Anda di halaman 1dari 15

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

PAPER

“PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENURUNAN NILAI AKTIVA TETAP

TERHADAP PERUSAHAAN”

DISUSUN OLEH:

RAHIMAH RAMADHANI PUTRI 1910536050

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .....................................................................................................................i

PENDAHULUAN .............................................................................................................1

Latar Belakang ........................................................................................................1

Rumusan Masalah ...................................................................................................2

Tujuan Masalah ......................................................................................................2

PEMBAHASAN ................................................................................................................3

Pengakuan dan Pengukuran Penurunan Nilai .........................................................3


Penentuan Kerugian Penurunan Nilai .....................................................................4
Pencatatan Penurunan Aset ....................................................................................5
Pengertian Aktiva Tetap .........................................................................................5
Penurunan Nilai terhadap Aktiva Tetap .................................................................6
Penurunan Nilai Aktiva Tetap Berdasarkan PSAK Nomor 48 ...............................6
Pengakuan Penurunan Nilai Aktiva Tetap Berdasarkan PSAK No 48 ...................7
Pengukuran Penurunan Nilai Aktiva Tetap Berdasarkan PSAK No 48 .................8
Perbedaan Pengakuan dan Pengukuran Penurunan Nilai Aktiva Tetap PSAK 48..10
PENUTUP .........................................................................................................................12
Kesimpulan .........................................................................................................................12
Saran ...................................................................................................................................12
REFERENSI .....................................................................................................................13

i
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam perusahaan kita harus mengetahui bagaimana perusahaan itu
berkembang, dari waktu ke masa yang dapat mengetahui bagaimana perusahaan
tersebut mengalami kemajuan atau kemunduran dan juga mengetahui keuangan
perusahaan tersebut. Perusahaan dapat dilihat melalui bagaimanakah laporan
keuangannya dan dapat digunakan sebagai nilai hasil yang sudah dicapai yaitu
digunakan sebagai bahan masukan sebagai kebijakan masa yang akan datang.
Ada beberapa salah satu peraturan dalam PSAK yaitu perusahaan harus
menerapkan PSAK No 48 yaitu penurunan nilai. Yang merupakan sejarah dalam
berkembangnya akuntansi yaitu penurunan nilai, yang merupakan metode
perlengkapan depresiasi yang digunakan sebagai biaya model, dan juga digunakan
dalam metode depresiasi. Dalam nilai aset dilaporkan ke dalam laporan keuangan
yang di asumsikan tidak melebihi nilai aset tersebut, dan dapat dipulihkan melalui
manfaat atau jual pada aset tersebut. Maka nilai jual aset atau nilai dari manfaat aset
yang lebih rendah dari nilai tercatat, akan menunjukkan bahwa aset tersebut
memiliki nilai yang telah menurun jadi kata lain aset ini mengalami penurunan daya
untuk menghasilkan aliran masuk dari manfaat ekonomi masa yang akan datang.
Maka nilai yang tercatat dalam aset harus diturunkan sehingga besar nilai
terpulihnya dicatat sebagai rugi penurunan nilai. Adapun maksud dari tujuan ini
adalah agar nilai aset ini bisa disajikan dalam laporan posisi keuangan, dan tetap
mencerminkan kewajaran yang disajikan sebagai sumber daya ekonomik yang
dilakukan oleh suatu entitas sehingga informasi yang disajikan ini tidak
menyimpang pada suatu entitas, sehingga untuk mendapatkan informasi ini
pengguna laporan keuangan tidak melakukan pengambilan keputusan yang salah.
Dalam PSAK nomor 48 syarat untuk aturan dalam PSAK ini mencobakan
dengan menguji penurunan nilainya, untuk itu tujuan ini adalah agar aset yang
disajikan oleh laporan keuangan ini mencerminkan potensi yang wajar. Untuk itu
penyajian dalam unsur wajar dan pos laporan keuangan ini merupakan salah satu
karakteristik kualitatif informasi keuangan yang diutamakan oleh IFRS. Tahap

1
selanjutnya yaitu perhitungan total terpulihnya dalam kesalahan yang akan
berdampak pada kerugian penurunan nilai yang harus diakui dan juga berdampak
pada kinerja keuangan dan nilai aset dalam laporan posisi keuangan tersebut.
Dalam PSAK No 16 yaitu merupakan aset tetap yang dinilai dari seberapa
besar harga perolehan dan nilai revaluasi akhir yang dikurangi dengan akumulasi
penyusutan untuk penurunan nilai tersebut. Dan pada PSAK 19 yaitu tentang
bagaimana aset ini tidak berwujud, bahkan juga disebut sebagai goodwill yang tidak
diperbolehkan lagi untuk diamortisasi dan juga nilai PSAK No 55 tidak
menyebutkan penyisihan dalam piutang yang tidak dapat digunakan lagi tetapi
sebagai patokan penurunan aset keuangan.
Maka untuk meningkatkan produksi yang diharapkan oleh perusahaan harus
melakukan dengan kualitas yang sangat baik, maka perlunya kemampuan kepada
manajemen dalam mengelola faktor produksi yang ada dalam perusahaan tersebut,
yang merupakan bagian penting dari keseluruhan bagian aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan.
Oleh sebab itu, peran aktiva dalam setiap perusahaan berupa kegiatan
operasi perusahaan pada penurunan nilai aktiva tetap tersebut. Maka dari itu penulis
sangat tertarik untuk melakukan pengetahuan tentang penurunan nilai aktiva tetap
yang berjudul “PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENURUNAN NILAI
AKTIVA TETAP TERHADAP PERUSAHAAN”

Rumusan Masalah
Maka rumusan masalah ini adalah :
a. Bagaimanakah pengakuan dan pengukuran penurunan nilai aktiva tetap
tersebut?
b. Apakah pengakuan dan pengukuran penurunan nilai aktiva tetap sudah
diterapkan sesuai dengan PSAK 48?

Tujuan Peniltian
Maka tujuan dari penilitian ini adalah :
a. Agar mengetahui pengakuan dan pengukuran penurunan nilai aktiva tetap

2
b. Supaya mengetahui apakah pengakuan dan pengukuran penurunan nilai pada
aktiva tetap sudah diterapkannya sesuai dengan PSAK 48

PEMBAHASAN

Pengakuan dan Pengukuran Penurunan Nilai


Menurut IAI (2012:48:12) memberikan sebuah penjelasan tentang
pengakuan rugi penurunan nilai sebagai berikut: “Jika total untuk aset lebih kecil
dari jumlah tercatatnya maka untuk total tercatat aset diturunkan menjadi sebesar
jumlah terpulihnya. Maka penurunan ini adalah rugi penurunan nilai, diakui dalam
laba rugi, kecuali aset yang disajikan dalam jumlah yang sesuai dengan PSAK,
misalnya psak ini sesuai dengan revaluasi psak 16 yaitu aset tetap, jadi untuk setiap
rugi penurunan nilai aset yang direvaluasikan diperlukan sebagai penurunan
revaluasi yang sesuai dengan PSAK lain.
Sedangkan bagi pengukuran hanya berlaku jika total estimasi rugi penurunan nilai
lebih besar dari total tercatatnya asset. Oleh sebab itu, entitas mengakui liabilitas
jika disyaratkan dengan PSAK lain. Selanjutnya bagi pengakuan rugi penurunan
nilai, untuk beban penyusutan atau amortisasi aset disesuaikan dengan periode yang
akan datang untuk mengalokasikan total tercatatnya aset revision, selanjutnya
dikurangi dengan nilai residu jika ada contohnya.
Maka dapat disimpulkan pengertian dari penurunan nilai adalah sebuah aset yang
diturunkan nilainya jika total yang dicatatnya melebihi total yang dapat
memperbaiki kembali. Jika suatu aset jangka panjang diturunkan maka nilainya
ketika sebuah perusahaan tidak dapat memperoleh total jumlah tercatat baik dengan
menggunakan aset ataupun dengan menjualnya.
Jika rugi penurunan nilai dapat didefinisikan dalam PSAK No 48 maka untuk
jumlah yang berupa selisih dari jumlah yang tercatat untuk aset atau unit bagi kas
atau total terpulihnya. Maka maksud dari jumlah terpulihnya untuk aset atau unit

3
menghasil kas adalah total nilainya lebih tinggi dari antara nilai wajar yang
dikurangi dengan biaya agar ketika menjualnya dan nilai tersebut terpakai.

Indikasi Penurunan Nilai


a. Informasi berupa sumber eksternal Adalah dalam menilai untuk
mengidentifikasikan bahwasanya aset akan menjadikan penurunan nilai dan
entitas meminimumkan mempertimbangkan berupa suku bunga pasar yang
peningkatan dalam periode berupa kenaikan yang mempengaruhi tingkat
diskonto yang digunakan sebagai menghitung nilai pakai aset dan penurunan
jumlah pulihnya aset secara materialitas.
b. Informasi dari sumber internal berupa yang sudah terjadi beberapa waktu berupa
perubahan yang signifikan, yaitu merugikan hubungan berupa jauh atau caranya
aset menggunakan jika diekspektasikan. Untuk itu penilaian umur manfaat aset
menjadi terbatas.

Penentuan Kerugian Penurunan Nilai


Untuk menentukan rugi penurunan nilai ini adalah yaitu menentukan waktu
kejadiannya berupa perubahan situasi yang akan terjadi pada penurunan nilai dan
mengasumsikan penurunan nilai, maka untuk kerugian penurunan nilai berupa total
nilai aktiva lebih besar dari nilai wajar. Nilai wajar ini adalah nilai pasar atau nilai
sekarang. Untuk menentukan total terpulihnya yaitu suatu aset individual kecuali
aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yaitu berupa aset atau kelompok
aset lainnya, maka jumlah sebagai unit penghasilan kas yang berupa total aset,
kecuali untuk menilai aset ini dapat diestimasikan menjadi nilai wajar dan dapat
dikurangi dengan biaya penjualan, dan nilai wajar dapat dikurangi biaya
penjualannya tersebut dapat ditentukan.
Jika ada bukti untuk nilai wajar aset maka dikurangi pada biaya penjualannya
adalah berupa perjanjian penjualan berupa transaksi antara pihak independen yang
telah disesuaikan dengan biaya tambahan yang telah dikaitkan secara langsung
dengan pelepasan aset. Maka, tidak ada sebuah perjanjian tentang penjualan. Oleh
sebab itu, aset di dagangkan dipasar aktif dan nilai wajar dikurang dengan biaya jual
4
yaitu berupa harga pasar aset dikurangi biaya pelepasan aset. Untuk harga pelepasan
aset yang diakui dengan sebagai kewajiban, akan dikurang dengan nilai wajar dan
dikurang dengan biaya penjualan. Contohnya adalah macam- macam biaya yang
merupakan biaya hukum, materai , perpajakan transaksi, biaya pemindahan aset,
dan harga tambahan langsung untuk menjadi aset tersebut dalam siap untuk dijual.
Tetapi, untuk setiap imbalan mengakibatkan keputusan hubungan kerja yang telah
dijelaskan dengan PSAK No 48 dan juga harga yang sudah terkait dengan
pengurangan atau berupa organisasi pembisnis yaitu sudah melakukan pelepasan
aset tidak dengan biaya tambahan langsung dengan pelepasan aset.

Pencatatan Penurunan Aset


Apabila penurunan nilai telah terjadi dan rugi penurunan nilai telah ditentukan,
maka jurnal untuk penyesuaiannya sebagai berikut :

Rugi Penurunan Nilai Xxx


Akumulasi Depresiasi- Peralatan xxx

Oleh sebab itu, kerugian pada penurunan nilai dilaporkan untuk laporan laba
rugi yang menyebabkan sebagian dari penghasilan dan beban di luar usaha sebagai
kerugian. Setelah itu mengkreditkan akumulasi depresiasi perusahaan juga dapat
mengkreditkan peralatan yaitu berupa mengurangi berupa jumlah yang tercatat
dalam aset tersebut. Maka dari itu yang harus diperhatikan adalah setelah
mengetahui kerugian tersebut dan menurunkan nilai aktiva, biaya depresiasi berupa
periode yang harus disesuaikan agar dapat mencerminkan alokasi nilai catat yaitu
berupa setelah direvisikan dan dapat dikurang nilai sisa, selama periode sisa
manfaat.

Pengertian Aktiva Tetap


Yaitu berupa aset tetap yang digunakan aset berwujud berupa satu periode, maka
aktiva tetap adalah aktiva yang bisa digunakan pada lebih dari beberapa dekade
periode yaitu tanah, gedung, mesin dan alat perabot, kendaraan dan lain-lain. Maka
pengertian dari aktiva tetap ini adalah aktiva yang merupakan hak sebuah

5
perusahaan yang dipergunakan sebagai dalam kegiatan penghasil barang dan jasa
perusahaan ini. Maka dapat disimpulkan bahwa aktiva juga dapat sebagai aktiva
tetap dan aktiva tetap memiliki karakteristik berupa berwujud fisik, sifat lama yang
dapat menggunakan dalam laporan operasi perusahaan, dan tidak untuk dijual
kembali serta memiliki nilai manfaatnya lebih dari satu tahun.

Penurunan Nilai terhadap Aktiva Tetap


a. Pengakuan Penurunan Nilai Aktiva Tetap

Pada pendapatan akuntansi, kurangnya daya dapat digunakan untuk kegiatan


berupa upaya normal dan dapat diakui dengan proses pembebanan biaya dan
menjadikan beban depresiasi. Dan kurangnya daya berupa kejadian kegiatan normal
yang diakui dalam pemprosesan pembebanan biaya dan menjadikan kerugian
menurun nilai. Mengetahui bahwa penurunan nilai serta melakukan pengakuan rugi
penurunan nilai. Hal ini dapat dilihat dalam pelaporan laba rugi dan pelaporan
possisi keuangan yang terjadi ialah ketidakannya menyaji akun rugi penurunan nilai
aktiva tetap pembangkit atau akun setara.

b. Pengukuran Penurunan Nilai Aktiva Tetap


Disyaratkan bahwasanya minimal setiap tahun, sebuah perusahaan harus
melakukan uji penurunan nilai kemudian membandingkan antara jumlah estimasi
kerugian penurunan nilai dan total tercatatnya aset yang terkait.

Penurunan Nilai Aktiva Tetap Berdasarkan PSAK Nomor 48

Apabila keterkaitan dengan aset, jadi aset ini seharusnya bias melakukan
secara wajar dipelaporan posisi keuangan. Maka, salah satu cara untuk
meningkatkan kualitasnya maka kualitas kekewajaran atas penyajian aset ini adalah
berupa pengujian penurunan nilai apabila indikasi mengalami penurunan nilai.
Sesuai dengan pernyataan PSAK 48 yang menyebutkan bahwasanya terjadinya pada
akhir pelaporan. Selanjutnya penilaian entitas apakah terdapat indikasikan aset yang
sudah mengalami penurunan nilai. Apabila terjadi kepada indikasi ini, maka untuk
entitas mengestimisikan total terpulihnya aset ini.

6
Maksud dari peraturan diatas mencerminkan bahwasanya untuk penyaji di
laporan keuangan tahunan adalah mengkarakteristik untuk kualitatifnya informasi
yang sangat penting. Oleh sebab itu untuk setiap akhir periode pelaporan perlu
dilihat apakah terdapatnya indikasi pada penurunan nilai. Dalam
mempertimbangkan untuk penilaian ini, ada indikasi penurunan nilai pada PSAK 48
paragraf 12, berupa infomasi data eksternal maupun internal pada perusahaan,
maksudnya adalah dari indikasi tersebut hanyalah contoh berapa yang sering terjadi,
maka entitas juga dapat menentukan indikasi yang terjadi pada penurunan nilai.

Pengakuan Penurunan Nilai Aktiva Tetap Berdasarkan PSAK No 48


Pada ketentuan setiap periode pelaporan maka entitas juga melakukan suatu
penilaian yaitu berupa indikasi suatu aset yaitu apakah terjadinya penurunan nilai,
maka apabila ada terjadi indikasi pada aset ini mengalami penurunan nilai, maka
enittas harus megukur pada nilai pulihnya aset. Apabila ada indikasi, maka entitas
mengukur nilai terpulihnya aset, jika nilai terpulihnya ini rendah dari nilai catat aset
untuk itu untuk entitas harus menyuaikan nilai aset ini dan mengakui pada
penurunan nilai. Apabila entitas melakukan sesuatu yang untuk diungkapkan pada
kerugian nilai, maka entitas memberi sesuatu untuk ungkapan yang memadai dari
penurunan nilai ini, maka apabila ada penilaian pada indikasi turunan nilai entitas
harus mempertimbangkan beberapa kaitannya dengan eksternal dan internal.
Beberapa kaitannya dengan eksternal adalah berupa factor di luar entitas yang
mengidentifikasi dan pengaruhnya pada turunan nilai asset. Contohnyat, urunan
nilai pasar aset berupa signifikan yang lebih dari turunan nilai maka akibat yaitu
terjadinya perubahan pemakaian seperti lingkungan teknologi, ekonomi, suku bunga
pasar dan lingkungan operasi entitas.
Untuk menguji pada indikasi ini penurunan nilai yaitu berupa tahap awal
yang menentukan untuk menurunkan nilai. Apabila ini tidak mengalami indikasi,
maka tidak perlu mengalami penurunan nilai sehingga tidak ada terjadi pengukuran
penurunan nilai. Tetapi apabila aset ini mengalami penurunan nilai, Maka
penurunan nilai dapat melakukan pencatatan yang tinggi dari nilai terpulihnya. Oleh
sebab itu, untuk suatu aset yang tidak terwujud harus memiliki masa yang tidak
terbatas dan belum pernah digunakan untuk suatu entias ini langsung melakukan uji
atas penurunan nilai. Untuk entitas tidak perlu adanya pengujian karena untuk
7
mengidentifikasikan secara langsung dan membanding nilai tercatat dengan nilai
terpulih pada setiap tahun. Setiap uji penurunan nilai melakukan pada setiap periode
tahunan, dengan berupa syarat untuk saat yang sama pada setiap tahun. Kerugian
pada turun nilai ini yaitu juga dapat dipulihkan, maka untuk pemulihan aset ini
dapat dicatat sebagai aset pada periode , syaratnya jika untuk pemulihan turunan
nilai yang diakui sebagai dalam laporan laba rugi untuk periode berjalan

Pengukuran Penurunan Nilai Aktiva Tetap Berdasarkan PSAK No 48


Apabila terjadi pada indikasi turunan nilai maka untuk itu bisa memilih nilai
yang terpulihkan, entitas juga menilai hitungan dari nilai wajar aset dan pemakaian
biaya untuk penjualan aset atau pemakaian aset. Apabila ada nilai yang lebih besar
dari penilaian tercatat untuk itu tidak melakukan proses turunan nilai selanjutnya.
Maka apabila ada nilai yang dipulihkan yang menghasilkan nilai yang tinggi dari
nilai yang dicatat sehingga tidak perlu adanya turunan nilai. Jika suatu nilai pasar
tidak dapat ditentukan, maka entitas harus melakukan nilai pakai saat nilai
dipulihkan. Sebaliknya jika entitas tidak melakukan pada pemakaian aset maka
untuk nilai wajar dikurangi biaya jualan digunakan sebagai nilai yang sudah pulih.
Untuk itu menentukan nilai yang sudah dipulihkan untuk aset secara individual,
kecuali pada aset ini dapat menghasilkan untuk arus kas independen dari aset lain.
Jika aset arus kas ini baru mendapatkan kelompok aset, maka dengan menentukan
total pulihnya untuk suatu kelompok aset yang menghasilkan arus kas.
Pembelajaran dalam penentuan nilai wajar mulainya dari menggunakan harga dalam
suatu janjian pada penjualan ikatan, pasar aktif, nilai pasar aset yaitu berupa
transaksi kini untuk penilaian pasar aset yang sama. Jika standar ini tidak bisa
dijelaskan maka nilai untuk penentuan nilai wajar ini adalah nilai wajar dalam
penurunan nilai, jika nilai standar ini juga tidak bisa dijelaskan dengan peniliaan
maka untuk menentukan menggunakan informasi nilai bisa untuk penentuan nilai
wajar harga pasar aktif yang tidak sedia.
Pengertian dari harga penjual adalah semua harga yang hanya bisa
melepaskan aset ini. Contohnya adalah harga jual yaitu harga hukum, harga pajak
transaksi, harga pemindahan, harga tambahan untuk menajdikan aset ini dalam
keadaan untuk dijual. Tetapi harga biaya untuk pemutuasan hubungan kerja dan
8
harga yang terkait dengan reorganisasi bisnis setiap melakukan pelepasan aset,
tetapi juga tidak bagian dari harga sipenjual.
Pengertian dari penilaian pakai ini adalah yaitu penilaian kini arus kas
dimasa depan yang diharapkan entitas melakukan pemakaian aset ini. Maka untuk
mendapatkan nilai ini adalah melakukan estimasi arus kas masuk dan arus kas
keluar untuk memakaian dan pelepasan aset untuk menerapkan agar diskonto sangat
tepat untuk arus kas masa depan. Untuk mengestimasikan pada arus kas masa
depan juga harus perhatikan bagaimana factor pada kondisi ekonomi, tingkat dan
suku bunga. Apabila diasumsikan untuk penggunaan dalam ini juga harus
melakukan estimasi yang sangat terbaik kepada manajemen mengenai apakah yang
sudah terjadi selama pengguna aset ini. Untuk mengestimasikan pada arus dan
tingkat diskonto juga harus mengilustrasikan apakah kenaikan harga akan dikaitkan
dengan inflansi umum. Untuk itu setiap tariff diskonto dapat digunakan sebagai
penilaian pasar atas nilai waktu uang dan risiko yang telah terjadi, diskonto
menggunakan peningkatan pengembalian yang isyaratkan oleh investor apabila
yang dipilih berupa investasi yang menghasilkan arus kas dengan total, waktu,
profil risiko yang sama dengan aset ini.
Setiap melakukan perhitungan nilai pakai suatu aset maka, arus kas entitas
menghasilkan suatu kegiatan operasional yang berupa gabungan dari berupa suluruh
entitas tidak mudah unruk melakukan pemisahan kontribusi. Jika suatu aset
menginvestasikan ke perusahaan atau ank perusahaan maka untuk arus kas lebih
mudah untuk mengidentifikasinya, tetapi untuk aset yang secara invidual atau
berkelompok maka aset juga sulit untuk melakukan mengidentifikasikan dan
perhitungan arus kas, ada beberapa contoh adalah berupa arus kas pengangkutan
pariwisata yang tidak dapat melakukan fungsi berupa pemasaran dan
ketersediaannya sumber daya pendukung. Tetapi juga sulit menentukan apakah
secara keselurahan arus kas dari sumber daya ini mendukung, untuk aktivitas yang
tidak langsung dan untuk beraktivitas untuk dimanfaatkan dengan aset. Maka
sebuah entitas dapat menilai jika terpulihnya nilai yang tinggi dari nilai wajar yang
dikurangi dengan biaya penjualan atau nilai pakai. Untuk itu jika tidak adan
ketersediaannya maka nilainya tidak dapat digunakan, maka untuk itu penilaian
yang tersedia dan juga dapat diandal yaitu berupa nilai yang sudah dipulihkan,
9
untuk penentuan apakah aset tersebut mengalami penurunan nilai atau tidak
bandingkan dengan nilai yang sudah dicatat berupa nilai yang sudah dipulihkan.
Maka untuk penilaian dicatat lebih rendah dari nilai yang sudah dipulihkan, dan
untuk aset tidak mengalami turunan nilai. Suatu entitas melakukan penurunan nilai
sejumlah selisih nilai catatannya dengan nilai pakainya, aset juga menyesuaikan
atau menurunkan nilainya seharga nilai pakai. Untuk kerugian pada nilai yang sudah
disajikan bentuk laporan laba rugi periode berjalan. Entitas juga mengungkapkan
aset yang sudah mengalami penurunan nilai di atas pelaporan keuangan.
Sebagaimana untuk turunan nilai untuk setiap unit penghasilan kas ke dalam
investasi pada anak perusahaan atau investasi asosiasi yang mengalokasikan ke aset
dari unit hasil kas tersebut. Untuk turunan nilai yang pertama yaitu mengalokasikan
berupa turunan nilai, apabila masih mensisakan mengalokasikan berupa aset tetap
atau aset yang tidak berwujud selain yang memiliki entitas.

Perbedaan Pengakuan dan Pengukuran Penurunan Nilai Aktiva Tetap PSAK


48
Terdapat perbedaan pada pengakuan dan pengukuran pada penurunan nilai aktiva
tetap dalam psak nomor 48 perbedaan adalah :
1. Dalam suatu perusahaan tidak melakukan penilaian pada indikasi, apakah
indikasi mengalami turunan nilai
2. Apabila berupa indikasi yang sebaiknya perusahaan tersebut segera mengukur
nilai pemulihan tersebut.
3. Untuk mengukur penilian yang dipulihkan, maka entitas juga menghitung
penilian yang wajar aset dan harga jualan aset tersebut atau penilian dipakai
(tidak harus tersedia semuanya) kemudian apabila nilai terpulihnya
dibandingkan dengan nilai teracatat pembangkit.
4. Apabila penilian sudah dipulihkan maka nilainya lebih rendah pada nilai yang
sudah tercatat, nilai pembangkit tersebut juga menyesuaikan dan harus diakui
dengan kerugian turuanan penilian ini.
5. Untuk mengungkapkan penilaian pada laporan laba rugi dan laporan posisi
keuangan diperlukan atas penurunan nilai tersebut.

10
11
PENUTUP

KESIMPULAN

Untuk hal ini pengakuan dalam perusahaan jika tidak melakukan suatu nilai apakah
turunan nilai mengakibatkan turunan nilai, maka untuk itu pada laporan laba rugi dan
pelaporan posisi keuangan juga tidak menemukan pos akuntansi yang sudah tepat untuk
pencatatan penilaian turunannya. Berarti ungkapan yang sangat memadai juga tidak
melakukan turunan nilai ini, dan untuk pengukuran, dalam perusahaan tidak melakukan
pengukuran nilai, keseluruhan nilai wajar aset dan harga untuk jualan aset atau nilai pakai,
selanjutnya dibandingkan dengan nilai yang sudah dicatat, turunan nilai mengakibatkan
aset mengalami entitas untuk memberikan manfaat dari ekonomi dimasa yang akan datang
dan tidak akan dicatatkan kelebihannya yang berpotensi sebagai manfaat ekonomi yang
akan disesuaikan dengan entitas dimasa yang akan datang.

Untuk turunan nilai dilakukan pada konsep konservatif, kehatian dan merelevansi
informasi, terdapat juga tidak sesuai dengan psak 48 hal yang mengkaitkan dengan setiap
akhir pelaporan, maka entitas melakukan penilaian aset yang terdapat pada penurunan nilai.

SARAN

Untuk melakukan pemberian yang wajar maka untuk unsur dan pada dalam laporan
keuangan ini yaitu merupakan salah satu sifat kualitatif informasi keuangan yang
mengutamakan di IFRS. Maka untuk itu setiap perusahaan dan di setiap berakhirnya
periode melakukan pelaporan keuangan yang harus di cek untuk apakah aset tetap memiliki
untuk turunan nilai. Jadi turunan nilai ini pasti membuat aset tersebut melihat manfaatnya
untuk ekonomi yang akan datang dan tidak dicatatkan sebagai melebihi potensi manfaat
ekonomi yang diterima sebagai entitas masa depan, sehingga aset yang sudah disajikan
dalam bentuk laporan keungan ini bisa melihat bagaimana sisa potensi jasa yang secara
wajar.

12
Referensi

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan No.16 Aset Tetap (Revisi
2011).
Jakarta: Penerbit Ikatan Akuntan Indonesia

Purba, Marisi P. 2013. Aset tetap dan aset tak berwujud. Jilid 1. Indeks, Jakarta

Karouw, Hanne Fillicia. 2013. Analisis Penerapan PSAK No.48 (revisi 2009) Penurunan Nilai Aset

Tetap

13

Anda mungkin juga menyukai