Anda di halaman 1dari 11

Nama : Dian kusrini

Nim : 202076022
Prodi : Biologi

TUGAS

A. KARBOHIDRAT
a. Pengertian karbohidrat
Kata Karbohidrat atau yang sering disebut dengan hidrat arang yaitu suatu zat
penghasil suatu kalori dengan angka kalori 4. Karbohidrat yaitu suatu zat makanan
yang mengandung sebuah unsur C (Karbon), H (Hidrogen), dan O (Oksigen).
Karbohidrat dipecah menjadi suatu molekul gula yang sangat sederhana seperti
glukosa, fruktosa, dan galaktosa pada sebuah sistem pencernaan. Molekul gula
inilah yang diserap oleh tubuh.
Kelebihan karbohidrat akan disimpan di dalam suatu organ hati atau otot dalam
membentuk sebuah glikogen dan di daerah perut, sekeliling ginjal, atau di bawah
kulit dalam bentuk lemak. Makanan yang sebagai sumber energi karbohidrat yakni
antara lain nasi, gandum, jagung, singkong, sagu, kentang, roti, dan ubi-ubian.

b. Klasifikasi dan Nomenklatur Karbohidrat


Klasifikasi karbohidrat yaitu :
1. Monosakarida

Monosakarida adalah jenis karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis


menjadi gula yang lebih sederhana. Berdasarkan gugus fungsinya, jenis
monosakarida ada dua yaitu aldosa yang memiliki gugus fungsi aldehid dan
ketosa yang memiliki gugus fungsi keton. Berdasarkan jumlah atom
karbonnya, monosakarida terdiri dari triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa.

Tabel 1.1 Klasifikasi Monosakarida Berdasarkan Jumlah Atom C


Jumlah atom C Aldosa Ketosa
Triosa (C 3 H 6 O 3 ¿ Gliserosa Dihidrosiaseton
Tetrosa(C 4 H 8 O 4 ¿ Eritrosa Eritrulosa
Pentosa(C 5 H 10 O 5 ¿ Ribosa Ribulosa
Heksosa(C 6 H 12 O 6 ¿ Glukosa Fruktosa
Berikut contoh monosakarida:

1) Glukosa

Glukosa adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai


sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu
hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Glukosa merupakan
komponen utama gula darah, menyusun 0,065- 0,11% darah kita.

Glukosa dapat terbentuk dari hidrolisis pati, glikogen, dan maltosa. Glukosa
sangat penting bagi kita karena sel tubuh kita menggunakannya langsung
untuk menghasilkan energi. Glukosa dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi
lembut seperti pereaksi Tollens sehingga sering disebut sebagai gula
pereduksi.

Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa, monosakarida


yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida
(mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk
cincin yang disebut “cincin piranosa”, bentuk paling stabil untuk aldosa
berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping
hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom
karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur
cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif,
yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.

Glukosa juga bisa ditemukan dalam ubi,singkong,kentang,bihun

2) Galaktosa

Galaktosa merupakan suatu aldoheksosa. Monosakarida ini jarang terdapat


bebas di alam. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa,
yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang
manis jika dibandingkan dengan glukosa dan kurang larut dalam air. Seperti
halnya glukosa, galaktosa juga merupakan gula pereduksi. Glukosa dan
galaktosa bereaksi positif terhadap Larutan fehling, yaitu dengan
menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.

Galaktosa kebanyakan ditemukan di susu dan yoghurt

3) Fruktosa

Fruktosa adalah suatu heksulosa, disebut juga levulosa karena memutar


bidang polarisasi ke kiri. Merupakan satu-satunya heksulosa yang terdapat di
alam. Fruktosa murni rasanya sangat manis, warnanya putih, berbentuk
kristal padat, dan sangat mudah larut dalam air.

Fruktosa merupakan gula termanis, terdapat dalam madu dan buah-buahan


bersama glukosa. Di tanaman, fruktosa dapat berbentuk monosakarida
dan/atau sebagai komponen dari sukrosa. Sukrosa merupakan molekul
disakarida yang merupakan gabungan dari satu molekul glukosa dan satu
molekul fruktosa. Sama seperti glukosa, fruktosa adalah suatu gula
pereduksi.
2. Dikasarida

Disakarida tersusun dari dua molekul monosakarida yang jenisnya sama


atau berbeda. Disakarida terjadi dengan penggabungan dua molekul
monosakarida dengan pelepasan air.
Dalam disakarida beberapa macam, yakni:
1) Sukrosa
Sukrosa disebut juga gula tebu. Gula tersebut dikenal dengan sebutan
gula pasir yang dikonsumsi. Selain itu terdapat juga gula aren, gula
kelapa dan madu. Sukrosa mempunyai peranan sangat penting dalam
proses pengolahan makanan. Pada umumnya, sukrosa berbentuk
butiran-butiran kristal halus dan sedikit kasar. Jika dipanaskan dengan
sedikit penambahan air, akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa.

2) Laktosa
Laktosa merupakan gula pereduksi, karena dapat mereduksi pereaksi
fehling, benedict, dan pereaksi tollens. Laktosa disebut juga gula susu,
karena terdapat dalam air susu. Laktosa merupakan serbuk tak berwarna
dan sedikit larut dalam air.

3) Maltosa
Maltosa disebut juga gula gandum. Karena diperoleh dari hasil hidrolisis
amilum (pati) dengan katalis diastase dengan katalis amilase. Hidrolisis
maltosa akan menghasilkan dua satuan glukosa. Maltosa adalah
terbentuk dari dua molekul glukosa. Maltosa merupakan gula pereduksi
karena dapat mereduksi pereaksi fehling, benedict, dan pereaksi Tollens.
3. Polisakarida

Polisakarida merupakan molekul besar dan lebih kompleks. Polisakarida


mempunyai massa yang sangat besar dan tidak larut dalam air.
Berikut contoh polikarida:
1) Amilium
Amilium merupakan polimer glukosa yang terdiri atas kurang lebih 500
unit. Amilum ada sebagai persediaan makanan tumbuh-tumbuhan.
Seperti kentang, jagung, singkong. Terbentuknya amilum pada tumbuh-
tumbuhan merupakan hasil reaksi fotosintesis.

2) Glikogen
Glikogen adalah polisakarida yang terbentuk dari kelebihan glukosa
dalam tubuh. Glikogen terdiri atas satuan-satuan D-glukosa, kurang lebih
1.000 unit, merupakan makanan cadangan yang terdapat dalam hati,
jaringan hewan menyusui, dan manusia.
3) Selulosa
Selulosa merupakan molekul yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan
oksigen. Biasanya ditemukan dalam struktur selular hampir semua materi
tanaman. Selulosa merupakan penyusun utama dinding sel tumbuhan.
Selulosa terdiri atas satuan D-glukosa yang terdiri atas 1.000-3.000 unit,
maka sukar dicerna oleh enzim manusia

 Perbedaan Monosakarida, Disakarida, dan Polysakarida

1) Monosakarida

Monosakarida ialah zat yang mereduksi yang disebabkan karena adanya


gugus karbonil. Biasanya dikenal dengan menambahkan akhiran ose
(ataupun osa dalam istilah Indonesia) pada akhir kata, seperti gluocose
(glukosa) dan juga fructose (fruktosa). Akhiran osa ini sering digunakan ialah
sebagai nama umum. Selain itu juga, penggolongan monosakarida tersebut
tergantung pada jumlah atom oksigen yang terdapat di dalam senyawa.
Polisakarida adalah karbohidrat dengan molekul polimer yang terdiri dari
banyak (lebih dari dua) rantai unit monosakarida yang diikat bersama oleh
ikatan glikosidik. Polisakarida dapat memiliki struktur linier dan bercabang.
Polisakarida misalnya adalah selulosa (banyak terdapat pada dinding sel
tanaman ), chitin (terdapat pada dinding sel jamur dan cangkang serangga),
dan glikogen (bentuk cadangan makanan pada tubuh).

2) Disakarida

Disakarida tersebut sangat penting untuk farmasi. seperti sukrosa (gula


pasir), laktosa (gula susu), dan juga gentiobiosa. Sukrosa ialah disakarida
yang tidak mereduksi disebabkan karena tidak memiliki gugus aldehida
bebas. Sukrosa tersebut ialah satu-satunya disakarida banyak terdapat pada
tanaman, air batang tebu, sari buah-buahan, dan juga tanaman lain.
Disakarida adalah karbohidrat yang terbentuk ketika dua monosakarida
bergabung dengan ikatan glikosidik. Seperti monosakarida, disakarida larut
dalam air. Tiga contoh umum adalah sukrosa (terdapat pada gula dapur,
tersusun dari glukosa dan fruktosa), laktosa (terdapat pada susu, tersusun
dari glukosa dan galaktosa), dan maltosa (terdapat pada sereal dan
makanan fermentasi, tersusun dari dua unit glukosa).

3) Polisakarida

Polisakarida ini sering juga dikenal dengan nama senyawa bukan gula
dikarenakan rasanya tidak manis. Polisakarida tersebut ialah senyawa yang
terdiri dari ratusan maupun bahkan ribuan satuan monosakarida per
molekulnya . Seperti pada disakarida, satuan-satuan polisakarida tersebut
saling berhubungan satu dengan lain secara glikosidik dan juga dapat
dipecah dengan cara hidrolisis. Polisakarida ialah polimer yang terbentuk
secara alami. Polisakarida tersebut dianggap berasal dari aldosa ataupun
ketosa dengan polimerisasi kondensasi.
Monosakarida, juga disebut gula sederhana, adalah bentuk karbohidrat yang
paling sederhana dan satuan karbohidrat paling dasar karena menyusun
disakarida dan polisakarida. Monosakarida tidak dapat dihidrolisis lebih lanjut
menjadi senyawa gula yang lebih sederhana. Rumus umum adalah
C n H 2 n OnMonosakarida biasanya tidak berwarna, larut dalam air, dan
padatan kristal. Contoh monosakarida adalah glukosa, galaktosa, fruktosa,
sakarosa dan maltosa.

B. PROTEIN

a) Pengertian protein
Protein adalah zat makanan berupa asam-asam amino yang berfungsi sebagai
pembangun dan pengatur bagi tubuh. Protein mengandung unsur karbon, hidrogen,
oksigen dan nitrogen yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein
juga mengandung posfor, belerang serta beberapa protein memiliki unsur logam seperti
besi dan tembaga (Budianto, 2009). Protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos,
artinya yang utama atau yang di dahulukan. Protein ditemukan oleh ahli kimia Belanda,
Geraldus Mulder (1802–1880).
Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino (20 jenis asam amino) yang terikat satu
sama lain dalam ikatan peptida. Dari dua puluh macam asam amino, tubuh orang
dewasa membutuhkan delapan jenis asam amino esensial yaitu lisin, leusin, isoleusin,
valin, triptofan, fenilalanin, metionin, treonin, sedangkan untuk anak-anak yang sedang
tumbuh, ditambahkan dua jenis lagi yaitu histidin dan arginin. Adapun contoh asam
amino non esensial yaitu prolin, serin, tirosin, sistein, glisin, asam glutamat, alanin, asam
aspartat, aspargin, ornitin (Irianto dan Waluyo, 2004).
Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein adalah karbon 55%,
hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, sulfur 1% dan kurang dari 1% fosfor. Unsur
nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan
tetapi tidak terdapat pada karbohidrat dan lemak. Molekul protein lebih kompleks
daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit
asam amino yang membentuknya (Almatsier, 1989).
Protein bagi tubuh berfungsi untuk perbaikan semua jaringan di dalam tubuh termasuk
darah, enzim, hormon, kulit, rambut, dan kuku. Protein pembentukan hormon untuk
pertumbuhan dan mengganti jaringan yang aus, perkembangan seks dan metabolisme.
Protein juga berguna untuk melindungi supaya keseimbangan asam dan basa di dalam
darah dan jaringan terpelihara, selain itu juga mengatur keseimbangan air di dalam
tubuh.
b) Jenis-jenis protein
Jenis-jenis Protein
Berdasarkan sumbernya protein dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Budianto, 2009):

1) Protein hewani. Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan, dimana
hewan yang memakan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani.
Contoh daging sapi, daging ayam, susu, udang, telur, belut, ikan gabus dan lain-lain.

2) Protein nabati. Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Contoh jagung, kacang kedelai, kacang hijau, dan jenis kacang-kacangan lainnya
yang mengandung protein tinggi.

Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1) Protein fibriler (skleroprotein), yaitu protein yang berbentuk serabut. Protein ini tidak
larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam basa ataupun alkohol.
Contohnya kolagen yang terdapat pada tulang rawan, miosin pada otot, keratin pada
rambut, dan fibrin pada gumpalan darah.

2) Protein globuler atau steroprotein, yaitu protein yang berbentuk bola. Protein ini larut
dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah di bawah pengaruh
suhu, konsentrasi garam, pelarut asam dan basa dibandingkan protein fibriler.
Protein ini mudah terdenaturasi, yaitu susunan molekulnya berubah diikuti dengan
perubahan sifat fisik dan fisiologiknya seperti yang dialami oleh enzim dan hormon.

Perbedaan protein globular dan Protein fibriler

1) Perbedaan struktur

Protein Globular berbentuk bulat dan memiliki sifat membentuk koloid dengan air. Itu
akan larut dalam air. Protein globular juga disebut sebagai spheroprotein karena
bentuknya. Protein berserat juga disebut sebagai scleroprotein. Protein berserat
adalah struktur seperti untaian memanjang dan biasanya hadir dalam bentuk batang
atau kabel. Hemoglobin adalah contoh protein globular sedangkan keratin, kolagen
dan elastin semuanya adalah protein berserat. Keratin ditemukan di rambut, tanduk,
kuku, bulu dll.
Ciri pembeda yang penting adalah bahwa protein berserat tidak larut dalam air,
asam lemah dan basa lemah tetapi larut dalam asam dan basa kuat sedangkan
protein globular larut dalam air, asam dan basa. Rantai peptida diikat bersama oleh
ikatan hidrogen antarmolekul kuat dalam protein berserat sedangkan pada protein
globular mereka terikat bersama oleh ikatan hidrogen antarmolekul lemah.
Scleroprotein tidak denaturasi semudah protein globular.
Protein berserat memiliki struktur primer dan sekunder. Mereka terdiri dari satu unit
atau struktur yang diulang beberapa kali. Protein berserat sangat tahan terhadap
pencernaan oleh enzim dan sangat kuat. Protein globular terdiri dari tidak hanya
struktur primer, sekunder tetapi juga tersier dan kadang-kadang kuaterner. Protein
globular terdiri dari rantai lurus struktur sekunder yang tiba-tiba bergabung dengan
rantai polipeptida dan mengubah arah sedangkan protein berserat terdiri dari
kelanjutan berulang dari satu unit kecil tetapi berkali-kali.

2) Perbedaan fungsi

Protein globular memiliki banyak fungsi karena digunakan untuk membentuk enzim,
pembawa pesan seluler, asam amino tetapi protein berserat hanya bertindak
sebagai protein struktural. Protein globular adalah struktur bercabang atau melingkar
dan sangat bertanggung jawab untuk transportasi nutrisi penting seperti oksigen
melalui hemoglobin. Protein globular adalah sumber utama hemoglobin,
imunoglobin, insulin, dan kasein protein susu. Mereka juga terlibat dalam
pembentukan asam amino yang merupakan blok pembangun dasar dari semua
protein. Mereka dibutuhkan untuk pembentukan kurir kimiawi seperti hormon dalam
tubuh. Mereka sangat penting untuk pembentukan pengangkut partikel lain melalui
membran. Myoglobin adalah contoh lain dari protein globular yang merupakan
protein utama yang ditemukan pada otot.
Protein berserat diperlukan untuk pembentukan struktur keras seperti jaringan ikat,
tendon dan serat otot. Kolagen adalah komponen utama dari semua jaringan ikat
kita. Fibroin adalah protein berserat yang digunakan untuk memproduksi sutera oleh
ulat sutera dan jaring laba-laba. Protein berserat bertanggung jawab untuk produksi
gerakan otot dan tendon pada sendi.

Ringkasan:
Protein berserat dan protein globular berbeda dalam ukuran, bentuk, kelarutan,
penampilan serta fungsinya. Protein berserat terdiri dari pengulangan satu unit untuk
membentuk rantai yang bertindak sebagai jaringan ikat dan memberikan kekuatan
dan mobilitas sendi. Protein globular berbentuk bola dan terdiri dari rantai panjang
dengan banyak cabang dan cabang yang membuatnya hebat sebagai protein
pengangkut. Contoh protein berserat adalah kolagen, elastin, keratin, sutra, dll.
Contoh protein globular adalah mioglobin, hemoglobin, kasein, insulin, dll.

C. ASAM AMINO
1) Anatomi Asam Amino

Asam amino memiliki dua gugus fungsi yaitu – NH 2 dan – COOH seperti pada
Gambar 2.2. Pada keadaan zwitter ion, biasanya gugus tersebut dalam keadaan –
NH4+ dan – COO-. Kecuali prolin, 20 jenis asam amino pembentuk protein memiliki
gugus karboksil bebas dan gugus amino bebas tidak tersubstitusi yang terikat pada
atom karbon α sehingga dinamakan dengan α-asam amino. Berdasarkan strukturnya,
20 jenis asam amino pembentuk protein, 19 diantaranya merupakan amina primer
dan 1 amina sekunder

(prolin). Selain itu, 19 asam amino memiliki C kiral dan 1 akiral (glisin).

Gambar 2.2 Anatomi Asam Amino

Berdasarkan jumlah asam amino penyusunnya, rantai asam amino dibagi menjadi:
1) Peptida. Terdiri dari asam amino yang jumlahnya kurang dari 50.
a) Dipeptida. Terdiri dari 2 asam amino.
b) Tripeptida. Terdiri dari 3 asam amino.
c) Polipeptida. Terdiri lebih dari 10 asam amino.
2) Protein. Terdiri dari asam amino yang jumlahnya lebih dari 50. Biasanya protein
terdiri dari 100 – 10000 asam amino.

Untuk membentuk peptida dan protein, asam amino akan membentuk ikatan
peptida dengan molekul asam amino lainnya. Peptida terbentuk karena adanya ikatan
antara amida pada gugus amino dengan gugus hidroksil pada molekul lainnya melalui
proses kondensasi. Di lain pihak, pemecahan ikatan peptida dinamakan dengan
hidrolisis. Pembentukan ikatan peptida dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Pembentukan Ikatan Peptida

2) Rantai Samping Asam Amino


Berdasarkan rantai samping penyusunnya, asam amino diklasifikasikan
menjadi 4 kelas yaitu:
a) Gugus R nonpolar atau hidrofobik
b) Gugus R netral (tidak bermuatan) polar
c) Gugus R bermuatan positif
d) Gugus R bermuatan negatif
 Berdasrkan polaritasnya :
a) Asam amino non polar
Contoh : Glisin, Valin, Alanin, Leusin, Isoleusin,
Triptophan, Prolin, Phenilalanin, Metionin
Asam amino ini bersifat hidrofobik
Asam amino Polar
b) Asam amino polar tak bermuatan
Contoh : Asparagin, Sistein, Threonin, Glutamin,
Serin, Tirosin
• Asam amino ini pada pH netral mempunyai
muatan nol
• Sistein mempunyai gugus SH , yang merupakan
komponen penting sebagai sisi aktif enzim
• Serin, threonin dan tirosin mempunyai gugus
hidroksil ( OH) yang bisa membentuk ikatan
hidroge

Anda mungkin juga menyukai