dengan para pemegang
obligasi dari perusahaan gabungan bersifat resiprokal dan hal
tersebut harus dieliminasi

17
 Perbedaan antara nilai buku dari kewajiban obligasi dengan
biaya investasi adalah keuntungan atau kerugian dari
perusahaan gabungan
 Keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugian konstruktif
dimunculkan dalam laporan laba rugi dari perusahaan
gabungan pada tahun dimana saham-saham obligasi dari
perusahaan yang bergabung diterima .
 Hanya kewajiban obligasi, premium atau diskon yang terjadi
diluar perusahaan gabungan yang muncul di neraca
perusahaan gabungan.
 Tidak ada keuntungan-keuntungan atau kerugian-kerugian
ketika saham-saham obligasi dari perusahaan yang bergabung
diterima atau dari peminjaman langsung diantara cabang
perusahaan.
 Untuk kemudahaan dalam buku ini digunakan contoh bentuk
penyusutan dengan metode garis lurus dari premium dan
diskon. Metode bunga efektif sangat baik, tetapi tidak sesuai
dengan APB . Opinion No. 21 untuk transaksi-transaksi antara
perusahaan dengan anak perusahaan dan dengan anak dari
perusahaan lain

Pembukuan Penerbit Obligasi

Penjualan obligasi bagi penerbit menimbulkan hutang obligasi.


Apabila harga penjualan diatas atau dibawah nilai normal, selisih harga
jual dengan nilai nominal, itudisebut premi atau diskon, dan dijurnal
sebagai berikut

Kas xxx

Hutang obligasi.xxx

Premi obligasi.xxx

Apabila terjadi diskon :

Kas.xxx

18
Diskon obligasi xxx

Hutang obligasi xxx

CONTOH

Pada tanggal 1 juli 2002 PT indi menerbitkan dan menjual obligasi 10


tahun nilai nominal RP 10miliar dengan kurs penjualan 110 di pasar
primer. Penjualan obligasi pada kurs 110menunjukkan adaanya premi
sebesar 10% dari harga nominal atau Rp 11 miliar. Pencatatan
padatanggal penjualan adalah :

Kas. Rp 11.000.000.000

Hutang obligasi Rp10.000.000.000

Premi obligasi Rp 1.000.000.000

Atau dapat juga di jurnal sebagai berikut :

Kas Rp 11.000.000.000

Hutang obligasi. RP 11.000.000.000

Dalam contoh soal diatas, karena pada tanggal penjualan penerbit


yakin PT indimembukukan hutang obligasi Rp 11 miliar terdiri dari nilai
nominal dan premi obligasi, maka premi obligasi diamortisasi selama 10
tahun. Amortisasi pertahun adalah Rp1.000.000.000/10tahun atau
100.juta per tahun. PT indi menerbitkan obligasi pada pertengahan tahun,
sehingga premi obligasi utuk tahun 2002 diamortisasi setengah tahun atau
Rp 50 juta dengan jurnalamortisasi pada akhir tahun (31 desember)
sebagai berikut

Prermi Obligasi. Rp 50.000.00

Beban bunga Rp 50.000.000

Atau

Hutang obligasi Rp 50.000.000

19
Beban bunga Rp 50.000.000

Untuk kepentingan laporan keuangan priode yang berakhir


31/12/2002 PT indi mencatat beban bunga yang harus dibayar 1 semester
sebagai berikut :

Beban bunga (5% x 10 miliar) Rp 500.000.000

Hutang bunga Rp 500.000.000

Umur obligasi 10 tahun mengharuskan penerbit obligasi 10 tahun


sejak tanggal penerbitan atau 1 juli 2012.Pada saat obligasi membayar
hutang obligasi sebesar nilainominalanya atau Rp 10 miliar. Amortisasi
mengurangi beban bunga, sehingga total beban bunga PT indi per tahun
adalah sebagai berikut :

Penerimaan bunga per tahun, 10% x Rp 100 miliar Rp 1000.000.000

Amortisasi Premi per tahun. Rp (100.000.000)

Beban bunga per tahun. Rp 900.000.000

Pada tanggal 1 juli 2007 atau 5 Tahun dari tanggal penerbitan


obligasi, premi hutangobligasi telah diamortisasi setengah dari premi pada
awal penerbitan atau Rp500 juta, dengandemikian nilai buku hutang
obligasi adalah

Nilai nominal hutang obligasi Rp 10.000.000.00

Saldo premi (Rp 1 miliar - (Rp 100 juta x 5 tahun) Rp 500.000.000

Nilai buku hutang obligasi 1/7/2007 Rp 10.500.000.000

Pembukuan Investor Obligasi

Investor atau pembeli obligasi memiliki akun “ investasi dalam


obligasi “ yang harus dicatat pada tanggal investasi atau pembeli obligasi
terjadi, sebagia berikut :

20
Investasi dalam obligasi xxx

Kas xxx

Bagi investor obligasi nilai investasi dalam obligasi dicatat sebesar


harga perolehan obligasi tersebut.Ada kalanya harga perolehan obligasi
dari nilai nominaltetapi dapat pula lebih rendah dari nilai nominal. Misalkan
PT anta membeli 30% obligasi PT indi di pasar sekunder pada tanggal 1
juli 2007 dengan harga Rp 2,95 miliar.Pencatatan yang akan dilakukan
pada PT anta adalah sebagai sebagai berikut :

Investasi dalam obligasi Rp 2.950.000

Kas. Rp 2.950.000

Investasi dalam obligasi memberikan pendapatan bunga bagi investor


sesuaidengan nilai nominal obligasi yang dimiliki. PT anta akan mencatat
penerimaan bunga per tahun Rp 300 juta (10% x 30% x Rp 10 Miliar)
dalam dua kali penerimaan masing-masing Rp150 juta pada tanggal 1 juli
dan 5 januari. Hak PT anta atas bunga yangditerima pada tahun 2007
adalah satu semester atau Rp150 juta karena investasi dalamobligasi
pada pertengahan tahun. Pembukuan PT anta pertanggal 31 Desember
2007mencatat piutang bunga sebagai berikut :

Piutang bunga. Rp 150.000.000

Pendapatan bunga Rp 150.000.000

Selisih nilai investasi PT anta atas obligasi PT indi dengan nilai nominal
padatanggal perolehan adalah Rp50 juta dimana investasi dalam obligasi
tercatat lebih kecildari nilai nominal. Jurnal penyesuaian untuk tahun 2007
adalah sebagai berikut :

Investasi dalam obligasi. Rp 5.000.000

Pendapatan bunga Rp5000.000

21
Penyesuaian nilai investasi Rp10 juta pertahun meningkatkan
pendapatan bungasehingga pendapatan bunga pertahun adalah sebagai
berikut :

- Penerimaan bunga per tahun 10% x Rp 3 miliar Rp 300.000.000

- Penyesuaian Nilai investasi Rp 10.000.000

Total pendapatan bunga per tahun Rp 310.000.000

Pendapatan bunga PT anta tahun 2007 adalah Rp155 juta karena


investasi dimulai 1 juli sehingga hak atas bunga juga untuk setengah
tahun.

Dampak Keuntungan Atau Rugi Konstruktif Setelah Tahun Berjalan

Dalam kasus PT indi dan PT anta transaksi obligasi antar


perusahaan akan mempengaruhihubungan induk-anak hingga tanggal 1
juli 2012 atau saat obligasi jatuh tempo. Selama tahuntersebut
pendapatan investasi dipengaruhi amortisasi untung/rugi konstruktif.
Misalkandalam tahun 2008 PT anta mengumumkan laba sebesar Rp300
juta, yakni dalam kasus penjualan down stream, sehingga perndapatan
investasi adalah sebagai berikut :

Laba anak (80% x Rp 300 juta) Rp 240.000.000

Amortisasi keuntungan konstruktif RP (30.000.000)

Pendapatan investasi Rp 210.00.000

Apabila yang terjadi adalah penjualan up stream, maka pendapatan


investasi dihitung sebagai berikut :

Laba anak (80% x Rp 300juta). Rp 240.000.000

Amortisasi keuntung konstruktif (80% x Rp 30 juta) Rp (24.000.000)

Pendapatan investasi. RP 216.000.000

Keuntungan Atau Kerugian Konstruktif Dan pendapatan Investasi

22
Keuntungan atau kerugian konstruktif merupakan salah satu
komponen pendapataninvestasi.Jumlah keuntungan atau kerugian yang
mempengaruhi pendapatan investasi induk perusahaan tergantung dari
pihak penerbit atau penjual obligasi. Karena kondisi
menganggaphutangnya yang tebus dengan harga yang lebih rendah atau
lebih tinggi. Pembahasan selanjutnya menggunakan istilah obligasi antar
perusahaan downstreamapabila induk yang merupakan pihak penerbit
dan sebagai invesrtor obligasi yang diterbitkan anak perusahaan.

Misalkan obligasi antar perusahaan PT indi dan PT anta adalah


penjualan downstream.Dalam tahun 2007 PT anta (anak perusahaan
yang sahamnya yang dikuasai 80% oleh PT indi)melaporkan laba sebesar
Rp250 juta dan tidak ada selisih investasi dengan nilai buku
kekayaananak yang diperoleh, maka pendapatan investasi adalah
sebagai berikut :

Laba anak(80% x Rp 250 juta). Rp 200.000.000

Keuntungan kontruktif Rp 150.000.000

Amortisasi keuntungan kontruktif (1/2 x Rp 30 juta) RP (15.000.000)

Pendapatan investasi. Rp 335.000.000

Apabila yang terjadi adalah penjualanupstream dimana PT indi


merupakan pembeli atauinvestor obligasi yang diterbitkan PT anta. Maka
perhitungan pendapatan investasi PT indiadalah sebagai berikut :

Laba anak (80% x Rp250 juta) Rp 200.000.000

Keuntungan kontruktif (Rp 150juta x 80%) Rp


120.000.000

Amortisasi keuntungan kontruktif (80% x Rp 30juta x 6/12) Rp


(12.000.000)

Pendapatan investasi Rp. 300.000.000

23
2.5 Obligasi Anak Perusahaan Dibeli Oleh Induk Perusahaan
Ilustrasi pada bagian ini mirip dengan ilustrasi untuk Pam dan Sue,
kecuali bahwa anak perusahaan adalah afiliasi penerbit dan penarikan
konstruktif obligasi mengakibatkan kerugian bagi entitas yang
dikonsolidasikan.

Pro Corporation memiliki 90% kepemilikan pada saham biasa


berhak suara Sky.Kepemilikan Pro pada Sky tersebut diperoleh pada nilai
bukunya dengan harga Rp 9.225.000ketika modal saham Sky sebesar Rp
10.000.000 dan saldo labanya sebesar Rp 250.000.Pada tanggal 31
Desember 2003 Sky mempunyai obligasi dengan nilai nominal
Rp100.000, tingkat bunga 10%, yang beredar dengan disagio yang belum
diamortisasi sebesar Rp3.000. Obligasi-obligasi ini mempunyai tanggal
pembayaran bunga 1 Januari dan 1 Juli dan jatuh tempo dalam waktu lima
tahun, pada tanggal 1 Januari 2009.

Pada tanggal 2 Januari 2004, Pro membeli 50% obligasi yang


beredar milik Sky dengan harga Rp 5.150.000.Transaksi ini menyebabkan
kerugian sebesar Rp 300.000 dari sudut pandang entitas yang
dikonsolidasikan karena kewajiban sebesar Rp 4.850.000 (50% dari nilai
buku obligasi Rp 9.700.000) ditarik secara konstruktif dengan biaya Rp
5.150.000.Kerugiantersebut dialokasikan kepada Sky berdasarkan teori
bahwa manajemen induk perusahaan bertindak sebagai agen Sky,
perusahaan penerbit pada semua transaksi obligasi antar perusahaan.

Selama tahun 2004, Sky mencatat beban bunga atas obligasi


tersebut sebesar Rp1.060.000 [(nilai nominal Rp 10.000.000 x 10%) +
amortisasi disagio sebesar Rp 60.000].Dari beban bunga ini sebesar Rp
530.000 berhubungan dengan obligasi antar perusahaan.Promen catat
pendapatan bunga dari investasi pada obligasi selama tahun 2004
sebesar Rp 470.000[(nilai nominal Rp 5.000.000 x 10%) amortisasi agio
sebesar Rp 30.000].Perbedaan sebesarRp 60.000 antara beban bunga
dan pendapatan bunga atas obligasi antar perusahaan
tersebut.Mencerminkan pengakuan satu-per-lima kerugian konstruktif

24
yang tidak diakui pada buku Prodan Sky melalui amortisasi agio (buku
Pro) dan amortisasi disagio (buku Sky).

Metode Ekuitas

Sky melaporkan laba bersih sebesar Rp 750.000 pada tahun 2004,


dan Promenghitung pendapatannya dari Sky sebesar Rp 459.000 sebagai
berikut :

90% dari Rp 750.000 pendapatan dilaporkan oleh Sky. Rp 675.000

Kurang : kerugian konstruktif sebesar Rp 300.000 x 90% (Rp 270.000)

Tambah : pengakuan atas kerugian konstruktif

Sebesar Rp 60.000 x 90%. Rp.


54.000

Pendapatan investasi dari Sky Rp


459.000

Ayat jurnal yang dibuat oleh Pro untuk mencatat investasi pada Sky
selama tahun 2004 adalah sebagai berikut :

31 Desember 2004

Investasi pada Sky (+A) Rp 675.000

Pendapatan dari Sky (R,+SE). Rp 675.000

Untuk mencatat 90% dari pendapatan yang dilaporkan Sky untuk tahun
2004

31 Desember 2004

Pendapatan dari Sky (-R,-E). Rp 270.000

Investasi pada Skyb (-A). Rp 270.000

25
Untuk menyesuaikan pendapatan investasi dari Sky terhadap 90%
kerugian atas penarikan konstruktif obligasi Sky. (ayat jurnal ini juda dapat
dicatat pada tanggal 2 januari 2004)

31 Desember 2004

Investasi pada Sky (+A). Rp 54.000

Pendapatan dari Sky (R,+SE). Rp 54.000

Untuk menyesuaikan pendapatan investasi dari Sky terhadap 90% dari Rp


60.000, pengakuan bagian per bagian dari kerugian konstruktif atas
obligasi Sky selamatahun 2004. Untuk tahun-tahun selanjutnya hingga
saat jatuh tempo obligasi tersebut, pendapatan Pro dari Sky dihitung
dengan menambahkan Rp 54.000 setiap tahunnya pada bagian Pro atas
pendapatan yang dilaporkan oleh Sky.

Saldo akun investasi Pro dan Sky pada tanggal 31 Desember 2004
adalah sebesarRp 10.584.000 saldo ini sama dengan nilai buku tercatat
investasi Pro pada Sky padatanggal 1 Januari 2004 ditambah dengan
pendapatan investasi dari Sky untuk tahun2004 sebesar Rp 459.000

Investasi pada Sky, tanggal 1 Januari 2004

(Rp 11.250.000 x 90%) Rp 10.125.000

Tambah : pendapatan Sky 459.000

Investasi pada Sky, 31 Desember 20X4 Rp 10.584.000

Obligasi Perusahaan Induk Diperoleh Dari Anak Perusahaan


Diluar Perusahaan Gabungan

Perusahaan induk adalah pokok dari cabang-cabang perusahaan,dan


keuntungan dan kerugian konstruktif diserahkan pada perusahaan induk

26
1. Pada saat pembelian, anak perusahaan mencatat investasi pada
saham-saham obligasi perusahaan induk sesuai dengan jumlah
dibayarkan. Tidak ada masukan lain.

a) Keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugian konstruktif tidak dicatat


pada buku induk perusahaan Maupun anak perusahaan

b) Keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugian konstruktif ditampilkan


berbeda diantara, akun-akun kewajiban obligasi (pembukuan perusahaan
induk) dan akun-akun investasi obligasi (pembukuan perusahaan anak)

2. Keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugian konstruktif dihitung


dengan mengurangkan harga buku dari obligasi (sama dengan harga
ditambah premium atau dikurangi diskon) dengan harga pembelian dari
obligasi tersebut.

Selama setahun, induk perusahaan mengamortisasi premium dan


diskon pada utang obligasi dibukunya dan anak perusahaan
mengamortisasi premium atau diskon pada investasi obligasi pada buku
yang terpisah.

1) Amortisasi dari premium-premium dan diskon-diskon direalisasikan


sedikit demi sedikit dan diakui sebagai keuntungan dan kerugian
baik di buku induk dan cabang perusahaan .
2) Pengakuan dari keutungan-keuntungan dan kerugian bagian demi
bagian dimunculkan dalam akun-akun pendapatan bunga dan
laporan pendapatan bunga yang berhubungan dengan obligasi
yang diberhentikan.
3) Jumlah dari pengakuan diatas,selalu berbeda diantara beban
bunga antara perusahaan dan jumlah bunga yang dihapus .
4) Perbedaan diantara pendapatan bunga pada induk perusahaan
dan beban bunga pada anak perusahaan diakui secara bertahap
sebagai keuntungan pada periode tersebut
5) Pengakuan secara bertahap atas keuntungan-keuntungan dan
kerugian-kerugian adalah alokasi diantarakeuntungan pemilik

27
saham mayoritas (penyesuaian pendapatan investasi) dan
minoritas (suatu penyesuaian pada pendapatan minoritas).
Pendapatan bunga hak minoritas dihitung sejumlah waktu
presentase kepemilikan saham.

C. Dalam tahun berikutnya sampai dengan tahun obligasi, porsi dari


keuntungankeuntungan dan kerugian-kerugian tidak diakui setelah
amortisasi premium dan diskon pada pembukuan induk perusahaan
dan anak perusahaan harus dialokasikan diantara akun investasi dan
keuntungan minoritas pada kertas kerja konsolidasi.

Ilustrasi pada bagian ini mirip dengan ilustrasi untuk Pam dan
Sue, kecuali bahwa anak perusahaan adalah afiliasi penerbit dan
penarikan konstruktif obligasi mengakibatkan kerugian bagi entitas yang
dikonsolidasikan.

Pro Corporation memiliki 90% kepemilikan pada saham biasa


berhak suara Sky.Kepemilikan Pro pada Sky tersebut diperoleh pada nilai
bukunya dengan harga Rp 9.225.000ketika modal saham Sky sebesar Rp
10.000.000 dan saldo labanya sebesar Rp 250.000.Pada tanggal 31
Desember 2003 Sky mempunyai obligasi dengan nilai nominal
Rp100.000, tingkat bunga 10%, yang beredar dengan disagio yang belum
diamortisasi sebesar Rp3.000. Obligasi-obligasi ini mempunyai tanggal
pembayaran bunga 1 Januari dan 1 Juli dan jatuh tempo dalam waktu lima
tahun, pada tanggal 1 Januari 2009.

Pada tanggal 2 Januari 2004, Pro membeli 50% obligasi yang


beredar milik Sky dengan harga Rp 5.150.000. Transaksi ini
menyebabkan kerugian sebesar Rp 300.000 dari sudut pandang entitas
yang dikonsolidasikan karena kewajiban sebesar Rp 4.850.000 (50% dari
nilai buku obligasi Rp 9.700.000) ditarik secara konstruktif dengan biaya
Rp 5.150.000. Kerugiantersebut dialokasikan kepada Sky berdasarkan
teori bahwa manajemen induk perusahaan bertindak sebagai agen Sky,
perusahaan penerbit pada semua transaksi obligasi antar perusahaan.

28
Selama tahun 2004, Sky mencatat beban bunga atas obligasi
tersebut sebesar Rp1.060.000 [(nilai nominal Rp 10.000.000 x 10%) +
amortisasi disagio sebesar Rp 60.000]. Dari beban bunga ini sebesar Rp
530.000 berhubungan dengan obligasi antar perusahaan. Promen catat
pendapatan bunga dari investasi pada obligasi selama tahun 2004
sebesar Rp 470.000[(nilai nominal Rp 5.000.000 x 10%) amortisasi agio
sebesar Rp 30.000]. Perbedaan sebesarRp 60.000 antara beban bunga
dan pendapatan bunga atas obligasi antar perusahaan tersebut.
Mencerminkan pengakuan satu-per-lima kerugian konstruktif yang tidak
diakui pada buku Prodan Sky melalui amortisasi agio (buku Pro) dan
amortisasi disagio (buku Sky).

Metode Ekuitas

Sky melaporkan laba bersih sebesar Rp 750.000 pada tahun 2004,


dan Promenghitung pendapatannya dari Sky sebesar Rp 459.000 sebagai
berikut :

90% dari Rp 750.000 pendapatan dilaporkan oleh Sky. Rp 675.000

Kurang : kerugian konstruktif sebesar Rp 300.000 x 90% (Rp 270.000)

Tambah : pengakuan atas kerugian konstruktif

Sebesar Rp 60.000 x 90%. Rp. 54.000

Pendapatan investasi dari Sky Rp 459.000

Ayat jurnal yang dibuat oleh Pro untuk mencatat investasi pada Sky
selama tahun 2004 adalah sebagai berikut :

31 Desember 2004

Investasi pada Sky (+A) Rp 675.000

Pendapatan dari Sky (R,+SE). Rp 675.000

Untuk mencatat 90% dari pendapatan yang dilaporkan Sky untuk tahun
2004

29
31 Desember 2004

Pendapatan dari Sky (-R,-E). Rp 270.000

Investasi pada Skyb (-A). Rp 270.000

Untuk menyesuaikan pendapatan investasi dari Sky terhadap 90%


kerugian atas penarikan konstruktif obligasi Sky. (ayat jurnal ini juda dapat
dicatat pada tanggal 2 januari 2004)

31 Desember 2004

Investasi pada Sky (+A). Rp 54.000

Pendapatan dari Sky (R,+SE). Rp 54.000

Untuk menyesuaikan pendapatan investasi dari Sky terhadap 90%


dari Rp 60.000, pengakuan bagian per bagian dari kerugian konstruktif
atas obligasi Sky selamatahun 2004. Untuk tahun-tahun selanjutnya
hingga saat jatuh tempo obligasi tersebut, pendapatan Pro dari Sky
dihitung dengan menambahkan Rp 54.000 setiap tahunnya pada bagian
Pro atas pendapatan yang dilaporkan oleh Sky.

Saldo akun investasi Pro dan Sky pada tanggal 31 Desember 2004
adalah sebesarRp 10.584.000 saldo ini sama dengan nilai buku tercatat
investasi Pro pada Sky padatanggal 1 Januari 2004 ditambah dengan
pendapatan investasi dari Sky untuk tahun2004 sebesar Rp 459.000

Investasi pada Sky, tanggal 1 Januari 2004

(Rp 11.250.000 x 90%) Rp 10.125.000

Tambah : pendapatan Sky 459.000

Investasi pada Sky, 31 Desember 20X4 Rp 10.584.000

30
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Obligasi merupakan surat utang yang mencantumkan janji untuk
membayar sejumlah uang pada tanggal jatuh tempo ditambah bunga
periodic sesuai dengan presentase tertentu terhadap nilai nominal. Jika
harga barang yang dibayar oleh suatu perusahaan afliasi untuk
memperoleh utang dari pihak lainnya lebih besar dari nilai buku kewajiban,
akan terjadi kerugian konstruktif atas penarikan hutang. Selain itu, jika
harga yang dibayar lebih kecil dari nilai buku utang tersebut, akan
dihasilkan keuntungan konstruktif. Keuntungan atau kerugian ini disebut
kontruktif karena merupakan keuntungan atau kerugian yang direalisasi
atau diakui dari sudut pandang entitas konsolidasi, tetapi tidak dicatat
dalam pembukuan terpisah perusahaan afiliasi pada saat pembelian.
Keuntungan dan kerugian konstruktif atas transaksi obligasi antar
perusahaan harus dialokasikan diantara perusahaan afiliasi pembeli dan
penerbit sesuai dengan nilai nominal obligasi tersebut.

31
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI.AKUNTANSI/195407061987031-
KARLI_SOEDIJATNO/TERJEMAHAN_AKL/AKL_BAB_07.pdf

Beans, Floyd A, dkk. 2007. Akuntansi Lanjutan jilid 1. Edisi kedelapan.


Jakarta: PT Indeks

https://www.scribd.com/document/257611300/AKL-1-Laba-
antarperusahaan-obligasi
http://elawatiekonomiislam.blogspot.co.id/2016/04/akuntansi-keuangan-
lanjutan-1-transaksi.html
https://www.scribd.com/doc/88213670/Laba-Atas-Transaksi-
Antarperusahaan-Obligasi
https://huseinal-habsy.blogspot.co.id/2011/02/transaksi-antara-
perusahaan-obligasi.html

https://dokumen.tips/documents/laba-atas-transaksi-antarperusahaan-
obligasi.html

32

Anda mungkin juga menyukai