Anda di halaman 1dari 3

Nama : David Erlangga

Ringkasan Pertemuan 8

Husulul Masarrot

Lanjutan Bab Al Khos

Matan :

Khos lawan dari Am dan takhsis ialah mengeluarkan sebagian anggota dari keseluruhan atau
membedakan. Takhsis ada 2 yaitu muttashil atau munfasil. Takhsis itu proses khos

1Muttashil yaitu istisna dengan pengecualian , taqyid diberikan batasan dengan syarat dan taqyid
dengan shifat

Istisna : mengeluarkan sesuatu yang kalau tidak ada pengeluaran tersebut akan masuk dalam kalam, sah
nya istisna ada syaratnya yaitu mustasna minhu tidak boleh habis harus ada sisanya, dan juga harus
bersambung dengan kalam dan boleh mustasna didahulukan daripada mustasna minhu dan boleh
istisna dari yang sejenis dan yang lain dari sejenis, contoh telah datang kaum kecuali keledai, yang mana
keledai bukan cakupan kaum

Syarat boleh diakhirkan dari yang dipersyaratkan dan boleh juga didahulukan, adapun muqoyyad
dengan shifat atau kriteria tertentu, maka akan dibawa kalimat yang mutlak ke kalimat yang muqayyad
seperti kata raqaba memerdekan budak diberi batasan dengan iman yang ada di sebagian dalil dan di
sebagian lain dimutlakkan dan tidak diberi qaid mu’min, maka yang mutlak tadi dibawa ke qaid

Boleh takhsis kitab dgn kitab, as sunnah dengan al kitab, kitab dngan as sunnah , as sunnah dengan
sunnah dan boleh takhsis al quran dan hadist dengan qiyas

Yang dimaksud dengan an nutqu adalah perkataan Allah dan perkataan Rasul yaitu al quran dan hadist

Syarah :

Penulis menyebutkan di bab ini beberapa poin terkait khos yaitu

1. Definisi dari khos yaitu lafadz yang menunjukkan anggota yang terbatas dan khos merupakan lawan
dari Am dan khos ini bisa satu atau dua atau lebih tapi terbatas, kalau am mencakup keseluruhan

Sebagian yang dikeluarkan dalam takhsis hukumnya maka berbeda dengan hukum yang keseluruhan,
kalau semua anggota dikeluarkan maka lafadznya akan dinaskh dan tidak berlaku

2. Macam macam takhsis terbagi 2 yaitu

- muttashil = mukhosis yang tidak bisa berdiri sendiri dalam memberikan faidah makna sehingga
disebutkan berbarengan dengan am

- munfashil = mukhosis yang berdiri sendiri dalam memberikan faidah makna maka tidak butuh
disebutkan bersamaan dengan am, karena sudah memberikan faidah makna pengkhususan

3. Diantara mukhossis muttashil ada 3


- al istisna = penulis mendefinisikan mengeluarkan sesuatu yang mana kalau tidak ada
pengeluaran tersebut masuk ke hukum kalam. Dan bisa ditambahkan definisi = alat alat
istisna illa ghairu siwa. Istisna ada syarat syarat :
o bersambung dengan mustasna minhu seandainya ada suami yang mengatakan
istriku tertalak tiga kemudian mengatakan setelah berlalu satu jam (diam atau
ngomong yang lain) : kecuali satu (maksudnya tertalak 2) , maka tidak sah istisnanya
sehingga tidak teranggap maka jatuh talak tiganya adapun tidak masalah kalau
jedanya sebentar secara urf contoh urf sebentar misalnya diam 20 detik atau
dianggap masih nyambug menurut urf
o Mustasna minhu harus tersisa kalau mengatakn zaid punya hutang dan berkata zaid
berhutang padaku 1000 dinar kecuali 1000 dinar, maka istisna tidak sah sehingga
ditetapkan hutang zaid padanya 1000, karena kata kata illa dan setelahnya tidak
teranggap
o Dia sudah memaksudkan mendatangkan meniatkan mustasna sebelum ia
mengucapkannya, jadi sudah ada maksud terlebih dahulu, yaitu meniatkan istisna
sebelum mengucapkannya dan niat ini tidak disyaratkan dari awal mustasna minhu
tapi cukup sebelum selesai saja jadi sebelum mengucapkan mustasna dan sebelum
mustasna minhu selesai. Sehingga mafhumnya kalau sudah selesai maka tidak bisa
dan harus sebelum mustasna minhu selesai jadi wujud niat sebelum selesai contoh
istriku tertalak tiga kecuali, maka sebelum tiga ini harus ada niat
o Lafadz istisna bisa diperdengarkan dengan orang lain ddidekatnya, kalau mengklaim
telah melakukan istisna dengan dirinya sendiri maka tidak diterima karena harus
didenger

Musonnif hanya menyebutkan dua syarat pertama, dua syarat selanjutnya tidak
disebutkan. Kemudian penulis menyebutkan boleh mustasna mendahului mustasna
minhu dan boleh juga diakhirkan contoh : engkau bisa mengatakan : para murid telah
datang kecuali zaid, maka zaid tidak terkena hukum hadir, kalau dikedepankan, Kecuali
zaid, para murid telah hadir

Musonnif juga menyebutkan mustasna boleh beda jenis dari mustasna minhu atau
sejenis contoh saya punya hutang pada zaid 1000 dirham kecuali 100 dirham, serratus
dirham sejenis dengan 1 dinar contoh beda jenis saya punya hutang pada zaid 1000
dirham kecuali baju, baju bukan jenis dirham dan ini dinamakan istisna munqothi bila
beda jenis

Berdasarkan contoh tadi istisna mukhosis muttasil

- syarat = seperti firman Allah Qs At tholaq ayat 6 yaitu jika mereka hamil maka berilah
nafkah, perintah memberikan nafkah pada istri yang tertalak dikhususkan pada yang hamil
sebagaimana perkataan suami pada istrinya jika engkau keluar dari rumah maka engkau
tertalak. Maka talak disini dikaitkan dengan syarat keluarnya istri dari rumah. Contoh lain :
Jika mereka datang maka akan aku.

Boleh lafadz syarat didahulukan di surah At Tholaq ayat 6 (ada kata in), boleh di akhirkan
seperti firman Allah Qs An nisa ayat 11 yang syaratnya dibelakang
- shifat atau naat atau kriteria = yaitu taqyid dengan shifat, jika ada lafadz am dan ada
ditempat lainyang diberi qaid pada batasan tertentu maka keumumannya terbatas dengan
sifat tersebut. Contoh Qs Al mujadalah ayat 3 (tentang kafarah dzihar) , pada kata raqabah,
al maidah ayat 89 tentang kafarah yamin fa tahriru roqobah. Disitu memerdekan budak
tidak ada batasan namun lafadz roqobah budak pada kafarah pembunuhan ini diberi
batasan di qs An Nisa ayat 92 dengan mukminah, maka di al mujadalah ayat 3 dan al maidah
ayat 89 dibawa maknanya yang ada tambahan mukmin
Mushonnif menjadi takhsis dengan kriteria sifat ini ialah pembahasan membawa makna
yang mutlak ke makna yang muqayyad, jadi harusnya bab mutlak muqayyad namun
dimasukkan ke khos dan am

Mutlak itu menunjukkan tersebar tanpa ada batasan atau tanpa ditentukan person
contohnya engkau tentukan ra’sul ahadan, jadi banyak tapi luas, mutlak itu diantaranya
konteks nakirah yang positif, adapun am mencakup semua anggota yang masuk dalam
cakupannya, adapun mutlak itu mencakup satu saja cukup, kalau mutlak itu semua boleh tpi
tidak ditentukan yang mana, kalau am maka semua anggota seperti rojul maka semua laki
laki, kalau mutlak yang mana saja bebas asal laki laki, jadi mutlak perwakilan kalau am
semua harus terkena hukum itu

Dengan apa terwujudnya kekhususan al quran dan hadist atau hal hal yang bisa menjadikan
takhsis
1. boleh mentakhsis al quran dengan alquran boleh juga takhsis al quran dengan hadist
2. boleh takhsis sunnah dengan al quran dan sunnah
3. Boleh takhsis al quran (istilahnya an nutqu) dan sunnah dengan qiyas

Contoh takhsis Al Quran dengan Al Quran : di suatu ayat : para wanita yang tertalak
menunggu diri mereka 3 kali quru, kemudian ditakhsis di ayat lain : jika kalian menikahi
wanita beriman kemudian mentalaknya sebelum menyentuhnya menjimaknya maka tidak
ada kewajiban untuk masa iddah, maka berikanlah mut’ah dan lepaskan dengan cara yang
baik. Takhsis disini di awal : semua wanita tertalak kemudian di akhir ditakhsis tidak ada
iddahnya bagi yang belum dijima. Ini masuk takhsis munfashil. Yang lafadz umum Qs Al
Baqarah 288, kemudian takhsisnya Qs Al ahzab 89, contoh takhsis yang sifat meskipun kata
syarih masuk mutlak muqayyad

Anda mungkin juga menyukai