Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

ETIKA KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh Kelompok 4


1. Dwinta Kinanti : 121811008
2. Jesica Fitriani : 121811012
3. Prayuni Saputri :121811018

DOSEN PEMBIMBING :
Ernawati, S. Psi, M. Si

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH
TANJUNGPINANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena
penyusun telah berhasil menyelesaikan makalah degan judul “Etika
Kewirausahaan” untuk melengkapi pengambilan nilai pada semester ini. Makalah
ini memberikan perhatian yang besar terhadap ilmu keperawatan. Oleh karena itu,
selain menyajikan materi yang di kehendaki makalah ini juga menyajikan aplikasi
kesehatan.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak akan selesai


tanpa adanya bantuan dan bimbingan yang telah di berikan oleh berbagai pihak
untuk itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada ibu Ernawati, S. Psi, M. Si
selaku dosen pembimbing.

Terwujudnya makalah ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi


penyusun. Namun penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna maka dari itu penyusun mangharap kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca.

Demikian yang dapat penyusun sampaikan atas perhatian tim penyusun


ucapkan terimakasih.

Tanjungpinang, 04 Oktober 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2

A. Latar Belakang.....................................................................................2
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
TNJAUAN TEORI...........................................................................................................3

A. Pengertian Kewirausahaan.................................................................3
B. Etika Wirausaha..................................................................................4
C. Faktor yang Mempengaruhi Etika.....................................................8
D. Tujuan dan Manfaat etika wirausaha...............................................9
E. Sikap dan perilaku wirausaha..........................................................11
F. Ciri-ciri wirausaha yang berhasil.....................................................13
BAB III...........................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14

A. Kesimpulan.........................................................................................14
B. Saran...................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika wirausaha merupakan ilmu mengenai bagaimana tata cara seorang
pengusaha dalam berperilaku didalam suatu usahanya tersebut. Banyak
seorang wirausaha mengabaikan betapa pentingnya etika didalam mendirikan
sutu bisnis, karena mereka berfikir dengan kemampuan yang mereka miliki
serta modal yang sangat besar suatu usaha dengan mudahnya didirikan.
Padahal tanpa adanya etika yang dimiliki seorang wirausaha suatu usaha
tersebut akan tidak berjalan sesuai rencana. Karena etika ialah suatu studi
mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan
seseorang. Keputusan etika ialah suatu hal yang benar mengenai perilaku
standar. Etika wirausaha mencakup hubungan antara perusahaan dengan
orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen,
pegawai kreditur, saingan dan sebagainya. Orang – orang wirausahawan
diharapkan bertindak etis dalam berbagai aktivitasnya di masayarakat.

Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi
reputasi perusahaan. Masalah etika ini selalu dihadapi oleh para manajer
dalam keseharian kegiatan wirausaha, namun harus selalu dijaga terus
menerus, sebab reputasi sebagai perusahaan yang etis tidak dibentuk dalam
waktu pendek, tapi akan terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini merupakan
asset yang tak ternilai sebagai goodwill bagi sebuah perusahaan. Apabila
moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan
etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan
secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia wirausaha yang
bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang

iii
menjamin kegiatan kewirausahaan yang seimbang, selaras, dan serasi. Etika
sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat
membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang
terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di
dalam wirausaha sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada
dalam kelompok wirausaha serta kelompok yang terkait lainnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan diatas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian wirausaha?
2. Bagaimana Etika wirausaha?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi etika ?
4. Apa Tujuan dan manfaat etika wirausaha?
5. Bagaimana Sikap dan perilaku wirausaha?
6. Apa Ciri-ciri wirausaha yang berhasil?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Mampu menjelaskan apa itu wirausaha
2. Mampu menjelaskan bagaimana etika wirausaha
3. Mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi etika
4. Mampu menjelaskan tujuan dan manfaat etika wirausaha
5. Mampu menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku wirausaha
6. Mampu menjelaskan cirri-ciri wirausaha yang berhasil

iv
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kewirausahaan
Secara sederhana wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa
berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri
dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun
dalam kondisi tidak pasti. Menurut Peter F. Drucker kewirausahaan
merupakan kemmpuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Maksudnya, bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain
atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada
sebelumnya. Menurut Zimmerer kewirausahaan merupakan suatu proses
penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan
menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). Maksudnya,
untuk menciptakan sesuatu diperlukan suatu kreativitas dan jiwa innovator
yang tinggi. Seseorang yang memiliki kreativitas dan jiwa innovator tentu
berpikir untuk mencari atau menciptakan peluan yang baru agar lebih baik
dari sebelumnya.

Wirausaha atau entrepreneur adalah orang yang memiliki


kemampuan untuk melakukan koordinasi, organisasi dan pengawasan.
Wirausaha memiliki pengetahuan yang luas tentang lingkungan dan
membuat keputusan keputusan tentang lingkungan usaha, mengelola
sejumlah modal dan menghadapi ketidakpastian untuk meraih keuntungan

v
(Say, 1996). Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan
merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha.
Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi
yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang
sudah ada sebelumnya yang akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi
masyarakat banyak. Jadi, untuk berwirausaha dapat dilakukan dengan cara:

1. Memiliki modal sekaligus menjadi pengelola


2. Menyetor modal dan pengelolaan ditangani oleh pihak mitra
3. Hanya menyerahkan tenaga namun dikonversikan ke dalam bentuk
saham sebagai bukti kepemilikan usaha.

B. Etika Wirausaha
Pengertian Etika Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan
standar (standard of conduct) yang memimpin individu dalam membuat
keputusan. Suatu kegiatan haruslah dilakukan dengan etika atau norma-
norma yang berlaku di masyarakat bisnis. Etika atau norma-norma ini
digunakan agar para pengusaha tidak melanggar aturan yang telah
ditetapkan dan usaha yang dijalankan memperoleh simpati dari berbagai
pihak. Pada akhirnya, etika tersebut ikut membentuk pengusaha yang
bersih dan dapat memajukan serta membesarkan usaha yang dijalankan
dalam waktu yang relatif lebih lama. Dengan melaksanakan etika yang
benar, akan terjadi keseimbangan hubungan antara pengusaha dengan
masyarakat, pelanggan, pemerintah, dan pihakpihak lain yang
berkepentingan. Masing-masing pihak akan merasa dihargai dan
dihormati. Kemudian, ada rasa saling membutuhkan diantara mereka yang
pada akhirnya menumbuhkan rasa saling percaya sehingga usaha yang
dijalankan dapat berkembang seperti yang diinginkan. Pengertian etika
adalah tata cara berhubungan dengan manusia lainnya. Tata cara pada
masing-masing masyarakat tidaklah sama atau beragam bentuk. Hal ini
disebabkan beragamanya budaya kehidupan masyarakat yang berasal dari

vi
berbagai wilayah. Tata cara ini diperlukan dalam berbagai sendi kehidupan
manusia agar terbina hubungan yang harmonis, saling menghargai satu
sama lainnya.

Dilihat dari sejarahnya kata etika berasal dari bahasa prancis


(etiquette), yang berartikan kartu undangan. Pada saat itu raja-raja prancis
sering mengundang para tamu dengan menggunakan kartu undangan.
Dalam kartu undangan tercantum persyaratan atau ketentuan untuk
menghadiri acara, antara lain waktu acara dan pakaian yang harus
dikenakan. Dalam arti luas, etika sering disebut sebagai tindakan mengatur
tingkah laku atau perilaku manusia dengan masyarakat. Tingkah laku ini
perlu diatur agar tidak melanggar norma-norma atau kebiasaan yang
berlaku di masyarakat. Hal ini disebabkan norma-norma atau kebiasaan
masyarakat di setiap daerah atau negara berbeda-beda. Etika bertujuan
agar norma-norma yang berlaku dijalankan sehingga setiap undangan
merasa dihargai, begitu pula dengan pengundangnya. Dengan adanya etika
suasana akrab akan terjalin. (Kasmir,2006,20-26).

Dalam etika berwriausaha perlu ada ketentuan-ketentuan yang


mengaturnya, yaitu:

1. Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang


berlaku dalam suatu negara atau masyarakat.
2. Penampilan yang ditunjukan seorang pengusaha harus selalu apik,
sopan, terutama dalam menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.
3. Cara berpakaian pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan
tempat dan waktu yang berlaku.
4. Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan usahanya,
sopan, penuh tata karma, tidak menyinggung atau mencela orang lain.
5. Gerak-gerik seorang pengusaha juga dapat menyenangkan orang lain,
hindarkan gerak-gerik yang dapat mencurigakan.

vii
Etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusa
adalah sebagai berikut:

1. Kejujuran
Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam berbicara
maupun bertindak. Jujur perlu agar berbagai pihak percaya terhadap
apa yang akan dilakukan. Tanpa kejujuran usaha tidak akan maju dan
tidak dipercaya konsumen atau mitra kerjanya.
2. Bertanggung jawab
Pengusaha harus bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang
dilakukan dalam bidang usahnya. Kawajiban terhadap berbagai pihak
harus segera diselesaikan. Tanggung jawab tidak hanya terbatas pada
kewajiban, tetapi juga kepada seluruh karyawannya, masyarakat, dan
pemerintah.
3. Menepati janji
Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal
pembayaran, pengiriman barang atau penggantian. Sekali saja seorang
pengusaha ingkar janji, hilanglah kepercayaan pihak lain terhadapnya.
Pengusaha juga harus konsisten terhadap apa yang telah dibuat dan
disepakati sebelumnya.
4. Disiplin
Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan usahnya, misalnya dalam hal waktu pembayaran
atau pelaporan kegiatan usahanya.
5. Taat
hukum Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hokum yang
berlaku, baik yang berkaitan dengan masyarakat ataupun pemerintah.
Pelanggaran terhadap hokum dan peraturan yang telah dibuatkan
berakibat fatal dikemudian hari. Bahkan, hal itu akan menjadi beban
moral bagi penguasaha apabila tidak diselesaikan.
6. Suka membantu

viii
Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak
yang memerlukan bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan
kepada masyarakat dalam berbagai cara. Pengusaha yang terkesan
pelit akan dimusuhi banyak orang.
7. Komitmen dan menghormati
Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka jalankan dan
menghargai komitmen dengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang
menjunjung tinggi komitmen terhadap apa yang telah diucapkan atau
disepakati akan dihargai oleh berbagai pihak.
8. Mengejar prestasi Pengusaha yang sukses harus selalu berusaha
mengejar prestasi setinggi mungkin. Tujuannya agar perusaaan dapat
terus bertahan dari waktu kewaktu. Prestasi yang berhasil dicapai
perlu terus ditingkatkan. Disamping itu, pengusaha juga harus tahan
mental dan tidak mudah putus asa terhadap berbagai kondisi dan
situasi yang dihadapinya.

Etika yang dimiliki oleh masing-masing individu sebenarnya


merupakan perkembangan dari etika sejak dulu, yang dianut oleh dan
disampaikan kepada kita oleh orang tua, guru, pemimpin agama, dan
lingkungan kita secara keseluruhan. Jadi etika yang digunakan oleh orang
bisnis tidak terlepas dari sumber-sumber yang sama. Definisi lain
menyatakan: Business ethics is about building of trust between people and
organizations, an absolutely essential ingredient to conducting business
successfully especially in the long term (Linda klebe Trevino, 1995:290)
Etika bisnis menyangkut usaha membangun kepercayaan antara anggota
masyarakat dengan perusahaan, dan ini merupakan elemen sangat penting
buat suksesnya suatu bisnis dalam jangka panjang. Jadi prinsipnya seorang
wirausaha lebih baik merugi daripada melakukan perbuatan tidak terpuji.
Para pengusaha semaksimal mungkin harus menghindarkan pertengkaran,
apalagi yang akan menyebabkan putus hubungan. Semua claim dari relasi
sampai tingkat tertentu harus dilayani dengan penuh toleransi.

ix
C. Faktor yang Mempengaruhi Etika
Banyak faktor yang berpengaruh terhdap perilaku etika, namun pada
dasarnya ada tiga faktor utama yaitu (Bovee et al 2004)

a. Cultural Difference, sebagaimana diketahui bahwa tiap daerah,


memiliki kebiasaan sendiri-sendiri. Penyogokan, komisi, titipan,
amplop, upeti, dan sebagainya. Tentu dipahami dalam bentuk yang
berbeda ditiap daerah, ada yang membolehkan ada yang melarang, ada
yang mengharuskan. Ada pula dibuat kesepakatan, bahwa dunia
industri tidak dibenarkan menggunakan penyogokan sebagai alat
meneroboskan produknya ke suatu daerah, walaupun demikian sogok
menyogok ini tidak kunjung habis, dan sulit diberantas.
b. Knowledge, orang-orang yang mengetahui dan berada dalam jalur
pengambil keputusan mencoba berusaha tidak terlibat dalam masalah-
masalah menyangkut masalah etika ini. Demikian pula anda jika sudah
mengetahui, bahwa perbuatan itu melanggar etika, maka jangan mau
melakukannya, karena hal ini melanggar kata hati anda dan anda akan
berhadapan dengan hukum.
c. Organizational behavior, pondasi kokoh dari sebuah etika bisnis, adalah
iklim yang berlaku pada sebuah organisasi. Ada organisasi yang betul-
betul ketat menjaga etika, dan memberi pelatihan pada karyawannya
agar selalu menjaga etika. Perusahaan besar banyak menerapkan kode
etik ini, mereka membuat definisi, memberi contoh nilai-nilai etik yang
harus diikuti dalam pelaksanaan pekerjaan. Jika seorang manajer
mempunyai rasa etik yang lebih luhur akan tetapi karyawannya tidak
memahami tujuan perilaku etik ini, harus dibangun semacam komunitas
yang baik dan terus menerus dengan karyawan agar mereka memahami
lebih baik tentang pentingnya etika pada perusahaan.

Beberapa contoh kode etik sebuah perusahaan seperti:

1. Perusahaan harus mengutamakan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan


publik.
2. Selalu menjaga dan melestarikan lingkungan.
3. Hindarkan konflik yabg menjurus kepada kerusakan.
4. Menolak penyogokan dalam segala bentuknya.
5. Pahami teknologi dan aplikasinya .
6. Senang menerima kritik dan saran-saran.
7. Perlakuan sama pada setiap orang, tidak pandang etnis, ras, agama,
cacat,dsb.

x
8. Dan berbagai bentuk kode etik lainnya, sesuai dengan bentuk dan jenis
bisnis

D. Tujuan dan Manfaat etika wirausaha


Tujuan etika harus sejalan dengan tujuan perusahaan, ada beberapa
tujuanetika yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan, yaitu:

1. Untuk persahabatan dan pergaulan Etika dapat meningkatkan keakraban


dengan karyawan, pelanggan atau pihakpihak lain yang berkepentingan.
Suasana akrab akan berubah menjadi persahabatan dan menambah
luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan, dan masyarakat menjadi
akrab, segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancer.
2. Menyenangkan orang lain Sikap menyenangkan orang lain merupakan
sikap yang mulia. Jika kita ingin dihormati, maka hormatilah orang lain.
Menyenangkan orang berarti membuat orang menjadi suka dan puas
terhadap pelayanan yang diberikan. Jika pelanggan merasa senang dan
puas atas pelayanan yang diberikan, diharapkan mereka akan
mengulangnya kembali suatu waktu.
3. Membujuk pelanggan Setiap calon pelanggan memiliki karakter
tersendiri. Kadang-kadang calon pelanggan perlu dibujuk agar mau
menjadi pelanggan. Berbagai cara dapat dilakukan oleh perusahaan
untuk membujuk calon pelanggan, salah satunya dengan cara melalui
etika yang ditunjukan seluruh karyawan perusahaan.
4. Mempertahankan pelanggan Ada anggapan mempertahankan planggan
jauh lebih sulit daripada mencari pelanggan, dan ada juga yang
beranggapan bahwa mempertahankan pelanggan lebih mudah karena
merka sudah merakan produk atau layanan yang diberikan.
5. Membina dan menjaga hubungan Hubungan yang sudah berjalan baik
harus tetap dan terus dibina. Hindari adanya perbedaan paham atau
konflik. Dengan etika ciptakan hubungan dalam suasana akrab dan
lebih baik.

