Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING


(KARAKTER AUD, PERKEMBANGAN AUD, MASALAH-MASALAH AUD)

Disusun oleh
Nurul Al Fadhillah (209200002)
Sri Hafidzoh (209200007)

Dosen pengampuh :
ANISAH,S.Pd.,M.Pd

PROGAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadiran Allah Subhanahu Wata'ala yang telah memberikan
kita kesehatan dan kesempatan dalam rangka menyelesaiakan kewajiban kami sebagai
mahasiswa,yakni dalam bentuk tugas yang diberikan oleh Ibu Dosen dalam rangka
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kami.

Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju kealam yang terang benderan.

Ucapan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pengampuh pada mata kuliah “Metode
pengembangan bahasa anak usia dini ” yang telah memberikan bimbingan serta arahan
sehingga makalah yang berjudul “Memahami hakikat bahasa” ini selesai tepat waktu.

Adapun dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan,oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam
rangka perbaikan makalah ini semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,Aamiin Ya
Robal Alamin.

[Jambi Oktober 2021]

PEMBAHASAN
Karakter anak usia Dini

Karakter adalah watak, sifat atau hal-hal yang sangat mendasar pada diri seseorang,
yang membedakan dengan lainnya. Anak-anak usia dini memiliki karakter yang
beragam.

1.. Bersifat unik


Setiap anak berbeda, Bunda. Masing-masing dari mereka memiliki ciri, minat,
kesukaan, latar belakang, dan budaya yang berbeda, sehingga tak ada yang dapat
dikatakan 'mirip'.
Keunikan anak juga dapat dilihat dari kemampuan, cara belajar, dan hal-hal yang
mampu menarik perhatiannya. Meski dalam satu kelompok anak mempelajari sesuatu
dengan cara yang sama dan terprediksi, mereka tetap unik karena punya pola
perkembangan yang berbeda satu sama lainnya.

2. Bersifat spontan
Anak usia dini tak pandai berpura-pura, Bunda. Biasanya mereka cenderung bersikap
spontan dan apa adanya. Anak juga tak akan berpikir untuk mengungkapkan apa yang
dirasakan, dan yang dipikiran tanpa memperdulikan pendapat orang lain.

3. Ceroboh
Dengan sifat spontan yang dimilikinya, anak juga cenderung tak mempertimbangkan
tindakan yang akan diambil. Jika ingin sesuatu, dia akan melakukannya saat itu juga
meskipun hal tersebut akan melukainya.

4. Aktif dan energik


Bukan hal aneh jika melihat anak usia dini memiliki energi yang tak ada habisnya,
Bunda. Mereka akan terus bergerak ke sana ke mari dan hanya diam saat tertidur.

5. Egois
Anak usia dini akan memikirkan apapun berdasarkan cara pandang dan
pengetahuannya, Bunda. Dia juga menganggap apapun yang disukai dan diinginkan
menjadi miliknya.

6. Pemarah
Perkembangan emosional dan sosial anak usia dini belum stabil. Dia bisa marah
dengan mudah dan mengekspresikannya dengan bebas.

7. Penasaran
Rasa ingin tahu anak usia dini begitu besar, Bunda. Dia akan selalu bertanya dan
mencari tahu jawaban dari segala hal yang membuatnya penasaran. Anak usia dini
dengan rasa penasaran yang tinggi ini bagus, sehingga dia akan selalu menambah dan
mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan lebih baik.

Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita harus berhati-hati saat menjawab pertanyaan
anak. Jangan sampai jawaban yang kita berikan dipahami dengan salah paham dan
diaplikasi dalam kesehariannya.

8. Kemampuan mengingat terbatas


Secara intelektual, anak usia dini akan sadar akan dunia yang dijalani. Dia akan
mengingat objek yang menarik perhatiannya, menjadi akrab dan mengetahui bagian
tubuh, serta siapa saja yang menjadi anggotanya.

Meskipun rentang ingatan anak usia dini masih terbatas, Bunda bisa membantunya
dengan mengingatkannya berulang kali.

9. Berjiwa petualang
Dengan rasa penasaran yang tinggi, hal ini membuat anak usia dini memiliki minat
untuk mengeksplor benda dan lingkungan sekitarnya.

