Disusun Oleh :
Kelompok 2
TANGERANG
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Disritmia”.
Maksud penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Keperawatan
Kritis yang diberikan sebagai tugas untuk menambah nilai kami.
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar kami
bisa meningkatkan kemampuan dan pengetahuan kami dalam membuat makalah
yang selanjutnya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang.
Aamiin. Terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................
1.3 Tujuan Masalah....................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengkajian............................................................................
2.2 Analisa Data.........................................................................
2.3 Intervensi Keperawatan........................................................
2.4 Implementasi Keperawatan..................................................
2.5 Evaluasi Keperawatan..........................................................
BAB III STUDI KASUS
3.1 Konsep..................................................................................
3.2 Pengkajian............................................................................
3.3 Analisa Data.........................................................................
3.4 Diagnosis Keperawatan Prioritas.........................................
3.5 Intervensi Keperawatan........................................................
3.6 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.............................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...........................................................................
4.2 Saran.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Patofisiologi
1. Mekanisme dasar
Kelainan kontraktilitas pada gagal jantung akan mengganggu kemampuan
pengosongan ventrikel. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun
mengurangi cardiac output dan meningkatkan volume ventrikel (EDV)
maka terjadi pula peningkatkan tekanan akhir diastolik kiri (LEDV).
Meningkatnya LEDV, akan mengakibatkan pula peningkatkan tekanan
atrium (LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung ke dalam
anyaman vaskuler paru-paru meningkatkan tekanan kapiler dan vena paru-
paru. Jika tekanan hidrostatik dari anyaman kapiler paru-paru melebihi
tekanan osmotik vaskuler, maka akan terjadi transudasi cairan melebihi
kecepatan draenase limfatik, maka akan terjadi edema intersitial.
Peningkatkan tekanan lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan merembes
ke alveoli dan terjadi edema paru-paru.
2. Respon Kompensatorik
a. Meningkatnya aktivitas adrenergik simpatik, menurutnya cardiac
output akan meningkatkan aktivitas adrenergik jantung dan mendula
adrenal. Denyut jantung dan kekuatan kontraktil akan meningkat untuk
menambah cardiac output, juga terjadi vasokontriksi arteri perifer
untuk menstabilkan tekanan arteri dan retribusi volume darah dengan
mengurangi aliran darah ke organorgan yang rendah metabolismenya,
seperti kulit dan ginjal agar perfusi ke jantung dan ke otak dapat di
pertahankan. Vasokontriksi akan meningkatkan aliran balik vena kesisi
kanan jantung yang selanjutnya akan menambah kekuatan kontriksi.
b. Meningkatkan beban awal akibat aktivitas sistem renin angiotensin
aldosteron (RAA). Aktivitas RAA menyebabkan retensi Na dan air
oleh ginjal, meningkatkan volume vertikel-vertikel tegangan tersebut.
Peningkatkan beban awal ini akan menambah kontraktilitas
miokardium.
c. Atropi ventrikel respon kompensatorik terakhir pada gagal jantung
adalah hidrotropi miokardium akan bertambah tebalnya dinding.
d. Efek negatif dari respon kompensatorik Pada awalnya respon
kompensatorik menguntungkan namun pada akhirnya dapat
menimbulkan berbagai gejala, meningkatkan laju jantung dan
memperburuk tingkat gagal jantung. Resistensi jantung yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kekuatan kontraktilitas dini
mengakibatkan bendungan paru-paru, vena sistemik dan edema, fase
kontruksi arteri dan redistribusi aliran darah mengganggu perfusi
jaringan pada anyaman vaskuler yang terkena menimbulkan tandaserta
gejala, misalnya berkurangnya jumlah air kemih yang dikeluarkan dan
kelemahan tubuh. Vasokontriksi arteri juga menyebabkan beban akhir
dengan memperbesar resistensi terhadap ejeksi ventrikel, beban akhir
juga kalau dilatasi ruang jantung. Akibat kerja jantung dan kebutuhan
miokard akan oksigen juga meningkat, yang juga ditambah lagi adanya
hipertensi miokard dan perangsangan simpatik lebih lanjut. Jika
kebutuhan miokard akan oksigen tidak terpenuhi maka akan terjadi
iskemik miokard, akhirnya dapat timbul beban miokard yang tinggi
dan serangan gagal jantung yang berulang (Wijaya & Putri 2013).
