Anda di halaman 1dari 15

ISSN 2460-7878 (print) - 2477-5975 (Online)

jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/EIJA
Vol 6, No 2, 2020

Housing adaptation in response to high-noise


environment
a case study: Jalan Maleber Utara settlement
Adaptasi hunian di dalam kawasan dengan kebisingan
tinggi
studi kasus: permukiman Jalan Maleber Utara
Monica Dewi
Institut Teknologi Bandung, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Perancangan Kebijakan,
ITB Bandung, Indonesia, dwmonica03@gmail.com
Agus Suharjono Ekomadyo,
Kelompok Keahlian Perancangan Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan
Perancangan Kebijakan, ITB, Bandung, Indonesia, aekomadyo00@gmail.com

Abstrak
Permukiman di sepanjang jalan Maleber Utara merupakan permukiman dengan kondisi
yang unik yaitu permukiman berdekatan dengan sumber kebisingan yang paling
mengganggu; lalu lintas jalan, lalu lintas kereta api, dan lalu lintas udara. Rumah yang ideal
adalah rumah yang berada di lingkungan yang tenang. Paparan dari kebisingan secara terus
menerus terbukti dapat merusak kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan adaptasi dalam
hunian untuk mengurangi dampak dari kebisingan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk
mencari adaptasi yang dilakukan oleh warga permukiman jalan Maleber Utara dalam
menanggapi fenomena kebisingan tinggi. Penelitian dilakukan menggunakan metode
deskriptif-kualitatif dengan pendekatan rhythmanalysis. Data didapatkan melalui
wawancara dan observasi. Sampel dipilih dengan cara snowball sampling. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa kondisi kebisingan di permukiman jalan Maleber Utara
ditanggapi dengan cara yang berbeda-beda oleh setiap penghuni. Eurhythmia dari kawasan
dapat terjadi karena penciptaan ritme baru oleh setiap penghuni dalam mengatasi ritme
sumber kebisingan yang bersifat patologi. Walaupun demikian, arrhythmia dari
permukiman jalan Maleber Utara dapat terjadi apabila tidak ada tindakan lebih lanjut dalam
menanggapi kondisi kebisingan di jalan Maleber Utara yang semakin lama semakin
bertambah intensitasnya akibat kenaikan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran sekaligus masukan kepada
pemerintah dan pemegang kepentingan lainnya agar dapat memberikan solusi atas kondisi
kebisingan di permukiman jalan Maleber Utara..
Kata kunci: Kebisingan, Lalu Lintas Jalan, Lalu Lintas Kereta Api, Lalu Lintas Udara,
Permukiman, Rhythmanalysis

Abstract
Jalan Maleber Utara Settlement is a unique case of settlement with a unique condition: it
conjuncts with three known noise sources; road traffic, railway traffic, and air traffic. The ideal
house is a house in a tranquil environment. Exposure to constant noise proofed could cause
health and well-being problems. Hence, there must be some house adaptations to reduce the
noise. This research aims to describe forms of adaptation that Jalan Maleber settlers did in
response to high-noise environment situations. This research is a descriptive qualitative
research conducted with interview and observation using the rhythm analysis approach. Data
were collectedd by interview and observation, and Samples were chosen by the snowball
sampling method. The result showed that noisy conditions various responses made by Jalan
Maleber Utara settlers. The invention of a new rhythm could achieve Eurhythmia by every

Adaptasi Hunian di Dalam Kawasan Dengan Kebisingan Tinggi


©Dewi &Ekomadyo (2020) under the CC BY-SA license
10.29080/eija.v6i2.1010 105
ISSN 2460-7878 (print) - 2477-5975 (Online)
jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/EIJA
Vol 6, No 2, 2020

settler in handling noise source rhythm that tends to be a pathology. Even so, arrhythmia could
not be avoided, and it could happen if there were no advance action in response to this
condition. The intensity of the noise increases, in line with population and economic growth.
This research gave a description and solution for noise conditions in Jalan Maleber Utara
Settlement.
Keywords:: Air Traffic, Noise, Rhythmanalysis, Railway Traffic, Road Traffic, Settlement

Received: 2020-12-25 | Accepted: 2021-02-12 | DOI: 10.29080/eija.v6i2.1010| Page: 105-118


EMARA: Indonesian Journal of Architecture
http://jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/EIJA
This article is open access distributed under the terms of the Creative Commons Attribution
ShareAlike 4.0 International License, which permits unrestricted use, distribution, and
reproduction in any medium provided the original work is properly cited.

Pendahuluan
Kekesalan akibat kebisingan merupakan Miedema & Oudshoorn (2001) dan hasil
hal yang lumrah di perkotaan (Chung, penelitian tersebut menyatakan bahwa
Chau, Masullo, & Pascale, 2019). kebisingan dari pesawat terbang paling
Kebisingan di dalam kawasan mengganggu bila dibandingkan dengan
permukiman dapat berasal dari lalu lintas darat ataupun kereta api.
penggunaan kendaraan (Berglund, Desain bangunan merupakan
Lindvall, & Schwela, 2000). Kebisingan variabel penting yang sering tidak
dari lalu lintas jalan, lalu lintas kereta api, diperhatikan secara mendalam pada saat
dan lalu lintas pesawat terbang adalah meneliti kenyamanan audial ruang
sumber kebisingan yang paling (Torresin et al., 2019). Meskipun
berpengaruh pada kesehatan (Guarinoni, demikian, hubungan antara lingkungan
Ganzleben, Murphy, & Jurkiewicz, 2012). fisik dan kebisingan juga telah banyak
Banyak penelitian yang telah dibahas dalam beberapa penelitian.
membahas mengenai kebisingan dari Dzhambov & Dimitrova (2015) dalam
penggunaan ketiga transportasi tersebut. penelitiannya menyatakan bahwa
Penelitian mengenai paparan dari semakin dekat hunian seserang dengan
kebisingan lalu lintas jalan pernah area hijau maka akan semakin kurang
dilakukan oleh Ester dan rekan (2016). sensitivitas seseorang terhadap
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kebisingan. Han, Huang, Liang, Ma, & Gong
kebisingan dari lalu lintas jalan di dalam (2018) menemukan bahwa bangunan
permukiman secara terus menerus dapat yang banyak dan tersebar dalam suatu
meningkatkan kemunculan gejala depresi permukiman dapat membantu
dan mengurangi kualitas tidur terutama mengurangi kebisingan, begitu pula
pada masyarakat golongan ekonomi dengan tanaman yang ditanam di pinggir
rendah. Licitra, Fredianelli, Petri, & Vigotti jalan. Tenailleau dan rekan (2015) dalam
(2016) membahas kebisingan dari lalu penelitiannya menyatakan bahwa ukuran
lintas kereta api di dalam penelitiannya, dari hunian terbukti berpengaruh
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terhadap eksposur kebisingan ke dalam
masyarakat yang tinggal dekat dengan rumah. Oral, Yener, & Bayazit (2004)
kereta api utamanya terganggu oleh suara dalam penelitiannya menyatakan bahwa
peluit kereta api, gesekan bernada tinggi selubung bangunan memiliki fungsi untuk
dan gesekan bernada rendah. Kebisingan mengatur kondisi lingkugan fisik dalam
dari pesawat terbang pernah diteliti oleh bangunan salah satunya memberikan

Adaptasi Hunian di Dalam Kawasan Dengan Kebisingan Tinggi


©Dewi &Ekomadyo (2020) under the CC BY-SA license
10.29080/eija.v6i2.1010 106
ISSN 2460-7878 (print) - 2477-5975 (Online)
jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/EIJA
Vol 6, No 2, 2020

kenyamanan akustik. Pada teori efek memperjuangkan aspirasi (Ekomadyo,


Doppler (Gill, 1965) dinyatakan bahwa Santri, & Riyadi, 2020), tetapi juga
semakin dekat sumber suara maka perjuangan untuk beradaptasi (Ekomadyo
semakin kencang bunyi yang terdengar et al., 2020). Secara lebih jauh, kajian ini
akibat frekuensi yang lebih tinggi. Oleh akan memperkaya aspek sosial dalam
karena itu, posisi pendengar terhadap penciptaan objek-objek teknis sebagai
sumber suara menentukan tingkat delegasi kehendak manusia lewat
kebisingan yang didengar, sehingga produksi arsitektur (Ekomadyo et al.,
sempadan dan tata letak ruang di dalam 2020).
rumah yang mempengaruhi jarak antara Metode
penghuni dan sumber bising Metode yang digunakan dalam penelitian
mempengaruhi kebisingan yang diterima ini adalah deskriptif-kualitatif (Kumar,
penghuni. 2008) dengan menggunakan pendekatan
Permukiman di sepanjang jalan rhythmanalysis (Potts, 2015).
Maleber Utara merupakan permukiman Rhythmanalysis digunakan untuk
yang terpapar kebisingan tinggi. membaca ritme yang terjadi dalam
Permukiman ini memiliki keunikan kehidupan sehari-hari. Metode yang biasa
dimana permukiman berada di dekat jalan digunakan dalam penelitian dengan
yang menjadi jalur alternatif (jalan pendekatan rhythmanalysis adalah
Maleber Utara), rel kereta api (stasiun dokumentasi dan observasi. Seperti yang
Andir), dan bandara (bandara Husein dilakukan oleh University of Kent Urban
Sastranegara). Oleh karena itu, kebisingan Ethnography Summer School di Paris
yang diterima oleh kawasan permukiman 2018 yang mengajarkan pada
ini berasal dari penggunaan tiga moda mahasiswanya bahwa di dalam waktu
transportasi sekaligus. yang bersamaan berbagai kejadian terjadi
Tujuan dari penelitian ini adalah di satu tempat. Perbedaan hanya ada pada
untuk menggali lebih dalam mengenai di sisi mana peneliti berada. Selain itu,
adaptasi hunian seperti apa yang Simpson (2012) di dalam penelitiannya
dilakukan oleh masyarakat di melakukan rhythmanalysis pada street
permukiman jalan Maleber Utara dalam performance di Bath, United Kingdom.
menanggapi fenomena kebisingan tinggi Metode yang digunakan adalah time-lapse
tersebut. Hasil dari penelitian ini photography dimana sebuah kamera
diharapkan dapat memberikan gambaran diletakkan di tempat yang sama dan
mengenai kondisi permukiman di jalan mengambil gambar beberapa kali dalam
Maleber Utara Bandung. Penelitian ini juga waktu yang berbeda kemudian ritme
diharapkan dapat menjadi masukan bagi dibaca berdasarkan apa yang tergambar
masyarakat ataupun pemerintah sekitar dari beberapa gambar tersebut. Lefebvre
dalam memperbaiki kondisi kebisingan menyatakan bahwa foto dapat menjadi
lingkungan di sekitar jalan Maleber Utara. media yang tidak jujur sehingga tidak bisa
Penelitian ini diharapkan juga satu foto menjelaskan fenomena yang
mampu memberikan kontribusi bagi benar-benar terjadi di dalam kawasan
kajian sosio-spasial dalam arsitektur, yang terfoto. Oleh karena itu, dibutuhkan
dengan menunjukkan ruang-ruang dokumentasi sekuensial dan bukan hanya
arsitektural memang menjadi dalam satu waktu saja untuk menjelaskan
representasi dari mereka yang ritme sebuah kawasan.
memproduksinya, bukan saja untuk

Adaptasi Hunian di Dalam Kawasan Dengan Kebisingan Tinggi


©Dewi &Ekomadyo (2020) under the CC BY-SA license
10.29080/eija.v6i2.1010 106
ISSN 2460-7878 (print) - 2477-5975 (Online)
jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/EIJA
Vol 6, No 2, 2020

Pendekatan rhythmanalysis yang pertimbangan adalah 1) tinggal di


digunakan berfokus pada dua konsep sepanjang jalan Maleber Utara, 2) tinggal
ritme yaitu eurhythmia dan arrhythmia. lebih dari 10 tahun di dalam kawasan, dan
Ritme yang dimaksud oleh Lafebvre 3) bersedia untuk dikunjungi rumahnya.
(1992) dapat berukuran atom maupun Ketiga sampel yang telah didapatkan
semesta, tetapi yang menjadi fokus dalam memiliki tipologi yang berbeda sehingga
penelitian ini adalah ritme yang berkaitan dapat mewakili 124 hunian yang berjejer
dengan arsitektur sebuah bangunan dan di sepanjang jalan Maleber Utara.
aktivitas dari penggunanya. Eurhythmia Observasi langsung dilakukan
adalah kondisi dimana terjadinya sebanyak tiga kali dengan bimbingan dan
keharmonisan dan persatuan ritme, arahan dari dosen dikarenakan penelitian
sedangkan arrhythmia adalah gangguan ini dilakukan dalam situasi pandemi
pada ritme yang bersifat patologi dan Covid-19. Data tata letak ruang didapatkan
dapat berakhir pada hilangnya ritme. dengan cara wawancara dan menggambar
Selain itu, dalam pembahasan penelitian langsung di hadapan responden untuk
juga akan diperhatikan hubungan ritme mendapatkan denah bangunan tanpa
dan waktu yang dikategorikan ke dalam masuk ke dalam rumah, sehingga data
dua jenis yaitu linear dan cyclical. Linear yang didapat merupakan hasil interpretasi
berarti rutinitas dari suatu objek dan Hasil dan Pmbahasan
cyclical berarti kumpulan dari rutinitas Ritme Permukiman Maleber dulu dan
objek dalam sebuah setting. sekarang
Pengumpulan data dilakukan Jalan Maleber Utara berada di
dengan metode observasi dan wawancara. kelurahan Maleber, Kecamatan Andir,
Observasi dilakukan untuk mendapatkan Kota Bandung (Gambar 1). Terdapat lima
ritme di dalam aristektur permukiman Rukun Tetangga (RT) yang dilewati oleh
jalan Maleber Utara. Aspek yang jalan Maleber Utara: RT 02, RT 03, RT 04,
diperhatikan pada saat observasi yaitu; 1) RT 05, dan RT 06. Anang Rohimat, seorang
selubung bangunan 2) tata letak ruang, 3) tokoh masyarakat berusia sekitar 80
sempadan, dan 4) vegetasi. Wawancara tahun mantan Ketua Rukun Warga (RW)
dilakukan kepada tiga tokoh masyarakat 04, menuturkan rel kereta api di sepanjang
dan tiga penghuni permukiman di permukiman Maleber sudah ada sejak
sepanjang jalan Maleber Utara. jaman penjajahan. Begitu pula dengan
Wawancara kepada tiga tokoh masyarakat bandara Husein Sastranegara. Ritme
dilakukan untuk mendapatkan permukiman hadir setelah ritme kereta
pengetahuan mengenai ritme dari api dan pesawat terbang muncul di
pemukim dan permukiman di sepanjang kawasan tersebut. Kondisi terkini dari
jalan Maleber Utara, tetapi ketiga tokoh konteks permukiman jalan Maleber Utara
tersebut tidak termasuk ke dalam sampel dapat dilihat pada Gambar 2.
penelitian karena lokasi rumahnya yang
tidak berada di jalan Maleber Utara.
Metode pemilihan sampel yang digunakan
adalah snowball sampling (Kumar, 2008)
dimana sampel didapatkan dari jejaring
tokoh yang direkomendasikan oleh
responden yang ditemui pertama kali.
Adapun ktiteria sampel yang menjadi

Adaptasi Hunian di Dalam Kawasan Dengan Kebisingan Tinggi


©Dewi &Ekomadyo (2020) under the CC BY-SA license
10.29080/eija.v6i2.1010 107
ISSN 2460-7878 (print) - 2477-5975 (Online)
jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/EIJA
Vol 6, No 2, 2020

Tetapi, ketika penelitian ini


dilakukan warga kelurahan Maleber
sedang mengalami kesulitan air hingga
menerima bantuan air dari pemerintah,
sehingga menurut Pak Dani kenaikan
penduduk dari permukiman Maleber di
jaman sekarang bukan lagi disebabkan
oleh sumber air yang melimpah,
melainkan karena lokasinya yang strategis
dan harga sewa kontrakan yang relatif
Gambar 1. Peta Permukiman Jalan Maleber murah. Banyak pendatang dari Jawa
Utara (sumber: google earth, 2020)
Tengah dan Jawa Timur yang berdatangan
dan tinggal di permukiman Maleber,
bahkan populasinya melebihi jumlah
penduduk asli dari lingkungan tersebut.
Ajat Sudrajat merupakan tokoh
masyarakat lain yang keluarganya telah
hadir di kelurahan Maleber, bersamaan
dengan keluarga Anang Rohimat. Menurut
penuturan beliau, kondisi rel kereta api,
bandara, serta jalan Maleber Utara
sekarang sangat berbeda dari jaman dulu
Gambar 2. Kondisi Permukiman Jalan saat ia kecil. Rel kereta api pada jaman itu
Maleber Utara (sumber: Dokumentasi tidak memiliki peredam suara sehingga
pribadi, 2020) suara yang dihasilkan dari gesekan roda
Dani Munandar, Ketua RT 02 kereta api dengan rel sangat bising. Selain
mengatakan bahwa nama Maleber berasal itu, kereta api pada masa itu masih
dari kata meleber. Dulu, kelurahan menggunakan kereta api tenaga batu bara
Maleber terkenal dengan sumber daya dan menghasilkan suara yang lebih bising
airnya yang melimpah. Faktor tersebut dari kereta api jaman sekarang. Bandara
diduga menjadi awal mula terbangunnya Husein Sastranegara dulu masih berupa
permukiman di kelurahan Maleber. Sisa bandara yang hanya melayani pesawat
dari sumber daya air tersebut dapat dilihat tempur, berbeda dengan sekarang dimana
dari selokan satu meter di samping rel bandara Husein utamanya merupakan
kereta api (Gambar 3). bandara pesawat komersial. Pesawat
tempur memproduksi suara yang lebih
bising dibandingkan dengan pesawat
komersial. Frekuensi melintas dari
pesawat tempur juga dirasa lebih sering
dibandingkan dengan frekuensi melintas
pesawat komersial.
Jalan Maleber Utara dulu masih
berupa jalanan desa tanpa perkerasan
sehingga orang yang melintas pada jalan
Gambar 3. Selokan Bekas Peninggalan
Sumber Daya Air Utama Dulu (sumber: tersebut kemungkinan besar adalah warga
dokumentasi pribadi, 2020) sekitar saja. Tetapi, pada tahun 2000-an

Adaptasi Hunian di Dalam Kawasan Dengan Kebisingan Tinggi


©Dewi &Ekomadyo (2020) under the CC BY-SA license
10.29080/eija.v6i2.1010 108
ISSN 2460-7878 (print) - 2477-5975 (Online)
jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/EIJA
Vol 6, No 2, 2020

jalanan diberi perkerasan. Sejak saat itu bangunan 2) tata letak ruang, 3)
jalan Maleber Utara mulai diminati sempadan, dan 4) vegetasi. Terdapat tiga
pengguna kendaraan bermotor. Menurut rumah yang dijadikan sebagai sampel dari
penuturan Muktar, tokoh sekaligus penelitian. Ilustrasi dari letak ketiga
masyarakat yang tinggal di pinggir Jalan sampel rumah dapat dilihat pada Gambar
Maleber, kenaikan pengguna jalan 4.
Maleber juga dipengaruhi oleh banyaknya
masyarakat yang bekerja di Bandung dan
tinggal di Cimahi sehingga Jalan Maleber
Utara sering menjadi jalan alternatif dari
Bandung ke Cimahi.
Dari penuturan keempat tokoh di
atas maka dapat diketahui bahwa ritme
dari permukiman Maleber muncul sejak
ditemukannya sumber daya air yang
melimpah di dalam kawasan tersebut. Gambar 4. Titik Sampel Penelitian
Ritme dari bandara, kereta api, serta jalan (sumber: google maps)
Maleber sudah hadir dari awal Ketiga rumah dipilih berdasarkan
permukiman terbangun dan telah pada tipologinya yang sudah dapat
membentuk eurhythmia sejak saat itu. mewakili 124 rumah di sepanjang jalan
Ritme linear dari kereta api, bandara, dan Maleber Utara. Rumah Pak Wasto adalah
jalan berubah seiring berjalannya waktu. rumah yang tidak menampung fungsi
Kemajuan teknologi dan pengembangan komersial sama sekali, rumah Pak Muktar
yang dilakukan oleh pemerintah daerah adalah rumah yang menampung fungsi
menjadi faktor penyebab pengubahan komersial berupa bengkel dengan
ketiga ritme linear moda transportasi pembagian ruang komersial yang terpisah
tersebut. Akan tetapi, ritme linear dari dari ruang hunian, sedangkan rumah Pak
ketiga moda trasnsportasi masih dapat Wawan adalah rumah yang menampung
menyatu dan berharmonisasi bersama fungsi komersial yang bercampur dengan
dengan ritme permukiman Maleber ruang hunian.
sehingga eurhythmia dari kawasan tetap Rumah Pak Wasto sudah berdiri
terjaga. Hal ini terbukti dengan sejak tahun 1981 dengan status
permukiman yang hingga sekarang masih kepemilikan bangunan adalah hak milik.
hadir di sekitar jalur tiga moda Pak Wasto dulu adalah seorang pedagang
transportasi tersebut. Oleh karena itu, warung kecil yang dulu berdiri di area
diperlukan analisis terhadap kondisi depan rumahnya tetapi sekarang Pak
hunian dari permukiman Maleber untuk Wasto sudah tidak bekerja. Rumah milik
mengetahui apa yang menyebabkan Pak Wasto dihuni oleh sekitar delapan
terjaganya eurhythmia dari kawasan. orang. Rumah Pak Muktar sudah berdiri
Analisis Adaptasi Hunian Terhadap sejak 1982 denggan status kepemilikan
Kondisi Kebisingan adalah hak milik, sebelumnya rumah
Berdasarkan hasil observasi dan tersebut adalah milik orangtua Pak
studi literatur, terdapat empat aspek yang Muktar. Pekerjaan dari Pak Muktar adalah
perlu diperhatikan sebagai bentuk dari ustad sekaligus montir dari bengkel
adaptasi hunian terhadap kebisingan. pribadi miliknya yang terletak di area
Keempat aspek tersebut yaitu; 1) selubung depan rumah. Rumah dari Pak Muktar

Adaptasi Hunian di Dalam Kawasan Dengan Kebisingan Tinggi


©Dewi &Ekomadyo (2020) under the CC BY-SA license
10.29080/eija.v6i2.1010 109
ISSN 2460-7878 (print) - 2477-5975 (Online)
jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/EIJA
Vol 6, No 2, 2020

dihuni oleh sekitar enam orang, sedangkan memasang selubung yang “hijau” pada
rumah Pak Wawan adalah rumah yang bangunan dapat mengurangi bising. Pada
berdiri sejak tahun 1996 dengan status rumah Pak Muktar dan Pak Wawan tidak
kepemilikan rumah adalah hak milik. ditemui sikap terhadap bukaan seperti
Rumah Pak Wawan dahulu adalah rumah yang dilakukan oleh Pak Wasto, tetapi
milik kakaknya yang kemudian dibeli oleh kedua rumah ini menggunakan area depan
Pak Wawan. Pak Wawan berprofesi rumahnya sebagai lahan bisnis sehingga
sebagai penjahit dan rumahnya dihuni sikap tidak menyembunyikan jendela
oleh tiga orang. depan ini dapat dikaitkan dengan
Torresin et al (2019) dalam implikasi keberadaaan lahan bisnis yang
penelitiannya menyatakan bahwa membutuhkan eksposur ke arah jalan
selubung bangunan merupakan Maleber Utara. Petunjuk bahwa kedua
penyambung antara luar dan dalam rumah menyediakan jasa bengkel/
bangunan sehingga bentuk dan penjahit menjadi penting, sejalan dengan
materialnya dapat menyaring suara yang pernyataan Ebster (2011) bahwa signage
masuk dan membentuk akustik dalam dan petunjuk merupakan strategi desain
bangunan. Pada Appendix 1 dapat dilihat yang penting pada sebuah toko.
ilustrasi dari selubung bangunan ketiga Tata letak ruang merupakan
sampel rumah. bagian dari desain bangunan. Penghuni
Susunan fasad dari ketiga rumah dari permukiman jalan Maleber Utara
menunjukkan bahwa terdapat upaya memiliki status kepemilikan rumah yang
untuk mengurangi bukaan yang beragam, tetapi ketiga rumah yang
menghadap ke sumber kebisingan. De dijadikan sebagai sampel adalah rumah
Salis, Oldham, & Sharples (2002) dalam dengan status kepemilikan milik sendiri,
penelitiannya menyatakan bahwa sehingga pengguna memiliki kebebasan
memang ada dilema pada perancangan dalam mendesain maupun
ventilasi natural pada bangunan. Di satu mentransformasikan tata letak ruang dari
sisi ventilasi harus memiliki bukaan yang rumah. Ilustrasi dari tata letak ruang
lebar untuk dapat memasukkan banyak ketiga sampel dapat dilihat pada Appendix
udara, tetapi di sisi lain untuk mengurangi 2.
bising yang masuk maka ventilasi harus Rumah Pak Muktar memiliki
ditutup rapat. Kondisi ini diatasi secara dimensi 6x12 meter, rumah Pak Wasto
sederhana oleh ketiga rumah dengan cara 6x11 meter, dan rumah Pak Wawan 4x5
jendela yang jarang dibuka dan lebih meter. Dari tata letak ruang ketiga rumah
memilih memanfaatkan lubang ventilasi ini dapat ditemui kesamaan yaitu
yang kecil sebagai jalur keluar masuk ketiganya memiliki ruang luas tanpa sekat
udara dibandingkan membuka jendela di lantai 2. Pada rumah Pak Muktar dan
lebar-lebar. pak Wasto area ini dimanfaatkan sebagai
Pada rumah Pak Wasto dapat tempat mengaji, beribadah, serta kegiatan
dilihat bahwa jendela depan rumah besar lainnya, sedangkan Pak Wawan
tersembunyi sehingga memungkinkan menggunakan ruangan ini sebagai kamar
adanya reduksi kebisingan dari sekaligus ruang keluarga.
keberadaan pagar semen yang dihalangi Berdasarkan tata letak ruang
oleh vegetasi di depannya. Van dapat dilihat bahwa terdapat upaya untuk
Renterghem, Hornikx, Forssen, & mereduksi kebisingan pada ruang
Botteldooren (2013) menyatakan bahwa keluarga. Hal ini dapat terlihat dari

Adaptasi Hunian di Dalam Kawasan Dengan Kebisingan Tinggi


©Dewi &Ekomadyo (2020) under the CC BY-SA license
10.29080/eija.v6i2.1010 110
ISSN 2460-7878 (print) - 2477-5975 (Online)
jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/EIJA
Vol 6, No 2, 2020

peletakan ruang tengah/ruang keluarga kebisingan untuk mereduksi kebisingan


yang cenderung berada di area tengah dan ke dalam area rumah. Hal ini dapat terjadi
belakang bangunan bukan di area depan karena perkembangan penduduk di dalam
bangunan. Dari tata letak ruang ini juga kawasan yang memaksa bangunan untuk
dapat dilihat bahwa penghuni di jalan dibangun semakin mendekati area rel.
Maleber Utara tidak hanya melihat sumber Tabel 3. Sempadan dan Vegetasi pada
kebisingan ini sebagai kekurangan, tetapi Ketiga Sampel Rumah
juga sebagai peluang bisnis. Pak Muktar Studi Kasus
Sempadan Vegetasi
Hunian
mendirikan bengkel di teras rumahnya,
Rumah Pak
kamar di sebelah teras rumah pak Wasto Muktar
Tidak ada Tidak ada
pernah menjadi warung sebelum anaknya No. 42/182
RT:05/04
bekerja, dan pak Wawan menjadikan Rumah Pak
ruang menjahitnya transparan di area Wasto Iskam
Tidak ada Ada
(No. 120
depan rumah untuk menarik pelanggan. RT:04/06)
Sumber dari kebisingan bukan hanya Rumah Pak
menghasilkan suara yang mengganggu, Wawan
Kuswandi Tidak ada Tidak ada
tetapi juga dapat menjadi lahan bisnis bagi (No.141
penghuni permukiman jalan Maleber RT:03/06)
Utara akibat kebisingan tersebut terjadi Sumber: Analisis Pribadi, 2020
karena lokasinya yang berada di simpul Pada kasus rumah Pak Muktar, area
pergantian moda transportasi dan banyak sempadan yang tersisa ini dijadikan
dilalui orang. sebagai lahan usaha yaitu bengkel,
Gill (1965) mengemukakan sedangkan Pak Wasto membangun kamar
sebuah teori bernama doppler effect yang untuk anggota keluarganya yang
menyatakan bahwa semakin jauh sumber bertambah di area sempadan tersebut. Pak
bunyi maka bunyi akan semakin terdengar Wawan dapat dikatakan penghuni baru di
lemah, hal ini terjadi karena frekuensi dalam kawasan apabila dibandingkan
bunyi yang mengecil. Oleh karena itu, dengan Pak Muktar dan Pak Wasto,
sempadan dari bangunan dapat sehingga ketika Pak Wawan membeli
berkontribusi dalam reduksi kebisingan rumah tersebut, rumah itu sudah berdiri
yang masuk ke dalam bangunan. Ow & tepat di atas sempadan.
Ghosh (2017) dalam penelitiannya Baik di rumah Pak Muktar maupun
menyatakan bahwa penanaman vegetasi Pak Wawan tidak ditemui tumbuhan yang
baik dengan intensitas lebat ataupun dapat menjadi peredam kebisingan dari
jarang rata-rata dapat mereduksi lingkungan. Dari ketiga sampel, hanya
kebisingan sebanyak 50%, sehingga pada rumah Pak Wasto yang memanfaatkan
ketiga sampel rumah dilakukan vegetasi sebagai peredam kebisingan.
identifikasi dari sempadan dan vegetasi di Fenomena ini dapat dikaitkan dengan usia
area depan rumah. Hasil dari identifikasi dan kegiatan sehari-hari dari narasumber.
dapat dilihat pada Tabel 3. Pak Wasto berusia 78 tahun, lebih tua dari
Dari tiga rumah yang diteliti tidak Pak Muktar dan Pak Wawan. Berdasarkan
ada yang memiliki sempadan terhadap publikasi dari WHO (Berglund et al., 2000)
jalan. Tidak ada jarak antara jalan Maleber masyarakat lanjut usia merupakan
Utara dan area teras rumah. Ketiadaan masyarakat yang rentan terhadap
sempadan ini menyebabkan tidak adanya kebisingan sehingga Pak Wasto yang
jarak antara rumah dengan sumber tergolong masyarakat lanjut usia memiliki
tingkat ketergangguan yang tinggi
Adaptasi Hunian di Dalam Kawasan Dengan Kebisingan Tinggi
©Dewi &Ekomadyo (2020) under the CC BY-SA license
10.29080/eija.v6i2.1010 111
ISSN 2460-7878 (print) - 2477-5975 (Online)
jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/EIJA
Vol 6, No 2, 2020

terhadap kondisi kebisingan lingkungan Rythmanalysis dari Fenomena Hunian


sehingga dia berinisiatif menanam banyak di Sepanjang Jalan Maleber Utara
tumbuhan sebagai peredam suara. Hunian di sepanjang jalan Maleber Utara
Berdasarkan analisis ritme dari tidak menunjukkan adanya langgam
ketiga narasumber, dapat dinyatakan arsitektur khas yang dianut maupun
bahwa Pak Muktar dan Pak Wawan adalah bentuk adaptasi khusus yang diterapkan
orang yang sibuk. Pak Muktar bekerja oleh setiap bangunannya. Setiap rumah
sebagai montir setiap hari dan memimpin memiliki cerita dan caranya masing-
pengajian sebagai ustaz dua kali dalam masing dalam menanggapi kondisi
seminggu, sedangkan Pak Wawan adalah lingkungan rumahnya yang bising. Kolase
seorang penjahit yang dapat bekerja dari dokumentasi permukiman di
hingga lembur di hadapan mesin jahitnya. sepanjang jalan Maleber Utara dapat
Berdasarkan hasil penelitian Paunović, dilihat pada Gambar 5.
Jakovljević, & Belojević (2009) ditemukan Eurhythmia permukiman
bahwa orang yang cenderung menganggur terwujud karena adanya ritme baru yang
dan banyak berdiam diri di dalam rumah dimunculkan oleh masyarakat sekitar.
pada siang hari akan cenderung lebih Bapak Muktar dan Bapak Wawan
terganggu dengan kebisingan. Pak Wasto menciptakan ritme berupa membuka
adalah warga lanjut usia yang sehari- lahan usaha. Sumber kebisingan di
harinya mengamati apa yang terjadi di samping memiliki dampak negatif, tetapi
lingkungan sekitarnya sehingga tingkat juga memiliki dampak positif bagi mereka,
kepekaannya terhadap kebisingan seperti mendatangkan pelanggan bagi
lingkungan lebih tinggi, oleh karena itu bengkel Bapak Muktar dan jasa menjahit
kondisi ini terasa lebih mengganggu bagi Bapak Wawan. Ritme ini tidak hanya
Pak Wasto dan menyebabkan Pak Wasto diciptakan oleh Bapak Muktar dan Bapak
lebih berinisiatif menanam tanaman Wawan, tetapi juga dilakukan oleh
sebagai penyaring kebisingan. Tetapi beberapa masyarakat lainnya. Hal ini
fenomena yang terjadi pada Pak Muktar ditunjukkan dengan banyaknya warung,
dan Pak Wawan juga dapat dijelaskan oleh pedagang kaki lima, dan bengkel yang
temuan penelitian dari Kumalasari, berjajar di sepanjang jalan Maleber Utara
Kumalasari, Gunawan, & Septiani (2019) (Gambar 6). Bapak Wasto dan beberapa
mengenai coping stress di kawasan padat masyarakat menciptakan ritme lain yang
dan bising di Jakarta. Hasil dari penelitian juga diciptakan untuk dapat berkompromi
tersebut menyatakan bahwa 70% dengan ritme sumber kebisingan. Ritme
responden mereka mengalihkan stres ini ada dalam bentuk adaptasi selubung
tersebut dengan positive appraisal atau bangunan maupun penambahan vegetasi
usaha untuk menciptakan hal yang positif yang dilakukan oleh Bapak Wasto dan
dengan memusatkan pada pengembangan beberapa masyarakat lainnya (Gambar 7).
personal. Pak Muktar dan Pak Wawan
tidak melihat sumber kebisingan sebagai
sumber masalah tetapi melihat peluang di
dalamnya karena bising itu sebenarnya
berasal dari lingkungan yang ramai
dilewati orang dan dapat dijadikan lahan
berbisnis.

Adaptasi Hunian di Dalam Kawasan Dengan Kebisingan Tinggi


©Dewi &Ekomadyo (2020) under the CC BY-SA license
10.29080/eija.v6i2.1010 112
ISSN 2460-7878 (print) - 2477-5975 (Online)
jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/EIJA
Vol 6, No 2, 2020

jenis jalan kolektor dan lebih ramai


dilewati dari jalan Maleber Utara.
Bangunan pada kawasan tersebut berubah
fungsi dari rumah menjadi toko
sepenuhnya. Ilustrasi dari bangunan ini
dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 5. Kolase Wajah Rumah di


Sepanjang Jalan Maleber Utara (sumber:
dokumentasi pribadi, 2020)

Gambar 7. Kolase Rumah dengan Adaptasi


pada Fasad dan Area Depan Bangunan
(sumber: dokumentasi pribadi, 2020)

Gambar 6. Kolase Toko dan Usaha Lainnya


yang Dibuka di Sepanjang Jalan Maleber
Utara (sumber: dokumentasi pribadi,
2020)
Bapak Muktar, Bapak Wawan, dan
Bapak Wasto mencoba menciptakan ritme
baru yang dapat berkompromi dengan
ritme sumber kebisingan di dalam Gambar 8. Ujung Jalan Maleber Utara yang
kawasan. Upaya ini perlu dilakukan untuk Telah Menjadi Pusat Kaki Lima dan
menghindari terjadinya arrhythmia. Pertokoan (sumber: dokumentasi pribadi,
2020).
Beberapa ritme berhuni di dalam kawasan
telah menghilang akibat ketidakmampuan
penghuni dalam menciptakan ritme baru Kesimpulan
yang dapat mewujudkan eurhythmia Hasil dari penelitian menunjukkan
antara ritme berhuni dan ritme sumber bahwa kondisi rumah dari ketiga sampel
kebisingan. Dampak dari hilangnya ritme merupakan cerminan dari ritme masing-
berhuni ini dapat dilihat dari berubahnya masing penggunanya. Setiap penghuni
fungsi bangunan yang berlokasi dekat melakukan adaptasi yang berbeda-beda
dengan pintu perlintasan kereta api. dan akhirnya menciptakan ritme baru
Tingkat kebisingan dari lokasi tersebut yang dapat berharmonisasi dengan ritme
lebih tinggi karena lokasinya yang sumber kebisingan. Tetapi, terdapat
berdekatan dengan jalan Garuda dan pintu beberapa hal yang dapat digeneralisir
perlintasan kereta api. Jalan Garuda adalah sebagai bentuk adaptasi permukiman di

Adaptasi Hunian di Dalam Kawasan Dengan Kebisingan Tinggi


©Dewi &Ekomadyo (2020) under the CC BY-SA license
10.29080/eija.v6i2.1010 113
ISSN 2460-7878 (print) - 2477-5975 (Online)
jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/EIJA
Vol 6, No 2, 2020

jalan Maleber Utara. Ketiga sampel rumah Pernyataan penulis


melakukan adaptasi pada selubung Dengan ini penulis menyatakan bahwa
bangunan dengan cara mengurangi rasio penelitian ini terbebas dari konflik
bukaan terhadap dinding dan jendela yang kepentingan dengan pihak manapun
jarang dibuka. Pada tata letak ruang Ucapan terimakasih
terdapat temuan bahwa ruang
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
keluarga/ruang tengah pada ketiga
Bapak Anang Rohimat (Sesepuh Kampung
sampel rumah diletakkan pada area
Maleber), Bapak Ajat Sudrajat (Sesepuh
tengah atau belakang dari bangunan.
Kampung Maleber), Bapak Ridwan
Ketiga rumah tidak memiliki sempadan
Permana (Ketua RW 07), Bapak Dani
karena area sempadan menjadi area
Munandar (Ketua RT 02), Bapak Muktar,
rumah sehingga tidak ada jarak antara
Bapak Wasto Iskam, dan Bapak Wawan
rumah dan sumber kebisingan.
Kuswandi atas kesediaannya memberikan
Penambahan vegetasi pada area depan
informasi yang sangat berguna bagi
rumah hanya dilakukan oleh satu sampel
kelancaran penulisan artikel ini.
rumah yaitu rumah Pak Wasto.
Ritme dari kawasan jalan Maleber Referensi
Utara akan selalu ada walaupun di Berglund, B., Lindvall, T., & Schwela, D. H.
dalamnya terjadi arrhythmia. Ritme yang (2000). New Who Guidelines for
Community Noise. Noise & Vibration
hilang akan digantikan dengan ritme baru
Worldwide, 31(4), 24–29.
yang berkompromi dengan ritme yang https://doi.org/10.1260/09574560
sudah ada. Tetapi, ritme dari permukiman 01497535
jalan Maleber Utara mungkin dapat hilang. Chung, W. K., Chau, C. K., Masullo, M., &
Tidak menutup kemungkinan bahwa Pascale, A. (2019). Modelling
tingkat kebisingan dari lingkungan perceived oppressiveness and noise
permukiman jalan Maleber Utara akan annoyance responses to window
terus meningkat seiring dengan kenaikan views of densely packed residential
jumlah penduduk dan pergerakan high-rise environments. Building and
Environment, 157(February), 127–
ekonomi. Pada saat itu, ritme yang
138.
diciptakan di dalam hunian tidak dapat https://doi.org/10.1016/j.buildenv.
lagi berharmoni dengan ritme sumber 2019.04.042
kebisingan dan arrhythmia akan terjadi. De Salis, M. H. F., Oldham, D. J., & Sharples,
Seperti kasus yang banyak terjadi, S. (2002). Noise control strategies for
permukiman di sepanjang jalan Maleber naturally ventilated buildings.
Utara dapat berubah menjadi kawasan Building and Environment, 37(5),
komersial sepenuhnya, ritme yang dapat 471–484.
https://doi.org/10.1016/S0360-
lebih berkompromi dengan kondisi bising
1323(01)00047-6
dan ramai. Oleh karena itu, dibutuhkan
Dzhambov, A. M., & Dimitrova, D. D.
perhatian pemerintah dan kesadaran (2015). Green spaces and
pemegang kepentingan lainnya dalam environmental noise perception.
menghadapi kondisi kebisingan Urban Forestry and Urban Greening,
lingkungan di permukiman jalan Maleber 14(4), 1000–1008.
Utara. https://doi.org/10.1016/j.ufug.2015
.09.006
Ebster, C. (2011). Store design and visual
merchandising: Creating store space
that encourages buying. Business

Adaptasi Hunian di Dalam Kawasan Dengan Kebisingan Tinggi


©Dewi &Ekomadyo (2020) under the CC BY-SA license
10.29080/eija.v6i2.1010 114
ISSN 2460-7878 (print) - 2477-5975 (Online)
jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/EIJA
Vol 6, No 2, 2020

Expert Press. areas. Science of The Total


Ekomadyo, A. S., Santri, T., & Riyadi, A. Environment, 568, 1315–1325.
(2020). Reassembling Traditionality https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.
and Creativity. A Study of Creative 2015.11.071
Community Movement in Cihapit Miedema, H. M. E., & Oudshoorn, C. G. M.
Market Bandung International (2001). Annoyance from
Conference of Architectural Education transportation noise: Relationships
in Asia (Eduarchsia) Indonesian with exposure metrics DNL and
Islamic University, Yogyakarta. DENL and their confidence intervals.
Ester, O., Kelsey, M., Robynne, S., Barbara, Environmental Health Perspectives,
H., B., F. K., Nico, D., … Susanne, M. 109(4), 409–416.
(2016). Residential Road Traffic https://doi.org/10.1289/ehp.01109
Noise and High Depressive 409
Symptoms after Five Years of Follow- Oral, G. K., Yener, A. K., & Bayazit, N. T.
up: Results from the Heinz Nixdorf (2004). Building envelope design
Recall Study. Environmental Health with the objective to ensure thermal,
Perspectives, 124(5), 578–585. visual and acoustic comfort
https://doi.org/10.1289/ehp.14094 conditions. Building and
00 Environment, 39(3), 281–287.
Gill, T. P. (1965). The Doppler Effect. https://doi.org/10.1016/S0360-
1323(03)00141-0
Guarinoni, M., Ganzleben, C., Murphy, E., &
Jurkiewicz, K. (2012). Towards A Ow, L. F., & Ghosh, S. (2017). Urban cities
Comprehensive Noise Strategy. and road traffic noise: Reduction
Retrieved from through vegetation. Applied
http://www.bny.it/pdf/ipol_envi_et_ Acoustics, 120, 15–20.
2012_492459_en.pdf https://doi.org/10.1016/j.apacoust.
2017.01.007
Han, X., Huang, X., Liang, H., Ma, S., & Gong,
J. (2018). Analysis of the Paunović, K., Jakovljević, B., & Belojević, G.
relationships between (2009). Predictors of noise
environmental noise and urban annoyance in noisy and quiet urban
morphology. Environmental streets. Science of The Total
Pollution, 233, 755–763. Environment, 407(12), 3707–3711.
https://doi.org/10.1016/j.envpol.20 https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.
17.10.126 2009.02.033
Kumalasari, D., Gunawan, D., & Septiani, R. Potts, T. (2015). Rhythmanalysis: Space,
P. (2019). Gambaran Coping Stress Time and Everyday Life. The Journal
pada Pendatang Baru yang Tinggal di of Architecture, 20(3), 550–554.
Lingkungan Padat dan Bising di https://doi.org/10.1080/13602365.
Jakarta. Psikoislamedia Jurnal 2015.1052662
Psikologi, 3(2), 40–46. Simpson, P. (2012). Apprehending
Kumar, R. (2008). Research Methodology. everyday rhythms: Rhythmanalysis,
New Delhi. time-lapse photography, and the
space-times of street performance.
Lafebvre, H. (1992). Rhythmanalysis:
Cultural Geographies, 19(4), 423–
Space, Time and Everyday Life. In The
445.
Journal of Architecture (Vol. 20).
https://doi.org/10.1177/14744740
https://doi.org/10.1080/13602365.
12443201
2015.1052662
Tenailleau, Q. M., Bernard, N., Pujol, S.,
Licitra, G., Fredianelli, L., Petri, D., &
Houot, H., Joly, D., & Mauny, F. (2015).
Vigotti, M. A. (2016). Annoyance
Assessing residential exposure to
evaluation due to overall railway
urban noise using environmental
noise and vibration in Pisa urban
models: Does the size of the local
Adaptasi Hunian di Dalam Kawasan Dengan Kebisingan Tinggi
©Dewi &Ekomadyo (2020) under the CC BY-SA license
10.29080/eija.v6i2.1010 115
ISSN 2460-7878 (print) - 2477-5975 (Online)
jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/EIJA
Vol 6, No 2, 2020

living neighborhood matter? Journal greening to achieve quietness.


of Exposure Science and Building and Environment, 61, 34–44.
Environmental Epidemiology, 25(1), https://doi.org/10.1016/j.buildenv.
89–96. 2012.12.001
https://doi.org/10.1038/jes.2014.3
3
Kontribusi penulis
Torresin, S., Albatici, R., Aletta, F., Babich,
F., Oberman, T., & Kang, J. (2019). Monica Dewi berkontribusi dalam
Acoustic design criteria in naturally konseptualisasi, kurasi data, analisis data,
ventilated residential buildings: New investigasi, visualisasi, dan draft artikel
research perspectives by applying Agus Suharjono Ekomadyo
the indoor soundscape approach. berkontribusi dalam metodologi, supervisi
Applied Sciences (Switzerland), 9(24). penelitian, validasi, dan penelaahan
https://doi.org/10.3390/app92454 artikel.konseptualisasi, kurasi data,
01 analisis data, investigasi, visualisasi, dan
Van Renterghem, T., Hornikx, M., Forssen, draft artikel
J., & Botteldooren, D. (2013). The
potential of building envelope

Adaptasi Hunian di Dalam Kawasan Dengan Kebisingan Tinggi


©Dewi &Ekomadyo (2020) under the CC BY-SA license
10.29080/eija.v6i2.1010 116
ISSN 2460-7878 (print) - 2477-5975 (Online)
jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/EIJA
Vol 6, No 2, 2020

Appendix
Appendix 1. Selubung Bangunan dari Ketiga Sampel Rumah
Rumah Pak Muktar Rumah Pak Wasto Iskam
(No. 42/182 RT:05/04) (No. 120 RT:04/06)

Rumah Pak Wawan Kuswandi


(No. 141 RT:03/06)

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

Adaptasi Hunian di Dalam Kawasan Dengan Kebisingan Tinggi


©Dewi &Ekomadyo (2020) under the CC BY-SA license
10.29080/eija.v6i2.1010 117
ISSN 2460-7878 (print) - 2477-5975 (Online)
jurnalsaintek.uinsby.ac.id/index.php/EIJA
Vol 6, No 2, 2020

Appendix 2. Tata Letak Ruang dari Ketiga Sampel Rumah


Rumah Pak Muktar Rumah Pak Wasto Iskam
(No. 42/182 RT:05/04) (No. 120 RT:04/06)

Rumah Pak Wawan Kuswandi


(No. 141 RT:03/06)

Sumber: hasil Analisis, 2020

Adaptasi Hunian di Dalam Kawasan Dengan Kebisingan Tinggi


©Dewi &Ekomadyo (2020) under the CC BY-SA license
10.29080/eija.v6i2.1010 118

Anda mungkin juga menyukai