"Objek apa pun dalam jangkauan anak akan menjadi permainan untuk eksplorasi,"
kata ahli parenting serta terapis anak dan keluarga, Meri Wallace LCSW, dikutip dari
Psychology Today.

10. Memiliki imajinasi dan fantasi yang tinggi


Perlu untuk diketahui bahwa daya imajinasi dan fantasi anak usia dini sangat tinggi,
Bunda. Sehingga tidak perlu menganggap anak sebagai pembohong atau pembual, ya.
Agar anak tak salah persepsi dengan pikirannya, Bunda perlu membimbingnya dan
mengingatkan hal-hal yang sebenarnya.

11. Mahir berkata-kata


Anak usia dini akan punya kemampuan untuk lebih mahir dalam mengucapkan kata-
kata, Bunda. Mereka akan sangat pandai mengoceh dan meniru suara-suara seperti
anjing atau kucing. Saat kemampuannya semakin berkembang, anak akan mulai
membentuk lebih banyak kalimat setiap kali berbicara.

12. Mudah frustrasi dan tidak sabar


Di usianya yang masih dini, anak cenderung mudah putus asa, frustrasi, dan mudah
kehabisan kesabaran terhadap sesuatu yang dianggapnya sulit, Bunda. Saat sesuatu
membuat anak tak nyaman, anak akan segera meninggalkannya dan mencari hal baru
yang lebih menyenangkan.

13. Sulit diajak fokus


Rentang perhatian anak usia dini tidak terlalu panjang, biasanya hanya berkisar 10
menit saja. Oleh sebab itulah mengapa ia tidak bisa diam dan sulit diajak fokus pada
kegiatan yang membutuhkan ketenangan.

Jika sesuatu yang dilakukan terlalu monoton, maka anak akan selalu cepat
mengalihkan perhatian pada kegiatan lainnya, kecuali jika kegiatan tersebut sangat
menyenangkan.

Cara membangun karakter anak usia dini


Karakter memiliki pengaruh besar dalam kehidupan seseorang. Nah, untuk
membangun atau membentuk karakter perlu dilakukan sejak anak usia dini.

Ada dua faktor yang memengaruhi pembentukan karakter, yaitu bawaan dari dalam
diri dan pandangan anak terhadap dunia yang dimilikinya, seperti pengetahuan,
pengalaman, prinsip moral yang diterima, bimbingan, pengarahan, serta interaksi
antara orang tua dan anak.

Peran Bunda dan Ayah sangat penting dalam pembentukan karakter anak. Karena itu,
untuk membangun karakter yang baik, ada beberapa cara yang perlu Ayah dan Bunda
terapkan.

Mengutip dari Seri Bacaan Orang Tua: Membangun Karakter Anak Usia Dini di
laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), berikut cara
membangun karakter anak usia dini:
1. Menegakkan disiplin
Mendisiplinkan anak bisa Ayah dan Bunda lakukan sejak dini. Hal yang menjadi
perhatian untuk ini ialah dengan mengenalkan apa saja yang menjadi batasan, dan
tanggung jawabnya. Ini bisa diajarkan dengan memberikan contoh secara langsung,
sehingga dia tak merasa dilarang.

Ayah dan Bunda juga perlu memiliki dan menampilkan sikap tak berubah. Jika hari
ini anak diajarkan untuk tidak bersikap terhadap sesuatu, maka di waktu lainnya pun
tetap konsisten.

Dalam mendidik anak untuk disiplin, Ayah dan Bunda tidak perlu bersikap keras.
Karena jika hal ini terjadi, maka disiplin yang diajarkan hanya bersifat semu, dan
hanya diterapkan saat anak berada dalam pengawasan Ayah dan Bunda.

Meski begitu, Ayah dan Bunda tidak pula harus bersikap lunak karena pada akhirnya
akan membuat anak menganggap disiplin yang diajarkan sebagai hal remeh, dan
membuatnya bersikap acuh tak acuh.

2. Terlibat dalam pembangunan karakter anak


Setiap orang tua sepenuhnya ingin melihat bagaimana karakter anaknya tumbuh. Oleh
karenanya, ayah dan Bunda perlu untuk secara langsung membangun dengan
mempraktekkan secara langsung hal-hal yang ingin diajarkan padanya.

