Anda di halaman 1dari 6

Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No.

1, Januari 2018 :51-56 51

Studi Keanekaragaman Serangga pada Agroekosistem Padi


di Kabupaten Karawang Jawa Barat
Study of Insect Diversity in Rice Agroecosystem in Karawang West Java
Siti Latifatus Siriyah*, Miftakhul B.R. Khamid, Fawzy M Bayfurqon
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang
*
E-mail: siriyah99@gmail.com
ABSTRACT
Insects were collected from rice fields in Karawang West Java. Since insects are dominant in Rice
field, their role in the ecosystem are important regarding the rice production. Therefore, the
occurance of insect species and their role in ecosystem are important to understand. The aim of
this reasearch was to study the insect occurance in rice field in Karawang to obtain the potential
candidate for biological control agent. The insects were collected using sweep net, pit fall trap and
light trap. Nine insect orders were collected and 49 morphospecies were identified including insect
pest, parasitoids, predator, tourist and detritivore. Paederus sp., Cyrtohinus and Micraspis sp.,
were the most abundant entomophagous insect that is potential candidate for biological control
agent in Karawang.
Keywords: insect, insect diversity, rice fields, karawang

PENDAHULUAN beberapa jenis serangga hama pada tanaman


padi antara lain wereng batang coklat,
Kabupaten Karawang merupakan salah satu
penggerek batang padi, Leptocorisa oratorius,
kabupaten yang menjadi sentra lumbung padi
Scotinophara sp., dan sebagainya (Shepard, et
nasional di Propinsi Jawa Barat (Pemkab
al., 1995; Pathak & Khan, 1994)
Karawang, 2016). Oleh karena itu, upaya
Serangga musuh alami atau disebut juga
peningkatan produktivitas padi harus terus
serangga entomofagus merupakan serangga
ditingkatkan. Salah satu kendala dalam usaha
yang memangsa serangga hama, kelompok
peningkatan produktivitas padi adalah
serangga ini ada dua tipe yaitu parasitoid dan
gangguan hama (Kartohardjono, 2011), dan
predator. Serangga entomofagus baik predator
sebagian besar hama dalam agroekosistem padi
maupun parasitoid memiliki peran penting
adalah anggota kelas Insecta (serangga).
dalam mengendalikan populasi hama
Serangga merupakan organisme yang
(Ubaidillah, 2003; Wagiman, 2006; Untung,
dominan di planet bumi, dan salah satunya
2006; Purnomo, 2010) sehingga dapat
menempati agroekosistem padi. Keberadaan
memberikan manfaat sebagai agen pengendali
serangga pada ekosistem padi baik secara
hayati. Serangga parasitoid yang terdapat di
langsung maupun tidak langsung berpengaruh
agroekosistem padi misalnya Trichogramma
terhadap hasil produksi padi. Hal ini
sp., sedangkan serangga predator yang terdapat
dikarenakan masing-masing spesies serangga
di agroekosistem padi misalnya Paederus sp.,
memiliki peranan berbeda dalam ekosistem
Micraspis sp., Cyrtorhinus dan lain sebagainya
antara lain sebagai hama, predator, parasitoid
(Kurniawati, 2015; Moningka et al., 2012)
dan pengurai. Serangga hama merupakan
Tingkat keanekaragaman jenis serangga
serangga herbivora yang dapat mengakibatkan
pada agroekosistem padi penting sebagai salah
kerusakan tanaman padi dan dapat berdampak
satu indikasi baik atau tidaknya pengelolaan
pada hasil produksi padi. Beberapa jenis
suatu ekosistem. Semakin tinggi nilai
serangga hama pada ekosistem padi merupakan
keanekaragaman menunjukan semakin
hama utama atau hama penting yang dapat
kompleksnya sistem jaring-jaring makanan
mengakibatkan kerugian pada hasil panen padi
pada suatu ekosistem yang menunjukan
(Ubaidillah, 2003; Untung, 2006; Purnomo &
kompleksitas kehidupan dalam ekosistem.
Haryadi, 2007; Gullan & Cranston, 2010;
Kehadiran jenis-jenis serangga dalam
Scholwalter, 2011, Pradana et al., 2014).
agroekosistem ikut dipengaruhi oleh tehnik
Terdapat lebih dari 30 jenis serangga hama
pengelolaan lahan yang diaplikasikan petani.
pada agroekosistem padi baik serangga
Penggunaan pestisida yang tidak ramah
pemakan daun, pelepah batang padi dan
lingkungan secara berlebihan dapat
penghisap cairan tubuh tanaman. Diantara

Journal homepage: https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID


52 Studi Keanekaragaman Serangga … (Siriyah, dkk)

mengurangi populasi musuh alami bahkan ni : Jumlah individu jenis i


dapat menghilangkan eksistensi musuh alami N : Jumlah individu seluruh jenis
yang bermanfaat bagi petani (Untung, 2006; Nilai keanekaragaman bervariasi, semakin tinggi
Purnomo, 2010; Pradana et al., 2014). nilainya berarti keanekaragaman jenisnya semakin
tinggi (Erawati & Kahono, 2010).
Berdasarkan hasil pantauan di lapangan
menunjukan bahwa praktik pengelolan HASIL DAN PEMBAHASAN
pertanian padi di Kabupaten Karawang masih Kegiatan koleksi pada penelitian ini dilakukan
menggunakan pestisida kimia dengan intensitas di lahan pertanian yang dikelola secara pribadi
relatif tinggi, sehingga dikhawatirkan oleh pemilik lahan. Dalam pengelolaanya,
mengurangi atau menghilangkan beberapa petani tidak menerapkan sistem pengelolaan
serangga entomophagous yang potensial hama terpadu maupun sistem pertanian
sebagai musuh alami hama. Penelitian ini organik. Padi yang ditanam sebagian besar
bertujuan mempelajari keanekaragaman adalah padi ciherang. Lahan sawah yang
serangga yang terdapat di agroekosistem padi menjadi tempat koleksi diaplikasikan pestisida
di Kabupaten Karawang. Dengan adanya kimia dengan frekuensi penyemprotan sekali
penelitian ini diharapkan dapat mendata jenis- dalam 1-2 minggu. Dalam setiap koleksi, rata-
jenis serangga musuh alami yang memiliki rata lahan yang menjadi tempat koleksi telah
potensi untuk dimanfaatkan sebagai agen disemprot pestisida 5-7 hari sebelumnya.
pengendali hayati. Berdasarkan hasil identifikasi serangga
METODE yang dikoleksi di agroekosistem padi di
Penelitian dilakukan pada bulan April – Oktober Kabupaten Karawang diperoleh sembilan ordo
2017. Koleksi serangga dilakukan di agroekosistem seranggayang terdiri dari 49 morfospesies.
padi kabupaten Karawang. Koleksi dilakukan pada Ordo serangga yang dikoleksi adalah Diptera,
vase fegetatif dan fase generatif. Koleksi spesimen Hymenoptera, Lepidoptera, Coleoptera,
serangga dilakukan dengan menggunakan tiga Hemiptera, Odonata, Thysanoptera, Orthoptera
tehnik antara lain menggunakan perangkap sumuran dan Dermaptera. Masing-masing ordo memiliki
(pit fall trap), light trap serta koleksi aktif
beberapa morfospesies yang dapat dilihat pada
menggunakan sweep net atau jaring serangga.
Perangkap sumuran dibuat dengan membuat Gambar 1 sedangkan total individu masing-
lubang menggunakan bor tanah sedalam 20 cm. masing ordo dapat dilihat pada Gambar 2. Dari
Kemudian pada lubang tersebut ditanam gelas kesembilan ordo yang diperoleh, Diptera
plastik yang berisi alkohol 70% (Ubaidillah, 1999; memiliki jumlah total individu paling banyak
Atini, 2013). Koleksi menggunakan light trap sebesar 1475 individu. Ordo dengan jumlah
dilakukan pada malam hari antara pukul 18.00 – individu paling banyak selanjutnya adalah
21.00 WIB. Light trap menggunakan kain putih Hemiptera, Coleoptera dan Hymenoptera
ukuran 2 x 1 meter yang dibentangkan pada tongkat dengan total individu masing-masing sebesar
alumunium dengan tinggi dua meter. Kemudian di
991,517 dan 178 individu. Berdasarkan hasil
bagian tengah kain dipasang lampu yang dinyalakan
sepanjang waktu pengamatan. Serangga yang datang perhitungan indeks keanekaragaman serangga
pada kain putih diambil menggunakan aspirator dan menggunakan formula indeks keanekaragaman
atau killing botle. Koleksi aktif menggunakan jaring Shanon-Wiener (H’) diperoleh nilai indeks
serangga / sweep net dilakukan pada siang hari keanekaragaman (H’) di agroekosistem padi
antara pukul 08.00 – 16.00 WIB. Koleksi dilakukan Kabupaten Karawang sebesar 1,3 atau dalam
dengan mengayunkan jaring secara aktif pada kategori sedang.
hamparan tanaman padi. Serangga yang diperoleh Diptera
kemudian diambil menggunakan aspirator atau Ordo Diptera yang diperoleh pada
killing botle (Ubaidillah, 1999).
agroekosistem padi terdiri atas sebelas
Keseluruhan spesimen yang diperoleh kemudian
direndam dalam alkohol 70% dan dibawa ke morfospesies. Diptera merupakan salah satu
Laboratorium OPT Prodi Agroteknologi Fakultas ordo yang paling banyak anggota
Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang. morfospesiesnya. Ordo Diptera diperoleh
Spesimen yang diperoleh selanjutnya diidentifikasi melalui perangkap lampu atau light trap dan
berdasarkan karakter morfologi. sweepnet. Ordo Diptera memiliki karakter
Keanekaragaman seranga dihitung morfologi berupa sayap metathorax yang
menggunakan indeks keanekaragaman Shannon- mereduksi menjadi halter, antenna dengan tipe
Wiener. aristate, tipe alat mulut menusukdan menghisap

