NIM : 482011805043
KELAS : 6A. FARMASI
MK : INTERAKSI OBAT
TUGAS 2
PENDAHULUAN
Sedangkan efek samping obat antiepilepsi yang tergolong berat, antara lain:
Jangan menggunakan obat antikonvulsan jika Anda alergi terhadap obat ini.
Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menggunakan obat antikonvulsan,
karena dapat memperburuk efek samping.
Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
Obat antikonvulsan dapat memengaruhi efektivitas alat kontrasepsi hormonal. Segera
ke dokter jika mengalami perdarahan dari vagina atau hamil saat menggunakan obat
antikonvulsan.
Jangan mengganti jenis obat antikonvulsan sembarangan saat sedang hamil, karena
berisiko menyebabkan kejang yang tidak terkontrol.
Hindari aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan selama menggunakan obat
antikonvulsan, karena obat ini dapat menyebabkan pusing.
Diskusikan dengan dokter mengenai risiko dan manfaat obat antikonvulsan, karena
obat ini dapat memengaruhi suasana hati, serta meningkatkan risiko terjadinya depresi
dan keinginan untuk bunuh diri.
Jangan mengubah atau menghentikan konsumsi obat antikonvulsan tanpa seizin
dokter, karena dapat menimbulkan kejang berulang.
Beri tahu dokter bila Anda memiliki riwayat penyakit porfiria, myasthenia gravis,
sleep apnea, penyakit jantung, penyakit paru-paru, penyakit liver, penyakit tiroid,
penyakit ginjal, osteopenia, osteomalacia, osteoporosis, hipoalbuminemia, kecanduan
alkohol, gangguan mental, glaukoma, dan diabetes.
Beri tahu dokter obat apa saja yang sedang Anda konsumsi, termasuk suplemen
vitamin dan obat herbal.
Beri tahu dokter jika Anda berencana menjalani perawatan gigi atau operasi.
Selama menjalani pengobatan dengan antikonvulsan, lakukan pemeriksaan ke dokter
secara rutin. Antikonvulsan jenis benzodiazepine dapat membuat Anda kecanduan,
sehingga tidak boleh digunakan lebih dari 1 bulan.
Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah
menggunakan obat antikonvulsan.
Kantuk
Mual
Muntah
Pusing
Sakit kepala
Tremor
Lemas
Penglihatan ganda
Kerusakan hati
Kerusakan ginjal
Periksakan ke dokter jika muncul efek samping di atas, atau jika muncul reaksi
alergi obat, seperti ruam yang terasa gatal, bengkak pada kelopak mata dan bibir, serta
sesak napas.
Kondisi: migrain
Dewasa: dosis awal 25 mg per hari selama 1 minggu (dikonsumsi di malam hari),
kemudian ditingkatkan 25 mg tiap minggu
Kondisi: kejang
Zonisamide
Merek dagang zonisamide: Zonegran
Obat tunggal untuk dewasa: dosis awal 100 mg 1 kali sehari, kemudian ditingkatkan
200 mg, 1 kali sehari setelah 2 minggu
Sebagai terapi tambahan untuk anak usia >6 tahun: dosis awal 1 mg/kgBB 1 kali
sehari selama 1 minggu, kemudian ditingkatkan 1 mg/kgBB tiap minggu
Sebagai terapi tambahan untuk dewasa: dosis awal 50 mg per hari yang dibagi ke
dalam 2 dosis, kemudian ditingkatkan menjadi 100 mg per hari setelah 1 minggu
Anak usia <6 bulan: dosis awal 14 mg/kgBB per hari, dan dapat ditingkatkan 14
mg/kgBB tiap 2 minggu. Dosis maksimal 42 mg/kgBB per hari.
Anak usia ≥6 bulan atau <50 kgBB: dosis awal 20 mg/kgBB per hari, dan dapat
ditingkatkan 20 mg/kgBB tiap 2 minggu. Dosis maksimal 60 mg/kgBB per hari.
Dewasa: dosis awal 500 mg per hari. Dosis maksimal 1.500 mg, 2 kali sehari.
Dewasa: dosis awal yang disarankan adalah 250 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan 250 mg, 2 kali sehari tiap 2 minggu. Dosis maaksimal 1.500 mg, 2 kali
sehari.
9. Triazine
Triazine bekerja dengan menghambat pelepasan perangsang neurotransmitter,
glutamat, dan aspartat. Contoh obat ini adalah:
Lamotrigine
Merek dagang lamotrigine: Lamictal, Lamiros
Kondisi: epilepsi
Anak-anak usia 2–12 tahun: dosis awal 0,3 mg/kgBB per hari. Dosis perawatan 1–15
kg/BB per hari. Dosis maksimal 200 mg/kgBB per hari.
Dewasa: dosis awal 25 mg, 1 kali sehari pada 2 minggu pertama, diikuti 50 mg 1 kali
sehari pada 2 minggu ke dua. Dosis dapat ditingkatkan sampai 50–100 mg per hari
tiap 1–2 minggu. Dosis perawatan 100–400 mg per hari.