Yoga Rahman - j3j119282 - MAB AP1 - Keluarga Muslim

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Nama: Yoga Rahman

NIM:J3J119282
Kelas: MAB AP1
KELUARGA (RUMAH TANGGA) MUSLIM
1. Bagaimana hukum menikahi seorang janda?
Jawab:
“Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana
orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang
hari dan menegakkan shalat di malam hari.”(HR. Bukhari no. 5353 dan Muslim no.
2982)

Termasuk dalam menolong para janda adalah dengan menikahi mereka.


Namun janda manakah yang dimaksud?

Disebutkan dalam Al Minhaj Syarh Shahih Muslim (18: 93-94), ada ulama
yang mengatakan bahwa “armalah” yang disebut dalam hadits adalah wanita yang
tidak memiliki suami, baik ia sudah menikah ataukah belum. Ada ulama pula yang
menyatakan bahwa armalah adalah wanita yang diceraikan oleh suaminya.

Ada pendapat lain dari Ibnu Qutaibah bahwa disebut armalah karena
kemiskinan, yaitu tidak ada lagi bekal nafkah yang ia miliki karena ketiadaan suami.
Armalah bisa disebut untuk seseorang yang bekalnya tidak ada lagi. Demikian nukilan
dari Imam Nawawi. Dari pendapat terakhir tersebut, janda yang punya keutamaan
untuk disantuni adalah janda yang ditinggal mati suami atau janda yang diceraikan
dan sulit untuk menanggung nafkah untuk keluarga. Adapun janda kaya, tidak
termasuk di dalamnya.

Walau memang menikahi perawan ada keutamaannya. Namun menikahi janda


tidak boleh dipandang sebelah mata. Bahkan ada pria yang membutuhkan janda
dibanding gadis perawan. Semisal seorang pria ingin mencari wanita yang lebih
dewasa darinya sehingga bisa mengurus adik-adiknya.

2. Apa hukum menikah itu wajib?


Jawab:
a. Pendapat pertama
Madzhab zhahiri berpendapat bahwa hukum menikah adalah wajib, dan orang
yang tidak menikah itu berdosa. Mereka berdalil dengan ayat di atas, yang
menggunakan kalimat perintah ‫وا‬999ُ‫( َوأَ ْن ِكح‬dan nikahkanlah..) dan perintah itu
menunjukkan hukum wajib. Mereka juga mengatakan bahwa menikah adalah
jalan untuk menjaga diri dari yang haram. Dan kaidah mengatakan:

“kewajiban yang tidak sempurna kecuali dengan sesuatu, maka sesuatu tersebut
hukumnya wajib”
b. Pendapat kedua
Madzhab Syafi’i berpendapat bahwa hukum menikah adalah mubah, dan
orang yang tidak menikah itu tidak berdosa. Imam Asy Syafi’i mengatakan bahwa
menikah itu adalah sarana menyalurkan syahwat dan meraih kelezatan syahwat
(yang halal), maka hukumnya mubah saja sebagaimana makan dan minum.

c. Pendapat ketiga
Pendapat jumhur ulama, yaitu madzhab Maliki, Hanafi dan Hambali
berpendapat bahwa hukum menikah itu mustahab (sunnah) dan tidak sampai
wajib.

3. Ceritakan pengalaman anda tinggal dirumah dan lingkungan sekitar rumah terkait "
Pengaruh covid-19 terhadap pelaksaan Ibadah Shalat berjemaah di masjid, Shalat
Jum'at, Tarawih dan Menikah (bila ada)".
Jawab:
Di area rumah saya, akibat dampak dari pengaruh covid-19 hampir semua
masjid dan mushola tutup. Sekarang tidak ada lagi solat jumat di masjid dekat rumah
saya maupun di kota tempat saya tinggal. Tetapi, untuk pelaksanaan solat jamaah
sendiri masih dapat dilakukan dengan beberapa kondisi yang harus tetap dipatuhi.
Demikian dengan pelaksanaan solat tarawih, masih ada beberapa masjid yang
melaksanakan solat tarawih tetapi dengan jamaah yang sangat sedikit.

Anda mungkin juga menyukai