Misal, untuk menjaga kebersihan rumah, ajaklah anak untuk bersih-bersih bersama.
Atau, untuk mengajarkan sikap jujur, saat menemukan barang orang lain di jalan,
ajak anak untuk mengembalikan pada pemiliknya.

Dengan contoh yang diaplikasikan secara langsung tersebut, anak akan terus
menirunya dan menjadikan kebiasaan.

3. Menjadi contoh baik bagi anak


Anak cenderung meniru apa yang dilihat dari lingkungan, terutama orang tuanya.
Oleh sebab itu, Ayah dan Bunda perlu menjaga sikap dan perilaku agar anak tidak
meniru hal-hal di luar norma kehidupan sehari-hari.

4. Menumbuhkan nilai-nilai moral pada anak


Selain memberikan contoh yang baik secara langsung pada anak, Ayah dan Bunda juga
perlu menumbuhkan nilai-nilai moral dalam kesehariannya. Untuk itu, Ayah dan
Bunda bisa mengajak anak untuk mengobrol dan bertukar pikiran untuk mengetahui
sampai mana batas pemahamannya terhadap nilai-nilai yang diajarkan.

Perkembangan Anak Usia Dini


aspek perkembangan anak usia dini
Perkembangan anak usia dini akan lebih mudah Anda pantau ketika
digolongkan ke dalam empat kategori dasar, yaitu:
1.Perkembangan fisik dan motorik
2.Kemampuan berkomunikasi atau berbahasa
3.Kognitif (belajar, berpikir, dan memecahkan masalah)
4.Sosial dan emosional.

Hal-hal yang harus Anda pantau dalam perkembangan anak usia dini
Seorang anak sedang bermain dengan huruf-huruf mainan
Perkembangan anak usia dini perlu dipantau.Untuk mengoptimalkan pembelajaran
pada anak usia dini, Anda harus menyesuaikan dengan karakteristik usianya. Berikut
beberapa poin yang dapat Anda jadikan panduan dalam memantau perkembangan
anak usia dini.
-Usia 0-1 tahun
Fase ini merupakan masa tumbuh kembang yang paling cepat dibanding kelompok
umur lainnya. Di masa ini, anak yang masih bayi akan mempelajari berbagai
kemampuan dan keterampilan dasar.
Karakteristik anak usia bayi adalah memiliki keterampilan motorik, seperti berguling,
merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan. Selain itu, anak belajar menggunakan panca
inderanya, yaitu melihat, meraba, mendengar, mencium, dan mengecap dengan
memasukkan setiap benda ke mulut.
Dari segi komunikasi sosial, anak berusaha berkomunikasi dengan orang dewasa
menggunakan bahasa verbal yang belum sempurna maupun nonverbal. Pada usia 1
tahun, anak sudah dapat mengucapkan kata pertamanya dengan jelas dan dimengerti
orang dewasa, bukan hanya sekedar 'ba-ba-ba' saja, namun sudah bisa mengucapkan
kata 'ma-ma', 'pa-pa', atau 'ma-u'
- Usia 2-3 tahun
Perkembangan anak usia dini di fase ini ditandai dengan anak yang sangat aktif
mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Anak juga mulai belajar
mengembangkan kemampuan berbahasa, yaitu dengan berceloteh.
Pada usia 2 tahun, anak sudah menguasai 120-200 kata dan dapat menggabungkan 2-3
kata menjadi kalimat. Misalnya, sudah bisa mengucapkan kesukaannya, seperti ‘mau
makan nasi’ atau ‘tidak boleh tidur’
Pada usia 3 tahun, umumnya si Kecil sudah bisa menguasai lebih banyak kata lagi,
yaitu 900-1000 kata dan sudah bisa menanyakan pertanyaan singkat.
Secara sosio emosional, anak juga akan belajar memahami pembicaraan orang lain dan
mengungkapkan isi hati dan pikiran. Selain itu, anak juga akan belajar
mengembangkan emosi yang didasarkan pada faktor lingkungan karena emosi lebih
banyak ditemui di luar lingkup keluarga.
-Usia 4-6 tahun
Di usia ini, beberapa anak mungkin sudah mulai memasuki institusi bermain, seperti
playgroup atau taman kanak-kanak. Pada masa ini, anak sebisa mungkin harus
dilibatkan dalam banyak kegiatan agar membantu mengembangkan otot-otot anak.
Interaksinya dengan lingkungan juga akan semakin luas sehingga perkembangan
bahasanya semakin baik. Anak mampu memahami pembicaraan orang lain dan
mampu mengungkapkan pikirannya.
Dari sisi kognitif, perkembangan usia dini di fase ini sangat pesat. Salah satunya
ditunjukkan dengan rasa keingintahuan anak terhadap lingkungan sekitarnya dan
sering bertanya tentang semua hal yang dilihatnya.
Meski demikian, anak masih bersifat individu walaupun sering bermain bersama
teman-temannya. Ini adalah sifat alamiah anak dan akan berkembang seiring
pertambahan usianya.
-Usia 7-8 tahun
Di fase terakhir perkembangan usia dini ini, anak akan mengalami perkembangan
kognitif yang signifikan. Hal ini ditandai dengan kemampuannya berpikir secara
analisis dan sintesis, serta deduktif dan induktif (mampu berpikir bagian per bagian).
Dari segi perkembangan sosial, anak mulai ingin melepaskan diri dari orangtuanya.
Anak sering bermain di luar rumah untuk bergaul dengan teman sebayanya.
Anak juga mulai menyukai permainan yang melibatkan banyak orang dengan saling
berinteraksi. Sedangkan dari segi emosi, Anda akan melihat kepribadiannya mulai
berbentuk dan tampak sebagai bagian dari karakter anak yang dibawanya hingga
dewasa.

MASALAH MASALAH AUD


Mengompol
Ada banyak alasan mengapa anak masih sering mengompol. Mulai dari tubuh anak
yang masih dalam tahap perkembangan, produksi urin di malam hari yang tinggi,
hingga kurang optimalnya edukasi tentang toilet training.

Sulit Makan
Anak juga mulai sulit makan, seperti mengemut makanan, tidak suka sayuran, pilih-
pilih makanan, hingga suka berkeliaran saat makan.
Maka peka dan kreatiflah untuk membujuk anak saat makan, Moms. Tetap cukupi
kebutuhan makanan bergizi seimbang, tapi juga jangan mengabaikan cara kreatif yang
membuat anak nafsu makan.

Tantrum
Anak usia dini belum bisa berpikir logis dan tak jarang kesulitan dalam
menyampaikan keinginan, sehingga ia sering kali tantrum.

Kecemasan di Tempat Baru


Anak mulai aktif mengeksplor, bukan hanya tentang pengetahuan diri namun juga
lingkungan dan sosialnya.
Di masa awal, bisa jadi ia memiliki kecemasan di tempat baru. Tetap bimbing dan
dampingi anak untuk beradaptasi,

Memukuli dan Menggigit Teman


Konflik teman sebaya pada anak usia PAUD, umumnya tak jauh dari memukul hingga
menggigit teman. Entah karena berebut mainan, iri, atau merasa diabaikan.
Mengajari anak tentang diri, kejujuran, menghargai orang lain, empati, kesabaran,
dan tanggungjawab begitu penting
Kecemasan Berpisah dengan Orang Tua

KESIMPULAN
Bisa simpulkan bahwasanya Karakter Anak usia dini adalah watak, sifat
atau hal-hal yang sangat mendasar pada diri seseorang, yang membedakan
dengan lainnya. Anak-anak usia dini memiliki karakter yang beragam.
Perkembangan Aud terbagi menjadi 4
1.Perkembangan fisik dan motorik
2.Kemampuan berkomunikasi atau berbahasa
3.Kognitif (belajar, berpikir, dan memecahkan masalah)
4.Sosial dan emosional.

Dan Masalah Aud seperti mengompol,sulit makan,tantrum,kecemasan


ditempat baru,memukul teman,kecemasan berpisah dengan orang tua.
Daftar pustaka

https://kumparan.com/kumparanmom/moms-kenali-macam-masalah-yang-dihadapi-
anak-usia-dini-27431110790556474
https://www.sehatq.com/artikel/mengoptimalkan-perkembangan-anak-usia-dini
http://pauddikmassumbar.kemdikbud.go.id/artikel/42/pendidikan-karakter-bagi-anak-
usia-dini
https://www.haibunda.com/parenting/20201014183433-61-167261/kenali-13-
karakteristik-anak-usia-dini-demi-mendukung-perkembangannya

Anda mungkin juga menyukai