= − / / (pierching and sucking) dan sponging (Gullan
Keterangan : & Cranston, 2010; Purnomo & Haryadi, 2007).
Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 1, Januari 2018 :51-56 53

1
2
2 Diptera
11 Hymenoptera
3
1
Coleoptera
Hemiptera
Thysanoptera
6
Orthoptera
Odonata
11
Dermaptera
9 Lepidoptera

Gambar 1. Ordo serangga serta jumlah morfospesies di agroekosistem padi Kabupaten Karawang
Jawa Barat

1600
1475
1400
1200
1000 991
800
600
517
400
200 178
0 25 10 35 1 24

Gambar 2. Total jumlah individu anggota masing-masing ordo serangga di agroekosistem padi
Kabupaten Karawang Jawa Barat

Peran ekologis ordo Diptera yang diperoleh Yasuno, 1986).


di agroekosistem padi di Kabupaten Karawang 1. Orthoptera
adalah sebagai detritivor, tourist, parasitoid Ordo Orthoptera yang diperoleh dalam
dan hama. Berdasarkan hasil penelitian ini, penelitian ini terdiri dari 4 morfospesies yaitu
Chironomus merupakan anggota Diptera yang Grillotalpa, Acrididae, Orthoptera2 dan
paling melimpah dengan total 550 individu Orthoptera3. Keempat morfospesies tersebut
yang dikoleksi. Jumlah populasi Chironomus memiliki peran sebagai herbivora. Ordo
yang sangat melimpah dapat diasumsikan Orthoptera memiliki karakter morfologi berupa
bahwa wilayah tersebut tercemar limbah sayap berjumlah dua pasang dimana sayap
organik. Selain itu, dapat diasumsikan pula mesothorax berupa sayap tegmina dan sayap
musuh alami Chironomus menurun akibat metathorax membraneus. Acrididae,
penggunaan pestisida yang tinggi (Takamura & Orthoptera2 dan Orthoptera3 memiliki kaki

Journal homepage: https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID


54 Studi Keanekaragaman Serangga … (Siriyah, dkk)

saltatorial pada kaki metathorax sedangkan penelitian ini, jumlah morfospesies anggota
Grillotalpa memiliki kaki fusorial pada kaki ordo Hymenoptera adalah paling banyak
prothorax (Purnomo & Haryadi, 2007; Gullan ditemukan di lokasi penelitian. Sebelas
& Cranston, 2010). Acrdidae merupakan morfospesies anggota ordo Hymenoptera
serangga defoliator pada tanaman padi, meliputi satu serangga polinator, empat
sedangkan Gryllotalpa dewasa merupakan parasitoid dan enam anggota Formicidae.
hama yang dapat merusak akar padi sehingga Hymenoptera yang berfungsi sebagai
dapat menyebabkan kematian pada tanaman polinator dapat dikenali berdasarkan morfologi
padi yang masih muda (Shepard et al., 1995). kaki berupa kaki pengambil polen, ditandai
Hemiptera dengan adanya pollen comb dan pollen basket
Hemiptera yang yang diperoleh pada penelitian pada kaki metathorax. Hymenoptera sebagai
ini memiliki karakter morfologi antara lain: parasitoid terdiri dari Braconidae, Eulophidae
tipe alat mulut pierching dan sucking atau dan beberapa morfospesies yang tidak
menusuk menghisap dan alat mulut berupa teridentifikasi (Ubaidillah, 2003; Purnomo &
stylet. Pada beberapa kelompok memiliki sayap Haryadi, 2007; Gullan & Cranston, 2010).
mesothorax berupa sayap hemilitra yaitu Anggota famili Formicidae memiliki peranan
sebagian sayapnya mengeras seperti elitra sebagai soil engineer pada ekosistem. Peranan
sedangkan bagian yang lain membraneus ini sangat penting dalam hal mempertahankan
(Purnomo & Haryadi, 2007; Gullan & porositas dan kesuburan tanah. Selain itu,
Cranston, 2010). Berdasarkan hasil identifikasi Formicidae merupakan predator dan detritivor
diperoleh enam morfospesies anggota yang ikut menjaga kestabilan rantai makanan
Hemiptera pada agroekosistem padi di dalam ekosistem (Kahono & Amir, 2003; Hill
Kabupaten Karawang yaitu Leptocorisa sp., et al., 2008; Phillpot et al., 2010; Siriyah,
Scotinophara coarctata, Cyrtorhinus, Coreidae, 2016).
Nilaparvata sp., dan Nepotettix sp., Peran Coleoptera
ekologi anggota Hemiptera yang diperoleh dari Ordo Coleoptera memiliki karakteristik berupa
agroekosistem padi di Kabupaten Karawang modifikasi sayap elitra pada sayap mesothorax.
adalah sebagai herbivor dan sebagai predator. Sayap elitra berfungsi sebagai pelindung saya
Anggota Hemiptera yang berperan sebagai metathorax yang bersifat membraneus
herbivora antara lain Leptocorisa sp., (Purnomo & Haryadi, 2007; Gullan &
Scotinopharacoarctata, Nilaparvata sp., dan Cranston, 2010).
Nepotettix sp. Leptocorisa sp., dan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 10
Scotinopharacoarctata merupakan hama morfospesies Coleoptera. Delapan
potensial sedangkan Nepotettix sp., dan morfospesies belum teridentifikasi, sedangkan
Nilaparvata sp., atau yang dikenal sebagai dua yang lain adalah Paederus sp. dan
wereng merupakan hama utama pada tanaman Micraspis sp. berperan sebagai predator yang
padi. Anggota Hemiptera yang berperan memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai
sebagai predator adalah Cyrtorhinus, serangga agen hayati. Micraspis sp merupakan predator
ini merupakan predator wereng batang coklat hama wereng (Nilaparvata sp.) sedangkan
(Nilaparvata lugens) (Kurniawati, 2015; Paederus sp merupakan predator hama
Moningka et al., 2012; Kalshoven, 1981). penggerek pada tanaman padi serta hama dari
Hymenoptera kelompok Familili Cicadellidae (Kalshoven,
Ordo Hymenoptera yang diperoleh di 1981).
agroekosistem padi di Kabupaten Karawang Odonata
memiliki peranan ekologi sebagai polinator, Odonata di agroekosistem padi di Kabupaten
parasitoid, predator serta detritivor. Ordo Karawang terdiri dari tiga morfospesies, dua
Hymenoptera dapat dikenali dari karakteristik diantaranya anggota famili Coenagrionidae dan
morfologi berupa dua pasang sayap satu anggota famili Libellulidae. Odonata
membraneus dengan ukuran yang berbeda, tersebut berperan sebagai predator (Kurniawati,
sayap mesothorax lebih besar dari pada sayap 2015).
metathorax. Selain itu, tubuh Hymenoptera Lepidoptera
memiliki propodeum yang merupakan Ordo Lepidoptera dapat dikenali dari karakter
modifikasi antara abdomen segmen I dan sayap imago bersisik (Purnomo & Haryadi,
thorax segmen III (Ubaidillah, 2003; Purnomo 2007). Anggota ordo Lepidoptera yang
& Haryadi, 2007; Siriyah, 2009). Dalam diperoleh di agroekosistem padi di Kabupaten
Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No. 1, Januari 2018 :51-56 55

Karawang adalah dari kelompok ngengat dan Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta]
kupu-kupu. Serangga yang tertangkap sebagian Erawati dan Kahono. 2010. Keanekaragaman
besar merupakan fase pra dewasa dan semua Dan Kelimpahan Belalang Dan Kerabatnya
ordo Lepidoptera yang diperoleh merupakan (Orthoptera) Pada Dua Ekosistem
herbivora dan menjadi hama pada tanaman Pegunungan Di Taman Nasional Gunung
padi (Shepard et al., 1995). Halimun Salak. Jurnal Entomologi
Thysanoptera Indonesia. 7(2): 100-115
Thysanoptera yang diperoleh pada penelitian Gullan, P.J. dan P.S. Cranston. 2010. The
ini merupakan serangga dengan ukuran sangat Insect, An Outline Of Entomology 4th
kecil dan hanya satu morfospesies yang Edition. West Sussex: Wiley – Blackwell.
diperoleh. Thysanoptera memiliki karakter Hill, J.G., Summerville, K.S., & Brown, R.L.
berupa tubuh kecil dan ramping, memiliki 2008. Habitat Associations of Ant Species
sayap yang berukuran kecil, panjang dan (Hymenoptera: Formicidae) in a
terdapat banyak rumbai atau berambut, Heterogeneous Mississipi Landscape.
memiliki antenna pendek serta tubuh bewarna Environ.entomol. 37(2): 453-463
hitam (Purnomo & Haryadi, 2007). Kahono & Amir. 2003. Ekosistem dan
Khasanah Serangga Taman Nasional
Dermaptera
Gunung Halimun dalam Amir & Kahono
Di lokasi penelitian hanya ditemukan satu
(editor) Serangga Taman Nasional Gunung
morfospesies anggota ordo Dermaptera.
Halimun Jawa Barat. Bogor: Biodiversity
Serangga ini memiliki karakter berupa adanya
Conservation Project.
sepasang cerci pada ujung abdomenya. Cerci
Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crops in
pada Dermaptera berfungsi untuk menjepit
Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru.
mangsa (Purnomo dan Haryadi, 2007).
Kartohardjono, A. 2011. Penggunaan musuh
Dermaptera pada umumnya berperan sebagai
alami sebagai komponen pengendalian
predator serangga-serangga yang berukuran
hama padi berbasis ekologi.
kecil (Kalshoven, 1981).
Pengembanngan Inovasi Pertanian. 4
KESIMPULAN (1):29 - 46.
Kurniawati, N. 2015. Keragaman dan
Serangga yang diperoleh di agroekosistem padi
kelimpahan musuh alami hama pada habitat
di Kabupaten Karawang meliputi sembilan
padi yang dimanipulasi dengan tumbuhan
ordo yang terdiri dari 49 morfospesies.
berbunga. Ilmu Pertanian. 18 (1):31-36.
Serangga entomophagous meliputi parasitoid
Moningka, M., D. Tarore, dan J. Krisen. 2012.
dari anggota ordo Hymenoptera dan serangga
Keragaman jenis musuh alami pada
predator yaitu Micraspis sp., Paederus sp.,
serangga hama padi sawah di Kabupaten
Cyrtorhinus dan anggota ordo Odonata.
Minahasa Barat. Eugenia. 18 (2): 89 – 95
UCAPAN TERIMA KASIH Pathak, M.D. & Khan, R. 1994. Insect Pests of
Rice. Manila: IRRI
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Pemkab Karawang. 2016. Gambaran umum
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat –
daerah Kabupaten Karawang.
Direktorat Jendral Penguatan Riset dan
http://www.karawangkab.go.id/dokumen/ga
Pengembangan – Kementrian Riset, Teknologi,
mbaran-umum. [Diakses tanggal 12 April
dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia atas
2016]
dukungan pendanaan selama kegiatan
Phillpott, S.M., Pervecto, I., Armbrecht, I., &
penelitian melalui skema hibah Penelitian
Parr, C.L. 2010. Ant Diversity And
Dosen Pemula tahun 2017. Penulis juga
Function In Disturbed And Changing
mengucapkan terima kasih kepada Arif
Habitats dalam Lach, L., Parr, C.L., &
Prabowo, Reza Pahlevi, Ilhami Rizki, Iqbal
Abbott, K.L.(editor) Ant Ecology. Oxford:
Permana, Rizky, Alwi dan Emilia Hanna atas
Oxford University Pers.
bantuan tenaga dan lahan pertanian.
Pradana, R.A.I., G. Mudjiono, & S. Karindah.
DAFTAR PUSTAKA 2014. Keanekaragaman serangga pada
pertanaman padi organik dan konvensional.
Atini, B. 2013. Kelimpahan Dan Distribusi
Jurnal HPT. 2 (2):58 - 66.
Serangga Permukaan Tanah Di Hutan
Purnomo, H. & N.T. Haryadi. 2007.
Suaka Margasatwa Kateri Kabupaten Belu Entomologi. Jember: Center For Society
Propinsi Nusa Tenggara Timur. [Tesis.

Journal homepage: https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID


56 Studi Keanekaragaman Serangga … (Siriyah, dkk)

Studies. Pesticide Application on Chironomid


Purnomo, H. 2010. Pengantar Pengendalian Larvae and Ostracods in Rice Fields.
Hayati. Yogyakarta: Andi Offset Appl.Ent. Zool. 21 (3): 370-376
Shepard. B.M., Barrion, A.T., & Litsinger, J.A. Ubaidillah, R. 1999. Pengelolaan Koleksi
1995. Rice Feeding Insects of Tropical Serangga dan Arthropoda Lainya Dalam:
Asia. Manila: IRRI Buku Pegangan Pengelolaan Koleksi
Schowalter, T.D. 2011. Insect Ecology An Spesimen Zoologi. Bogor: Puslitbang
Ecosystem Approach 3th edition. Zoologi, Puslit Biologi-LIPI
California: Academic Press. Ubaidillah, R. 2003. Hymenoptera. Dalam :
Siriyah, S.L., 2009. Inventarisasi serangga Serangga Taman Nasional Gunung
parasitoid Famili Chalcididae Halimun Jawa Bagian Barat (Editor :
(Hymenoptera, Chalcidooidea) di Blok Moh.Amir dan Sih Kahono). Bogor:
Raflesia – Tandon Taman Nasional Meru Biodiversity Conservation Project
Betiri Jawa Timur. [Skripsi. Universitas Untung, K. 2006. Pengantar Pengelolaan
Jember] Hama Terpadu (Edisi Ke dua). Yogyakarta:
Siriyah, S.L. 2016. Keanekaragaman dan UGM Press.
Dominansi Spesies Semut (Formicidae) di Wagiman, F.X. 2006. Pengendalian Hayati
Hutan Musim Taman Nasional Baluran Hama Kutu Perisai Kelapa Dengan
Jawa Timur. Biota. 1 (2): 85-90. Predator Chilocorus politus. Yogyakarta:
Takamura, K & Yasuno, M., 1986. Effect of UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai