Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AGAMA

“MENJELASKAN TENTANG KONSEP KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA”

DOSEN PEMBIMBING
Intiyaswati, S.ST.,M.Keb.

DISUSUN OLEH
1. Adinda Anggun Pratiwi (NIM 2021.01.001)
2. Charoline Natatilova (NIM 2021.01.003)
3. Dorothea Kris Adiningsih (NIM 2021.01.006)
4. Ema Nanda Manuhury (NIM 2021.01.008)
5. Intan Pratiwi (NIM 2021.01.016)
6. Melinda Taurusia (NIM 2021.01.019)
7. Muh. Azhari R (NIM 2021.01.022)
8. Eka Ambarwati (NIM 2021.01.029)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
kasih dan anugerahNya kami dapat menyelesaikan laporan ini sebatas pengetahuan
dan kemampuan yang kami miliki. Dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada
Ibu Intiyaswati, S.ST.,M.Keb. selaku dosen mata kuliah Agama yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian serta lainnya tentang konsep
kerukunan antar umat beragama. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu,
kami berharap adanya kritik, saran atau usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun

Semoga dengan tersusunnya makalah sederhana ini dapat dipahami bagi


siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan, bahasa, dan kata-kata yang
kurang berkenan, kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
pencapaian makalah yang sempurna untuk masa depan.

Surabaya, 23 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan
1.3 Rumusan Masalah

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Konsep Kerukunan Antar Umat Beragama


2.1.1 Pengertian sikap saling menghormati dalam
keyakinan beragama
2.1.2 Pentingnya kerukunan antar umat beragama

BAB 3 PENUTUP

3.1. Simpulan
3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai
sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia
memiliki keragaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau
budaya seni, tapi juga termasuk agama.
Kerukunan antar umat beragama merupakan satu unsur penting yang harus
dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras, aliran
dan agama. Untuk itusikap toleransi yang baik diperlukandalam menyikapi
perbedaan-perbedaan tersebut agar kerukunan antar umat beragama dapat
tetap terjaga, sebab perdamaian nasional hanya bisa dicapai kalau masing-
masing golongan agama pandai menghormati identitas golongan lain.
Kerukunan dan toleransi antar umat beragama kiranya akan menjadi
agenda nasional bahkan internasional yang tak kunjung usai, ini bisa dipahami
karena masa depan suatu bangsa sedikit banyak tergantung pada sejauh mana
keharmonisan hubungan antarumat beragama. Kegagalan dalam
merealisasikan agenda ini akan mengantarkan suatu bangsa pada trauma
terpecah belahnya sebagai bangsa.5Karenanya, toleransi merupakan
kebutuhan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi sembari memberikan penjelasan
tentang ajaran-ajaran agama yang menekankan pada toleransi
beragama,sehinggga jiwa toleransi beragama dapat dibina di kalangan pemeluk
masing-masing agama.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari
beragam agama. Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama
itu mempunyai kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing- masing
dan berpotensi konflik. Indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat
yang multikultural. Multikultural masyarakat Indonesia tidak saja kerena
keanekaragaman suku, budaya, bahasa, ras tapi juga dalam hal agama. Agama
yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama Islam, Kristen Protestan,
Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut
terjadilah perbedaan agama yang dianut masing-masing masyarakat Indonesia.
Dengan perbedaan tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa
menimbulkan konflik antar umat beragama yang bertentangan dengan nilai
dasar agama itu sendiri yang mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling
menghormati, dan saling tolong menolong.
Kerukunan yang berpegang kepada prinsip masing-masing agama menjadi
setiap golongan antar umat beragama sebagai golongan terbuka, sehingga
memungkinkan dan memudahkan untuk saling berhubungan. Bila anggota dari
suatu golongan umat beragama telah berhubungan baik dengan anggota dari
golongan agama-agama lain, akan terbuka kemungkinan untuk
mengembangkan hubungan dalam berbagai bentuk kerjasama dalam
bermasyarakat dan bernegara. Di beberapa daerah tersebut terdapat pemeluk
agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Buddha. Di tengah
kemajemukan masyarakat dalam perbedaan keyakinan agama ternyata mampu
membangun sikap untuk saling menghormati antar pemeluk agama.
Agama yang sebagian orang dianggap sebagai memegang peranan
penting dalam kehidupan masyarakat, yakni sebagai faktor intergratif yang
dapat mempersatu umat beragama. Disisi lain juga agama dapat berubah
menjadi faktor disintergratif yang akan menimbulkan konflik sosial keagamaan,
baik karena interpretasi terhadap agama maupun sengaja dilakukan atas nama
agama. Konflik yang muncul tersebut disebabkan oleh gesekan keyakinan,
bahkan sampai pada level perbedaan agama. Padahal, dalam undang-undang
1945 bahwa negara memberikan kebebasan bagi para pemeluk agama-agama
di Indonesia, yang tercantum dalam Bab XI (agama) pasal 29 dalam ayat 2 yang
2 menerangkan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing sesuai dengan kepercayaan yang
dianutnya. Dalam Undang-undang PNPS No. 1 Tahun 1965 Jo Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1969 (Pasal Satu, bagian penjelasan) tersebut dijelaskan
bahwa negara menjamin seseorang untuk bebas memilih agama resmi yang
telah ditetapkan oleh negara yaitu Hindu, Islam, Kristen Protestan, Katolik,
Buddha, dan Kong Hu Chu. Kementrian Agama selaku pengawas harus lebih
tanggap terhadap masalah kerukunan beragama dimana Pemerintah Daerah
harus bisa mengawasi dan membina terkait masalah pelaksanaan dan
pemeliharaan kerukunan beragama. Hal ini tercantum dalam undang-undang
peraturan bersama mentri agama dan mentri dalam negeri yang terdapat dalam
No. 8 Bab VII (Pengawasan dan Pelaporan) pada butir 1&2.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui konsep kerukunan antar umat beragama dan cara mempererat
hubungan antar umat beragama.
2. Tujuan Khusus
a Mengetahui konsep kerukunan antar umat agama.
b Mengetahui cara mempererat hubungan antar umat beragama.
c Mengetahui hubungan sosial antar umat beragama.
d Mengetahui konflik yang terjadi pada antar umat beragama.
e Mengetahui penghambatan yang terjadi pada kerukunan umat beragama.
f Mengetahui etika kerukunan antar umat beragama.
g Mengetahui cara menghoemati dan menghargai antar umat beragama.