Keuntungan Menjaga Etika

Zimmerer menyatakan ‘‘ one of the most common misconceptions about


business is the contradiction between ethics and profits.’’
Orang masih saja memperdebatkan pendapat bahwa akan membawa
keberuntungan, atau pikiran jujur dan bohong jangan dibawa-bawa ke
dalam bisnis. Urusan bisnis jangan dicampur aduk dengan paham agama,
business is business, Tuhan tidak ikut dalam bisnis. Ini adalah pernyataan-
pernyataan sesat dan menyesatkan. Perbuatan bisnis adalah satu kegiatan

xi
manusia dalam memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa, untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat, ini adalah termasuk
kegiatan “ibadah” dalam islam. Jadi kegiatan bisnis tidak terlepas dari
ajaran agama dan kepercayaan kepada Allah Tuhan yang Maha Esa. Allah
akan ikut dalam dua orang yang bersekutu, berkongsi. Apabila dua orang
bersepakat menjalankan bisnis, maka yang ketiga adalah Allah. Apabila
salah seorang meliciki atau mulai menipu yang lain, maka Allah akan
menarik diri, keluar dari persekutuan tersebut, sehingga persekutuan itu
akan pecah, berantakan, bubar. Ada tiga tingkatan standar Etika:
a. The law : Undang-undang dan berbagai peraturan mengatur masyarakat
apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan dan memiliki sanksi
yang jelas, ada hukumnya.
b. The policies and procedures of an organization : aturan yang berlaku di
dalah sebuah lembaga, menyangkut aturan kerja, kompensasi, cara
berpakaian dan sebagainya
c. The moral stance of the individual (Zimmerer, 1996:23) sikap atau
perilaku individu bila berhadapan dengan sesuatu dalam pergaulan yang
tidak ada aturan formalnya.

Nilai-nilai moral ini diperoleh oleh seseorang sejak dini dari keluarga,
belajar agama, belajar budi pekerti, sopan santun. Perilaku semacam ini
dilatih dalam kehidupan sehari-hari. Apabila dilihat perilaku fundamental
yang berhubungan dengan etika dimasyarakat, dan berlaku sepanjang masa
di semua etnis adalah:

1. Sopan santun, selalu bicara benar, terus terang, tidak menipu, tidak
mencuri.
2. Integrity, memiliki prinsip, hormat, jangan dua muka.
3. Jaga janji, bisa dipercaya bila berjanji, amanah, jangan mau menang
sendiri.
4. Fidelity, benar dan loyal pada keluarga, teman, jangan
menyembunyikan informasi yang tidak perlu dirahasiakan.
5. Fairness, berlaku fair, dan terbuka komit pada kedamaian, jika salah
jangan tetap bertahan, tapi cepat mengakui kesalahan, perlakuan sama
pada setiap orang, toleran.
6. Caring for others, perhatian, baik budi, ikut andil, menolong siapa yang
memerlukan.
7. Respect for others, menghormati hak-hak orang lain, privacy, beri
pertimbangan pada orang lain yang dianggap berguna, jangan
berprasangka.

xii
8. Responsible citizenship, patuh pada undang-undang dan peraturan yang
berlaku, jika menjadi pemimpin harus bersifat terbuka dan menolong.
9. Pursuit of excellence, berbuatlah yang terbaik disegala kegiatan, dalam
pertemuan, tangung jawab, rajin, komit, tingkatkan kompetensi dalam
segala bidang, jangan mau menang sendiri.
10. Accountability, bertanggung jawab dalam segala perbuatan terutama
dalam mengambil keputuan.(diringkas dari Zimmerer 1996:28).

Untuk menjaga terlaksananya etika ini, maka didalam perusahaan dapat


dilakukan menyusun “credo”perusahaan. Zimmerer menyatakan: A
company credo defines the values underlying the entire company and its
ethical inssues. Kemudian dikembangkan kode etika didalam perusahaan
secara tertulis, tidak terlalu rinci tapi cukup memuat hal-hal yang
minimum saja seperti menyangkut tata sopan santun, keselamatan kerja,
kesehatan, konflik, kemananan, kerahasiaan, kegiatan politik dalam
perusahaan, melestarikan lingkungan dan sebagainya. Mendorong
karyawan agar taat pada peraturan, adakan pelatihan-pelatihan, umumkan
jika ada kejanggalan atau pelanggaran, ciptakan budaya perusahaan yang
nyata diikuti atau dibiasakan berlaku terus menerus.(Alma
Buchari,2013,h.242-244)

E. Sikap dan perilaku wirausaha


Sikap dan tingkah laku menunjukan kepribadian karyawan suatu
perusahaan,dan diberikan kepada seluruh pelanggan tanpa pandang bulu.

Ada beberapa sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha
dan seluruh karyawan, yaitu:

1. Jujur dalam bertindak dan bersikap


Sikap jujur merupakan modal utama seorang karyawan dalam melayani
pelanggan. Kejujuran dalam berkata, berbicara, bersikap, maupun
bertindak. Kejujuran inilah yang akan menumbuhkan kepercayaan
pelanggan atas layanan yang diberikan.

2. Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas


Seorang karyawan dituntuk untuk rajin dan tepat waktu dalam bekerja
terutama dalam melayani pelanggan dan tidak boleh malas dalam
bekerja.

3. Selalu murah senyum


Dalam menghadapi tamu/pelanggan, seorang karyawan harus selalu
murah senyum, jangan sekali-kali bersikap murung atau cemberut.

xiii
Dengan senyum kita mampu meruntuhkan hati pelanggan untuk
menyukai produk atau perusahaan kita.

4. Lemah-lembut dan ramah-tamah


Dalam bersikap dan berbicara pada saat melayani pelanggan atau tamu
hendaknya dengan suara lemah lembut dan sikap yang tamah tamah. Ini
dapat menarik minat tamu dan membuat pelanggan betah berhubungan
dengan perusahaan.

5. Sopan santu dan hormat


Dalam memberikan pelayanan keapda pelanggan hendanya selalu
bersikap sopan dan hormat. Dengan demikian pelanggan juga akan
menghormati pelayanan yang diberikan karyawan tersebut.

6. Selalu ceria dan padai bergaul


Sikap selalu ceria yang ditunjukan karyawan dapat memecahkan
kekakuan yang ada, sedangkan sikap pandai bergaul juga akan
menyebabkan pelanggan merasa cepat akrab dan merasa seperti teman
lama sehingga segala sesuatu berjalan lancer.

7. Fleksibel dan suka menolong pelanggan


Dalam menghadapi pelanggan, karyawan harus dapat memberikan
pengertian dan mau mengalah kepada pelanggan. Segala sesuatu dapat
diselesaikan dan selalu ada jala keluarnya dengan cara yang fleksibel.
Karyawan diharapkan suka menolong pelanggan yang mengalami
kesulitan sampai menemui jalan keluarnya.

8. Serius dan memiliki rasa tanggung jawab


Dalam melayani pelanggan karyawan harus serius dan sungguh-
sungguh, tabah dalam menghadapi pelanggan yang sulit berkomunikasi
atau yang suka ngeyel. Dan juga harus mampu bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya samapi pelanggan merasa puas terhadap
pelayanan yang diberikan.

9. Rasa memiliki persahaan yang tinggi


Rasa kepemilikan ini akan memotivasi karyawan untuk melayani
pelanggan, disamping itu karyawan juga harus memiliki jiwa
pengabdian, loyal, dan setia terhadap perusahaan.

xiv
F. Ciri-ciri wirausaha yang berhasil
Berwirausaha tidak selalu emberikan hasil yang sesuai dengan
harapan dan keinginan pengusaha, ada pengusaha yang mengalami
kerugian dan akhirnya bangkrut, dan ada juga pengusaha yang awalnya
hidup sederhana menjadi sukses dengan ketekunannya.

Ada beberapa ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil, yaitu:

1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas


Berfungsi untuk menebak kemana langkah dan arah yang dituju
sehingga dapat diketahui apa yang akan dilakukan oleh pengusaha
tersebut.

2. Inisiatif dan selalu proaktif


Merupakan cirri mendasar dimana pengusaha tidak hanya menunggu
sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang
sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.

3. Berorientasi pada prestasi


Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik
daripada prestasi sebelumnya, seperti mutu produk, pelayanan yang
diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama.

4. Berani mengambil risiko


Merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapan pun
dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

5. Kerja keras
Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, dimana ada peluang
disitu ia datang. Kadang-kadang pengusaha sulit untuk mengatur
waktu kerjanya, karna selalu memikirkan kemajuan usahanya, dan
ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja keras
meralisasikannya.

6. Bartanggung jawab terhadap segala aktiitas yang dijalankannya, baik


sekarang
maupun yang akan datang. Tanggung jawabnya tidak hanya pada
material tetapi juga moral kepada berbagai pihak.

7. Komitmen pada berbagai pihak merupakan cirri yang harus diipegang


teguh dan harus ditepati.

xv
8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai
pihak, baik yang berhubungan lansung dengan usaha yang dijalankan
maupun tidak, seperti kepada para pelanggan, pemerintah, pemasok,
serta masyarakat luas.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan
usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi
yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah
ada sebelumnya yang akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi
masyarakat banyak. Seorang wirausaha harus memiliki etika dalam
menjalankan usahanya, yaitu antaralain: Sikap dan perilaku; Penampilan; Cara
berpakaian; Cara berbicara; dan Gerakgerik. Dalam etika ada beberapa manfaat
yang dapat dipetik, yaitu: Persahabatan dan pergaulan; Menyenangkan orang
lain; Membujuk pelanggan; Mempertahankan pelanggan; Membina dan
menjaga hubungan; serta Berusaha menarik pelanggan. Sikap dan perilaku
yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan sesuai dengan
etika wirausaha, yaitu: jujur dalam bertindak dan bersikap; rajin, tepat waktu,
dan tidak pemalas; selalu murah senyum; lemah lembut dan ramahtamah;
sopan santun dan hormat; selalu ceria dan pandai bergaul; fleksibel dan
memiliki rasa tanggung jawab; serius dan suka menolong; serta rasa memiliki
perusahaan yang tinggi. Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat
dipengaruhi oleh sifat dan kepribadian seseorang.

B. Saran
Kegiatan kewirausahaan merupakan kegiatan sehari-hari yang sering kita
lakukan, namun tidak tau dimana posisinya. Oleh karena itu, untuk menjadi
wirausahawan yang sukses, alangkah baiknya dipahami dan diaplikasikan etika

xvi
dalam berwirausaha, agar mudah dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dan
dengan berwirausaha yang mempunyai etika yang baik akan membuat usaha
kita berjalan dengan baik dan akan sukses, karena kegagalan seorang
wirausaha dipengaruhi oleh sifat dan kepribadian yang dimiliki dirinya sendiri .

DAFTAR PUSTAKA

Hisrich, R.D. dkk. 2005. Enterpreneurship. Sixth edition. New York: McGraw-
Hill.

Longenecker Justin G, Moore Carlos W, Petty J, William ; Kewirausahaan :


Manajemen Usaha Kecil, 11th Edition, Salemba empat, Jakarta

Meredith Geoffrey G, et al (2000) ; Kewirausahaan : Teori dan Praktek, Cetakan


6, LM PPM & Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Suryana Dr, Msi (2003) ; Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat dan Proses
Menuju Sukses, Edisi revisi, Salemba empat, Jakarta.

Zimmerer Thomas W., Scarborough (2005) ; Pengantar Kewirausahaan dan


Manajemen Bisnis Kecil, Second edition, Prenhalindo, Jakarta.

Yusuf Suhardi Drs, Msi (2011) ; Kewirausahaan, Cetakan 1, Penerbit Ghalia


Indonesia, Bogor.

Daryanto (2012) ; Menggeluti Dunia Wirausaha, Cetakan I, Penerbit Gava Media,


Yogyakarta.

xvii

Anda mungkin juga menyukai