2.2 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan
dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan
diketahui berbagai permasalahan yang ada (A. Azis Alimul Hidayat,
Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2, hal: 98).
1. Biodata Klien
Identitas klien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, agama, suku/bangsa, waktu masuk rumah sakit, waktu
pengkajian, diagnosa medis, nomor MR dan alamat. Identitas
penanggung jawab meliputi: nama, umur, pekerjaan, agama, pendidikan,
suku/bangsa, alamat, hubungan dengan klien.
2. Pengkajian Primer
a. Airway
Proses jalan nafas yaitu pemeriksaan obstruksi jalan nafas, adanya
suara nafas tambahan dan adanya benda asing.
b. Breathing
Frekuensi nafas, apa ada penggunaan otot bantu nafas, retraksi dada,
adanya sesak nafas, palpasi pengembangan paru, auskultasi suara
nafas, dan kaji adanya suara nafas tambahan.
c. Circulation
Pengkajian mengenai volume darah dan cardiac output serta adanya
perdaraham. Pengkajian juga meliputi status hemodinamik, warna
kulit, dan nadi.
d. Disability
Pengkajian meliputi tingkat kesadaran compos mentis (E4M6V5)
GCS 15, pupil isokor, muntah tidak ada, ekstremitas atas dan bawah
normal, dan tidak ada gangguan menalan.
e. Exposure
Pengkajian meliputi untuk mengetahui adanya kemungkinan cedera
yang lain, dengan cara memeriksa semua tubuh pasien harus tetap
dijaga dalam kondisi hangat supaya untuk mencegah terjadinya
hipotermi.
f. Foley chateter
Pengkajian meliputi adanya komplikasi kecurigaan ruptur uretra jika
ada, tidak dianjurkan untuk pemasangan kateter, kateter dipasang
untuk memantau produksi urin yang keluar.
g. Gastric tube
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengurangi distensi pada lambung
dan mengurangi risiko untuk muntah.
h. Monitor EKG
Peemriksaan ini dilakukan untuk melihat kondisi irama dan denyut
jantung.
3. Pengkajian Sekunder
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yaitu penyebab klien masuk rumah sakit yang
dirasakan saat dilakukan pengkajian yang ditulis dengan singkat dan
jelas. Keluhan klien pada gagal jantung bisa terjadi sesak nafas,
sesak nafas saat beraktivitas, badan terasa lemas, batuk tidak
kunjung sembuh berdahak sampai berdarah, nyeri pada dada, nafsu
makan menurun, bengkak pada kaki.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit sekarang merupakan alasan dari awal klien
merasakan keluhan sampai akhirnya dibawa ke rumah sakit dan
pengembangan dari keluhan utama
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan mengenai masalah-masalah seperti adanya riwayat
penyakit jantung, hipertensi, perokok hebat, riwayat gagal jantung,
pernah dirawat dengan penyakit jantung, kerusakan katub jantung
bawaan, diabetes militus dan infark miokard kronis.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Hal yang perlu dikaji dalam keluarga klien, adakah yang menderita
penyakit sama dengan klien, penyakit jantung, gagal jantung,
hipertensi.
e. Riwayat Psikososial Spiritual
Yaitu respon emosi klien pada penyakit yang di derita klien dan
peran klien di pada keluarga dan masyarakat serta respon dan
pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga atau
masyarakat.
f. Pola Persepsi Dan Konsep Diri
Resiko dapat timbul oleh pasien gagal jantung yaitu timbul akan
kecemasan akibat penyakitnya. Dimana klien tidak bisa beraktifitas
aktif seperti dulu dikarenakan jantungnya yang mulai lemah.
g. Pola Aktivitas Sehari-Hari
a) Pola Nutrisi
b) Pola Eliminasi
d) Personal Hygiene
e) Pola Aktivitas
h. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
1) Kepala
- Inspeksi: kepala pasien tampak bulat simteris, rambut
berarna putih atau sudah beruban, tidak mudah di cabut,
tidak tampak pembengkakan pada kepala klien dan tidak
tampak pendarahan.
- Palpasi: tidak teraba benjolan pada kepala pasien, tidak
ada nyeri pada daerah kepala yang diraba.
2) Mata
- Inspeksi: mata klien simetris kanan dan kiri, tidak
ada kelainan pada mata, reflek pupil terhadap cahaya
baik, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tidak
ada pembengkakan pada mata, memakai kacamata.
- Palpasi: tidak ada nyeri tekan dan lepas pada daerah
mata, tidak teraba benjolan disekitar mata.
3) Hidung
- Inspeksi: hidung klien tampak simetris pada hidung,
tidak ada kelainan bentuk pada hidung, tidak ada
perdarahan, tidak ada cuping hidung, dan tidak ada
sinus pada hidung.
- Palpasi: tidak terasa benjolan pada hidung dan tidak
ada perdarahan pada hidung.
4) Telinga
- Inspeksi: telinga klien tampak simetris kiri dan
kanan pada telinga, tidak terjadi perdarahan, tidak
ada pembengkakan, dan pendengaran masih baik.
- Palpasi: tidak terasa benjolan pada daun telinga,
tidak ada nyeri saat diraba bagian telinga, tidak ada
perdarahan pada telinga baik luar maupun dalam.
5) Mulut dan Tenggorakan
- Inspeksi: bibir simetris, mukosa bibir kering, gigi
tidak lengkap, tidak ada stomatitis, dan tidak terjadi
kesulitan menelan.
6) Thoraks
- Inpeksi: dada tampak simetris tidak ada lesi pada
thorak, ada penggunaan otot bantu pernafasan, dan
tidak terjadi perdarahan pada thorak.
- Palpasi: tidak teraba benjolan pada dada, suhu pada
thorak teraba sama kiri kanan, frekuensi nafas 28 x/
menit
- Perkusi: sonor seluruh lapang paru.
- Auskultasi : tidak terdengar suara napas tambahan.
7) Sirkulasi
- Frekuensi nadi : 164 x/menit
- Tekanan darah : 90/70 mmHg
- Suhu : 36.5 ℃
- Respirasi : 28 x/menit
8) Jantung
- Palpasi: ictus cordis teraba, kardiovaskuler tidak teraba,
CRT < 3 detik.
- Perkusi: terdengar suara pekak, batas atas interkostal 3 kiri,
batas kanan linea paasteral kanan, batas kiri linea mid
clavicularis kiri, batas bawah intercostals 6 kiri
- Auskultasi: S1 dan S2 reguler suara jantung mur mur, dan
tidak ada suara tambahan.
9) Abdomen
- Inspeksi: abdomen tampak simeteris, datar, tidak ada
pembesaran, tidak ada bekas operasi, dan tidak adanya
lesi pada abdomen.
- Palpasi: tidak terasa adanya massa/ pembengkakan,
hepar dan limpa tidak terasa, tidak ada nyeri tekan dan
lepas didaerah abdomen.
- Perkusi: saat diperkusi terdengat bunyi tympani.
- Auskultasi: bising usus 10 x/menit.
10) Genitalia
11) Integumen
ASUHAN KEPERAWATAN
Saat dilakukan pengkajian pada pada tanggal 17 Mei 2021 pukul 08.49 WIB
pasien mengeluh sesak nafas, sesak di rasakan meningkat saat beraktifitas,
tubuh terasa lemah dan edema pada ektremitas bawah. Hasil pemeriksaan
TTV yaitu, TD : 90/80 mmHg; HR : 156 x/menit; RR : 25 x/menit; Suhu 36,
50C.
Laboratorium
Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 17 Mei 2021 menunjukkan
nilai Hemoglobin 11,9 g/dl (N:14- 16), Leukosit : 11.360/mm3 (N : 5.000-
10.000), Trombosit 90.000/mm3 (N: 150.000-400.000) Hematokrit 36%
(N:40-48) Ph 7, 43 (N :7,35-7,45)
Hasil rontgen thorax yang dilakukan pada tanggal 17 Mei 2021 pasien
mengalami kardiomegali.
Status Nutrisi
TB : 169 cm dan BB : 64 kg.
Selama di rumah sakit makan dengan diet DJ II. Makan lunak 3x sehari
berupa nasi lunak, sayur dan lauk.
3.2 Pengkajian
1. Identitas Klien
a. Nama : Tn. A
c. Umur : 62 tahun
f. Agama : Islam
g. Suku : Jawa
h. Pendidikan : Strata I
a. Nama : Ny. B
b. Pendidikan : Strata I
2. Pengkajian Primer
a. Airway
c. Circulation
g. Gastric Tube
h. Heart Monitor
3. Pengkajian Sekunder
a. Alasan Masuk
Klien masuk ke RS melalui IGD tgl 16 Mei 2021 pukul
21.30, rujukan dari RSUD. Keadaan umum pasien : lemah. Pasien
mengeluh palpitasi, sesak nafas sejak 3 hari yang lalu sebelum
masuk rumah sakit, pusing, banyak keringat, ada nyeri pada dada
sebelah kiri, skala nyeri 5 ,tubuh terasa lemah, edema pada
ekstremitas bawah. Hasil pemeriksaan TTV: TD: 90/70 mmHg,
HR: 164 x/menit, RR: 28 x/menit, suhu : 36,50C.
Pola Tidur Lama tidur 6-8 jam, tidak Lama tidur 6-8 jam,
ada gangguan tidur. tidak ada gangguan
tidur.
i. Pemeriksaan TTV
1) Kepala
7) Sirkulasi
- Suhu : 36.5 ℃
- Respirasi : 28 x/menit
8) Jantung
- Palpasi: ictus cordis teraba, kardiovaskuler tidak teraba,
CRT < 3 detik.
- Perkusi: terdengar suara pekak, batas atas interkostal 3 kiri,
batas kanan linea paasteral kanan, batas kiri linea mid
clavicularis kiri, batas bawah intercostals 6 kiri
- Auskultasi: S1 dan S2 reguler suara jantung mur mur, dan
tidak ada suara tambahan.
9) Abdomen
10) Genitalia
11) Integumen
4 4
4 4
k. Pemeriksaan Laboratorium
17 Mei 2021
No. Pemeriksaan Hasil Normal Keterangan
1. Hemoglobin 11,9 g/dl 14- 16 g/dl Menurun
2. Leukosit 11.360/mm3 5.000- Meningkat
10.000/mm3
3. Trombosit 90.000/mm3 150.000- Menurun
400.000/mm3
4. Hematokrit 36% 40-48% Menurun
5. pH 7,43 7,35-7,45 Normal
i. Hasil pemeriksaan
17 Mei 2021
j. Pengobatan
Do:
Menaikan kecepatan tekanan
- Lemah jantung
- Edema pada ekstremitas
bawah
- Sesak nafas sejak 3 hari yang
lalu Takikardi
- TD : 90/70mmHg
- HR : 164x/mnt
- RR : 28x/menit
Mengurangi pendek pengisian
- S : 36,5C
ventrikel & vol. sekuncup
- HR : 156x/mnt
- RR : 28x/menit
Takikardi
Perangsangan Simpatis
Do:
- Lemah
- RR : 25x/mnt
- TD : 90/80mmHg Menaikan depolarisasi spontan
- HR : 156x/mnt
Takikardi
Kelemahan otot
Intoleransi aktivitas
3.4 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
1. Penurunan Curah Setelah dilakukan Perawatan jantung akut
Jantung b.d Perubahan intervensi selama 1x24
Irama Jantung d.d : jam Curah Jantung Observasi :
Meningkat dengan kriteria - Identifikasi karakteristik
DS : hasil : nyeri dada (meliputi faktor
- Tn. A - Palpitasi pemicu dan pereda, kualitas,
mengatakan (Menurun) lokasi, radiasi, skala, durasi
memiliki - Takikardi dan frekuensi)
kebiasaan (Menurun) - Monitor EKG 12 sadapan
merokok sejak - Lelah (Menurun) untuk perubahan ST dan T
SMA - Edema (Menurun) - Monitor aritmia (kelainan
- Tn. A - Dispnea irama dan frekuensi)
mengatakan (Menurun)
sering Terapeutik
mengkonsumsi - Pertahankan tirah baring
gorengan dan minimal 12 jam
makanan - Pasang akses intravena
bersantan
- Tn. A Edukasi
mengeluh - Anjurkan segera melaporkan
palpitasi nyeri dada
- Jelaskan tindakan yang
DO: dijalani pasien
- Lemah -
- Edema pada Kolaborasi
ekstremitas - Kolaborasi pemberian x-ray
bawah dada jika perlu
- Sesak nafas
sejak 3 hari
yang lalu
- TD :90/70
mmHg
- HR :
164x/Menit
- RR : 28x/Menit
- S: 36,5°c
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
3.5 Implementasi Keperawatan
No Hari/tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
dx
1 Senin, 15 - Mengidentifikasi S : Tn. A
november karakteristik nyeri mengatakan
2021 dada (meliputi kebiasaan merokok
08:00-09:30 faktor pemicu dan sudah berkurang.
wib pereda, kualitas, Tn. A mengatakan
lokasi, radiasi, sudah tidak
skala, durasi dan mengkonsumsi
frekuensi) gorengan dan sudah
- Memonitor EKG 12 makan makanan
sadapan untuk yang normal.
perubahan ST dan T Tn. A mengatakan
- Memonitor aritmia rasa bergetar pada
(kelainan irama dan dada membaik.
frekuensi)
- Mempertahankan O : pasien terlihat
tirah baring minimal sudah tidak lemah
12 jam dan bisa
- Memasang akses beraktivitas seperti
intravena biasa.
- Mengajurkan segera
melaporkan nyeri A : tindakan
dada keperawatan
- Menjelaskan tercapai
tindakan yang
dijalani pasien P : Hentikan
- Berkolaborasi intervensi
pemberian x-ray
dada jika perlu
2 Selasa, 16 - Memeriksa sirkulasi S : tn .a mengatakan
november perifer (mis. Nadi sudah tidak sesak
2021 perifer, edema, nafas dan sudah
08:00-09:00 pengisian kapiler, bisa beraktivitas
wib warna, suhu, ankle seperti biasanya
brachial index)
- Mengidentifikasi O : pasien terlihat
faktor resiko sudah membaik dan
gangguan sirkulasi sudah tidak
(mis. Diabetes, merasakan lemah
perokok, orang tua, lagi
hipertensi dan kadar
kolesterol tinggi) A : tindakan
- Menghindari keperawatan
pemasangan infus tercapai
atau pengambilan
darah di area P : hentikan
keterbatasan perfusi intervensi
- Menghindari
pengukuran tekanan
darah pada
ekstrimitas dengan
keterbatasan perfusi
- Melakukan
perawatan kaki dan
kuku
- Mengajurkan
berhenti merokok
- Menganjurkan
berolahraga rutin
- Menganjurkan
program diet untuk
memperbaiki
sirkulasi (mis.
Rendah lemak
jenuh, minyak ikan
omega 3)
- Mengiformasikan
tanda dan gejala
darurat yang harus
dilaporkan (mis.
Rasa sakit yang
tidak hilang saat
istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya
rasa)
3 Rabu, 17 S : pasien
november - Mengidentifikasi mengatakan sesak
2021 gangguan fungsi nafas yang di alami
08:00-08:45 tubuh yang nya sudah membaik
wib mengakibatkan
kelelahan O : pasien terlihat
- Memonitor sudah bisa
kelelahan fisik dan beraktivitas kembali
emosional karena sduah tidak
- Memonitor lokasi merasakan lemah
dan lagi.
ketidaknyamanan
selama melakukan A : tindakan
aktivitas keperawatan
- Melakukan latihan tercapai
rentang gerak pasif
dan atau aktif P: Intervensi di
- Memfasilitasi duduk hentikan
ditempat tidur, jika
tidak dapat
berpindah atau
berjalan
- Menganjurkan tirah
baring
- Menganjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
- Menganjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Berkalaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kebiasaan hidup tidak sehat seperti kasus yang ada di atas seperti
merokok dan sering mengonsumsi gorengan dan makanan bersantan. Bisa
menyebabkan palpitasi atau jantung berdenyut dengan kencang, berdebar,
tidak teratur, atau melompat – lompat sehingga dapat menyebabkan
disritmia setelah dilakukan pemeriksaan EKG dan Rontgen thorax.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA