Anda di halaman 1dari 4

Learning Diary #11

Cinderella Meilani
20/470908/PEK/26635
1. Kelebihan kelemahan balanced scorecard?
Balanced Scorecard merupakan suatu kerangka kerja baru yang mengintegrasikan berbagai
ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan. Selain ukuran finansial masa lalu, Balanced
Scorecard juga menggunakan pendorong kinerja masa depan. Pendorong kinerja yang
meliputi perspektif pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan,
diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan yang dilaksanakan secara eksplisit
dan ketat ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang nyata.

Keunggulan Balanced Scorecard


Keunggulan balanced scorecard ini tertuang dalam empat karakteristik (Mulyadi, 2005:11-
15) yaitu: komprehensif, koheren, seimbang dan terukur. Keempat karakteristik tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Komprehensif, Balanced scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan
strategik, yaitu dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, meluas ketiga
perspektif yang lain seperti pelanggan, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
2. Koheren, Balanced scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab-
akibat (causal relationship) di antara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam
perencanaan strategik.
3. Seimbang, Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan
strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berkesinambungan.
4. Terukur, Keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik
menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut.
Balanced scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang sulit untuk diukur.

Kelemahan Balanced Scorecard


Balanced scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja perusahaan mempunyai beberapa
kelemahan menurut Anthony dan Govindarajan (2005:180) adalah sebagai berikut :
1. Korelasi yang buruk antara ukuran perspektif non-finansial dan hasilnya. Tidak ada jaminan
bahwa keuntungan masa depan akan mengikuti pencapaian target dalam perspektif non-
finansial. Mungkin ini adalah masalah terbersar dalam Balanced scorecard karena terdapat
asumsi bahwa keuntungan masa depan tidak mengikuti atau berkaitan dengan pencapaian
tujuan non-finansial.
2. Terpaku pada hasil keuangan (fixation on financial result). Manajer adalah yang paling
bertanggung jawab terhadap kinerja keuangan. Hal ini menyebabkan manajer lebih peduli
terhadap aspek finansial dibandingkan aspek lainnya.
3. Tidak ada mekanisme perbaikan (no mechnism for improvement). Banyak perusahaan dalam
memperbesar tujuan mereka tidak memiliki alat untuk meningkatkannya. Ini adalah salah
satu kelemahan Balanced scorecard. Tanpa metode untuk peningkatan, peningkatan tidak
disukai untuk terjadi meskipun sebaik apapun tujuan baru tersebut.
4. Ukuran-ukuran tidak diperbaharui (measures are not up to date). Banyak perusahaan tidak
memiliki mekanisme formal untuk meng-update ukuran untuk mencocokkan dengan
perubahan strategi. Hasilnya perubahan masih menggunakan ukuran yang berbasis strategis
lama.
5. Terlalu banyak pengukuran (measurement overload). Tidak ada jawaban untuk pertanyaan
seberapa kritis ukuran yang seseorang manajer dapat ukur pada saat bersamaan tanpa
kehilangan fokus. Jika terlalu sedikit manajer akan mengabaikan ukuran yang sangat penting
dalam mencapai sukses. Bila terlalu banyak, akan menimbulkan resiko manajer bisa
kehilangan fokus dan mencoba untuk melakukan terlalu banyak hal dalam waktu bersamaan.
6. Kesulitan dalam menetapkan trade-off (difficult in estabilishing trade off). Beberapa
perusahaan mengkombinasikan ukuran non-finansial dengan finansial dalam satu laporan dan
memberikan bobot pada masing-masing ukuran . Tapi Balanced scorecard tidak
menampilkan bobot yang jelas pada masing-masing ukuran. Tidak adanya bobot tersebut,
menjadi sangat sulit untuk menggabungkan aspek finansial dan non-finansial.

Balanced scorecard merupakan sistem pengukuran kinerja yang cocok digunakan dalam
manajemen kontemporer yang memanfaatkan secara teknologi informasi dalam bisnis.
Teknologi informasi tidak menentukan apa yang harus dikerjakan pekerja tetapi teknologi ini
menyediakan kebebasan dan kemudahan bagi pemakainya untuk mewujudkan kreativitas
mereka. Dalam zaman teknologi informasi ukuran kinerja harus tidak lagi ditujukan untuk
mengendalikan tindakan personel, tetapi diarahkan untuk pemotivasian personel.
Disamping itu, sifat Balanced scorecard yang memperluas perspektif yang dicakup
(komprehensif) mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat (koheren)
menyeimbangkan sasaran strategi yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategi (seimbang)
dan memudahkan pencapaian sasaran strategi karena sifatnya yang dapat diukur (terukur)
menjadikan Balanced scorecard suatu alat ukur kinerja yang sangat membantu pihak perusahaan
dalam memantau seluruh komponennya.

Demikian uraian terkait dengan keunggulan dan kelemahan balanced scorecard, singkatnya


Balanced scorecard adalah satu konsep pengukuran kinerja yang sebenarnya memberikan
kerangka komprehensif untuk menjabarkan visi ke dalamsasaran-sasaran strategik. Sasaran
strategik yang komprehensif dapat dirumuskan karena Balanced scorecard menggunakan empat
perspektif yang satu sama lainnya saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Namun disisi
lain, selain keunggulan tersebut, tentu juga terdapat beberapa kelemahan balanced sorecard

The Four Discipline of Execution atau 4dx merupakan formula dalam mengeksekusi atau
mengimplementasikan strategi perusahaan. Perbedaan 4dx dengan Balanced Scorecard adalah:
4dx hanya berisi 1-2 tujuan yang paling penting untuk langsung dieksekusi yang dikenal dengan
Wildly Important Goal (WIG). Sedangkan Balanced Scorecard berisi beberapa tujuan
perusahaan yang terbagi dalam 4 perspektif. Melalui penerapan 4dx ini diharapkan strategi
perusahaan dapat tercapai dan memberikan manfaat terbesar bagi perusahaan. Konsep 4dx
diperkenalkan oleh Stephen Covey yang sebelumnya melakukan survey terhadap CEO. Survey
tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa kesulitan terbesar CEO dalam menjalankan strategi
adalah eksekusi. Berdasarkan permasalahan tersebut sehingga lahirlah 4dx yang memungkinkan
para pemimpin untuk secara efektif mengeksekusi strategi. 4dx memiliki ruang lingkup yang
terbagi dalam empat disiplin.
1. Dimesi pertama adalah Focus on the WIG menggali bagaimana setiap individu memberikan
upaya terbaik terhadap 1-2 tujuan yang paling penting. Diharapkan tiap individu bisa
memberikan upaya yang lebih baik dari pada upaya yang biasa-biasa untuk beragam tujuan.
Dengan memberikan fokus hanya pada beberapa tujuan penting, maka hasil terbaik dapat
diperoleh. Daripada kita membagi fokus kita terhadap beragam tujuan, lebih baik kita fokus.
2. Dimensi kedua adalah act on the lead measures, dilakukan tracking terhadap hal-hal yang
dapat menggerakan untuk mencapai tujuan. Hal ini dapat dilakukan dengan mencurahkan
energi kita pada aktivitas yang mengendalikan lead measures. Lead measures merupakan
ukuran dari kegiatan yang paling berhubungan dengan pencapaian target. Contohnya, apabila
target perusahaan adalah mengurangi frekuensi kerusakan kendaraan operasional. Maka yang
menjadi lead measures adalah frekuensi kendaraan operasional diservis secara rutin.
3. Disiplin yang ketiga adalah keep a compelling scoreboard yaitu memastikan setiap individu
dalam tim mengetahui skor saat ini. Jadi setiap individu mrngrtahui bagaimana posisi kinerja
tim saat ini, menang atau kalah. Oleh karena itu dibutuhkan scoreboard (papan skor)
sederhana yang menarik sehingga dapat menyajikan scoreboard untuk keseluruhan tim.
Contohnya, scoreboard dibuat dalam bentuk lintasan balap mobil. Ketika terdapat nilai yang
tinggi maka akan ada simbol mobil yang sudah mendekati garis finish.
4. Kemudian, disiplin yang terakhir adalah create a cadence of accountability. Dalam hal ini
tim harus melakukan pertemuan untuk menjaga akuntabilitas setiap orang dalam pencapaian
WIG. Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap performa setiap anggota kemudian
memperbaiki apa yang menjadi kekurangan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Uts SM
    Uts SM
    Dokumen1 halaman
    Uts SM
    Cinderella Meilani
    Belum ada peringkat
  • Cinderella Meilani - SM - 77C
    Cinderella Meilani - SM - 77C
    Dokumen18 halaman
    Cinderella Meilani - SM - 77C
    Cinderella Meilani
    Belum ada peringkat
  • Framework
    Framework
    Dokumen2 halaman
    Framework
    Cinderella Meilani
    Belum ada peringkat
  • Learning Diary 4
    Learning Diary 4
    Dokumen11 halaman
    Learning Diary 4
    Cinderella Meilani
    Belum ada peringkat
  • Chapter 6 SM
    Chapter 6 SM
    Dokumen22 halaman
    Chapter 6 SM
    Cinderella Meilani
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman Ams
    Rangkuman Ams
    Dokumen23 halaman
    Rangkuman Ams
    Cinderella Meilani
    Belum ada peringkat
  • Kuis 4
    Kuis 4
    Dokumen2 halaman
    Kuis 4
    Cinderella Meilani
    Belum ada peringkat
  • Silabus LOB
    Silabus LOB
    Dokumen7 halaman
    Silabus LOB
    Cinderella Meilani
    Belum ada peringkat
  • Kuis 3
    Kuis 3
    Dokumen1 halaman
    Kuis 3
    Cinderella Meilani
    Belum ada peringkat
  • Tugas Individu 3
    Tugas Individu 3
    Dokumen7 halaman
    Tugas Individu 3
    Cinderella Meilani
    Belum ada peringkat