1.3 Rumusan Masalah


Berangkat dari latar belakang masalah di atas, maka akan kami susun
rumusan masalah. Adapun rumusan masalah tersebut untuk membatasi
penelitian dan membuat kajian yang diteliti menjadi lebih fokus. Rumusan
disusun sebagai berikut :
1. Bagaimana pandangan mengenai Kerukunan antar Umat Beragama?
2. Bagaimana Pembinaan Kerukunan antar Umat Beragama?
3. Bagaimana cara memberpaiki kerukunan antar umat beragama?
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Kerukunan Antar Umat Beragama
2.1.1 Pengertian sikap saling menghormati dalam keyakinan beragama
Toleransi secara bahasa berasal dari bahasa latin “tolerare”, toleransi
berarti sabar dan menahan diri. Toleransi juga dapat berarti suatu
sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau
antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap
toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak
terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok
masyarakat. Toleransi dapat mempunyai warna etis-sosial, religius,
politis dan yuridis serta filosofis maupun teologis. Secara kasar
toleransi menunjuk pada sikap membiarkan perbedaan pendapat dan
perbedaan melaksanakan pendapat untuk beberapa lapisan hidup dalam
satu komunitas. Pada umumnya arah pemahaman toleransi mencakup
pendirian mengenai membiarkan berlakunya keyakinan atau norma atau
nilai sampai ke sistem nilai pada level religius, sosial, etika politis,
filosofis maupun tindakan-tindakan yang selaras dengan keyakinan
tersebut di tengah mayoritas yang memiliki keyakinan lain dalam suatu
masyarakat atau komunitas.
Istilah toleransi mencakup banyak bidang. Salah satunya adalah
toleransi beragama, yang merupakan sikap saling menghormati dan
menghargai antar penganut agama lain, seperti:
a) Tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama kita.
b) Tidak mencela/menghina agama lain dengan alasan apapun.
c) Tidak melarang ataupun mengganggu umat agama lain untuk
beribadah sesuai agama/kepercayaan masing-masing.
Berikut enam poin pandangan dan sikap untuk menjaga Umat
Beragama tentang Etika Kerukunan Antar Umat Beragama:

1. Setiap pemeluk agama memandang pemeluk agama lain sebagai


sesama makhluk ciptaan Tuhan dan saudara sebangsa.
2. Setiap pemeluk agama memperlakukan pemeluk agama lain dengan
niat dan sikap baik, empati, penuh kasih sayang, dan sikap saling
menghormati.
3. Setiap pemeluk agama bersama pemeluk agama lain mengembangkan
dialog dan kerjasama kemanusiaan untuk kemajuan bangsa.
4. Setiap pemeluk agama tidak memandang agama orang lain dari sudut
pandangnya sendiri dan tidak mencampuri urusan internal agama lain.
5. Setiap pemeluk agama menerima dan menghormati persamaan dan
perbedaan masing-masing agama dan tidak mencampuri wilayah
doktrin/akidah/keyakinan dan praktik peribadatan agama lain.
6. Setiap pemeluk agama berkomitmen bahwa kerukunan antar umat
beragama tidak menghalangi penyiaran agama, dan penyiaran agama
tidak menggangu kerukunan antar umat beragama.
Bagaimana kita harus memupuk sikap toleran?
1. Bergaul dengan semua teman tanpa membedakan agamanya. Semua
teman itu harus diperlakukan sama, karena itu kita harus bekerjasama
satu sama lainnya meski punya latar belakang yang berbeda-beda.
2. Menghargai dan menghormati perayaan hari besar keagamaan umat
lain. Kita sebagai umat Islam harus menghormati perayaan hari besar
agama lain, tapi tidak boleh ikut serta dalam ibadah di tempat
ibadahnya.
3. Tidak menghina dan menjelek-jelekkan ajaran agama lain. Ketika
sudah memahami toleransi, tentu kita tidak akan menghina orang lain
karena berbeda dengan kita.
4. Memberikan kesempatan kepada teman yang berbeda agama untuk
berdoa sesuai agamanya masing-masing.
5. Memberikan rasa aman kepada umat lain yang sedang beribadah. Jika
kita tidak mau diganggu saat beribadah, kita juga harus menghormati
orang lain yang sedang beribadah.
6. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
7. Menjaga silaturahmi dengan tetangga yang berbeda agama.
8. Menolong tetangga beda agama yang sedang kesusahan.
2.1.2 Pentingnya kerukunan antar umat beragama
Walau mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, ada
beberapa agama lain yang juga dianut penduduk ini. Kristen, Khatilik,
Hindu, dan Budha adalah contoh agama yang juga banyak dipeluk oleh
warga Indonesia.Setiap agama tentu punya aturan masing-masing dalam
beribadah. Namun perbedaan ini bukanlah alasan untuk berpecah belah.
Sebagai satu saudara dalam tanah air yang sama, kita harus menjaga
kerukunan umat beragama di Indonesia agar negara ini tetap menjadi satu
kesatuan yang utuh. Macam-Macam Kerukunan Umat Beragama di
Indonesia.
Kerukunan antar pemeluk agama yang sama, yaitu suatu bentuk
kerukunan yang terjalin antar masyarakat penganut satu agama. Misalnya,
kerukunan sesama orang Islam atau kerukunan sesama penganut Kristen.
Kerukunan antar umat beragama lain, yaitu suatu bentuk kerukunan yang
terjalin antar masyarakat yang memeluk agama berbeda-beda. Misalnya,
kerukunan antar umat Islam dan Kristen, antara pemeluk agama Kristen
dan Budha, atau kerukunan yang dilakukan oleh semua agama.
Bagaimana Menjaga Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
Menjunjung tinggi rasa toleransi antar umat beragama, baik sesama
antar pemeluk agama yang sama maupun yang berbeda.
Rasa toleransi bisa berbentuk dalam macam-macam hal. Misal, perijinan
pembangunan tempat ibadah oleh pemerintah, tidak saling mengejek dan
mengganggu umat lain, atau memberi waktu pada umat lain untuk
beribadah bila memang sudah waktunya.
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menunjukkan sikap toleransi. Hal ini
sangat penting demi menjaga tali kerukunan umat beragama di Indonesia.
Selalu siap membantu sesama.
Jangan melakukan diskriminasi terhadap suatu agama, terutama saat
mereka membutuhkan bantuan.
Misalnya, di suatu daerah di Indonesia mengalami bencana alam.
Mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Kristen. Bagi Anda yang
memeluk agama lain, jangan lantas malas untuk membantu saudara
sebangsa yang sedang kesusahan hanya karena perbedaan agama.
Selalu jagalah rasa hormat pada orang lain tanpa memandang agama
apa yang mereka anut. Misalnya dengan selalu berbicara halus dan tidak
sinis. Hal ini tentu akan mempererat kerukunan umat beragama di
Indonesia.
Bila terjadi masalah yang menyangkut agama, tetap selesaikan
dengan kepala dingin tanpa harus saling menyalahkan. Para pemuka
agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah sangat diperlukan peranannya
dalam pencapaian solusi yang baik dan tidak merugikan pihak manapun,
atau mungkin malah menguntungkan semua pihak.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Simpulan
Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya
kehidupan masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong
menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu
bangsa Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan
kemajuan Negara.
Cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat
beragama adalah dengan mengadakan dialog antar umat beragama yang di
dalamnya membahas tentang hubungan antar sesama umat beragama. Selain
itu ada beberapa cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar
umat beragama antara lain:
1. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk
agama lain
2. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan
kesalahan tetapi salahkan orangnya.
3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan mengganggu umat
lain yang sedang beribadah.
4. Hindari diskriminasi terhadap agama lain.
3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk masyarakat di Indonesia supaya
menanamkan sejak dini pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama
agar terciptanya hidup rukun antar sesama sehingga masyarakat merasa
aman, nyaman dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai