Anda di halaman 1dari 2

CERITA UPACARA ADAT JAWA DI SEKITAR RUMAH

NAMA : MUHAMMAD JOHAN MABRURI


KELAS : XI DPIB2
NOMOR ABSEN : 17

SEDEKAH DESA TUNGGORONO

JOMBANG, MSP – Meski perkembangan zaman tidak terelakkan lagi, tetapi budaya-
budaya lokal masih terus dijunjung tinggi sebagian kalangan masyarakat. Terbukti dari
beberapa pagelaran peringatan hari besar Nasional di kota santri. Penduduk Jombang
mampu menyuguhkan budaya kearifan lokal yang tak hilang tergerus perubahan zaman,
salah satunya adalah Sedekah Bumi.

Zaman dulu, tradisi Sedekah Bumi identik dengan rasa syukur atas melimpahnya panen
perkebunan atau pertanian para petani. Tetapi sebagian masyarakat beranggapan, bahwa
semua hasil capaian manusia di bumi ini adalah berkah dari Tuhan yang harus disyukuri.
Sehingga diadakannya sedekah bumi tidak terbatas pada perayaan hasil bumi saja.

Seperti halnya Desa Tunggorono, Kecamatan/Kabupaten Jombang, setiap tahunnya rutin


membuat perayaan Sedekah Bumi sebagai rasa syukur kepada Tuhan atas segala rahmat
yang telah dilimpahkan kepada seluruh masyarakat. Menggandeng RT/RW sekitar
beserta masyarakat dan pemuka agama setiap dusun yang ada di Desa Tunggorono, pada
(13 s.d 14/10).
Selama 2 hari itu kami akan mengadakan 3 kegiatan utama, yaitu Khotmil Quran,
Istighotsah dan pengajian umum, serta pagelaran ludruk dengan tema kearifan lokal,”
jelas Ketua Panitia Sedekah Bumi Tunggorono, Abdul Wahid.

Pada hari Jumat (13/10), terlebih dahulu diawali dari acara Khotmil Quran yang diikuti
oleh masyarakat beserta karyawan kantor desa di pendopo depan Balai Desa. Seusai acara
pertama dilanjutkan Istighotsah dan pengajian umum dengan mendatangkan pemuka
agama dari Dusun Bendet, Kecamatan Diwek yaitu Latif Bajuri. Sedangkan keesokan
harinya dilanjutkan dengan pagelaran ludruk di lapangan kantor Balai Desa Tunggorono.
Di sela-sela acara utama selalu disematkan doa bersama demi kelancaran dan memohon
ridho Allah SWT guna menjadi keberkahan bagi seluruh masyarakat desa, agar terhidar
dari segala macam bahaya.

Bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi pada acara tersebut dipersilahkan langsung
menuju lokasi acara, panitia tidak memungut biaya apapun bagi warganya. Terpenting
dari pagelaran ini adalah terjalinnya kebersamaan antar seluruh masyarakat.
Selaku ketua panitia dan kepala dusun itu pun mengutarakan tujuan dari acara tahunan
ini, “Maksud dari sedekah bumi tidak lain adalah sebagai langkah untuk menghidupkan
budaya lokal dan mengenang kembali bagaimana seluk beluk berdirinya Desa
Tunggorono, agar tidak dilupakan oleh generasi-generasi modern.”

Upacara Sedekah Bumi merupakan salah satu upacara adat berupa prosesi seserahan hasil
bumi dari masyarakat kepada alam. Upacara ini biasanya ditandai dengan pesta rakyat
yang diadakan di balai desa atau di lahan pertanian maupun tempat-tempat yang
dianggap sakral oleh masyarakat. Upacara ini sudah berlangsung turun termurun dari
nenek moyang kita, dan berkembang di Pulau Jawa, terutama di wilayah yang kuat akan
budaya agraris.

Anda mungkin juga menyukai