KOMISI NEGARA
9. Wilayah Negara
Ketentuan tentang Wilayah Negara dalam BAB IX A UUD 1945, yang
menyebutkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah
negara kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas
dan hak-haknya ditetapkan dengan undangundang, amat relevan dengan
ketentuan yang terdapat dalam Konvensi Montevideo 1933. Negara
dikategorikan berdaulat jika mempunyai penduduk yang tetap (permanent
population), wilayah yang jelas (defined territory), pemerintahan (existing
government), dan kemampuan negara untuk melakukan hubungan
internasional (ability to establish to communicate with foreign countries).
Merumuskan ketentuan tentang wilayah negara dalam konstitusi relatif
sukar, karena juga dipengaruhi oleh faktor self-determination, yang
memungkinkan sebagian wilayah terlepas dari negara induk atau
bergabung dengan negara lain.
Menurut Jimly Asshiddiqie, pengaturan wilayah negara dalam UUD 1945
menegaskan bahwa: Pertama, bahwa negara Indonesia memiliki wilayah
hukumnya sendiri sebagai sebuah negara merdeka dan berdaulat. Kedua,
wilayah hukum negara Indonesia, batasbatas dan hak-hak yang terdapat di
dalamnya diatur dengan undang-undang. Artinya, pemerintah dan siapapun
juga tidak berhak menambah ataupun mengurangi wilayah negara itu tanpa
persetujuan rakyat yang dituangkan dalam undang-undang. Ketiga,
penetapan batas-batas wilayah beserta hak-haknya itu dalam undang-
undang juga tidak boleh dipahami bersifat sepihak tanpa mengindahkan
norma-norma yang berlaku di dunia internasional. Indonesia tidak boleh
mengklaim sesuatu wilayah hanya dengan menetapkan dalam undang-
undang tanpa didasarkan atas hasil persetujuan internasional, baik dalam
kerangka hubungan bilateral maupun multilateral.