Kel 8 Makalah Ak. Ijarah
Kel 8 Makalah Ak. Ijarah
Disusun Oleh :
Akuntansi Syariah 5E
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Univertitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kami atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Akuntansi Ijarah” ini dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini
sebagai tugas yang wajib ditempuh untuk melengkapi salah satu materi dalam
mata kuliah Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah. Makalah ini disusun dengan
tujuan untuk menambah wawasan dan ilmu tambahan bagi para pembaca.
Dalam selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Devy Nurulitasari, M.Si. selaku Dosen mata kuliah
Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah dan terima kasih kepada teman-teman
yang membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman
kami. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik yang yang membangun dari
berbagai pihak.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun
pembaca pada umumnya dan semoga makalah ini dapat memberikan inspirasi
terhadap pembaca.
( Penyusun )
2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memenuhi kebutuhan keseharian guna kelangsungan
kehidupannya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam, manusia
dapat membeli atau melakukan barter untuk memperoleh keperluan/barang
yang dibutuhkannya. Selain itu manusia juga dapat melakukan sewa menyewa
atas apa yang diperlukannya untuk mengambil manfaat dari barang yang
disewakan. Akad sewa menyewa merupakan contoh dari ijarah. Ijarah
merupakan salah satu bentuk transaksi muamalah yang dugunakan manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atau manfaat atas suatu aset
atau jasa sementara hak kepemilikan aset tetap pada pemberi sewa. Dan
sebaliknya, penyewa atau pengguna jasa memiliki kewajiban untuk membayar
sewa atau upah. Ijarah seringkali disebut dengan persewaan yang membantu
kehidupan manusia. Dengan ijarah seseorang yang terkadang belum bisa
membeli benda untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka bisa melakukan
cara menyewa. Sebagaimana transaksi pada umumnya, ijarah juga memiliki
aturan-aturan dalam pelaksanaannya.
B. Rumusan Masalah
3|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ijarah
Secara bahasa ijarah berasal dari kata al-ajru yang berarti al-„iwadhu yaitu
ganti/ kompensasi. Ijarah merupakan suatu akad pemindahan hak guna atau
manfaat atas suatu barang dan jasa dalam kurun waktu tertentu dengan
pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan kepemilikan atas barang
tersebut. Dengan kata lain, ijarah dimaksudkan untuk mengambil manfaat atas
suatu barang atau jasa dengan jalan penggantian atau membayar sewa/upah
dengan jumlah tertentu. Jadi, ijarah sejenis akad jual beli namun yang
dipindahkan bukan hak kepemilikannya, tetapi hak guna atau manfaat dari
suatu barang atau jasa.
Akad ijarah mewajibkan pemberi sewa untuk menyediakan aset yang
dapat digunakan atau dapat memberikan manfaat. Penyewa merupakan pihak
yang menggunakan atau mengambil manfaat dari aset, tidak bertentangan
dengan syariah dan dan merawat aset tersebut. Apabila terjadi kerusakan dari
aset karena kelalaian dari penyewa maka penyewa berkewajiban mengganti
atau memperbaikinya. Selama masa perbaikan, masa sewa tidak bertambah.
Pemberi sewa dapat meminta penyewa untuk menyerahkan jaminan atas ijarah
untuk menghindari risiko kerugian (PSAK 107).
Pembayaran sewa dapat dibayar dimuka, ditangguhkan, ataupun diangsur
sesuai dengan kesepakatan antara pemberi sewa dan penyewa. Apabila yang
disepakati adalah pembayaran tangguh dan terjadi penundaan pembayaran
akibat kelalaian penyewa maka dapat dikenakan denda dan akan digunakan
sebagai dana kebajikan. Apabila yang disepakati adalah ijarah dibayarkan uang
muka, dan penyewa membatalkan akad, maka uang tersebut menjadi hak
pemberi sewa. Setelah kontrak ijarah disetujui, maka kontrak tersebyut bersifat
mengikat kedua belah pihak dan apabila terjadi perubahan dalam isi kontrak
tersebut, maka harus disepakati kedua belah pihak. Perjanjian mulai berlaku
ketika penyewa dapat menggunakan aset yang disewanya, bukan pada saat
4|Page
penandatanganan kontrak. Sebaliknya, pada saat itu pemberi sewa berhak
menerima pembayaran sewa dan upah.
5|Page
barang tersebut namun membutuhkan uang sehingga harus menjualnya.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari transaksi jual tidak dapat diakui
sebagai pengurang atau penambah beban ijarah karena ia menjadi penyewa.
d. Ijarah Lanjut
Merupakan kegiatan menyewakan lebih lanjut kepada pihak lain atas aset
sebelumnya disewa dari pemilik/pemberi sewa. jika suetu entitas menyewa
objek ijarah untuk disewa lanjutkan, maka entitas mengakui sebagai beban
ijarah (sewa tangguhan) untuk pembayaran jangka panjang dan sebagai
beban ijarah untuk sewa jangka pendek.
“Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al-Baqarah:233)
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata „wahai ayahku ambilah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), sesungghnya orang yang paling
baik untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya.” (QS. Al-Qasas:26)
6|Page
2. Sunnah
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah saw. Bersabda:
“Berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada
tukang bekam itu.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah saw. Bersabda: “Berikanlah upah
pekerja sebelum keringatnya kering.”(HR. Ibnu Majah)
“Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya”
(HR.‟Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa‟id al-Khudri).
7|Page
Mepekerjakan seseorang untuk membaca Al quran dan pahalanya
ditujukan untuk orang tertentu, karena pahala/nilai kebaikan akan
kembali pada yang membacanya, sehingga tidak ada manfaat yang
dapat dialihkan.
Barang yang dapat habis dikonsumsi tidak dapat dijadikan objek
ijarah karena mengambil manfaat darinya sama saja dengan
memilikinnya. Misalnya makanan/minuman/buah-buahan atau
uang (kas), jika mengambil manfaat darinya berarti
menggunakannya.
8|Page
c. Ketentuan Syariah untuk Ijarah Muntahiya bit Tamlik
1) Pihak yang melakukan Ijarah Muntahiya bit Tamlik harus
melaksanakan akad Ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan
kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian, hanya dapat
dilakukan setelah berakhirnya akad Ijarah.
3. Ijab Kabul
Ijab Kabul adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela diantara pihak-pihak
pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau
menggunakan cara-cara komunikasi modern.
2. Periode akad belum selesai tetapi pemberi sewa dan penyewa sepakat
menghentikan akad ijarah.
5. Salah satu pihak meninggal dan ahli waris tidak berkeinginan untuk
meneruskan akad karena memberatkannya. Kalau ahli waris tidak masalah
maka akad tetap berlangsung. Kecuali akadnya adalah upah menyususi maka
bila sang bayi atau yang menyusui meninggal maka akadnya menjadi batal.
9|Page
E. Akuntansi Untuk Pemberi sewa (Mu’jir)
1. Biaya perolehan, untuk objek ijarah baik aset berwujud maupun aset tak
berwujud, diakui saat objek ijarah diperoleh sebesar biaya perolehan. Aset
tersebut harus memenuhi syarat :
a. kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis di masa
depan dari aset tersebut.
b. biaya perolehannya dapat diukur secara andal.
Contoh 12.1 Pembelian Aset Ijarah
Pak Ahmad membeli mobil yang disewakan sebesar Rp 150.00,00 dari PT
Berkah. Mobil tersebut memiliki manfaat selama 5 tahun. Jurnal untuk
pembelian aset adalah
Tanggal Keterangan PR Debit Kredit
Aset Ijarah 150.000
Kas/utang 150.000
10 | P a g e
Contoh 12.4 Biaya perbaikan yang dilakukan oleh penyewa
Dilakukan perbaikan dengan biaya sebesar Rp. 2.500 oleh penyewa atas
Contoh 12.5 Biaya perbaikan dalam akad ijarah Muntahiya Bit Tamlik.
Dilakukan perawatan atas aset sewa dengan akad IBMT, dimana terdapat
10 aset sewa terdapat 2 aset yang sudah dijual bertahap oleh pemilik
dengan masing-masing biaya perbaikan sebesar Rp 10.000,00/unit.
Tangga Keterangan PR Debit Kredit
l
Beban perbaikan 80.000
Kas/utang/perlengkapan 80.000
4. Pada
11 | P a g e
Contoh 12.7 Aset ijarah dengan perolehan Rp 150.000,00 dan
akumulasi penyusutan Rp 120.000,00, pada akhir masa sewa
dilakukan hibah atas aset sewa.
12 | P a g e
e. Penjualan objek ijarah bertahap, yaitu penjualan yang dilakukan
atas sebagian aset yang disewa.
Selisih antara harga jual dan jumlah tercatatsebagian objek
ijarah yang telah dijual diakui sebagai keuntungan atau
kerugian.
Contoh 12.10 Penjualan bertahap
Atas aset ijarah berupa 10 unit mobil dengan harga perolehan
Rp. 150.000 dan akumulasi penyusutan sebesar Rp. 120.000
untuk setiap mobil, 3 mobil diantaranya dijual dengan harga Rp
40.000/mobil. Jurnal atas transaksi penjualan 3 mobil:
13 | P a g e
l
Aset NonKas 150.000
Aset ijarah 150.000
7. Penyajian
Pendapatan ijarah disajikan sebesar nilai neto setelah dikurangi
beban-beban yang terkait, misalnya beban penyusutan, beban
pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya. Penyajian pada akhir
tahun pertama untuk asset ijarah pada Laporan Posisi Keuangan
yaitu:
Aset Ijarah Rp150.000
Akumulasi Penyusutan (Rp 30.000)
Aset Ijarah (neto) Rp120.000
8. Pengungkapan
Pemberi sewa mengungkapkan beberapa poin dalam laporan
keuangan terkait transaksi ijarah dan IMBT, tetapi tidak terbatas
pada:
14 | P a g e
a. Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi
tidak terbatas pada:
1) Keberadaan wa’d pengalihan kepemilikan dan mekanisme
yang digunakan (jika ada wa’d pengalihan kepemilikan);
2) Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut:
3) Agunan yang digunakan (jika ada);
b. Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan untuk setiap kelompok
asset ijarah: dan
c. Keberadaan transaksi jual dan ijarah (jika ada)
15 | P a g e
3. Jika pemberi sewa yang menanggung biaya pemeliharaan dan
dibayarkan terlebih dahulu oleh penyewa, maka akan ditagihkan kepada
pemberi sewa.
Contoh 12.14 Biaya Pemeliharaan dibayarkan penyewa dan
ditanggung pemberi sewa.
Penyewa membayarkan terlebih dahulu biaya perawatan berupa tune up
sebesar Rp.5.000. kemudian ditagihkan kepada pemberi sewa.
Tangga Keterangan PR Debit Kredit
l
Piutang kpd pemberi sewa 5.000
Kas 5.000
4. Perpindahan kepemilikan
Dalam akad IMBT, perpindahan kepemilikan dapat dilakukan dengan
cara :
a. Hibah, sehinhgga penyewa mengakui aset dan keuntungan sebesar
nilai wajar objek ijarah yang diterima.
Contoh 12.15 Hibah di Akhir Akad
Aset yang disewa dihibahkan kepada penyewa dengan nilai wajar Rp
20.000.
Tangga Keterangan PR Debit Kredit
l
Aset NonKas 20.000
Kas 20.000
16 | P a g e
Tangga Keterangan PR Debit Kredit
l
Aset NonKas 40.000
Kas 40.000
17 | P a g e
2) Keberadaan wa’d pemilik usaha pengalihan kepemilikan dan
mekanisme yang digunakan (jika asa wa’d pemilik untuk
pengalihan kepemilikan).
3) Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut.
4) Agungan yang digunakan (jika ada).
b. Keberadaan transaksi jual dan ijarah dan keuntungan atau kerugian
yang diakui (jika ada transaksi jual dan ijarah )
BAB III
18 | P a g e
PENUTUP
Kesimpulan :
Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa,
dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Aset yang disewakan merupakan
aset/jasa yang manfaatnya dapat dipindahkan, sedangkan barang yang dapat habis
dikonsumsi tidak dapat menjadi objek ijarah karena mengambil manfaatnya sama
dengan memilikinya. Akad ijarah mewajibkan pemberi sewa untuk menyediakan
aset yang dapat digunakan atau dapat diambil manfaat darinya selama periode
akad dan memberikan hak kepada pemberi sewa untuk menerima upah sewa, jika
jasa berarti upah kerja. Apabila terjadi kerusakan yang mengakibatkan penurunan
nilai kegunaan dari aset yang disewakan dan bukan disebabkan kelalaian
penyewa, pemberi sewa berkewajiban menanggung biaya pemeliharaannya
selama periode akad atau menggantinya dengan aset sejenis.
Terdapat 4 jenis ijarah, yaitu ijarah, ijarah muntahiya bit tamlik (IMBT),
jual dan ijarah, dan ijarah-lanjut, keempat jenis ijarah tersebut dihalalkan bila
memenuhi rukun dan ketentuan syarat.
Referensi :
19 | P a g e
Maisarah, Ridwan. (2017). Pengaruh analisis akuntansi pembiayaan ijarah
pada Qiradh Baiturrahman di Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Ekonomi Akuntansi, 2(1): 38-4
https://www.kompasiana.com/andirisa2417/5eda3490d541df52117bbce2/a
pa-itu-akuntansi-ijarah diakses pada 2 November 2021
https://klc.kemenkeu.go.id/pusku-akuntansi-transaksi-ijarah/ diakses pada
2 November 2021
https://kamus.tokopedia.com/i/ijarah/ diakses pada 31 oktober 2021
Lampiran :
20 | P a g e
Pembagian materi tugas
1. Wiwin mariyana 195221105:
Mencari materi dan menyusun makalah
2. Ulfa Nurul Kharimah 195221109
Mencari materi dan menyusun PPT
3. Yusuf Ahmad Syafi;i 195221119
Mencari materi dan mengecek plagiasi
21 | P a g e