PAPER
TERHADAP PERUSAHAAN”
DISUSUN OLEH:
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .............................................................................................................1
PEMBAHASAN ................................................................................................................3
i
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam perusahaan kita harus mengetahui bagaimana perusahaan itu
berkembang, dari waktu ke masa yang dapat mengetahui bagaimana perusahaan
tersebut mengalami kemajuan atau kemunduran dan juga mengetahui keuangan
perusahaan tersebut. Perusahaan dapat dilihat melalui bagaimanakah laporan
keuangannya dan dapat digunakan sebagai nilai hasil yang sudah dicapai yaitu
digunakan sebagai bahan masukan sebagai kebijakan masa yang akan datang.
Ada beberapa salah satu peraturan dalam PSAK yaitu perusahaan harus
menerapkan PSAK No 48 yaitu penurunan nilai. Yang merupakan sejarah dalam
berkembangnya akuntansi yaitu penurunan nilai, yang merupakan metode
perlengkapan depresiasi yang digunakan sebagai biaya model, dan juga digunakan
dalam metode depresiasi. Dalam nilai aset dilaporkan ke dalam laporan keuangan
yang di asumsikan tidak melebihi nilai aset tersebut, dan dapat dipulihkan melalui
manfaat atau jual pada aset tersebut. Maka nilai jual aset atau nilai dari manfaat aset
yang lebih rendah dari nilai tercatat, akan menunjukkan bahwa aset tersebut
memiliki nilai yang telah menurun jadi kata lain aset ini mengalami penurunan daya
untuk menghasilkan aliran masuk dari manfaat ekonomi masa yang akan datang.
Maka nilai yang tercatat dalam aset harus diturunkan sehingga besar nilai
terpulihnya dicatat sebagai rugi penurunan nilai. Adapun maksud dari tujuan ini
adalah agar nilai aset ini bisa disajikan dalam laporan posisi keuangan, dan tetap
mencerminkan kewajaran yang disajikan sebagai sumber daya ekonomik yang
dilakukan oleh suatu entitas sehingga informasi yang disajikan ini tidak
menyimpang pada suatu entitas, sehingga untuk mendapatkan informasi ini
pengguna laporan keuangan tidak melakukan pengambilan keputusan yang salah.
Dalam PSAK nomor 48 syarat untuk aturan dalam PSAK ini mencobakan
dengan menguji penurunan nilainya, untuk itu tujuan ini adalah agar aset yang
disajikan oleh laporan keuangan ini mencerminkan potensi yang wajar. Untuk itu
penyajian dalam unsur wajar dan pos laporan keuangan ini merupakan salah satu
karakteristik kualitatif informasi keuangan yang diutamakan oleh IFRS. Tahap
1
selanjutnya yaitu perhitungan total terpulihnya dalam kesalahan yang akan
berdampak pada kerugian penurunan nilai yang harus diakui dan juga berdampak
pada kinerja keuangan dan nilai aset dalam laporan posisi keuangan tersebut.
Dalam PSAK No 16 yaitu merupakan aset tetap yang dinilai dari seberapa
besar harga perolehan dan nilai revaluasi akhir yang dikurangi dengan akumulasi
penyusutan untuk penurunan nilai tersebut. Dan pada PSAK 19 yaitu tentang
bagaimana aset ini tidak berwujud, bahkan juga disebut sebagai goodwill yang tidak
diperbolehkan lagi untuk diamortisasi dan juga nilai PSAK No 55 tidak
menyebutkan penyisihan dalam piutang yang tidak dapat digunakan lagi tetapi
sebagai patokan penurunan aset keuangan.
Maka untuk meningkatkan produksi yang diharapkan oleh perusahaan harus
melakukan dengan kualitas yang sangat baik, maka perlunya kemampuan kepada
manajemen dalam mengelola faktor produksi yang ada dalam perusahaan tersebut,
yang merupakan bagian penting dari keseluruhan bagian aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan.
Oleh sebab itu, peran aktiva dalam setiap perusahaan berupa kegiatan
operasi perusahaan pada penurunan nilai aktiva tetap tersebut. Maka dari itu penulis
sangat tertarik untuk melakukan pengetahuan tentang penurunan nilai aktiva tetap
yang berjudul “PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENURUNAN NILAI
AKTIVA TETAP TERHADAP PERUSAHAAN”
Rumusan Masalah
Maka rumusan masalah ini adalah :
a. Bagaimanakah pengakuan dan pengukuran penurunan nilai aktiva tetap
tersebut?
b. Apakah pengakuan dan pengukuran penurunan nilai aktiva tetap sudah
diterapkan sesuai dengan PSAK 48?
Tujuan Peniltian
Maka tujuan dari penilitian ini adalah :
a. Agar mengetahui pengakuan dan pengukuran penurunan nilai aktiva tetap
2
b. Supaya mengetahui apakah pengakuan dan pengukuran penurunan nilai pada
aktiva tetap sudah diterapkannya sesuai dengan PSAK 48
PEMBAHASAN
3
menghasil kas adalah total nilainya lebih tinggi dari antara nilai wajar yang
dikurangi dengan biaya agar ketika menjualnya dan nilai tersebut terpakai.
Oleh sebab itu, kerugian pada penurunan nilai dilaporkan untuk laporan laba
rugi yang menyebabkan sebagian dari penghasilan dan beban di luar usaha sebagai
kerugian. Setelah itu mengkreditkan akumulasi depresiasi perusahaan juga dapat
mengkreditkan peralatan yaitu berupa mengurangi berupa jumlah yang tercatat
dalam aset tersebut. Maka dari itu yang harus diperhatikan adalah setelah
mengetahui kerugian tersebut dan menurunkan nilai aktiva, biaya depresiasi berupa
periode yang harus disesuaikan agar dapat mencerminkan alokasi nilai catat yaitu
berupa setelah direvisikan dan dapat dikurang nilai sisa, selama periode sisa
manfaat.
5
perusahaan yang dipergunakan sebagai dalam kegiatan penghasil barang dan jasa
perusahaan ini. Maka dapat disimpulkan bahwa aktiva juga dapat sebagai aktiva
tetap dan aktiva tetap memiliki karakteristik berupa berwujud fisik, sifat lama yang
dapat menggunakan dalam laporan operasi perusahaan, dan tidak untuk dijual
kembali serta memiliki nilai manfaatnya lebih dari satu tahun.
Apabila keterkaitan dengan aset, jadi aset ini seharusnya bias melakukan
secara wajar dipelaporan posisi keuangan. Maka, salah satu cara untuk
meningkatkan kualitasnya maka kualitas kekewajaran atas penyajian aset ini adalah
berupa pengujian penurunan nilai apabila indikasi mengalami penurunan nilai.
Sesuai dengan pernyataan PSAK 48 yang menyebutkan bahwasanya terjadinya pada
akhir pelaporan. Selanjutnya penilaian entitas apakah terdapat indikasikan aset yang
sudah mengalami penurunan nilai. Apabila terjadi kepada indikasi ini, maka untuk
entitas mengestimisikan total terpulihnya aset ini.
6
Maksud dari peraturan diatas mencerminkan bahwasanya untuk penyaji di
laporan keuangan tahunan adalah mengkarakteristik untuk kualitatifnya informasi
yang sangat penting. Oleh sebab itu untuk setiap akhir periode pelaporan perlu
dilihat apakah terdapatnya indikasi pada penurunan nilai. Dalam
mempertimbangkan untuk penilaian ini, ada indikasi penurunan nilai pada PSAK 48
paragraf 12, berupa infomasi data eksternal maupun internal pada perusahaan,
maksudnya adalah dari indikasi tersebut hanyalah contoh berapa yang sering terjadi,
maka entitas juga dapat menentukan indikasi yang terjadi pada penurunan nilai.
10
11
PENUTUP
KESIMPULAN
Untuk hal ini pengakuan dalam perusahaan jika tidak melakukan suatu nilai apakah
turunan nilai mengakibatkan turunan nilai, maka untuk itu pada laporan laba rugi dan
pelaporan posisi keuangan juga tidak menemukan pos akuntansi yang sudah tepat untuk
pencatatan penilaian turunannya. Berarti ungkapan yang sangat memadai juga tidak
melakukan turunan nilai ini, dan untuk pengukuran, dalam perusahaan tidak melakukan
pengukuran nilai, keseluruhan nilai wajar aset dan harga untuk jualan aset atau nilai pakai,
selanjutnya dibandingkan dengan nilai yang sudah dicatat, turunan nilai mengakibatkan
aset mengalami entitas untuk memberikan manfaat dari ekonomi dimasa yang akan datang
dan tidak akan dicatatkan kelebihannya yang berpotensi sebagai manfaat ekonomi yang
akan disesuaikan dengan entitas dimasa yang akan datang.
Untuk turunan nilai dilakukan pada konsep konservatif, kehatian dan merelevansi
informasi, terdapat juga tidak sesuai dengan psak 48 hal yang mengkaitkan dengan setiap
akhir pelaporan, maka entitas melakukan penilaian aset yang terdapat pada penurunan nilai.
SARAN
Untuk melakukan pemberian yang wajar maka untuk unsur dan pada dalam laporan
keuangan ini yaitu merupakan salah satu sifat kualitatif informasi keuangan yang
mengutamakan di IFRS. Maka untuk itu setiap perusahaan dan di setiap berakhirnya
periode melakukan pelaporan keuangan yang harus di cek untuk apakah aset tetap memiliki
untuk turunan nilai. Jadi turunan nilai ini pasti membuat aset tersebut melihat manfaatnya
untuk ekonomi yang akan datang dan tidak dicatatkan sebagai melebihi potensi manfaat
ekonomi yang diterima sebagai entitas masa depan, sehingga aset yang sudah disajikan
dalam bentuk laporan keungan ini bisa melihat bagaimana sisa potensi jasa yang secara
wajar.
12
Referensi
Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan No.16 Aset Tetap (Revisi
2011).
Jakarta: Penerbit Ikatan Akuntan Indonesia
Purba, Marisi P. 2013. Aset tetap dan aset tak berwujud. Jilid 1. Indeks, Jakarta
Karouw, Hanne Fillicia. 2013. Analisis Penerapan PSAK No.48 (revisi 2009) Penurunan Nilai Aset
Tetap
13